pada 21 November 2009 pukul 18 UTC. Lalu bergerak ke utara dan barat laut berubah
bentuk menjadi badai tropis tropical storm pada 23 November 2009 pukul 12 UTC. Lalu
Typhoon Nida berubah menjadi typhoon hingga 1 Desember 2009 pukul 00 UTC. Pada
25 November 2009 pukul 18 UTC mencapai tekanan pada pusat siklon hingga 905 hPa.
Pada 1 Desember 2009 pukul 18 UTC siklus hidup Typhoon Nida berubah menjadi badai
tropis parah severe tropical storm. Tanggal 2 Desember 2009 pukul 12 UTC berubah
menjadi badai tropis tropical storm. Tanggal 3 Desember 00 UTC, siklus hidup siklon
tropis menjadi depresi tropis tropical depression dan arahnya ke timur Gambar 26
dan Tabel 3.
4.10.2 Suhu Permukaan Laut ketika terjadi
Typhoon Choi-wan dan Typhoon Nida
Pada belahan bumi utara, arah pergerakan siklon tropis adalah searah dengan jarum jam,
dimana siklon tropis mulai muncul di lintang 5-10 derajat Lintang Utara terus bergerak ke
arah kiri dan mulai bergerak ke arah kanan setelah mencapai lintang 22.5 derajat Lintang
Utara dan terus bergerak ke kanan menuju Kutub Utara.
Pembentukan siklon terjadi pada suhu 26.5
C. Meningkatnya
suhu perairan
menyebabkan terbentuknya pusat tekanan rendah. Adanya pusat tekanan rendah dan
didukung oleh energi dari uap air yang sangat banyak
dari Samudera
menyebabkan terjadinya
daerah depresi
dan terus
berkembang menjadi siklon tropis.
Gambar 27 Suhu permukaan laut harian rata-rata di sekitar Typhoon Choi-wan antara 12
September 2009 hingga 21 September 2009 Gambar 28 Suhu permukaan laut harian rata-rata di
sekitar Typhoon Nida antara 21 November 2009 hingga 3 Desember 2009
Suhu harian rata-rata untuk Typhoon Choi-wan dan Typhoon Nida. Pada awal
siklon tropis terbentuk suhu permukaan laut cukup panas yaitu 27
C, tetapi ketika siklon tersebut bergerak ke suhu yang lebih rendah
maka siklon tropis mengalami pelemahan, sesuai dengan literatur dari Ahrens 2009
bahwa syarat siklon tropis terbentuk pada suhu permukaan laut mencapai 27
C Gambar 27 dan Gambar 28.
4.10.3 Tekanan dan Kecepatan Angin
ketika terjadi Typhoon Choi-wan dan Typhoon Nida
Hubungan terbalik antara tekanan dan kecepatan angin maksimum, yaitu ketika
terjadi tekanan rendah maka kecepatan angin maksimum tinggi karena udara bergerak dari
tekanan yang tinggi menuju tekanan yang rendah Gambar 29 dan Gambar 30.
Gambar 29 Hubungan tekanan dan kecepatan angin Typhoon Choi-wan
Gambar 30 Hubungan tekanan dan kecepatan angin Typhoon Nida
Keeratan hubungan antara kecepatan angin dan tekanan pada Gambar 29 dan Gambar 30
ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi r yang negatif r Typhoon Choi-wan yaitu -0.99
dan r Typhoon Nida yaitu -0.98. Nilai koefisien korelasi negatif menunjukan bahwa
kedua variabel mempunyai hubungan terbalik artinya jika nilai variabel x kecepatan angin
maksimum tinggi, maka nilai variabel y tekanan
akan menjadi
rendah. Pada Typhoon Choi-wan tekanan terendah
terjadi pada 915 hPa disertai kecepatan angin maksimum yaitu 54 ms yang terjadi pada 15
September 2009 pukul 12 UTC hingga 16 September 2009 pukul 18 UTC, sedangkan
pada Typhoon Nida tekanan terendah terjadi pada 905 hPa disertai kecepatan angin
maksimum yaitu 59 ms yang terjadi pada 25 November 2009 pukul 18 UTC hingga 26
November pukul 00 UTC.
4.10.4 Siklus Carnot Typhoon Choi-wan