Kondisi Awal Anak Sebelum Tindakan saat Proses Pembelajaran
45 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
permulaan pada anak kelompok B di TK Arjuna saat pra tindakan atau sebelum dilakukan tindakan kelas yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase
76-100 dalam kemampuan membaca permulaan hanya 1 anak atau berada pada persentase 7,69 BB sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan yang
telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa anak yang bingung
mengenali beberapa huruf abjad karena bentuknya hampir sama dan anak kurang mengetahui beberapa huruf seperti b, d, n, m, k, h, j, dan y. Biasanya anak
membaca huruf-huruf tersebut setelah guru menuliskan beberapa kata dan anak mengeja satu per satu huruf tersebut secara bergantian di tempat duduk masing-
masing. Hal ini biasanya membuat beberapa anak menjadi jenuh karena anak hanya duduk manis sambil menunggu gilirannya dan saat gilirannya anak tidak
bisa konsentrasi dengan baik. Pada saat kegiatan membedakan huruf dengan cara guru menunjuk huruf
kemudian anak menyebutkan huruf tersebut dengan menggunakan media papan tulis dan spidol, anak cepat merasa jenuh dan kurang bersemangat. Hal ini
disebabkan karena anak hanya diam di kursi masing-masing. Anak yang duduk di bagian belakang merasa bingung karena saat menulis di papan tulis guru kurang
jelas dalam menuliskan dan terkadang papan tulis terkena pantulan sinar matahari sehingga membuat tulisan tidak jelas dan kurang bisa dibaca anak.
Anak hanya belajar dengan cara yang abstrak tanpa media dari guru. Misalnya gur
u menyebutkan satu benda “su-rat”, dan anak-anak mencoba mencari
46 benda yang berawalan “su”. Anak hanya membayangkan surat dan huruf “su”
sehingga anak kurang tertarik. Sebagian anak merasa sangat kesulitan menyebutkan benda-benda tersebut. Anak juga mengerjakan dari lembar kerja
anak atau guru membuat sendiri dengan kertas dengan cara ditulis dan digambar sendiri sehingga terkadang gambar kurang jelas. Beberapa anak juga masih
bingung dalam
membacamemahami kata
sehingga sulit
untuk menghubungkannya sehingga harus dibantu guru dengan membacakan kata
tersebut. Ada juga anak yang mencontoh temannya dalam mengerjakan. Beberapa anak juga masih malu-malu dan tidak jelas dalam membaca sehingga sulit
dipahami pendengar, kurang bisa mengucapkan huruf “r”, dan membacanya terlalu pelan dan lirih.
Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar pada anak kelompok B di
TK Arjuna persentasi yang dicapai pada kondisi awal sebelum tindakan saat pembelajaran membaca dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan
atau masih kurang dari indikator pencapaian yang diharapkan. Berdasarkan masalah-masalah yang ada pada anak kelompok B di TK
Arjuna, maka peneliti dan guru berusaha mencari solusi dan melalukukan perbaikan saat kegiatan pembelajaran membaca. Hal ini dilakukan supaya
kemampuan bahasa anak khususnya dalam membaca dapat meningkat. Peneliti ingin meningkatkan kemampuan membaca menggunakan kartu kata bergambar
dengan harapan kemampuan membaca anak pada kelompok B di TK Arjuna dapat
47 meningkat dan kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih menyenangkan
dan berkesan serta mengalami perubahan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.