antara nilai posttest pada kelas kontrol dan nilai posttest pada kelas eksperimen.
Perhitungan dapat dilihat pada tabel group statistic uji normalitas pada lampiran.
4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian
Analisis deskriptif setiap variabel penelitian merupakan penjabaran dari masing-masing variabel dimana variabel X adalah penggunaan model
pembelajaran Make A Match dan variabel Y adalah hasil belajar, dimana hasil belajar tersebut dengan menggunakan pretest dan post test.
4.4.1 Analisis deskriptif variabel X penggunaan model pembelajaran make a match
Variabel X dalam penelitian ini adalah penggunaan model make a match pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Model pembelajaran make a match
adalah model pembelajaran mencari pasangan. Satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi
pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban-jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai. Kemudian
ketiga kelompok diatur posisinya berbentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. Kemudian guru membunyikan peluit sebagai
tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak dan bertemu untuk mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Setelah
masing-masing kelompok mendapat pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok, masing-masing dari mereka wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada
kelompok penilai. Kelompok penilai kemudian membaca pembelajaran akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Dalam penelitian ini kegiatan pembelajaran
dengan model make a match sudah bisa dikatan sempurna meskipun masih ada beberapa kegiatan yang belum terlaksana dengan baik.
4.4.2 Analisis deskriptif variabel Y hasil belajar
Pada variabel hasil belajar peneliti menggunakan teknik test yaitu pre test dan post tests. Pre test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, post
test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Post test pada kelompok kontrol dalam pembelajarannya tanpa menggunakan model make a match,
sedangkan post test pada kelompok eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan model pembembelajaran make a match. Teknik tersebut digunakan
peneliti untuk
mengetahui perbandingan
antara pembelajaran
dengan menggunakan model make a match dan pembelajaran tanpa menggunakan make a
match. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa nilai post test untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai post test kelompok kontrol. Untuk
kelas ekperimen nilai rata-rata post test adalah 85,1 sedangkan nilai rata-rata post test kelas kontrol adalah 77,9.
4.5 Pengujian Hipotesis