51 hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
posttest siswa kelas kontrol dan eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan H
o
ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi perbedaan hasil belajar siswa aspek kognitif antara
kelas yang menggunakan metode problem solving dan metode think-pair-share.
2. Pengujian Hipotesis II
Hipotesis yang diuji adalah “pencapaian hasil belajar siswa aspek afektif yang mengikuti pembelajaran dengan metode
problem solving lebih baik daripada model
think-pair-share
”. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara psikomotorik siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H
o
: � ≤ � : metode Problem Solving diprediksi tidak dapat meningkatkan
efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk
memenuhi aspek afektif dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika.
H
a
: � � : metode Problem Solving diprediksi dapat meningkatkan
efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk
memenuhi aspek afektif dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika.
Pengujian ini menggunakan uji-t dua kelompok yang independen. Hasil perhitungan ini dibantu dengan
software SPSS 17. Hasil pengujian terdapat pada Tabel 29.
52 Tabel 29. Hasil Pengujian Afektif Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas Mean
t
hitung
Sig 2 tailed hitung Kontrol
83.03 2,026
0,048 Eksperimen
86.66
Gambar 4. Daerah Penolakan H pada Uji Hipotesis Kedua
Nilai t
hitung
berdasarkan Tabel 29 diketahui sebesar 2,026 sedangkan nilai t
Tabel
adalah 2,000. H
o
diterima apabila t
hitung
≤ t
Tabel
dan signifikasi lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
dan nilai t
Tabel
diketahui bahwa nilai t
hitung
berada di luar daerah penerimaan H
o
dan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa aspek afektif dengan model
metode think-pair-share dan pendekatan kontekstual memiliki perbedaan yang
signifikan H
o
ditolak.
3. Pengujian Hipotesis III
Hipotesis yang diuji adalah “pencapaian hasil belajar siswa aspek psikomotorik yang mengikuti pembelajaran dengan metode
problem solving lebih baik daripada model
think-pair-share
”. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara psikomotorik siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
2,000 2,026
53 H
o
: � ≤ � : metode Problem Solving diprediksi tidak dapat meningkatkan
efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk
memenuhi aspek psikomotorik dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika.
H
a
: � � : metode Problem Solving diprediksi dapat meningkatkan
efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk
memenuhi aspek psikomotorik dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika.
Pengujian ini menggunakan uji-t dua kelompok yang independen. Hasil perhitungan ini dibantu dengan
software SPSS 17. Hasil pengujian terdapat pada Tabel 30.
Tabel 30. Hasil Pengujian Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Kelas
Mean t
hitung
Sig 2 tailed hitung Kontrol
81.33 2,213
0,031 Eksperimen
84.66
Gambar 5. Daerah Penolakan H pada Uji Hipotesis Ketiga
Nilai t
hitung
berdasarkan Tabel 30 diketahui sebesar 2,213 sedangkan nilai t
Tabel
adalah 2,000. H
o
diterima apabila t
hitung
≤ t
Tabel
dan signifikasi lebih kecil dari
2,000 2,213
54 0,05. Berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
dan nilai t
Tabel
diketahui bahwa nilai t
hitung
berada di luar daerah penerimaan H
o
dan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa aspek psikomotorik dengan
metode problem solving dan metode think-pair-share memiliki perbedaan yang
signifikan H
o
ditolak.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencapaian kompetensi pada pembelajaran dengan metode
problem solving. Aspek kognitif, aspek afektif, serta aspek psikomotorik merupakan kompetensi yang diamati pada
penelitian ini. metode problem solving merupakan metode yang diterapkan
terhadap kelas eksperimen.
1. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif