Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen Teori dan Gaya Kepemimpinan

3. Memiliki keterampilan yang baik Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat. 4. Memiliki pengaruh positif Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.

2.1.3 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Menurut Tjiharjadi 2012:22, kepemimpinan dan manajemen terdapat persamaan dan perbedaan yang jelas, karena keduanya mempunyai hubungan yang saling melengkapi, adapun perbedaan kepemimpinan dan manajemen dapat dilihat pada gambar dibawah ini: TABEL 2.1 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen Kepemimpinan Manajemen Efektifitas Efisiensi Pengambilan Keputusan Perencanaan Dinamis Kertas Kerja Kreatifitas Peraturan Perubahan Regulasi Memiliki Inspirasi Pengendalian Menjalankan Visi Konsistensi Sumber: Tjiharjadi 2012:22

2.1.4 Teori dan Gaya Kepemimpinan

Menurut Tjiharjadi 2012:40, teori kepemimpinan yang populer digunakan diantaranya sebagai berikut: 1. Teori Pembawaan The Trait Theory Teori ini berkembang tahun 1940-an dengan memusatkan pada karakteristik pribadi seorang pemimpin, meliputi bakat-bakat pembawaan, ciri-ciri pemimpin, faktor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan berkomunikasi. 2. Teori Perilaku Behaviorist Theory Teori ini lebih terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin dari pada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin. 3. Teori Jalan Tujuan Path-Goal Theory Teori yang paling kontemporer, teori ini nilai strategis dan efektivitas seorang pemimpin didasarkan pada kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi para anggota dengan penerapan reward dan punishment. Gaya Kepemimpinan Leadership style Seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap karyawan akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada anggota atau pegawai. Menurut Veithzal 2005:78 ada beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya : a. Gaya kepemimpinan Otokratik: Pemimpin dipandang sebagai orang yang memberi perintah dan dapat menuntut, kepuasan ada di tangan pemimpin. b. Gaya kepemimpinan Demokratik atau Partisifatif: Pemimpin dipandang sebagai orang yang tidak akan melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu pada bawahannya. Pemimpin di sini mengikutsertakan pendapat bawahan sebelum ia membuat keputusan. c. Gaya kepemimpinan Free Rein: Pemimpin hanya menggunakan sedikit kekuasaan dan memberi banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan kegiatan. Jadi pemimpin di sini memberi keluasan pada bawahan untuk menentukan tujuan perusahaan dan cara untuk mencapainya. Pemimpin hanya berfungsi sebagai fasilitator melalui pemberian informasi dan sebagai orang yang berhungan dengan kelompok lain. Prilaku tersebut telah memberi hasil yang menyenangkan baginya sehingga ia terdorong untuk selalu mengulangnya lagi. Begitupun sebaliknya, bila konsekuensi dari suatu perilaku membawa akibat yang tidak menyenangkan, perilaku tersebut tidak akan diulang lagi. Menurut Hasibuan 2005:107 ada dua fungsi gaya kepemimpinan yang biasa digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan atau mempengaruhi bawahan yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas Task Oriented style. Gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan mengarahkan dan mengawasi bawahannya secara ketat agar mereka bekerja sesuai dengan harapannya. pemimpin dengan gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan pekerjaan daripada pengembangan kemampuan bawahan. 2. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja Employee Oriented Style Gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi bawahannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut tugas atau pekerjaan bawahan. Di sini hubungan pemimpin dan bawahan terasa sangat akrab, saling percaya, dan saling menghargai. Menurut Tjiharjadi,dkk 2012:29, gaya kepemimpinan yang berkembang kemudian masih cukup banyak, tetapi disini hanya akan dikemukakan tiga gaya kepemimpinan yang cukup menarik perhatian para pengamat dan praktisi pengembangan sosial. 1. Kepemimpinan karismatik Charismatic Leadership Pengikut memberikan atribut-atribut heroik atau kepemimpinan yang luar biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku para pemimpin itu. Pemimpin-pemimpin karismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut: a. Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas b. Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif c. Mendemonstrasikan konsistensi dan fokus d. Mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya. e. Bertindak berdasakan krisis crisis based f. Berani mengambil risiko g. Membuat perubahan, dipersepsikan sebagai agen perubahan yang radikal 2. Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Transformational and transactional Leadership. Pemimpin-pemimpin transaksional membimbing atau memotivasi pengikutnya ke arah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan ketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin-pemimpin transformasional memberikan pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual, dan memiliki kharisma. 3. Teori gaya kepemimpinan yang melayani Servant Leadership Salah satu gaya kepemimpinan yang sangat membantu para pemimpin untuk memenangkan persaingan. Kepemimpinan transformasional dibangun atau berkembang dari kepemimpinan transaksional. Berikut beberapa perbedaan karakteristik kepemimpinan transaksional dan transformasional: TABEL 2.2 Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksioanal No Kepemimpinan Transformasional No Kepemimpinan Transaksional 1. Bekerja dalam situasi 1. Mengubah situasi 2. Menerima keterbatasan 2. Mengubah apa yang biasa dilakukan 3. Patuh pada peraturan dan nilai organisasinya 3. Berbicara tentang tujuan luhur 4. Timbal balik dan tawar- menawar 4. Memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan Sumber: Tjiharjadi,dkk 2007:31 Berdasarkan karakteristik kepemimpinan transaksional dan transformsional, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional lebih sesuai diterapkan pada lingkungan yang dinamis yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat.

2.1.5 Keberhasilan Usaha