Pemanfaatan Luak TINJAUAN PUSTAKA

diketahui, namun luak mampu bereproduksi sepanjang tahun dengan kecenderungan memiliki anak pada pada bulan Oktober –Desember dengan jumlah anak 2-5 ekor. Penyebaran luak di dunia menyebar dari India, Pakistan, Srilanka, Bangladesh, Burma, Tiongkok Selatan, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia Borah dan Deka 2011. Di Indonesia sendiri luak dapat ditemui di daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Laliabu, dan Seram di Maluku Dewi 2010.

2.2. Pemanfaatan Luak

Luak termasuk hewan yang sangat rakus dalam mencari makan untuk kebutuhan hidupnya. Di daerah perkebunan kopi, luak dianggap sebagai hama karena dalam satu hari luak mampu memakan buah kopi sebanyak 1-1.5 kgekor. Kemampuan luak dalam memakan buah kopi dipengaruhi oleh usia luak dan status biologisnya. Kopi yang disukai oleh luak adalah buah kopi robusta, yang rasanya lebih pahit dari pada kopi arabika. Dipertengahan abad ke-19, seorang buruh perkebunan kopi, memanfaatkan kopi dari feses luak untuk diolah dan dikonsumsi karena tidak mampu membeli kopi di pasaran. Ternyata rasa kopi dari feses luak memiliki citarasa yang istimewa sehingga banyak orang yang menyukainya Kurnia dan Yulvianus 2011. Meningkatnya permintaan akan kopi luak mengakibatkan mulai berkembangnya produksi kopi luak baik secara intensif maupun ekstensif. Produksi kopi luak secara intensif dilakukan dengan mengandangkan luak dalam kandang yang cukup luas, kemudian pada periode panen kopi, luak diberi makan buah kopi yang matang hasil dari perkebunan. Sedangkan produksi kopi luak secara ekstensif dilakukan dengan membiarkan luak liar untuk memakan buah kopi yang masih di pohon, kemudian setiap pagi harinya para buruh perkebunan mengumpulkan feses luak untuk diproses lebih lanjut menjadi kopi luak yang siap untuk dikonsumsi. Selain dimanfaatkan sebagai penghasil kopi luak, Paradoxurus hemaphroditus juga digunakan sebagai hewan coba dalam penelitian dibidang kesehatan. Luak telah digunakan dalam penelitian penyebaran penyakit zoonosis melalui satwa liar, yaitu : pada kasus SARS dan rabies. SARS Severe Acute Respiratory Syndrome pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong China pada bulan November 2003. Penelitian luak pertama untuk mengungkapkan kasus SARS dilakukan oleh seorang ilmuan ternama dari Hong Kong dan Cina. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa SARS diakibatkan oleh kelompok corona virus, yang dapat ditemukan pada selaput lendir saluran pernafasan dan feses luak. Dalam kasus SARS luak berperan sebagai hewan carier yang mampu menularkan virus ke hewan lain, maupun kepada manusia Pristiyanto 2003. Sedangkan pada kasus rabies, luak diduga sebagai vektor penghubung antara rabies pada satwa liar dan hewan domestik. Luak yang hidup di perbatasan antara wilayah hutan dan pemukiman diduga telah menyebarkan virus rabies yang berasal dari kelelawar vampir dan kemudian menularkannya melalui gigitan pada anjing dan kucing yang berada di pemukiman. Begitu juga sebaliknya, luak dapat menularkan rabies dari hewan domestik di permukiman kepada hewan liar yang ada di hutan. Di lingkungan hutan, luak memiliki peran sebagai hewan carier seperti halnya kelelawar yang mampu menularkan virus namun tidak mengalami kematian karena rabies. Rabies penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia dengan Case Fatality Rate 100 Pristiyanto 2003 .

2.3. Gambaran Darah Luak Dari Hasil Penelitian Terdahulu