yang dikehendaki tanaman tomat adalah minimal 8 jam per hari dan curah hujan pada kisaran 750-1.250 mmtahun Canene-Adam et al., 2005.
2.2 Bakteri Endofit
Istilah endofit pertama kali diperkenalkan tahun 1886 oleh De Bary, yang mengatakan bahwa endofit merupakan mikroorganisme yang hidup di dalam
jaringan tanaman. Pada tahun 1887, Victor Gallipe mengemukakan bahwa mikroorganisme tanah dapat masuk ke dalam jaringan tanaman yang sehat,
sehingga penemuan mekanisme kolonisasi antara bakteri endofit dengan jaringan tanaman sangat berharga Stepniewska Kuzniar, 2013. SelanjutnyaRyan et al.,
2007, menyatakan bahwa bakteri endofit dapat didefinisikan sebagai bakteri yang hidup berkoloni di dalam jaringan tanaman yang menunjukkan tidak ada
tanda-tanda kerusakan eksternal atau dampak negatif yang ditimbulkan pada tanaman inangnya.
Bakteri endofit dapat diisolasi dari akar, batang, daun dan bunga dari tanaman rumput-rumputan, tanaman buah dan tanaman sayur-sayuran. Beberapa
bakteri endofit telah dikarakterisasi dari beberapa jenis tanaman berbeda, seperti oak, tanaman pear, Sorbus aucuparia dan Betula verrucosa. Kehadiran bakteri
endofit juga telah ditemukan pada tanaman bit, jagung, nanas, tomat dan akar padi Stepniewska Kuzniar, 2013.
Bakteri endofit dapat berperan sebagai agen pemacu pertumbuhan dengan mengadakan suatu rangsangan pertumbuhan yang relatif sama sepertiPlant
Growth Promoting Rhizobacteria PGPR. Beberapa bakteri endofit memberikan manfaat yang menguntungkan bagi tanaman inang, seperti memacu pertumbuhan
tanaman, meningkatkan resistensi tanaman dari patogen, dan meningkatkan fiksasi N bagi tanaman. Bakteri endofit awalnya berasal dari lingkungan eksternal
dan masuk ke dalam tanaman melalui stomata, lentisel, luka seperti adanya trichomes yang rusak, melalui akar lateral dan akar yang berkecambah
Suriaman, 2008. Menurut Yuliyanti 2012, dalam satu tanaman bisa terdapat beberapaspesies bakteri endofit baik Gram positif maupunGram negatif.
Sedangkan Aly et al., 2011 dalam Yuliyanti 2012, mengatakan jamur endofit umumnya memilikiinang yang spesifik, meskipun ada juga genus-genusseperti
Universitas Sumatera Utara
Phomopsis, Phoma, Colletotrichum,dan Phyllosticta memiliki inang yang cukup
luas. Bacillus merupakan salah satu genus bakteri endofit yang memiliki
beberapa sifat yang sama, salah satunya adalah kemampuannya dalam menghasilkan biosurfaktan lipopeptida, seperti surfaktin A, B dan C, pumilacidin,
esperin, lichenysin, fengycin, iturin, basilomicin, mikosubtilin, surfaktan 86, athrofactin dan fungicin. Beberapa contoh spesies yang menghasilkan surfaktin
adalah Bacillus mojavensis, Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus pumilus dan Bacillus amyloliquefaciens. Selain itu, dua genera lain yang dapat
mengahasilkan biosurfaktan lipopeptida adalah Serattia mercescens yang menghasilkan serrawettin W2 dan spesies Pseudomonas yang menghasilkan
putisolvins dan athrofactin Bacon Hinton, 2012.Sedangkan menurut Ryanet al., 2007, bakteri endofit tersebar secara luas pada berbagai spesies tanaman.
Sebanyak 82 genera bakteri endofit telah ditemukan pada berbagai spesies tanaman berkayu dan tanaman perkebunan. Genus Pseudomonas, Bacillus,
Enterobacter dan Agrobacterium merupakan genus bakteri endofit yang biasa ditemukan berasosiasi dengan berbagai jenis tanaman.
Bakteri endofit digunakan untuk agen biologi kontrol dari beberapa jenis penyakit tanaman dan untuk meningkatkan sifat dan hasil tanaman agronomi.
Bakteri endofit juga dapat menjadi kompetitor dari bakteri kontaminan di tanah yang bersifat patogen pada tanaman. Manfaat bakteri endofit dalam meningkatkan
hasil pertanian telah banyak mendapat penghargaan, seperti meningkatkan hasil tanaman kentang, tomat dan padi dan juga dapat menginduksi pembentukan
mekanisme resistensi tanaman terhadap tekanan lingkungan biotik dan abiotik.Dalam jumlah yang besar, bakteri endofit dapat dimanfaatkan untuk
produksi senyawa antimikroba, kompetisi makronutrien, produksi siderofor dan menginduksi mekanisme resisten sistemik Russo et al., 2012.
Menurut Yuliyanti 2012, juga mengatakan bahwa endofit dapat berperan sebagai perangsangpertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasilmelalui
produksi fitohormon dan penyedia hara, agensia pengendali hayati, dan sebagai penetral kontaminan tanah sehinggameningkatkan fitoremediasi
atau
Universitas Sumatera Utara
bioremediasi, salah satunya adalah mengurangi pencemaran senyawa pestisida di tanah.
Bioremediasi adalah suatu teknik yang menggunakan makhluk hidup untuk meminimalisir atau mengurangi kerusakan lingkungan yang dihasilkan dari
akumulasi senyawa-senyawa toksik dan limbah berbahaya lainnya. Penggunaan bakteri untuk degradasi dan detoksifikasi sejumlah senyawa toksik, seperti
pestisida adalah cara yang efektif untuk mengurangi kontaminasi senyawa pencemar. Isolasi bakteri indigenous yang dapat memetabolisme pestisida
merupakan detoksifikasi secara in situ. Metodologi bioremediasi untuk menghilangkan senyawa-senyawa xenobiotik seperti pestisida di tanah memiliki
beberapa manfaat karena ramah lingkungan dan telah berhasil diaplikasikan di banyak negara Nawaz et al., 2012.
Pendekatan secara konvensional, seperti landfilling, recycling, pyrolysis dan inceneration, untuk remediasi senyawa-senyawa pencemar tidak efisien,
biayanya mahal, dan dapat membentuk senyawa intermediet yang bersifat toksik Sayler, 1990. Oleh karena itu menurut Pieper 2000 dan Furukawa 2003,
metode dekontaminasi secara biologi lebih baik dibandingkan dengan teknologi secara konvensional karena pada umumnya, mikroorganisme mendegradasi
sejumlah senyawa toksik di lingkungan tanpa menghasilkan senyawa intermediet.
2.3 InsektisidaKarbofuran