Etiologi Penyakit Ginjal Kronis Gambaran Klinis pada Penyakit Ginjal Kronis Gambaran Laboratorium pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

hiperfiltrasi yang diikuti oleh peningkatan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Fungsi nefron menurun progresif. Adanya peningkatan aktifitas aksis renin-angiotensin-aldosteron internal, ikut memberikan kontribusi tehadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut. 8 Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronis, terjadi kehilangan daya cadang ginjal renal reserve, pada keadaan dimana LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60, pasien masih belum merasakan keluhan asimtomatik, tetapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG 30, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti anemia, badan lemah, mual, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG 30, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata, seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, mual, muntah, dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, maupun infeksi saluran cerna. Selain itu, juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipovolemia atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15 ,akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal antara lain dialisis atau transplantasi ginjal stadium gagal ginjal. 8

2.4.3 Etiologi Penyakit Ginjal Kronis

Berbagai kelainan bisa menyebabkan penyakit ginjal. Dibagi atas dua, yaitu berasal dari ginjal sendiri contoh: glomerulonefritis, pielonefritis, congenital hyperplasia dan berasal dari peyakit sistemik lain. Penyebab terbanyak dari penyakit ginjal kronis adalah diabetes melitus, hipertensi, dan glomerulonefritis. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa diabetes merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronis sebesar 47, hipertensi 41, dan glomerulonefritis 9. 3,10,22

2.4.4 Gambaran Klinis pada Penyakit Ginjal Kronis

Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronis meliputi : 3,10 a. Sindrom uremia Terdiri dari lemah, letargi, mudah lelah, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan volume overload, neuropati perifer, perubahan warna kuku, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma. b. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, hiperuremia, hipertensi, dan lain-lain. c. Gejala komplikasi antara lain hipertensi, anemia, asidosis metabolik, dan gangguan keseimbangan elektrolit.

2.4.5 Gambaran Laboratorium pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Adapun gambaran laboratorium pada pasien penyakit ginjal kronis, antara lain: 3,8,10 a. Urinalisis 1. Parameter fisik urin. Warna urin normal adalah pucat-kuning tua. Keadaan patologis obat dan makanan dapat merubah warna urin. Urin merah disebabkan Hb, mioglobin atau pengaruh obat rifampisin. Urin hijau disebabkan oleh zat klinis eksogen atau infeksi Pseudomonas. Urin jingga disebabkan oleh pigmen empedu. Bila urin keruh dikarenakan fosfat atau leukosituria dan bakteri. Bau urin yang khas bisa menandakan beberapa penyakit misalkan bau keton dan lain-lain. Volume urin berbeda-beda pada tiap individu dengan penyakit ginjal kronis, dimana volume urin akan menurun ketika LFG berkurang 5 dari LFG normal. 2. Parameter kimia 8 • Adapun pH normal urin adalah 5-7,5 hal ini dipengaruhi oleh asam- basa sistemik. • Hb, dalam urin normal tidak ditemukan Hb. Bila positif harus dicurigai hemolisis atau mioglobunaria. • Protein, normal proteinuria tidak lebih dari 150mghari. Pada kondisi patologis proteinuria bisa dibedakan menjadi proteinuria glomerulus, proteinuria tubular, proteinuria overload dan proteinuria benigna. • Keton, menunjukkan adanya aseton dan asam asetoasetat disebabkan oleh kondisi asidosis diabetik, puasa, muntah ataupun olahraga berlebihan. 3. Mikroskopik urin 8 Beberapa kondisikelaianan yang bisa terlihat secara mikroskopik pada urin : • Eritrosit pada urin merupakan kelainan yang bisa dibagi menjadi isomorfik yang bersal dari traktus urinarius dan dismorfik yang bersal dari glomerulus. Kondisi ini disebut hematuria. • Leukosit normal pada urin adalah 2-3LPB. Bila jumlahnya berlebihan disebabkan oleh infeksi atau inflamasi. • Sel tubulus ginjal yang terdapat pada urin menandakan kondisi kelainan berupa nekrosis tubular akut atau glomerulonefritis. • Lipid dalam urin disebabkan oleh penyakit seperti sindrom nefrotik. • Silinder cast, menunjukkan adanya kelainan pada ginjal. b. Pemeriksaan fungsi ginjal 8 1. Laju Filtrasi Glomerulus Adalah berapa banyak filtrat yang dapat dihasilkan glomerulus. Normalnya adalah 120-130ccmin1,73m2. 2. Pemeriksaan konsentrasi ureum plasma Nilai normal ureum adalah 20-40mg. Peningkatan ureum terjadi ketika eksresi urin lambat kondisi terganggunya ginjal. 3. Pemeriksaan kreatinin plasma Untuk menilai fungsi glomerulus. Nilai normal kreatinin adalah 15-20 mg kreatininkg BBhari untuk laki-laki, 10-15 mg kreatininkg BBhari. Kenaikan plasma kreatinin 1-2 mgdl dari normal menandakan penurunan LFG sekitar 50. c. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.

2.4.6 Gambaran Radiografi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Dokumen yang terkait

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 6 66

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Periode Desember 2015 s/d Januari 2016

3 25 80

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 12

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 20

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 11

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Periode Desember 2015 s d Januari 2016

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 26

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 15