Gambaran Preparat Ulas Darah Merah Luak Jawa

tersebut berlangsung kurang lebih 3 minggu. Pada minggu ke 5 dan seterusnya luak sudah mulai beradaptasi dengan baik terhadap kondisi kandang dan lingkungan kandang. Nafsu makan luak menjadi baik dengan sisa pakan yang sangat sedikit. Ketika dilakukan pemberian pakan dan pembersihan kandang, luak berusaha menghampiri ke arah pintu atau tetap tidur tanpa ada rasa terganggu.

4.1. Gambaran Butir Darah Merah BDM Luak Jawa Saat Datang dan Selama Proses Adaptasi

Pengamatan terhadap gambaran butir darah merah luak mulai dilakukan secara berkelanjutan dari awal ketika luak baru datang hingga pengambilan darah ke 4 dengan selang waktu pengambilan darah selama 1 minggu. Gambaran butir darah merah luak diamati dengan melihat preparat ulas darah merah dan menghitung jumlah butir darah merah luak.

4.1.1 Gambaran Preparat Ulas Darah Merah Luak Jawa

Hasil pengamatan preparat ulas darah luak Jawa dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Hasil ulas darah luak Jawa pada pengambilan darah ke 3, dengan perbesaran mikoskop 1000x. Tanda panah menunjukan bentuk rouleaux. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa sel darah merah luak mirip dengan sel darah merah mamalia lainnya, yaitu berbentuk bikonkaf dan tidak memiliki inti sel. Sel darah merah mamalia tidak memiliki inti sel, sedangkan pada bangsa burung, ikan, reptil, dan amfibi memiliki inti sel Guyton 1997. Sel darah mamalia jika dilihat dari atas terlihat bulat, akan tetapi akan terlihat bikonkaf ketika dilihat dari samping, sehingga bagian tengah akan terlihat lebih cerah Silverthorn 2006. Sel darah merah luak memiliki kemiripan stuktur dengan sel darah merah kuda dan kucing, yaitu membentuk susunan tumpukan uang logam atau disebut juga rouleaux. Fenomena tersebut dapat dilihat pada sebagian besar preparat ulas darah luak, dari 40 hasil preparat ulas darah 5 di antaranya tidak menunjukan fenomena rouleaux. Hal tersebut terjadi karena hasil ulas darah yang terlalu padat. Pada sediaan natif sel darah merah sering terlihat seperti tumpukan uang logam Rouleaux yang disebabkan adanya daya tarik permukaan sel surface traction Hartono 1995. Fenomena bentukan rouleux pada sel darah merah dapat terjadi karena adanya daya tarik permukaan antar sel darah merah dan jumlah sel darah merah yang padat dalam suatu bidang pandang. Menurut Stain 2012, fenomena rouleaux merupakan suatu keadaan fisiologis dari ikatan protein plasma yang dapat ditemukan pada ulas darah kuda dan kucing. Rouleaux terjadi akibat adanya ikatan anti bodi yang terdapat pada permukaan eritrosit satu sama lainnya sehingga membentuk tumpukan sel darah merah. Fenomena rouleaux juga dimungkinkan terjadi akibat penyakit immune-mediated hemolytic anemia, dan juga cryoglobulinemia jarang terjadi. Fenomena rouleaux pada kuda dan kucing dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Preparat natif sel darah kuda 500x sebelah kiri Sumber : Stain 2012 dan kucing 1000x sebelah kanan Sumber: Rinnie 2011.

4.1.2 Jumlah Butir Darah Merah BDM Luak Jawa