Perawatan pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

2.4.7 Perawatan pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Perawatan yang dilakukan untuk penderita penyakit ginjal kronis bervariasi sesuai dengan tahapan penyakit ginjal kronis yang dideritanya. Perawatan penyakit ginjal kronis berdasarkan tahapan kerusakan ginjal adalah sebagai berikut: 10,22 1. Penyakit ginjal kronis tahap 1 Pada tahap ini, perawatan yang dilakukan bertujuan untuk memperlambat proses penyakit ginjal kronis dan mengurangi resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. 22 2. Penyakit ginjal kronis tahap 2 Pasien masih belum merasakan keluhan asimtomatik, tetapi sudah terjadi peningkatan kadar kreatinin serum dan urea. Perawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah bertujuan untuk menghambat terjadinya penurunan fungsi ginjal yang lebih parah. 22 3. Penyakit ginjal kronis tahap 3 Penyakit ginjal kronis mulai berkembang disertai dengan anemia dan hiperparatiroidisme sekunder. Pasien mulai mengeluhkan nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan. Namun, yang dilakukan pada tahap ini adalah terapi komplikasi dan evaluasi keparahan penurunan fungsi ginjal. 22 4. Penyakit ginjal kronis tahap 4 Pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah, dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, maupun infeksi saluran cerna. Selain itu juga terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipovolemia atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada tahap ini dilakukan persiapan untuk terapi pengganti ginjal. 22 5. Gagal ginjal Seseorang disebut gagal ginjal apabila ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan baik dan disertai dengan terjadi komplikasi yang serius, sehingga pasien harus memerlukan terapi pengganti ginjal renal replacement therapy. 22 Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti utama pada pasien gagal ginjal tahap akhir. Semua pasien gagal ginjal tahap akhir dipertimbangkan sebagai calon resipien transplantasi ginjal kecuali jika mengidap keganasan sistemik, infeksi kronis, penyakit kardiovaskular yang berat atau gangguan neuropsikiatrik yang akan mengganggu pasien dalam mengkonsumsi obat imunosupresif. 3 Terapi pengganti ginjal berikutnya adalah peritoneal dialisis. Peritoneal dialisis merupakan salah satu bentuk dialisis untuk membantu penanganan pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Dialisis ini menggunakan membran peritoneum yang bersifat semipermeabel. Melalui membran tersebut darah difiltrasi. Keuntungan peritoneal dialisis dibandingkan dengan hemodialisis adalah secara teknik peritoneal dialisis lebih sederhana, cukup aman serta cukup efisien dan tidak memerlukan fasilitas khusus, sehingga dapat dilakukan di setiap rumah sakit. 3 Terapi ginjal yang ketiga adalah hemodialisis. Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal buatan dialiser yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah. Darah pasien dipompa dan dialirkan ke kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermeabel buatan artifisial dengan kompartemen dialisat. Komponen dialisat dialiri cairan dialisis yang bebas pirogen, berisi larutan dengan komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen. Cairan dialisis dan darah yang terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi karena zat terlarut berpindah dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah sampai konsentarasi zat terlarut sama di kedua kompartemen difusi. Pada proses dialisis, air juga dapat berpindah dari kompartemen darah ke kompartemen cairan dialisat dengan cara menaikan tekanan hidrostatik negatif pada komponen dialisat ultrafiltrasi. 3

2.4.8 Komplikasi Penyakit Ginjal Kronis Terhadap Penyakit Sistemik Lain

Dokumen yang terkait

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 6 66

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Periode Desember 2015 s/d Januari 2016

3 25 80

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 12

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 20

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 11

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Periode Desember 2015 s d Januari 2016

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 26

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 15