Mean Corpuscular Hemoglobin MCH Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCHC

betina memiliki kisaran 34.14-39.64 fL, sedangkan pada pengambilan darah ke 4 kisaran nilai MCV luak Jawa jantan dan betina masing-masing adalah 33.79-52.23 fL untuk dan 35.01-43.05 fL. Meningkatnya nilai MCV pada pengambilan darah ke 4 berbanding lurus dengan gambaran yang diperoleh pada pengukuran nilai PCV dan perhitungan jumlah butir darah merah. Pada pengambilan darah ke 4 nilai PCV mengalami kenaikan sedangkan jumlah butir darah merah mengalami penurunan. Kisaran nilai MCV mulai dari pengambilan darah ke 1 hingga pengambilan darah ke 4 ternyata hampir sama dengan kisaran nilai MCV dari 4 ekor luak yang berada di kebun binatang Kwaokeaw di Thailand yang diteliti oleh Salakij et al. 2007 yaitu 27.50-37.50 fL.

4.4.2. Mean Corpuscular Hemoglobin MCH

MCH adalah jumlah perbandingan kadar hemoglobin dengan jumlah butir darah merah dalam satuan pg picogram Stockham dan Scott 2008. Nilai MCH diperoleh dari hasil pembagian 10 kali kadar hemoglobin dengan nilai hematokrit. Oleh karena itu ketika kadar hemoglobin naik atau nilia hematokrit turun maka nilai MCV akan ikut naik. Menurut Nugraha 2007 berdasarkan hasil penelitiannya terhadap anjing kampung umur 3-7 bulan menyatakan bahwa nilai MCH akan terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya umur. Stockham dan Scott 2008 Menyatakan bahwa, MCH adalah kadar hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah, sedangkan kadar hemoglobin dalam plasma akibat dari hemolisis tidak akan ikut terhitung secara akurat. Pada beberapa kasus anemia, perubahan rataan ukuran MCV secara langsung mengubah kandungan hemoglobin dalam darah merah dengan kata lain akan mempengaruhi MCH. Pada Tabel 6 dapat terlihat nilai MCH dari luak Jawa jantan memiliki kisaran yang sama pada pengambilan darah ke 1 dan ke 4. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya nilai MCH yang berbeda nyata pada setiap pengambilan darah. Kisaran nilai MCH luak Jawa betina pada pengambilan darah ke 1 lebih rendah dari pada pengambilan darah ke 4. Kisaran MCH pada pengambilan darah ke 1 untuk luak Jawa jantan adalah 9.41-13.23 pg, sedangkan luak Jawa betina 8.84- 12.88 pg. Sedangkan kisaran nilai MCH luak Jawa jantan dan betina pada pengambilan darah ke 4, masing-masing adalah 8.16-13.64 pg dan 9.74-14.74 pg. Kedua kisaran nilai MCH tersebut masih dalam kisaran yang sama dengan nilai MCH luak dari Thailand 9.20-12.2 pg Salakij et al. 2007. Nilai MCH yang lebih mendekati nilai MCH normal luak dari Thailand adalah nilai MCH pada pengambilan darah ke 1.

4.4.3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCHC

MCHC adalah nilai rata-rata konsentrasi hemoglobin dalam 100 ml butir darah merah Cunningham 2002. Semakin tinggi hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah maka semakin besar pula nilai MCHCnya Stockham dan Scott 2008. Pada setiap sampel darah setiap hewan eritrosit yang terkandung tidak selalu sama. Masing-masing sel darah merah memiliki volume yang berbeda, serta konsentrasi dan kandungan hemoglobin yang berbeda. Karena MCH menggambarkan besarnya hemoglobin dalam sel darah merah dan MCV menggambarkan volume rata-rata eritrosit, maka besarnya MCHC dapat dihitung dari hasil pembagian MCH oleh MCV Stockham dan Scott 2008. Pada hasil penelitian ini terlihat nilai MCHC luak Jawa pada pengambilan darah ke 1 sampai ke 3 memiliki kisaran yang sama, sedangkan pada pengambilan darah ke 4 terjadi penurunan yang signifikan pada nilai MCHC baik pada luak jantan maupun luak betina. Penurunan nilai MCHC pada pengambilan darah ke 4 tersebut terjadi karena pada pengambilan darah ke 4 luak jantan dan betina mengalami penurunan kadar hemoglobin dan mengalami kenaikan nilai hematokrit sehingga nilai MCHC yang diperoleh menjadi lebih kecil atau menurun. Pada pengambilan darah ke 1 kisarah nilai MCHC luak Jawa jantan dan betina, masing-masing adalah 31.19-39-91 gdL dan 28.79-37.15 gdL. Kisaran nilai MCHC pada pengambilan darah ke 4 adalah 21.66-29.74 gdL untuk luak Jawa jantan sedangkan kisaran nilia MCHC luak Jawa betina adalah 23.25-29.91 gdL. Kisaran nilai MCHC luak dari Thailand yaitu 32.70-33.90 gdL Salakij et al. 2007. Nilai MCHC luak Jawa yang paling mendekati nilai normal MCHC luak dari Thailand adalah nilai MCHC pada pengambilan darah ke 1. Nilai MCHC pada pengambilan darah ke 4 ternyata berada di bawah kisaran normal nilai MCHC luak dari Thailand. Keadaan tersebut menggambarkan adanya kemungkinan luak Jawa yang dikandangkan mengalami anemia hipokromik yaitu yang ditandai dengan nilai MCHC di bawah normal. Pada pengambilan darah ke 4, jumlah BDM dan nilai hematokrit luak Jawa masih dalam kisaran normal. sedangkan kadar hemoglobin luak Jawa cukup rendah, yaitu berada di batas bawah kisaran normal. Pada pengambilan darah ke 4 yaitu ketika luak mulai dianggap dapat beradaptasi dengan lingkungan kandang, luak sebenarnya sudah mampu melakukan perbaikan fisiologis darahnya, terbukti dengan jumlah BDM dan nilai hematokrit yang kembali pada kisaran normal seperti yang terlihat pada Tabel 2 dan Tabel 4. Pada saat pemeliharaan di kandang kemungkinan luak mengalami kekurangan nutrien yang kaya Fe dari sumber pakannya, sebagai prekursor pembentuk darah yang mengikat hemoglobin. Sehingga sampai dengan pengambilan darah ke 4 atau 7 minggu setelah luak di kandangkan, luak tidak mampu meningkatkan kadar hemoglobinnya akibat kekurangan nutrien kaya Fe dari sumber pakannya. Selama pemeliharaan luak hanya diberi pakan berupa buah pisang sebanyak 5-7 buah per ekorhari dan selingan daging kepala ayam 3-4 potong per ekorhari. Buah pisang memiliki kandungan karbohidrat, vitamin, dan mineral potasium dan kalium yang cukup tinggi Marisa 2006. Manajemen pemberian pakan tersebut dilakukan berdasarkan pengamatan lapang dan perkiraan. Pengamatan lapang dilakaukan pada lokasi pasar hewan dan pemelihara luak. Pemberian pakan luak dilakukan dengan perkiraan karena literatur mengenai kebutuhan nutrien pada luak sangat terbatas. Oleh karena itu peluang untuk terjadinya defisiensi nutrien tertentu dapat terjadi. Nilai MCHC adalah salah satu indeks BDM yang digunakan untuk identifikasi penyakit dengan gejala anemia. Rebar 2000 mengatakan MCV dan MCHC digunakan sebagai indikasi untuk mengetahui keadaan anemia. MCHC menggambarkan konsentrasi hemoglobin yang terkandung dalam rata-rata butir darah merah. Bila nilai MCHC berada di bawah kisaran normal MCHC 30 gdL pada kucing disebut hipokromik dan bila berada pada kisaran normal 30-36 gdL pada kucing disebut normokromik Rebar 2000.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan bobot badan, pengamatan visual, dan gambaran darah luak Jawa yang berada di batas bawah kisaran normal dari luak dewasa di Thailand, maka luak Jawa yang digunakan pada penelitian ini adalah luak Jawa dengan umur yang masih muda atau umur menjelang dewasa yaitu kurang lebih 1 tahun. 2. Jumlah butir darah merah luak Jawa jantan yaitu 9.34±2.28x10 6 mL dan 8.73±1.61x10 6 mL pada luak Jawa betina. 3. Kadar hemoglobin luak Jawa yaitu 10.99 ±2.73gdL dan 9.88 ± 2.23gdL pada luak Jawa betina. 4. Nilai hematokrit luak Jawa jantan yaitu 33.13±7.63 dan 30.78±7.30 pada luak Jawa betina.

5.2 Saran

Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang gambaran fisiologis darah pada luak Paradoxurus hemaphroditus di Jawa dengan kondisi kandang yang berbeda dan umur luak yang lebih dewasa yaitu lebih dari 1 tahun, sehingga diperoleh data gambaran fisiologis luak dengan kisaran yang luas dan lebih lengkap.