Pengujian Hipotesis II Pengujian Hipotesis III

51 hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai posttest siswa kelas kontrol dan eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan H o ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi perbedaan hasil belajar siswa aspek kognitif antara kelas yang menggunakan metode problem solving dan metode think-pair-share.

2. Pengujian Hipotesis II

Hipotesis yang diuji adalah “pencapaian hasil belajar siswa aspek afektif yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem solving lebih baik daripada model think-pair-share ”. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara psikomotorik siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut. H o : � ≤ � : metode Problem Solving diprediksi tidak dapat meningkatkan efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk memenuhi aspek afektif dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika. H a : � � : metode Problem Solving diprediksi dapat meningkatkan efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk memenuhi aspek afektif dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika. Pengujian ini menggunakan uji-t dua kelompok yang independen. Hasil perhitungan ini dibantu dengan software SPSS 17. Hasil pengujian terdapat pada Tabel 29. 52 Tabel 29. Hasil Pengujian Afektif Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas Mean t hitung Sig 2 tailed hitung Kontrol 83.03 2,026 0,048 Eksperimen 86.66 Gambar 4. Daerah Penolakan H pada Uji Hipotesis Kedua Nilai t hitung berdasarkan Tabel 29 diketahui sebesar 2,026 sedangkan nilai t Tabel adalah 2,000. H o diterima apabila t hitung ≤ t Tabel dan signifikasi lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan nilai t Tabel diketahui bahwa nilai t hitung berada di luar daerah penerimaan H o dan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa aspek afektif dengan model metode think-pair-share dan pendekatan kontekstual memiliki perbedaan yang signifikan H o ditolak.

3. Pengujian Hipotesis III

Hipotesis yang diuji adalah “pencapaian hasil belajar siswa aspek psikomotorik yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem solving lebih baik daripada model think-pair-share ”. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara psikomotorik siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut. 2,000 2,026 53 H o : � ≤ � : metode Problem Solving diprediksi tidak dapat meningkatkan efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk memenuhi aspek psikomotorik dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika. H a : � � : metode Problem Solving diprediksi dapat meningkatkan efektivitas terhadap pengembangan kompetensi keahlian peserta didik kelas X TITL di SMK Negeri 1 Pundong untuk memenuhi aspek psikomotorik dengan bantuan media trainer kole konsep listrik dan elektronika. Pengujian ini menggunakan uji-t dua kelompok yang independen. Hasil perhitungan ini dibantu dengan software SPSS 17. Hasil pengujian terdapat pada Tabel 30. Tabel 30. Hasil Pengujian Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Kelas Mean t hitung Sig 2 tailed hitung Kontrol 81.33 2,213 0,031 Eksperimen 84.66 Gambar 5. Daerah Penolakan H pada Uji Hipotesis Ketiga Nilai t hitung berdasarkan Tabel 30 diketahui sebesar 2,213 sedangkan nilai t Tabel adalah 2,000. H o diterima apabila t hitung ≤ t Tabel dan signifikasi lebih kecil dari 2,000 2,213 54 0,05. Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan nilai t Tabel diketahui bahwa nilai t hitung berada di luar daerah penerimaan H o dan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa aspek psikomotorik dengan metode problem solving dan metode think-pair-share memiliki perbedaan yang signifikan H o ditolak.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencapaian kompetensi pada pembelajaran dengan metode problem solving. Aspek kognitif, aspek afektif, serta aspek psikomotorik merupakan kompetensi yang diamati pada penelitian ini. metode problem solving merupakan metode yang diterapkan terhadap kelas eksperimen.

1. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA SISWA SMK DI STABAT.

1 3 31

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN ISPRING SUITE DENGAN COURSELAB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK.

0 2 47

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG.

0 1 161

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA (PKDLE) DI SMK N 2 SURAKARTA.

0 0 170

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSISTOR MENGGUNAKAN TRAINER TRANSISTOR PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

2 3 152

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kompetensi Penerapan Konsep Dasar Listrik Elektronika Siswa Kelas X SMK N 1 Pleret.

0 4 106

MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER ELEKTRONIKA DASAR UNTUK MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR.

3 31 153

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN MIXED PEER TEACHING DAN PROBLEM SOLVING DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA SMK N 1 PUNDONG PADA MATA DIKLAT ALAT UKUR LISTRIK.

1 4 202

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK ELEKTRONIKA SISWA KELAS X SMK N 1 PLERET.

0 0 80

DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA (1)

0 0 4