Gambar 1 Struktur siklon tropis. Sumber: Lynch dan
Cassano 2006
Badai dewasa memiliki diameter berkisar dari 100 hingga 1500 km. Angin berpilin ke
dalam ke arah pusat dan biasanya tekanan lebih rendah dari 970 mb dengan kecepatan
meningkat antara 50 sampai 100 ms dekat pusatnya. Pada daerah pusat kecepatan angin
hanya sekitar 5 ms atau bahkan kurang yang sering disebut dengan mata siklon. Di dalam
mata siklon tidak terdapat hujan. Mata siklon dikelilingi oleh dinding mata, yaitu lingkaran
berupa awan cumulonimbus yang menjulang dan
hujan lebat
berasal dari
awan cumulonimbus tersebut. Jalur awan cumulus
dan cumulonimbus disertai hujan, berpilin kedalam dari batas tepi badai ke arah dinding
mata. Angin terkuat terjadi tepat di luar mata Neiburger 1995.
2.2 Syarat-syarat Pembentukan Siklon
Tropis
Gray 1975 menjelaskan bahwa frekuensi siklon tropis dapat secara langsung terkait
dengan kombinasi dari enam parameter fisik yang selanjutnya disebut sebagai parameter
utama dalam pembentukan siklon tropis. Parameter tersebut yaitu:
1. Besarnya vortisitas pada troposfer bawah.
Vortisitas ditimbulkan oleh konvergensi yang berp
eran sebagai ‘pompa primer’ untuk menyediakan massa, momentum
dan uap air pada lapisan troposfer bawah untuk membentuk awan cumulus. Jadi
siklon tropis hanya terbentuk pada wilayah luas yang terjadi vortisitas di
troposfer bawah.
2. Peranan rotasi bumi gaya coriolis.
Gaya coriolis merupakan gaya semu yang terjadi
akibat rotasi
bumi. Secara
matematis C = 2Vω sin ɵ
C = gaya coriolis; V = kecepatan partikel udara relatif
terhadap bumi kecepatan angin; ω = laju rotasi bumi 2 Π rad 24 jam;
ɵ = lintang tempat; 2ω sinɵ disebut sebagai parameter coriolis
yang menunjukan bahwa ketika lintang tempat semakin tinggi maka nilainya
semakin besar. Sehingga di ekuator parameter coriolis bernilai nol. Jadi siklon
tropis tidak terbentuk pada lintang 4
o
- 5
o
dari ekuator. 3.
Peranan shear angin vertikal. Siklon tropis terbentuk jika memiliki shear
vertikal angin horizontal yang kecil. Siklon tidak terbentuk jika pada lapisan
950 mb dan 200 mb terjadi shear vertikal yang lebih besar dari 10 ms atau ketika
pada lapisan 200-500 mb terjadi kecepatan relatif untuk pergerakan kumpulan awan
yang lebih besar dari 5 ms.
4. Peranan energi termal samudera.
Siklon tropis memiliki pengaruh besar terhadap suhu permukaan laut, ketika suhu
permukaan laut berubah maka akan mengubah karakteristik siklon. Potensial
energi
termal yang
memiliki unit
kaloricm
2
sebagai penjumlahan energi termal dengan kriteria suhu permukaan
laut diatas 26
o
C pada kedalaman laut hingga 60 m.
5. Pengaruh permukaan hingga lapisan
troposfer bagian tengah ɵe.
Pembentukan siklon terkait dengan moist bouyancy potential atau besarnya lapisan
perbatas atmosfer hingga troposfer tengah ɵe. Bouyancy yang representatif yaitu
perbedaan ɵe antara permukaan dan
lapisan 500 mb. 6.
Peranan kelembaban pada troposfer tengah.
Parameter kelembaban bervariasi dari 0 hingga 1. Perkembangan siklon tidak
terjadi jika kelembaban pada lapisan 500- 700 mb kurang dari 40. Faktor ini
meningkat secara linear hingga 1 pada kelembaban antara lapisan 700-500 mb
mencapai 100 atau
parameter kelembaban = jika RH
adalah antara 40 dan 70. Jadi siklon tropis hanya terbentuk dalam wilayah
dengan kelembaban RH relatif tinggi pada troposfer tengah.
Gelombang dengan propagasi zonal di atmosfer tropis berperan penting dalam
pembentukan siklon tropis. Teori tentang gelombang atmosfer yang dapat memicu
pembentukan siklon tropis merupakan hal
yang sudah lama dipelajari Tory Frank 2010.
Hartman dan Maloney 2001 menjelaskan bahwa Madden-Julian oscillation MJO
merupakan anomali angin zonal pada lapisan 800 mb yang bergerak dari barat westerly
dan dari timur easterly di atas Samudera Pasifik tropis. Ketika MJO anomali angin 850
mb bergerak dari arah barat westerly, skala kecil, pertumbuhan eddies yang lambat
melalui barotropic eddy kinetic energy EKE yang dikonversi dari aliran dasar mean flow
bersamaan dengan konvergensi permukaan yang kuat dan suhu permukaan laut yang
tinggi dapat menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pembentukan siklon tropis.
Hall et al. 2001 menjelaskan bahwa hubungan antara aktivitas siklon tropis di
wilayah Australia dengan MJO Madden- Julian oscillation yang menggunakan data
OLR outgoing longwave radiation 20 tahun, data NCEP-NCAR reanalysis dan data jejak
siklon tropis menunjukkan bahwa secara signifikan siklon tropis terbentuk pada saat
MJO aktif.
Dickinson dan
Molinary 2002
menjelaskan bahwa pada bujur 150 BT
individual disturbances yang berasal dari ekuator dapat mengindikasikan terjadinya
transisi yang jelas dari gelombang Rossby- Gravity menjadi tahap depresi tropis.
2.3 Tahap Pertumbuhan Siklon Tropis