Gia Juniar Nur Wahidah, 2013 Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Praktikum Korosi Logam Di SMA Menggunakan Model Siklus
Belajar 7E Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sampling pertimbangan. Siswa yang dijadikan sampel adalah siswa yang belum pernah melakukan praktikum korosi logam, sedangkan guru yang menjadi sampel
adalah guru yang pernah mengajarkan subpokok materi korosi logam.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Kegiatan optimasi prosedur praktikum dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di
Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Penyusunan LKS praktikum dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2012
3. Uji coba terbatas dilakukan pada Oktober 2012 terhadap siswa kelas XII di salah
satu SMA di Kota Bandung.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara.
1. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden Arikunto, 2010. Angket digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap LKS praktikum yang dibuat. Angket yang diajukan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, di mana responden memilih salah satu pilihan
jawaban yang disediakan. Angket dibuat dalam bentuk skala Likert. Skala Likert merupakan skala bipolar yang mengukur tanggapan baik positif maupun negatif.
Dalam penelitian ini sendiri digunakan tanggapan positif. Empat skala pilihan sengaja digunakan untuk memaksa responden memilih salah satu kutub karena tak adanya
pilihan netral. 2.
Lembar Observasi Lembar observasi atau pedoman observasi menurut Arikunto 2010 berisi
sebuah daftar kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur tingkat keterlaksanaan. Observasi yang dilakukan adalah
Gia Juniar Nur Wahidah, 2013 Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Praktikum Korosi Logam Di SMA Menggunakan Model Siklus
Belajar 7E Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
observasi partisipatif pasif. Menurut Spradley dalam Sugiono 2010 menyatakan bahwa dalam observasi partisipatif pasif, peneliti datang di tempat kegiatan orang
yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 3.
Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui penilaian guru terhadap LKS
praktikum yang dibuat. Pedoman wawancara dibuat untuk membantu wawancara agar lebih terstruktur. Menurut Susan Stainback dalam Sugiono 2010, dengan
wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak
bisa ditemukan melalui observasi. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur structured interview.
Wawancara struktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya Sugiono,
2010.
G. Prosedur Pengumpulan Data