Analisis Karakteristik Siklon Tropis Analisis Vertikal Shear Angin Analisis

Sehingga siklus Carnot pada siklon tropis dapat menghasilkan energi mekanik, secara matematis yang dinyatakan sebagai berikut: ME = T Bavg – T T avg . s eyewall – s ∞ B Keterangan: ME = Energi Mekanik; T Bavg = Suhu rata-rata dibagian bawah troposfer; T Tavg = Suhu rata-rata dibagian atas troposfer; s eyewall B = Entropi pada dinding mata siklon bagian bawah; s ∞ B = Entropi bagian bawah pada kondisi ambient jarak yang jauh dari siklon; III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2012 hingga Juni 2012. Pengambilan dan pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran Atmosfer, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat yang digunakan

Bahan yang dibutuhkan adalah data NCAR NCEP Reanalysis I yang diperoleh dari NOAA dengan resolusi spasial 2.5 x 2.5 global grids berupa data daily pada tahun 2009 untuk data suhu permukaan laut dan data angin zonal u-wind bulanan dari tahun 1981- 2010 serta data dari situs http:weather.unisys.comhurricaneindex.php berupa data kejadian siklon tropis per-enam jam dari bulan Januari 2007 hingga Desember 2011. Alat yang diperlukan adalah personal komputer yang disertai dengan perangkat lunak GrADS 2.0.1.oga.1, ArcGis 9.3, flash dan microsoft word dan microsoft excel.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Analisis Karakteristik Siklon Tropis

1. Pengumpulan dan penyusunan data Data kejadian siklon tropis per-enam jam dari bulan Januari 2007 hingga Desember 2011 diunduh dari situs http:weather.unisys.comhurricaneindex. php, lalu disusun menggunakan microsoft excel 2. Pengelompokan data Data kejadian siklon tropis per-enam jam pada tahun 2007-2011 disusun berdasarkan nama siklon dan waktu kejadiannya serta lokasi tempat terjadinya siklon berdasarkan wilayah samudera, sehingga setiap siklon dapat diketahui posisi bujur dan lintang waktu terjadinya siklon tropis. 3. Analisis frekuensi kejadian siklon tropis Setelah data kejadian siklon disusun dan dikelompokan maka data tersebut dipisahkan menjadi siklon tropis yang terjadi di belahan bumi utara BBU dan di belahan bumi selatan BBS. Wilayah kajian BBU meliputi wilayah Atlantik, Pasifik Timur, Pasifik Barat dan Hindia Selatan. Wilayah kajian BBS meliputi wilayah Pasifik Selatan dan Hindia Selatan. Setiap kejadian siklon tropis diurutkan berdasarkan waktu kejadiannya untuk setiap bulan dari tahun 2007-2011, sehingga diketahui frekuensi bulan yang sering terjadi siklon tropis, selain itu diperoleh pula umur siklon tropis yang paling lama dan paling cepat hilangnya. Pada track pergerakan siklon tropis diambil data letak bujur dan lintang saat awal muncul siklon tropis dan data posisi lintang dan bujur saat siklon tropis masuk pada tahap akhir. Data posisi lintang dan bujur tersebut diolah berdasarkan nilai frekuensi sehingga diperoleh letak geografi yang paling sering terjadi tahap kemunculan siklon tropis dan tahap akhir siklon tropis.

3.3.2 Analisis Vertikal Shear Angin

Horizontal Menentukan shear angin vertikal dengan mengunduh data dari situs http:www.esrl.noaa.govpsdcgibindb_searc hDBSearch.pl?Dataset=CDC+Derived+NCE P+Reanalysis+Products+Other+Gaussian+Gri dDataset=CDC+Derived+NCEP+Reanalysis +Products+Pressure+Level kemudian diolah menggunakan GrADS 2.0.1.oga.1.

3.3.3 Analisis

Kecepatan Angin Tangensial dan Angin Radial 1. Kecepatan angin tangensial diperoleh dari rumus V tangensial = u 2 + v 2 12 2. Menentukan jarak sebenarnya pada lintang 17.5 LU dengan rumus = 111 cos ɵ ; keterangan ɵ = lintang Penurunan rumus jarak sebenarnya: 1 di ekuator = 111 km Keliling bumi= 360 = 2Π K = Keliling bumi; a = lintang 17.5 LU; r = Jari-jari bumi di 0 ; r a = Jari-jari bumi di 17.5 LU; r a = r cos ɵ K a = Keliling bumi di 17.5 LU; s = Jarak sebenarnya di 17.5 LU; r = K 2Π = 360 x 111 km 2Π Ka = 2Π r a Ka = 2Π r cosɵ Ka = 2Π 360 x 111 2Π cosɵ s = Ka360 = 360 x 111 cos ɵ360 s = 111 cos ɵ 3. Menentukan kecepatan angin radial dengan rumus MradMmax = Keterangan: R = jarak dari pusat mata; R = critical radius ketika ditemukannya kecepatan tangensial maksimum; Ws = negatif yaitu rata-rata penurunan kecepatan di mata siklon, asumsi Ws = -0.2 ms; z i = boundary-layer depth; Mmax = kecepatan angin tangensial maksimum; Mmax = 20 ms. kP aˉ¹².ΔPmax¹²

3.3.4 Analisis Typhoon Choi-wan dan