Pengawasan Manajemen Perpustakaan di SMA N 8 Yogyakarta

70 perpustakaan untuk selanjutnya disampaikan kepada tenaga perpustakaan yang ada dengan komunikasi dua arah atau langsung. Selain itu, kepala sekolah juga secara khusus meninjau secara langsung ke perpustakaan. Implementasi kepemimpinan kepala perpustakaan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan PRH selaku tenaga perpustakaan pada tanggal 17 Juni 2014 sebagai berikut: “Kepala perpustakaan yang menjabat saat ini merupakan kepala perpustakaan baru yang sebelumnya dijabat oleh guru sehingga beliau masih dalam tahap belajar. Meskipun hanya mengkoordinir satu tenaga perpustakaan, beliau mengalami kesulitan karena tenaga perpustakaan yang membantu memiliki tanggung jawab lain yaitu mengajar. Dalam memberikan pengarahan, beliau menggunakan komunikasi secara langsung dan bersifat kekeluargaan.” Berdasarkan pemaparan MNA selaku kepala sekolah pada tanggal 20 Juni 2014, penjelasan kebijakan yang ditetapkan pada pelaksanaan perpustakaan ini melalui pertemuan tatap muka, tinjauan langsung dan surat tugas kepada bidang Pelaksana teknis yang diberikan kepada koordinator perpustakaan yaitu kepala perpustakaan dan guru yang diperbantukan di perpustakaan.

d. Pengawasan Manajemen Perpustakaan di SMA N 8 Yogyakarta

Pengawasan dalam manajemen perpustakaan ini dilakukan pada SDM yang terkait dengan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan kepala tata usaha serta laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang dibuat oleh kepala perpustakaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan IJ selaku pustakawan sekaligus key informan pada tanggal 9 Juni 2014 mengenai sistematika pengawasan perpustakaan SMA N 8 Yogyakarta, dikatakan bahwa meskipun tidak ada sistematika pengawasan yang mengikat akan tetapi kepala sekolah dan 71 kepala tata usaha turun langsung dalam memantau pelaksanaan manajemen perpustakaan. Sedangkan pengawasan pada perangkat keras dan perangkat lunak selama masih dapat berfungsi dengan baik maka tidak ada masalah. Adapun prosedur evaluasi yang dilakukan kepala sekolah sebagai evaluator yaitu kepala perpustakaan membuat laporan bulanan 3 bulan 6 bulan dan akhir tahun ajaran. Evaluasi secara garis besar dibagi menjadi 2 dua yaitu evaluasi besar dan evaluasi kecil. Evaluasi besar dilakukan setiap akhir tahun ajaran dengan mengumpulkan masing-masing kepala bagian kemudian memaparkan hasil yang dilakukan selama setahun tersebut termasuk manajemen perpustakaan sekolah. Sedangkan evaluasi kecil dilakukan setiap 3 tiga sampai 6 enam bulan sekali tergantung dari kepentingan sekolah. Berdasarkan bukti dokumen yang diterima peneliti, laporan yang rutin dilaporkan adalah daftar pengunjung dan peminjam buku perpustakaan dan keadaan buku. Selain evaluasi yang dilakukan kepala sekolah, evaluasi juga dilakukan oleh petugas perpustakaan kepada pengguna perpustakaan yang secara intensif meminjam bahan pustaka di perpustakaan dengan melihat rekapan yang secara otomatis dapat terdeteksi melalui aplikasi perpustakaan tersebut. Sejauh ini tidak ada standar pelaksanaan dalam pengawasan manajemen perpustakaan sekolah. Hal ini dikuatkan dengan pemaparan PRH selaku tenaga perpustakaan pada wawancara tanggal 17 Juni 2014 yang mengatakan bahwa tidak ada peraturan yang mengikat sejauh pelaksanaannya masih dalam tahap normal atau sesuai dengan rencana. Meskipun tidak ada standar pengawasan dalam pelaksanaan manajemen perpustakaan, akan tetapi laporan yang dibuat oleh 72 kepala perpustakaan sudah menunjukkan tanggung jawab kerja dan dapat dinilai kepala sekolah dari keruntutan yang ada dalam laporan tersebut.

C. Pembahasan