TRACER STUDY PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI PROGRAM MAGISTER FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(1)

TRACER STUDY

PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI

PROGRAM MAGISTER FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENELITIAN KELOMPOK

OLEH

Dr. Fahriany, M.Pd

Dr. Jejen Musfah, MA

Azkia Muharom Albantani, S.Pd.I

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengesahkan penelitian berjudul: "Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta" telah dilaksanakan oleh:

Peneliti: Dr. Fahriany, M.Pd Dr. Jejen Musfah, MA Azkia Muharom Albantani, S.Pd.I

Mengesahkan

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena, MA., Ph.D. NIP. 19591020 198603 2 001

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii ABSTRAK

PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI PROGRAM MAGISTER FITK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi); mengungkapkan tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional; menjelaskan mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister FITK dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor, menganalisis pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan Program Magister yang belum dapat dilakkan secara optimal; dan menjelaskan serta merumuskan harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang akan datang. Penelitian ini mengambil populasi dari alumni Program Magister tiga tahun terakhir angkatan (2010-2012) dengan sampel sebanyak 100% dari populasi yaitu 25 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan secara acak (random sampling) dengan teknik snowballing (bola salju menggelinding), dalam arti: memilih seorang responden secara acak dari setiap angkatan lalu digelindingkan pada teman seangkatan yang dikenalnya, dan tentu saja yang mudah dijangkau dalam penyebaran angket. Selain itu pengumpulan data juga diambil dari dokumentasi alumni Program Magister, studi teks (literatur) dan juga melalui pengamatan terhadap kiprah alumni di masyarakat.

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa alumni PBA memperlihatkan mobilitas sosial dan intelektual yang cukup tinggi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa mobilitas intelektual alumni PBA tinggi, terbukti terdapat alumni melanjutkan studi ke jenjang S3.

Hasil penelitian juga menunjukan beberapa rumusan dari harapan yang dikemukakan oleh para alumni Program Magister untuk kemajuan Program Magister FITK di masa mendatang antara lain perlunya perhatian khusus terhadap kurikulum yang terkait erat dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat, peningkatan manajemen Program Magister dari segala aspek, peningkatan SDM, melengkapi sarana prasarana, memperluas jaringan kerjasama dan memperkaya calon lulusan Program Magister dengan berbagai soft skill yang diperlukan untuk menunjang mereka di dunia kerja nantinya.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Azz wa Jall yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayat-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muahmmad SAW. Sehubungan dengan telah selesainya penulisan penelitian yang berjudul “Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini kami menyampaikan terima kasih: pertama, kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengadakan penelitian. Kedua, kepada semua pihak yang telah membantu penelitian kami ini. Tanpa bantuan segenap pihak di atas, tentunya penelitian ini tidak akan terlaksana.

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap profil sosial intelektual alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, tentu saja masih jauh dari kesempunaan, karena berbagai keterbatasan yang ada. Namun demikian semoga penilitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada Program Magister khususnya dan dunia pendidikan umumnya. Guna penyempurnaan penelitian ini kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan.

Jakarta, 30 Nopember 2014 Tim Peneliti


(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAS ISI ...v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 5

3. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penilitian ... 6

BAB II : KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori ... 7

1. Standarisasi Sistem Pendidikan Tinggi ... 7

2. Relevansi Pendidikan Tinggi: Link & Match ...11

3. Akreditasi Prodi dan Profil Lulusan ...12

4. Alumni dan Mobilitas Sosial Intelektual ...15

B. Kerangka Konseptual ...19

BAB III : METODOLOGI A. Sumber Data ...21

B. Pendekatan Penelitian ...21

C. Ruang Lingkup Penelitian ...22

D. Populasi dan Sampel ...22


(6)

vi

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...23

G. Waktu dan Tempat Penelitian ...24

H. Teknik Penulisan dan Penyajian Hasil Penelitian ...24

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan ...25

1. Latar Belakang dan Jalur Masuk Program Magister ...25

2. Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi Akademik- Lulusan Program Magister ...26

3. Harapan Tempat Bekerja Setelah Lulus Program Magister ...27

4. Pengalaman Bekerja ...28

5. Proses Mendapatkan Pekerjaan ...29

6. Jenis Institusi Tempat Bekerja ...30

7. Kesesuaian Pekerjaan dengan Harapan ...30

8. Kepuasan Terhadap Pekerjaan ...31

9. Pertimbangan Memilih Pekerjaan ...32

10.Penghasilan Rata-rata Lulusan Program Magister ...32

11.Kebutuhan Instansi Tempat Kerja Terhadap Lulusan ...33

B. Relevansi dan Kontribusi Pekerjaan dengan Pendidikan ...34

1. Kesesuaian Pekerjaan dengan Bidang Ilmu yang Dipelajari ...34

2. Kontribusi Pengalaman Pembelajaran dalam Dunia Kerja ...34

C. Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Program Magister ...36

1. Kompetensi Lulusan yang Dikuasai Saat Baru Lulus ...36

2. Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Pekerjaan ...37

3. Daya Saing dengan Lulusan Perguruan Tinggi Lain ...38

D. Usulan Responden untuk Kemajuan Program Magister ...39

1. Kurikulum ...39

2. Dosen ...39

3. Manajemen ...40


(7)

vii

5. Jaringan dan Kerjasama ...41

6. Profil Program Magister yang Diharapkan ...42

7. Soft Skill untuk Calon Lulusan yang Diperlukan ...42

E. Pembahasan ...42

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ...47

B. Rekomendasi ...48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keberadaan alumni merupakan bagian integral dari institusi pendidikan, termasuk Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta yang terdiri dari Prodi S2 Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab. Melalui profil alumni (lulusan), masyarakat menilai dan membuktikan kualitas sebuah institusi pendidikan. Melalui kiprah dan kontribusi alumni pula, citra dan masa depan perguruan tinggi dipertaruhkan.

Keberadaan, kontribusi dan peran alumni Program Magister sangat penting dilacak dan didata karena beberapa alasan berikut. Pertama, keberhasilan alumni di masyarakat adalah keberhasilan Program Magister dan Fakultas; kegagalan mereka juga tidak dapat dilepaskan dari kegagalan Program Magister dan Fakultas. Dengan mengetahui “kisah sukses” dan “kisah gagal” mereka di tengah -tengah masyarakat, Program Magister akan mendapat informasi, masukan dan motivasi untuk lebih dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mempersiapkan calon lulusan secara lebih professional dan lebih berbasis kebutuhan atau tuntutan masyarakat.

Kedua, ukuran tercapai atau tidaknya visi dan misi Program Magister dapat dilihat pada keberhasilan alumni dalam mengembangkan profesinya di masyarakat, terutama di lembaga pendidikan. Program Magister FITK telah merumuskan visi masing-masing prodi sebagai berikut, 1) Prodi S2 PBI:

“Mewujudkan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris sebagai Program Studi berbasis riset yang unggul di tingkat nasional pada tahun 2015”.1 2) Prodi S2 PBA: “Terwujudnya program studi S2 berbasis riset dan ICT yang profesional, unggul, dan kompetitif dalam pengembangan pendidikan bahasa Arab

1

Lihat Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PBI, (Jakarta: Prodi S2 PBI FITK, 2013), h. 1.


(9)

2

tingkat nasional pada 2020”.2 3) Prodi S2 PAI: “Terwujudnya Prodi PAI sebagai lembaga yang unggul dan terdepan dalam pengembangan serta penyebarluasan keilmuan PAI pada tingkat nasional maupun internasional tahun 2015”.3 Visi-visi tersebut mengharuskan Program Magister untuk tidak hanya memberi layanan prima dalam bidang akademik dan kemahasiswaan, sehingga dapat mempersiapkan calon lulusan yang sesuai dengan profil lulusan yang dicita-citakan oleh FITK: Unggul, Kompetitif, dan Profesional. Hal ini berarti bahwa lulusan FITK, termasuk Program Magister, harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, sehingga menjadi lulusan yang unggul, kompetitif, dan professional dalam berkarir, mengembangkan ilmu pengetahuan yang ditekuninya, dan dalam memberdayakan masyarakat. Kecuali empat kompetensi tersebut, lulusan Program Magister diharapkkan mampu menjadi peneliti yang handal.

Ketiga, BAN PT Kemendiknas mengamanahkan perlunya dilakukan

Tracer Study dalam salah satu standar penilaian borang akreditasi Jurusan/Prodi adalah profil mahasiswa dan alumni. Dalam hal ini, eksistensi alumni mendapat porsi tersediri (keberadaan alumni, kinerja, kontribusi, himpunan/jaringan alumni dan sebagainya). Menurut BAN PT, efektivitas Pendidikan Tinggi dicerminkan dengan tersedianya sejumlah masukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk kegiatan akademik seperti: (1) Kemahasiswaan, (2) Kurikulum, (3) Sistem pembelajaran, (4) Penelitian, publikasi, karya inovatif lainnya, (5) Pengabdian kepada masyarakat, (6) Sistem Penjaminan Mutu, (7) Suasana akademik, (8) Lulusan, dan (9) Mutu Program Studi.4

2

Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PBA, (Jakarta: Prodi S2 PBA FITK, 2013), h. 2.

3

Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PAI, (Jakarta: Prodi S2 PAI FITK, 2013), h. 1.

4

Lihat Ban PT Kemendiknas, “Konsep Akreditasi”, diakses dari http://ban-pt.kemdiknas.go.id, diakses pada 12 Oktober 2011.


(10)

Keempat, keberadaan database alumni Program Magister merupakan sebuah kemestian untuk Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSPED/PDPT) baik bagi Program Magister maupun bagi FITK. Namun, hingga kini database tersebut belum lengkap dan belum memadai. Dengan kata lain, penelusuran alumni sebagai bagian tak terpisahkan dari database Program Magister menjadi sangat urgen untuk dilengkapi dan disistematisasikan berbasis riset.

Oleh karena itu, penelitian dalam rangka pendataan dan pemetaan profil sosial-intelektual alumni Program Magister FITK ini menjadi sangat penting dalam rangka menunjang persiapan pengisian borang akreditasi dan peningkatan kualitas lulusan di masa mendatang. Baik pengelola Program Magister maupun lulusannya dan masyarakat mempunyai kontribusi sinergis-mutualistik dalam meningkatkan profil lulusan. Dengan penelusuran dan pendataan lulusan, Program Magister dipastikan tidak kehilangan jejak dan kiprah alumninya, selain dapat memastikan mobilitas sosial intelektual mereka di tengah-tengah masyarakat.

Pada saat yang sama, Program Magister dapat melakukan analisis kebutuhan (needs assessment) terhadap calon lulusan mendatang, dan merumuskan profil lulusan secara lebih dinamis. Perumusan profil lulusan atau alumni menjadi sangat penting bagi Program Magister, tidak hanya untuk pembentukan citra positif (image building) prodi, melainkan juga untuk promosi (daya tarik calon peminat/mahasiswa) sekaligus motivasi bagi para mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan untuk “memproses diri” menjadi lulusan berprestasi unggul dan kompetitif dalam bursa kerja di masyarakat.5

5

Sekedar perbandingan, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merumuskan profil lulusannya sebagai berikut: (1) Memiliki integritas sebagai tenaga guru yang memiliki kecerdasan intelektual dan kearifan sosial yang berdimensi moralitas, (2) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai guru pada rumpun pengetahuan sosial yang menguasai materi sesuai dengan bidang ilmu sosial dan ekonomi yang terampil melaksanakan proses pembelajaran, (3) Memiliki kemampuan meneliti bidang keilmuan dan pembelajaran, (4) Memiliki keterampilan untuk menerapkan ilmu dan keahliannya dalam bidang kehidupan masyarakat, dan (5) Memiliki kemampuan dan keterampilan tambahan untuk bekerja di luar bidang keguruan.


(11)

4

Selain itu, penting pula diketahui eksistensi dan kontribusi sosial intelektual mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alumni Program Magister memberikan layanan pendidikan dan sosial (pengabdian pada masyarakat tempat mereka tinggal). Apakah mereka sudah memberikan kontribusi positif dan optimal bagi masyarakat?

Atas dasar pemikiran dan data awal faktual tersebut, Tim Peneliti menilai penting dilakukan Tracer Studytentang “Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B.Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

a. Alumni yang dihasilkan oleh Program Magister dalam 3 tahun terakhir sudah terdapat 25 orang. Mereka belum terdata dan belum diberdayakan secara optimal.

b. Keberadaan IKALUIN dan organisasi/himpunan alumni belum berperan dan berfungsi efektif, bahkan tidak semua alumni mengenal lembaga tersebut.

c. Tindak lanjut pembekalan alumni sebelum mereka diwisuda dalam bentuk partisipasi dalam wadah organisasi alumni belum berjalan secara efektif. Demikian pula, kontribusi alumni terhadap almamater juga baru sebatas acara tertentu saja, seperti: seminar dan pelatihan. Padahal alumni adalah aset Program Magister yang perlu “dirawat dan diberdayakan”.

d. Alumni juga belum sepenuhnya memperlihatkan komitmen intelektual untuk berkontribusi mempromosikan dan memajukan lembaga (Program Magister) dengan agenda-agenda progresif tertentu.

e. Peta persebaran dan kiprah (profesi) alumni belum terdata secara jelas: apakah mereka bekerja sesuai dengan bidang keahliannya atau tidak? Bagaimana pula mobilitas sosial-intelektual mereka setelah berkiprah di masyarakat?


(12)

f. Hubungan kampus/institusi pendidikan dan alumni belum terbentuk secara sinergis-mutualisme, padahal idealnya kedua belah pihak saling memberdayakan dan memperkuat jaringan kelembagaan dan keberadaan masing-masing.


(13)

6

2.Pembatasan Masalah

a. Fokus Penelitian: (1) kesesuaian profesi yang ditekuni alumni dengan bidang keahlian Jurusan, (2) Lama masa tunggu memperoleh pekerjaan, (3) Keterserapan dan kontribusinya dalam dunia pendidikan dan sosial, (4) mobilitas sosial-intelektual dalam bentuk studi lanjut ke jenjang S3, dan (5) Prestasi alumni

b. Rentang Waktu yang diteliti: alumni angkatan 2010 - 2012 sebagai angkatan pertama - ketiga, karena masih mudah dilacak dan ditelusuri data dan keberadaannya.

3.Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi) alumni Program Magister FITK pada angkatan 2010 - 2012?

b. Bagaimana tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 di dunia pendidikan formal dan/atau non-formal?

c. Bagaimana pula mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor? d. Mengapa pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan

alumni Program Magister belum dapat dilakukan secara optimal? e. Apa harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program

Magister FITK di masa yang akan datang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi) alumni Program Magister FITK pada angkatan 2010 - 2012;


(14)

b. Mengungkap tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 di dunia pendidikan formal dan/atau non-formal;

c. Menjelaskan mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor dan melakukan penelitian;

d. Menganalisis pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan alumni Program Magister yang belum dapat dilakukan secara optimal; dan

e. Menjelaskan dan merumuskan harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang akan datang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk dapat memberi manfaat sebagai berikut:

a. Dapat menjadi bahan masukan atau bahan acuan dalam melakukan kebijakan Fakultas dan Program Magister dalam menyusun visi, misi dan tujuan serta kurikulum yang tepat guna.

b. Dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan Fakultas dan Program Magister jangka pendek maupun jangka panjang, terutama dalam menyiapkan borang akreditasi di masa mendatang.

c. Hasil penelitian ini juga berguna untuk perumusan program kerja Program Magister secara lebih responsif terhadap kebutuhan riil calon alumni karena dalam penelusuran dan daftar isian angket para responden diminta untuk memberikan usulan atau masukan untuk program kerja dan kemajuan Program Magister ke depan.


(15)

7

BAB II KAJIAN TEORI

A.KERANGKA TEORI

1. Standarisasi Sistem Pendidikan Tinggi

Pendidikan menempati posisi yang sangat penting pada era global ini karena investasi paling strategis adalah investasi sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan. Peran pendidikan pada era ini, antara lain, adalah menyiapkan sumber daya manusia dalam rangka memenuhi tantangan modernitas dan tuntutan global. Dari sisi inilah pendidikan dinilai sebagai upaya strategis dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup manusia, ketika mampu mengadakan suatu perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat, terutama melalui lulusannya. Dengan demikian, pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jauh ke depan dan mempunyai orientasi yang relevan dengan dinamika perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) dan tuntutan zaman.

Dalam proses perkembangan sejarah pendidikan, manusia menciptakan bentuk-bentuk peradaban kehidupan yang bersifat dinamis. Oleh karena itu, di satu sisi, antara pendidikan dan masyarakat terjadi proses saling pengaruh mempengaruhi (interaktif), dan di sisi lain, pendidikan sebagai pendobrak terhadap keterbelakangan cita-cita masyarakat. Melalui lulusannya pendidikan memberi kontribusi penting bagi pemberdayaan dan pensejahteraan masyarakat dan bangsa.

Lulusan sebuah perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari standar mutu pendidikan yang telah diundang-undangkan. Mengenai mutu pendidikan ini, pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa “Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Mengenai kriteria minimal standar nasional pendidikan ini terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus


(16)

ditingkatkan secara berencana.1 Untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan; yakni dosen tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan; yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.

Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan inilah yang harus disiapkan oleh pemerintah; sehingga mutu pendidikan itu memiliki kriteria minimal yang senantiasa harus dipenuhi oleh pengelola pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Strategi itu lazimnya dikaitkan dengan perubahan, sehingga menjadi strategi perubahan. Mengenai strategi mutu pendidikan berarti bagaimana mutu pendidikan itu harus dirubah dengan strategi yang tepat. Mengenai strategi perubahan itu ditujukan agar organisasi menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuannya.2

Dalam rangka inilah diperlukan usaha untuk merubah organisasi dengan memperhatikan berbagai faktor yang terkait. Indrawijaya mengemukakan bahwa:

“Usaha para manajer untuk memperbaiki atau merubah organisasi pada masa yang

lampau lebih banyak dipusatkan pada perubahan : (1) subsistem teknologi; (2)

subsistem manajerial; atau (3) subsistem manusia”.3

Melakukan perubahan itu memang tidak mudah, karena itu perlu disusun perencanaan yang matang, sehingga dihasilkan rencana, program dan kebijakannya secara tepat untuk selanjutnya dilakukan penerapan secara konsisten. Unsur yang dapat dirubah itu tidak selalu seluruhnya dilakukan perubahan; salah satu saja dapat dilakukan berarti telah melakukan perubahan; sebagaimana dijelaskan oleh Robbins (dalam Udaya, 1994 428) bahwa: Strategi cenderung masuk salah satu kategori dari empat kategori yang ada: manusia, struktur, teknologi, dan proses organisasi. Bahwa jika ada kekuatan yang memprakarsai perubahan, ada seseorang yang

1

Lihat Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003.

2 M. Rosul Asmawi, “Strategi Meningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi”, dalam

Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005, h. 68.

3

Indra Wijaya dan Adam I, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, (Bandung : Sinar Baru, 1989), h. 28.


(17)

9

menerima peran sebagai agen perubahan, dan telah ditetapkan apa yang harus dibuang, maka kita perlu memperhatikan bagaimana melaksanakan perubahan tersebut. Kita mulai melihat dengan langkah-langkah dalam proses perubahan tersebut. Keberhasilan perubahan membutuhkan pencairan (unfreezing) status quo, perpindahan (moving) ke keadaan yang baru, dan pembekuan kembali

(refreezing) perubahan tersebut agar menjadi permanen dan lebih dinamis.

Oleh karena itu, idealnya lulusan pendidikan tinggi, termasuk Program Magister FITK UIN memiliki 4 kompetensi yang diamanahkan oleh undang-undang, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional, juga kemampuan meneliti. Dengan penguasaan empat kompetensi tersebut, lulusan atau alumninya menjadi lebih berdaya saing tinggi, professional, dan memiliki kontribusi yang positif bagi pengembangan karir professional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan bangsa.

2. Relevansi Pendidikan Tinggi: Link & Match

Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan empat kebijakan pokok dalam bidang pendidikan, yaitu (1) pemerataan dan kesempatan; (2) relevansi pendidikan dengan pembangunan; (3) kualitas pendidikan; dan (4) efisiensi pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan lebih diutamakan membahas mengenai relevansi pendidikan dengan pembangunan yang dalam langkah pelaksanaannya dikenal dengan keterkaitan dan kesepadanan (link and match).4

Hanya dengan pengetahuan yang mendalam tentang apa yang dibutuhkan pembangunan tersebut, pendidikan akan dapat lebih mencapai hasil sesuai dengan misi, visi dan fungsinya. Upaya menciptakan keterkaitan dan kesepadanan tersebut mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi kegiatan-kegiatan pendidikan (proses belajar mengajar), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam Dharma Pendidikan, perlu dievaluasi relevansi program dan


(18)

jurusan yang ada dalam kebutuhan pembangunan, dalam arti apakah sumber daya manusia yang dihasilkan dapat diserap oleh kegiatan perekonomian dan pembangunan.

Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber daya alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas sumber daya manual, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas suatu negara. Sejarah mencatat bahwa negara yang menerapkan paradigma pembangunan berdimensi manusia telah mampu berkembang meskipun tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total. Tanah, tenaga kerja, modal fisik bisa saja mengalami

diminishing return, namun ilmu pengetahuan tidak.

Penyerapan lulusan perguruan tinggi ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan, karena adanya perbedaan dalam pendekatan terhadap pemahaman sosok alumni. Sedikitnya ada dua pendekatan mengenai hal tersebut, yaitu: pendekatan dari dunia kerja dan pendekatan kalangan perguruan tinggi. Pendekatan pertama menyatakan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mampu bekerja sebagaimana yang diinginkan dunia kerja, karena keahlian yang dimiliki masih jauh dari harapan. Pendekatan ini menginginkan lulusan perguruan tinggi itu harus memiliki keterampilan kerja (skill) yang memadai dan siap untuk bekerja. Kalangan perguruan tinggi sebenarnya telah tanggap dan merespon akan hal itu, sehingga disiapkan berbagai sarana dan prasarana, seperti komputerisasi; laboratorium, bengkel kerja dan pusat data. Namun pada kenyataannya dalam membentuk keahlian itu tidaklah memadai dan tidak menyebar secara merata di setiap perguruan tinggi.5

Pendekatan kedua menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan pendidikan, perguruan tinggi berupaya mewujudkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

5


(19)

11

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6

Kecakapan dan keterampilan kerja (skill) itu memang tidak identik, keterampilan merupakan bagian dari kecakapan yang bisa dimiliki oleh calon ekonom. Pada pendekatan kedua ini memang, tujuan pendidikan itu tidak disiapkan hanya untuk siap kerja, tetapi jauh lebih luas, yakni menyangkut pembentukan peserta didik menjadi manusia seutuhnya dan keterampilan merupakan hal yang penting yang dapat dimiliki oleh seseorang.

Pendidikan sebagai suatu proses, pertama, mengenal adanya raw-input dan

instrumental input. Raw input merupakan peserta didik sedangkan instrumental input terdiri dari: gedung, perpustakaan, pedoman akademik, dosen, kurikulum, metode dan lain-lain. Kedua, raw input dan instrumental input masuk dalam proses, yang ini akan memakan waktu delapan (8) semester. Ketiga, output (hasil didik) yang sesuai dengan kriteria institusi dan siap untuk masuk kedalam persaingan sumber daya manusia. Dalam hal ini, dosen merupakan instrumen yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena dari dosenlah transfer ilmu dilakukan kepada peserta didik.

3. Akreditasi Prodi dan Profil Lulusan

Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri (Barnet, 1992). Menurut Barnet, setidak-tidaknya ada empat pengertian atau konsep tentang hakikat perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya.

6


(20)

Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota sivitas akademika. Ukuran masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah sivitas akademika yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh sivitas akademika dan/atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group).

Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput) semakin besar.

Perguruan tinggi sebagai upaya/saran memperluas, memperkaya dan meningkatkan kualitas kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi.

Kapasitas institusi dicerminkan dalam ketersediaan dan kecukupan berbagai perangkat dasar yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi, antara lain, seperti: (1) Eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran, (2) Tata pamong (governance), (3) Sistem Pengelolaan, (4) Sumber daya manusia, (5) Prasarana dan sarana, (6) Keuangan, dan (7) Sistem informasi.

Efektivitas pendidikan dicerminkan dengan tersedianya sejumlah masukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk kegiatan akademik seperti: (1) Kemahasiswaan, (2) Kurikulum, (3) Sistem pembelajaran, (4) Penelitian, publikasi, karya inovatif lainnya, pengabdian kepada masyarakat, (6) Sistem jaminan mutu, (7) Suasana akademik, (8) Lulusan, dan (9) Mutu Program Studi.7

7 BAN PT Kemendiknas, “Konsep Akreditasi”, diakses dari

http://ban-pt.kemdiknas.go.id, 25 Oktober 2011.


(21)

13

Kriteria tersebut tampaknya sesuai dengan kebijakan pendidikan tinggi Kemendiknas, yaitu penyelenggaran pendidikan tinggi yang mengutamakan perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Selain itu, pendidikan tinggi juga harus dapat meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berahlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani.

4. Alumni dan Mobilitas Sosial Intelektual

Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis, yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.8

Dengan demikian, berdasarkan teori ini dapat dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpendidikan akan menjadi modal utama bagi pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan, semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Semakin besar suatu bangsa memiliki tenaga-tenaga yang terdidik, semakin baik terwujudnya nilai-nilai demokrasi. Hal Ini karena sumber daya manusianya memiliki keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pandangan hidup yang benar, sehingga pemerintah akan lebih mudah dalam menggerakkannya untuk pencapaian pembangunan nasional. Inilah hakikat

sebenarnya dari paradigma pendidikan yang “membebaskan”.9

8

Walter W. McMahon dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity, (New York: University of Illionis, 1982), h.121

9Imam Hanafie, “Pendidikan yang Membebaskan”, dalam

http://www.nu.or.id/, diakses pada 25 Oktober 2011.


(22)

Oleh karena itu, lulusan atau alumni yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi, idealnya dapat memberikan nilai tambah (manfaat), tidak hanya bagi masa depan diri sendiri, tetapi juga bagi warga masyarakat. Apa yang sudah didapatkan melalui proses pendidikan tidak hanya membuat alumni perguruan tinggi semakin cerdas dan memiliki daya saing tinggi dalam kehidupan masyarakat, melainkan juga dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan bangsa.

Selain itu, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja. Di negara-negara sedang berkembang umumnya menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari pada investasi modal fisik, yaitu 20 % dibanding 15 %. Sementara itu di negara-negara maju nilai balik investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % dibanding 13 %. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di negara berkembang relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga tingkat upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga tinggi.10

Investasi dalam bidang pendidikan juga memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis, yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial, fisik dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.11 Dengan kata lain, pendidikan tinggi berperan penting dalam membentuk lulusan

10

Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Balai Pustaka: Jakarta, 1999), h. 247.

11

Yin Cheong Cheng, School Effectiveness and School-Based Management: A Mechanism for Development, (Washington D.C: The Palmer Press, 1996), h.7.


(23)

15

(outcome) yang unggul dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat mengatasi persoalan yang dihadapinya sekaligus dapat memberdayakan masyarakat dan bangsanya di masa depan.

Di atas semua itu, fungsi politis dari investasi SDM merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang positif untuk melatih warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih mengerti hak dan kewajibannya sehingga wawasan dan perilakunya semakin demoktratis. Selain itu orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara lebih baik dibandingkan dengan yang kurang berpendidikan. Dengan kesadaran dan keterlibatan pendidikan tinggi yang aktif terhadap berbagai perubahan sosial ekonomi yang terjadi, lulusan yang dihasilkan dipastikan dapat memberikan makna positif bagi perkembangan dan dinamika sosial budaya dan politik.

Hanya saja, yang patut dicermati adalah bahwa pengelolaan pendidikan tinggi idealnya tidak mengalami disorientasi dan terjerembab dalam kepentingan pragmatis semata (baca: mengejar keuntungan materi), sehingga tidak kehilangan idealisme dan misi utamanya sebagai agen perubahan dan pemberdayaan. Dalam konteks ini, Menurut Ma’arif, konsep pendidikan telah dipaksa untuk menuruti konsep development-kapitalis yang terelaborasi sedemikian rupa, demi memenuhi kebutuhan industrialisasi, sehingga pendidikan yang seharusnya menjadi media pemberdayaan malah menjadi sarana pembodohan yang sistematis, penciptaan robot-robot intelektual yang terprogram secara maraton dan monoton.12

Dalam konteks itu, Fasli Jalal (2010) berpendapat bahwa peran alumni dan ikatan alumni terhadap kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi itu sangat penting. Postur alumni akan menunjukkan pencitraan dan kualitas sebuah almamater. Wadah ikatan alumni itu bukan sekadar forum silaturahmi antar

12 Syamsul Ma’arif,

Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 105


(24)

alumni saja, tetapi juga wadah untuk berembuk dan mengkomunikasikan upaya dan usaha dalam memajukan almamaternya. Alumni memiliki peranan penting dalam memberdayakan ikatan alumninya. Kehadiran alumni dalam setiap forum yang menghadirkan para mahasiswa, dan kemudian bercerita mengenai pengalaman kuliahnya hingga apa yang diraihnya sekarang, merupakan inspirasi yang mudah ditanamkan di benak para mahasiswa.13

Menurut wakil Menteri Pendidikan Nasional, “Bila ini berhasil dijalankan

secara baik, bayangkan berapa banyak mimpi yang akan dimulai oleh para mahasiswa kita, tidak melulu mesti pejabat, siapa pun dan dari profesi apapun serta tidak harus pengalaman sukses saja tetapi juga kegagalan, karena kita dapat

belajar pula dari ketidakberhasilan,” sembari mengatakan bahwa metode serupa

telah dijalankan oleh perguruan tinggi ternama dunia, seperti Harvard Universtity dan Cornell University.

Oleh karena itu, secara teoritis, pendidikan tinggi mempunyai peran ganda yaitu: (1) Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being), berarti pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara yang baik, dan rasa persatuan; (2) Pendidikan berfungsi sebagai pengembangan sumber daya manusia (human resources), yaitu mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru.14

Pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat dipisahkan dari visi misi yang diusung. Dari beberapa universitas besar, misalnya saja McGill University Canada, misinya dapat dikelompokkan dalam tiga hal: Pertama, menyelenggarakan pengajaran yang berkualitas baik untuk sarjana maupun pascasarjana (outstanding under graduate and graduate students the best education available). Kedua, menyediakan beasiswa bagi calon mahasiswa dan mahasiswa terbaik dengan standar internasional (carrying out scholarly activities judged to be excellent when measured against the highest international

13

14Djuwariyah, “

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan Islam”, dalam Jurnal el-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.1 Tahun 2008, h. 16.


(25)

17

standards). Ketiga, menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan kekokohan akademik (providing service to society in those ways for which we are well-suited by virtue of our academic strengths).15

Berdasarkan contoh McGill University tersebut, visi misi PT sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, PT harus dibangun berdasarkan nilai-nilai dasar perjuangan yang jelas, misalnya untuk menegakkan mengembangkan ilmu pengetahuan, dan mendidik generasi muda yang mampu berfastabiqul khairat. Kedua, visi sebuah lembaga pendidikan dirumuskan secara ideal tetapi jelas dan terukur, misalnya menjadi research university.

Ketiga, misi sebaiknya dirumuskan berdasarkan core business dari sebuah lembaga pendididikan tinggi Islam, misalnya menyelenggarakan pendidikan dan penelitian bertaraf internasional, pengabdian pada masyarakat berdasarkan kekokohan ilmu pengetahuan dan memberikan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi akademik dan non akademik.

Keempat, sosialisasi, aktualisasi dan bahkan reaktualisasi visi dan misi perlu terus dilakukan agar keberadaan dan makna visi dan misi tetap aktual. Pengembangan perencanaan program seharusnya didasarkan dan mengacu pada pemenuhan visi-misi lembaga.16

Dalam teori sosiologi, mobilitas sosial adalah sebuah pergerakan masyarakat, termasuk masyarakat lulusan perguruan tinggi, dalam kegiatan dan mengalami perubahan yang lebih baik. Pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, mempunyai peran sangat strategis dalam menggerakkan mobilitas sosial, karena lulusan perguruan tinggi idealnya mampu mengubah maindset mahasiswa terhadap realitas sosialnya. Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Pendidikan dapat menjadi “kunci utama” mobilitas intelektual dan sosial. Dengan kata lain, pendidikan tinggi dapat diandalkan sebagai agen perubahan sosial dan intelektual di masyarakat. Dalam pendidikan formal, dunia pekerjaan

15 Tobroni, “Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Islam: Lessons Learned dari McGill University”, diakses dari www.umm.ac.id, pada 24 Oktober 2011.

16


(26)

(profesi) dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah sebagai tanda lulus seseorang untuk naik jabatan (promosi) dan naik status sosial ekonominya.

Mobilitas mempunyai beberapa bentuk/ragam. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Mobilitas Sosial Horizontal (Perubahan Sederajat); b. Mobilitas Sosial Vertikal (Perubahan Tak Sederajat);

c. Mobilitas Vertikal Ke Atas / Social Climbing ( Perubahan ke status yang lebih tinggi);

d. Mobilitas Vertikal Ke Bawah / Social Sinking ( Perubahan Ke arah yang lebih buruk );

e. Mobilitas Antargenerasi (Perpindahan Status yang dilakukan oleh dua generasi. Misal orang tua dengan anak-anaknya);

f. Mobilitas Intragenerasi (terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama).

Mobilitas pun terjadi dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Perubahan standar hidup

b. Melalui perkawinan

c. Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru

d. Mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi, dan e. Perubahan tingkah laku.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka teori tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa penelitian mengenai profil sosial intelektual alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertitik tolak dari tri dharma perguruan tinggi (Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan pengabdian kepada masyarakat). Tri dharma ini kemudian dijabarkan dalam pengelolaan (manajemen) pendidikan tinggi sesuai dengan standar yang berlaku, dan berorientasi kepada jurusan atau program studi yang terakreditasi. Oleh


(27)

19

karena itu, penelitian ini berkaitan dengan salah satu aspek yang dinilai dalam akreditasi jurusan/prodi, yaitu alumni.

Terdapat beberapa tagihan data yang harus dipenuhi dalam pengisian borang akreditasi, di antaranya adalah profil lulusan, mulai dari masa tunggu memperoleh pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi, kesesuaian pekerjaan/profesi dengan latar belakang/disiplin pendidikan dan keilmuan yang ditekuninya, kontribusi lulusan/alumni terhadap lembaga (Program Magister), baik finansial maupun pemikiran, dan organisasi/himpunan/asosiasi alumni.

Karena itu, Tracer Study tentang profil alumni Program Magister ini menjadi salah satu instrument penting untuk melacak dan mengetahui keberadaan, kiprah, mobilitas sosial intelektual, dan kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Yang tidak kalah pentingnya adalah prestasi alumni dalam karir profesional dan sosial mereka. Aspek-apsek ini, selain berkaitan dengan kehidupan rumah tangga, pendapatan, jenis pekerjaan lain yang ditekuni, dan sebagainya, juga menjadi fokus penelitian.

Dengan mengetahui profil sosial intelektual alumni Program Magister, dapat dilacak pula relasi alumni dengan institusi (Program Magister), kontribusi, dan peran yang dapat dimainkan oleh alumni melalui jaringannya yang ada dalam mengembangkan dan memajukan lembaga. Tracer Study juga memberi perspektif yang lebih luas bagi evaluasi diri Jurusan/Prodi sekaligus menjadi bahan pemikiran dan rujukan pengambilan kebijakan dalam merumuskan program-program unggulan ke depan. Karena itu, dalam salah satu isian yang harus diisi oleh responden penelitian ini terdapat harapan, usulan, dan pemikiran konstruktif ke depan untuk perbaikan dan pemajuan pendidikan di masa depan, baik dalam bidang kurikulum, proses pembelajaran, pembinaan kemahasiswaan, pengembangan akademik, dan pembinaan alumni. Disadari bahwa penelitian ini hanya menjangkau alumni angkatan 2010 – 2012 (angkatan pertama – ketiga), namun data yang diperoleh, dikelola dan dianalisis sudah 100% mewakili alumni yang baru mencapai 25 orang.

Namun demikian, dapat ditegaskan bahwa penelitian ini menjadi pintu masuk yang berharga bagi pengembangan Program Magister, tidak hanya dalam


(28)

penyiapan akreditasi pada masa depan, melainkan juga dalam penataan sistem perkuliahan, pemenuhan dan relevansi kurikulum Program Magister dengan tuntutan pasar, dan perekembangan sains dan teknologi.

Alumni adalah katalisator sekaligus aset berharga jurusan yang dapat memberi masukan pemikiran, usulan, dan ide-ide kreatif bagi pemerkayaan, promosi jurusan, dan peningkatan mutu layanan akademik dan kemahasiswaan Program Magister. Dengan demikian, penelitian tentang alumni Program Magister, terutama dari segi profil sosial intelektual, dapat dijadikan sebagai

model penelusuran “jejak rekam dan mobilitas sosial intelektual” alumni setelah memperoleh layanan pendidikan di kampus dan saat mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat.

Oleh karena itu, profil sosial intelektual alumni harus dilihat sebagai

“obyek yang dinamis”, bukan statis. Data yang diperoleh melalui Tracer Study

saat ini boleh jadi mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perubahan waktu. Jadi, hasil dari penelitian dan analisis data tracer study ini idealnya tidak dilihat dan dipahami sebagai sesuatu yang final. Karena dinamika alumni adalah sebuah keniscayaan, sehingga tidak tertutup kemungkinan, hasil penelitian ini perlu disempurnakan pada masa mendatang.


(29)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Sumber Data

Sumber data penelitian ini ada dua, yaitu sumber bibliografis berupa sejumlah daftar pustaka (literatur, buku-buku, dan jurnal) yang terkait langsung dengan tema penelitian ini, dan data lapangan yang diperoleh melalui penyebaran angket dan pengamatan terhadap kiprah dan prestasi alumni Program Magister. Sumber primer data penelitian ini adalah hasil angket yang disebarkan kepada responden. Sedangkan sumber sekunder data penelitian ini adalah hasil pengamatan dan hasil pembacaan terhadap sejumlah literatur kepustakaan yang relevan dengan tema penelitian.

Sumber data primer diperlakukan sebagai fokus analisis data dan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan sumber data sekunder digunakan sebagai pelengkap dan pemerkaya analisis data. Kedua sumber data dibaca secara terpadu (integratif).

B.Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitif digunakan untuk memahami data-data numerik yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden, yang kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus statistik tentang tendens sentral berupa distribusi frukuensi. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami data kualitatif dari hasil pengamatan dan wawancara dengan sejumlah responden. Dalam konteks ini,

peneliti memposisikan diri sebagai “instrument” yang langsung bergumul dan memahami objek yang diteliti dari dekat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, terutama dalam menjaring responden sebagai sumber data. Dalam penyajian data, penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menggambarkan hasil penelitian yang diperoleh dari survey mengenai profil sosial intelektual alumni


(30)

Program Magister, dan menganalisisnya secara komprehensif, memadukan antara data distribusi frekuensi dengan hasil pengamatan peneliti.

C.Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan pembatasan masalah di bab I, ruang lingkup penelitian tentang profil alumni Program Magister ini adalah sebagai berikut.

No. Fokus Penelitian Kisi-kisi yang diteliti

1 Kesesuaian profesi yang ditekuni alumni

a. Bidang profesi yang ditekuni b. Banyaknya profesi yang ditekuni 2 Lama masa tunggu

memperoleh pekerjaan

a. Sudah bekerja sebelum lulus S2 b. Masa tunggu memperoleh pekerjaan c. Usaha yang dilakukan selama masa

tunggu 3 Keterserapan dan

kontribusinya dalam dunia pendidikan dan sosial

a. Pola keterserapan alumni di lembaga pendidikan

b. Kontribusi alumni dalam dunia pendidikan

c. Kontribusi alumni dalam bidang sosial 4 Mobilitas sosial-intelektual a. Alumni yang belum studi lanjut

b. Alumni yang studi lanjut ke jenjang S3

5 Prestasi Alumni a. Prestasi akademik (Meneliti dan menulis buku dll)

b. Prestasi di bidang pendidikan (Guru berprestasi dll)

c. Prestasi di bidang sosial (Ketua/anggota organisasi profesi/non-profesi, ormas dll)


(31)

23

Populasi dalam penelitian ini adalah alumni Program Magister 3 tahun terakhir angkatan 2010 – 2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100% dari populasi yaitu 25 orang. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel secara purposive (purposive sampling), dalam arti: memilih responden yang telah jelas diketahui keberadaannya dan jumlahnya yang terjangkau.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengambil data dan informasi mengenai “Profil Sosial intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, peneliti menyebarkan angket kepada alumni tersebut, selain melalui data yang berupa dokumentasi alumni Program Magister.

Selain itu, data penelitian ini dikumpulkan melalui studi teks (literatur) yang berkaitan dengan masalah alumni, terutama teori tentang investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Data ini diolah melalui proses pembacaan ulang,

pemahaman (verstehen), kategorisasi, klasifikasi (topik, tema, wacana, situasi), dan sistematisasi substansi pemikirannya.

Untuk mengetahui prestasi dan kontribusi alumni, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap kiprah alumni di berbagai lembaga pendidikan, sehingga diperoleh catatan lapangan mengenai keberhasilan mereka selama ini.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data kuantitatif dengan cara sebagai berikut:

1. Editing, seluruh kuesioner diperiksa kelengkapannya setelah responden mengisi kuesioner.

2. Coding dan entry data, dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

3. Pembersihan data. Data yang telah dientri kemudian dicek kembali untuk memastikan data telah bersih dari kesalahan, sehingga setiap data siap dianalisis. Data kemudian diolah dan dianalisis dengan SPSS.


(32)

Analisis data dilakukan dengan analisa univariat. Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diukur dalam penelitian, yaitu dengan melihat distribusi frekuensi pada setiap variabel. Setelah dinalisis, dilakukan interpretasi terhadap data yang ada dan terakhir diambil kesimpulan.

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang Keterserapan Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan (Juni-Nopember 2014)

H. Teknik Penulisan dan Penyajian Hasil Penelitian

Teknik penulisan hasil penelitian ini didasarkan pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah (2007). Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab dan dilengkapi dengan abstrak di bagian awal laporan penelitian ini.

Penyajian hasil penelitian ini juga diperkuat dan divalidasi dengan berbagai literatur atau referensi terkait yang diletakkan pada catatan kaki (footnote). Beberapa hal (istilah, konsep, dan ungkapan) yang dinilai perlu diberi penjelasan lebih lanjut juga diberikan penjelasan dalam dua tanda kurung.


(33)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Data penelitian penelusuran lulusan dilakukan dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada 25 (dua puluh lima) alumni Program Magister dari angkatan 2010 – 2012. Peneliti mendata 25 orang sampel, responden memiliki IPK rata-rata 3.53. Rata-rata menyelesaikan studi di Program Magister tidak lebih dari 3 tahun atau berkisar antara 5-6 semester.

Responden penelitian memiliki beberapa karakteristik yang mempengaruhi hasil penelitian ini. Karakteristik dimaksud adalah (1) mobilitas sosial yang relatif tinggi, (2) memiliki lebih dari satu pekerjaan (selain mengajar sebagai profesi utama, mereka juga menekuni profesi lain seperti menjadi insruktur bahasa, konsultan, pengawas, staf, pimpinan lembaga, da’i/muballigh, dan sebagainya), (3) beragam status pekerjaannya, 10 orang yang sudah PNS dan 15 orang yang belum menjadi PNS); (4) status sosial mereka juga beragam (18 orang sudah menikah [memliliki anak] dan 7 orang belum menikah); dan (5) partisipasi sosial atau keterlibatan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun data singkat responden adalah sebagai berikut:

No Nama Lulusan Angkatan Jenis

Kelamin IPK/Yudisium

Prodi S2 Pendidikan Agama Islam

1 Alfian 2010 Laki-laki 3.28/Amat Baik

2 Fuad Abdul Baqi 2010 Laki-laki 3.22/Amat Baik 3 Arifah Hilyati 2010 Perempuan 3.34/Amat Baik

4 Mujiyati 2010 Perempuan 3.27/Amat Baik

5 Tatu Zakiyatun Nufus 2010 Perempuan 3.37/Amat Baik

6 Nur Hikmah 2010 Perempuan 3.05/Amat Baik

7 Obay Jambari 2011 Laki-laki 3.23/Amat Baik

8 Ade Amalia 2011 Perempuan 3.81/Kumlaude

9 Arnis Silvia 2011 Perempuan 3.92/Kumlaude

10 Lia Nurshohifah 2011 Perempuan 3.60/Kumlaude 11 Evi Nopiyanti 2011 Perempuan 3.42/Amat Baik

Prodi S2 Pendidikan Bahasa Arab

12 Raswan 2011 Laki-laki 4.00/Kumlaude


(34)

0 20 40 60 80

Jalur Mandiri Jalur Kerjasama

Jalur Masuk Program Magister 14 Abdalla Shobak 2012 Laki-laki 4.00/Kumlaude

Prodi S2 Pendidikan Agama Islam

15 Rizal Pahmi 2011 Laki-laki 3.18/Amat Baik

16 Budi Mulia 2011 Laki-laki 3.59/Kumlaude

17 Lia Nurmalia 2011 Perempuan 3.65/Kumlaude

18 Maryanih 2011 Perempuan 3.74/Kumlaude

19 Siti Munawati 2011 Perempuan 3.53/Kumlaude 20 Sri Rosmalina Soejono 2011 Perempuan 3.41/Amat Baik

21 Fauziah 2011 Perempuan 3.78/Kumlaude

22 Markiyah 2011 Perempuan 3.12/Amat Baik

23 Tati Sumiati 2011 Perempuan 3.36/Amat Baik 24 Abdul Rahman Ali 2012 Laki-laki 3.64/Kumlaude

25 Andriyansyah 2012 Laki-laki 3.69/Kumlaude

Berikut ini peneliti akan menjelaskan hasil rangkuman tiap aspek dari hasil angket yang telah disebarkan kepada 25 orang alumni Program Magister:

A. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan

1. Latar Belakang dan Jalur Masuk Program Magister

Latar belakang mahasiswa Program Magister beraneka ragam, yaitu dari S1 UIN Jakarta, UIN Bandung, IAIN Sumatera Utara, Universitas Sudan, STAI Al-Hikmah, UMJ, STKIP Setia Budi, UIKA Bogor, STIT Sukabumi, Universitas Negeri Jember, STAI Yamisa Bandung, dan Sebagainya. Sedangkan jalur masuk Program Magister yang mereka lalui, yaitu 18 orang dengan menggunakan jalur Ujian Mandiri (72%) dan 7 orang dengan menggunakan jalur kerjasama dari Kemenag (28%).


(35)

27

0 10 20 30 40 50 60 70

Lanjut S3 Tidak Lanjut

Peningkatan Kualitas Akademik

0 20 40 60 80

Menjadi Dosen Menjadi Guru

Harapan Bekerja 2. Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi Akademik lulusan Program

Magister

Dalam aspek peningkatan kualitas dan kualifikasi akademik lulusan Program Magister, sebanyak 6 orang (24%) dari jumlah lulusan memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang Doktoral (S3). Alasan terbesar mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu karena merasa ilmu yang dimiliki masih kurang. Hal ini terlihat dalam grafik persentase sebesar 100% dari mereka menyatakan bahwa melanjutkan studi karena merasa ilmu yang dimiliki masih kurang.

3. Harapan Tempat Bekerja Setelah Lulus dari Program Magister

Ketika lulusan baru menyelesaikan studi di Program Magister, keinginan mereka untuk bekerja atau mengajar di tempat yang mereka inginkan pun memiliki beragam. 18 orang lebih memilih menjadi dosen di Universitas negeri maupun swasta (72%) sedangkan 7 orang lebih memilih menjadi guru di Sekolah negeri maupun swasta (28%). Hal ini terbukti bahwa 10 lulusan saat ini telah mengajar di Universitas negeri dan swasta. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterserapan alumni Program Magister sangat tinggi, baik dalam bidang sosial pendidikan maupun dalam bidang sosial kemasyarakatan. Pilihan berkarir di dunia pendidikan (sebagai dosen) ternyata masih menjadi profesi favorit di kalangan alumni Program Magister.


(36)

0 10 20 30 40 50 60

Aktif Pasif

Proses Mendapatkan Pekerjaan

0 10 20 30 40 50 60

PT SMA/MA SMP/MTs SD/MI Lain-lain

Jenis Instansi Tempat Bekerja 4. Pengalaman Bekerja

Semua lulusan Program Magister ketika belum lulus sudah memiliki pekerjaan. Data dari angket memperlihatkan bahwa sekitar 100% dari mereka mengatakan pernah bekerja bahkan mereka telah mendapatkan pekerjaan sebelum lulus dari Program Magister. Mereka pun telah mengetahui prosedur atau cara melamar pekerjaan kepada suatu instansi.

5. Proses Mendapatkan Pekerjaan

Dari proses mendapatkan pekerjaan para lulusan Program Magister lebih banyak mendapatkan pekerjaan dengan cara aktif, yaitu sebanyak 15 orang (60%). Sedangkan sebanyak 10 orang mendapatkan pekerjaan dengan cara aktif, yaitu ditawari pekerjaan (40%).

6. Jenis Instansi Tempat Bekerja

Jenis instansi atau bidang usaha tempat bekerja 10 lulusan Program Magister di Universitas negeri maupun swasta (40%), 2 lulusan di SMA/MA (8%), 3 lulusan di SMP/MTs (12%), 5 lulusan di SD/MI (20%), dan 5 lulusan di lembaga negeri maupun swasta lainnya (20%).


(37)

29

0 10 20 30 40 50 60

Sangat Sesuai Harapan

Sesuai Harapan Kurang Sesuai Harapan

Kesesuaian Pekerjaan dengan Harapan

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sangat Puas Puas Kurang Puas

Kepuasan terhadap Pekerjaan 7. Kesesuaian Pekerjaan dengan Harapan

Dilihat dari kesesuaian pekerjaan para lulusan Program Magister, 9 orang (36%) mengakui bahwa pekerjaan mereka saat ini sangat sesuai dengan harapan mereka. 14 orang (56%) mengakui telah sesuai harapan dan hanya 2 orang (8%) mengakui kurang sesuai harapan.

8. Kepuasan Terhadap Pekerjaan

Ditinjau dari kepuasan para lulusan Program Magister terhadap pekerjaan yang terakhir atau yang masih mereka geluti sekarang, 3 orang (12%) menyatakan bahwa mereka sangat puas dengan pekerjaan mereka saat sekarang ini. 18 orang (72%) menyatakan puas dan 4 orang (16%) menyatakan kurang puas dengan pekerjaan mereka saat ini.

9. Pertimbangan Memilih Pekerjaan

Pertimbangan lulusan Program Magister memilih pekerjaan yang terakhir atau sekarang ini, yaitu 2 orang (8%) karena gaji memadai, 18 orang (72%) karena sesuai dengan bidang keilmuan yang pernah ditempuh, dan 5 orang (20%) karena mendapatkan pengalaman baru dalam kesehariannya.


(38)

0 10 20 30 40 50 60 70

Gaji Memadai Sesuai dengan Bidang Keilmuan Mendapat Pengalaman Baru Pertimbangan Memilih Pekerjaan 0 5 10 15 20 25 30 35 40 7.500.000-10.000.000 5.000.000-7.500.000 3.000.000-5.000.000 1.000.000-3.000.000 < 1.000.000

Penghasilan Rata-rata Lulusan

0 10 20 30 40 50 60

Sangat Tinggi Tinggi Rendah

Kebutuhan Instansi Tempat Kerja terhadap Lulusan

10.Penghasilan Rata-rata Lulusan Program Magister

Lulusan Program Magister yang menjadi responden pengisian angket tracer

study, 4 orang (16%) berpenghasilan rata-rata < Rp 1.000.000,00., 4 orang (16%) berpenghasilan rata-rata antara Rp. 1.000.000,00 -3.000.000,00., 10 orang (40%) berpenghasilan rata-rata berkisar antara Rp. 3.000.000,00- 5.000.000,00., 3 orang (12%) berpenghasilan rata-rata antara Rp. 5.000.000,00-7.500.000,00., dan 4 orang (16%) berpenghasilan rata-rata antara Rp. 7.500.000,00-10.000.000,00.

11.Kebutuhan Instansi Tempat Kerja Terhadap Lulusan Program Magister

Menurut lulusan Program Magister yang menjadi responden penelitian ini bahwa kebutuhan lembaga atau instansi tempat mereka bekerja terhadap lulusan Program Magister, 13 orang (52%) menyatakan berada pada kategori sangat tinggi, 11 orang (44%) menyatakan berada pada kategori tinggi dan 1 orang (4%) menyatakan berada pada kategori rendah.


(39)

31

0 20 40 60 80 100

Sesuai Tidak Sesuai

Kesesuaian Pekerjaan dengan Bidang Ilmu

B. Relevansi dan Kontribusi Pekerjaan dengan Pendidikan 1. Kesesuaian Pekerjaan dengan Bidang Ilmu yang Dipelajari

Untuk kesesuaian pekerjaan dengan bidang ilmu yang dipelajari, lulusan Program Magister menyatakan bahwa 92% dari mereka (23 orang) telah sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari sebelumnya dan hanya 8% (2 orang) yang menyatakan tidak sesuai. Hal ini berarti adanya relevansi pekerjaan dengan pendidikan yang didapat, ini pun disesuaikan dengan persentase angket yang diberikan kepada mereka yang mencapai 92% menyatakan pekerjaan mereka relevan dengan pendidikan sebelumnya. Artinya lulusan Program Magister telah memiliki pekerjaan yang sesuai dan relevan dengan pendidikan yang pernah mereka tekuni yaitu Program Magister. Dengan kata lain, alumni Program Magister setelah lulus berusaha mengembangkan ilmu yang ditekuninya selama ini, sehingga mampu menjadi guru/dosen atau tenaga pendidik yang profesional. Dalam konteks ini, visi dan misi Program Magister dapat dikatakan teraktualisasi dalam profesi lulusannya.

2. Kontribusi Pengalaman Pembelajaran dalam Dunia Kerja

Hasil pengumpulan angket dari responden menunjukkan bahwa pengalaman pembelajaran yang paling memberikan kontribusi dalam dunia kerja bagi lulusan Program Magister yang Sangat Penting adalah pengalaman tugas matakuliah dalam bentuk studi lapangan (pengalaman belajar di dalam dan luar kelas). Sedangkan menurut responden bahwa pengalaman pembelajaran lainnya yang menempati kategori penting dalam memberikan kontribusi bagi


(40)

dunia kerja, yaitu pelatihan-pelatihan, workshop, stadium general dan seminar yang berkaitan dengan pendidikan dan penulisan karya ilmiah.

C. Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Program Magister

1. Kompetensi Lulusan yang Dikuasai Saat Baru Lulus Program Magister

Dari data angket didapat bahwa para lulusan Program Magister menyatakan bahwa Kompetensi yang telah mereka kuasai di saat baru lulus dari Program Magister berada pada tingkatan yang berbeda. Penguasaan terhadap keterampilan komunikasi tertulis berada pada urutan tertinggi, disusul dengan keterampilan komunikasi lisan, pengetahuan umum dunia kerja dan komputer. Selain kompetensi di atas, para alumni pun menguasai pengetahuan praktis spesifik fakultas atau jurusan, kepemimpinan (leadership), proses pemberdayaan masyarakat, metodologi penelitian, pengetahuan teoritis spesifik fakultas atau jurusan, manajemen organisasi, dan bahasa Asing.

2. Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Pekerjaan

Menurut para responden dari lulusan Program Magister, kompetensi yang sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam dunia kerja bagi lulusan Program Magister adalah semua kompetensi yang dicantumkan di angket yang diberikan kepada responden. Namun ada beberapa prioritas yang menurut mereka perlu lebih diutamakan untuk dimiliki oleh setiap lulusan Program Magister yang akan memasuki dunia kerja.

Keterampilan kompetensi lisan menjadi prioritas utama yang sangat diperlukan dan Kemahiran komputer menjadi kompetensi selanjutnya yang harus dimiliki oleh lulusan Program Magister.

3. Daya Saing dengan Lulusan Perguruan Tinggi Lain

Dilihat dari daya saing Lulusan Program Magister dengan perguruan tinggi lainnya, para responden mengakui bahwa lulusan Program Magister memiliki daya saing yang mumpuni, yaitu 32% (8 orang) dari mereka menyatakan sangat mampu bersaing dengan lulusan dari Perguruan Tinggi lainnya, 64% (16 orang) dari mereka menyatakan mampu bersaing dan 4% (1 orang) dari mereka menyatakan kurang mampu bersaing.


(41)

33

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat Mampu Mampu Kurang Mampu

Daya Saing dengan Lulusan Perguruan Tinggi Lain

D. Usulan Responden untuk Kemajuan Program Magister 1. Kurikulum

a. Kurikulum Program Magister agar disesuaikan dengan visi masing-masing prodi, kebijakan pemerintah dan perkembangan IPTEK saat ini dan yang akan datang.

b. Kurikulum Program Magister harus lebih dispesifikasikan lagi antara kurikulum inti prodi dan kurikulum umum pendidikan.

c. Kurikulum Program Magister harus lebih mengacu kepada kebutuhan dunia kerja yang lebih bersifat aplikatif (tidak hanya teoritik).

d. Kurikulum Program Magister harus lebih mengacu kepada kurikulum prodi sejenis di universitas yang memiliki reputasi tinggi.

e. Kurikulum Program Magister harus lebih mengacu kepada kebutuhan masyarakat dan membekali mahasiswa dengan pembelajaran kurikulum bertaraf internasional.

f. Kurikulum Program Magister harus menyiapkan kegiatan matrikulasi yang dikhususkan untuk mahasiswa berlatarbelakang non-pendidikan.

g. Kurikulum Program Magister juga harus mewadahi terciptanya lingkungan bahasa (Arab dan Inggris) dalam komunikasi rutin antar seluruh sivitas akademika.

2. Dosen/SDM

a. Kesesuaian bidang keilmuan dosen dalam pemilihan dosen pembimbing tesis mahasiswa tiap-tiap prodi, sehingga mahasiswa terfasilitasi oleh keahlian dosen tersebut.

b. Hasil evaluasi kinerja dosen tiap semester agar menjadi acuan utama dalam pengembangan dan kemajuan kualitas Program Magister.


(42)

c. Pengangkatan dosen diharapkan lebih selektif lagi terutama dalam memilih dosen yang benar-berkompeten dalam bidangnya. Dan memfasilitasi serta mensupport (mendukung) dosen dalam partisipasi sebagai narasumber di berbagai kegiatan ilmiah bertaraf nasional dan internasional.

d. Hendaknya dosen yang mengajar lebih komunikatif, inovatif, berwawasan luas, selalu update dalam disiplin ilmu yang dimilikinya, dan memperhatikan teknik penyampaian materi perkuliahan sehingga lebih menarik dan mudah dipahami oleh mahasiswa.

e. Dosen hendaknya lebih produktif terutama dalam pembuatan karya ilmiah, baik berupa buku ajar, artikel maupun hasil-hasil penelitian ilmiah, sehingga bisa dibaca dan dimamfaatkan oleh para sivitas akademika.

3. Manajemen

a. Manajemen Program Magister masih perlu ditingkatkan, misalkan saja dalam hal memberikan informasi kepada mahasiswa, sering kali mahasiswa terlambat tahu informasi yang diberikan baik dari Universitas, Fakultas maupun Program Magister. Sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam pengurusan adminitrasi (birokrasi). IT pun juga harus ditingkatkan serta perbaikan di bidang entri nilai pada setiap semester, sehingga mahasiswa tidak kesulitan ketika membutuhkan nilai-nilai persemester. Program Magister pun sebaiknya memiliki data base lengkap tentang alumni. Oleh karena itu, manajemen Program Magister seharusnya lebih dapat terorganisir karena sejauh ini sistem yang sudah ada itu sudah cukup baik namun pengolahannya di lapangan butuh keapikan lagi.

b. Hendaknya Program Magister memiliki tim pemikir yang fokus dan berkompeten sehingga bisa memberikan pelayanan yang mudah dan transparan agar mahasiswa lebih cepat menyelesaikan kuliahnya.

4. Sarana dan Prasarana

a. Untuk sarana dan prasarana, Program Magister diharapkan dapat melengkapi dan memaksimalkan secara intensif penggunaan sarana dan prasarana sebagai salah satu bentuk usaha peningkatan kualitas calon


(43)

35

lulusan Program Magister. Hal ini bisa bisa dilakukan dengan adanya laboraturium khusus Program Magister, melengkapi perpustakaan jurusan/fakultas/universitas sebagai rujukan referensi, berlangganan jurnal terkakreditasi baik dalam bentuk online maupun offline, menerapkan kembali language area serta pembuatan alur prosedur yang dapat membantu mahasiswa, seperti alur jalur pendaftaran ujian-ujian penyelesaian studi/tesis.

b. Meningkatkan akses free wifi yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas serta penyelesaian tugas-tugas perkuliahan. Selain itu, mahasiswa pun sangat membutuhkan open access dalam penggunaan seluruh fasilitas dari universitas semisal akses perpustakaan riset Sekolah Pascasarjana. c. Mengusulkan diadakannya loker khusus untuk mahasiswa dan ruang

belajar mandiri dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan. Selain itu, ruang dosen juga sangat diperlukan untuk menciptakan suasana akademis antar seluruh sivitas akademika.

d. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam kelas. Kebersihan toilet dan fasilitas ibadah yang lebih bersih dan nyaman juga menjadi usulan dari sebagian besar alumni, karena selama ini tempat-tempat dimaksud kurang terjaga kebersihannya.

5. Jaringan/Kerjasama

a. Program Magister hendaknya melakukan kerjasama dengan universitas di dalam maupun luar negeri baik di wilayah timur maupun barat sehingga bisa diadakan pertukaran mahasiswa dan juga pertukaran dosen pengajar (native speaker). Selain itu, pemanfaatan native speaker yang ada di Jakarta seperti yang ada di kedutaan-kedutaan besar juga penting dioptimalisasikan sedemikian rupa, sehingga pembentukan lingkungan berbahasa Asing dapat diwujudkan.

b. Lebih memperluas kerjasama, baik dengan alumni-alumni Program Magister maupun dengan sekolah/madrasah atau universitas yang bertaraf nasional maupun internasional terutama dalam pengembangan pendidikan.


(44)

Dan juga dalam pemanfaatan mahasiswa yang berprestasi agar lebih cepat mendapatkan pekerjaan.

c. Lebih memperluas kerjasama dalam rangka pemerolehan beasiswa untuk mahasiswa Program Magister berprestasi baik dari berbagai kementerian maupun lembaga-lembaga non-pemerintah. Selain itu, studi ilmiah ke universitas di berbagai negara maju pun dirasa sangat perlu agar menjadi motivasi untuk kemajuan Program Magister.

6. Profil Program Magister yang Diharapkan

a. Program Magister hendaknya mempersiapkan lulusannya agar memiliki daya saing dan keunggulan lebih dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi lain baik di dalam maupun luar negeri.

b. Program Magister hendaknya menjadi program magister pendidikan percontohan untuk program magister di perguruan tinggi lain. Hal ini akan terwujud berkat kerjasama antar semua pihak di UIN Jakarta.

c. Sivitas akademika khususnya Program Magister hendaknya melaksanakan pembelajaran efektif dan menciptakan lingkungan kebahasaan dan semua yang terkait dalam pengingkatan kebahasaan mahasiswa.

d. Siap mengembangkan pengajaran, memiliki keterampilan dalam mengajar dan mendidik, profesional, memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi

uswah hasanah bagi guru/dosen lainnya.

e. Program Magister hendaknya menjadi jurusan yang berkualitas baik dari kurikulum, dosen, manajemen, dan juga sarana prasarananya.

7. Soft Skill untuk Calon Lulusan yang Diperlukan

a. Melatih keterampilan penelitian. b. Melatih pembelajaran berbasis TIK.

c. Melatih Emotional Spiritual Skills dan Social Skills.

d. Melatih Leadership, Kerjasama, Manajemen organisasi/kemasyarakatan, kepemimpinan, cara bersosialisasi (menjalan hubungan harmonis dengan siapapun) dan Pendidikan Kemasyarakatan.


(45)

37

f. Public speaking communication, inisiatif kerja dan motivasi diri.

g. Meningkatkan kemampuan IT seperti komputer, mampu berbahasa asing (Arab dan Inggris) dan memperbanyak pelatihan pembuatan/perancangan media pengajaran, evaluasi pengajaran yang kreatif.

E. Pembahasan

Informasi yang diberikan oleh responden yang didapat melalui angket

tracer study alumni Program Magister, menunjukan bahwa semua lulusan Program Magister telah bekerja sesuai bidang, bahkan mereka semua sudah mulai bekerja sebelum lulus dari perkuliahan.

Dari angket yang mereka isi menunjukan bahwa 100% dari lulusan Program Magister telah bekerja di berbagai instansi negeri maupun swasta, 40% di antara mereka ditawari pekerjaan dan 36% dari mereka menyatakan bahwa pekerjaan mereka sangat sesuai dengan harapan. Dari tingkat kepuasan terhadap pekerjaan yang mereka dapat menunjukkan bahwa mereka menyatakan puas (72%) bahkan sangat puas (12%) dengan pekerjaan mereka.

Dari sisi pendapatan, mayoritas lulusan Program Magister (40%) yang telah memiliki pekerjaan yaitu rata-rata berkisar antara Rp. 3.000.000 – 5.000.000. Ini berarti bahwa lulusan Program Magister yang telah bekerja telah mendapatkan penghasilan yang baik.

Secara keseluruhan (92%) para lulusan Program Magister telah memiliki pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari atau sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Hal ini sejalan dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada BAB III pasal 7 mengenai Prinsip Profesionalitas Guru dan Dosen, yang menyatakan bahwa seorang guru yang profesional harus memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas serta memiliki kompetensi yang diperlukan yang juga harus sesuai dengan bidang tugas. Artinya bahwa para lulusan Program Magister telah mampu memenuhi


(1)

38

harapan pemerintah untuk menjadi seorang guru yang memiliki prinsip profesionalitas.

Pengalaman belajar mandiri, belajar di masyarakat dan magang di instansi/lembaga menurut hasil penelitian merupakan aspek pengalaman pembelajaran yang memberikan kontribusi yang sangat penting bagi lulusan Program Magister yang akan terjun ke dunia kerja. Hal ini sejalan dengan beberapa usulan yang dikemukakan oleh para responden penelitian yang menyatakan bahwa mereka banyak terbantu dalam mengajar karena pernah berpengalaman dalam penyelesaian tugas lapangan di berbagai matakuliah dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Program Magister.

Dari hasil penelitian diketahui pula bahwa para lulusan Program Magister disaat baru lulus pada umumnya telah memiliki keterampilan komunikasi tertulis dan komputer. Responden menyatakan keterampilan kompetensi lisan menjadi prioritas utama yang sangat diperlukan dalam memasuki dunia kerja. Hal ini sesuai dengan usulan dari para responden yang menegaskan bahwa kurikulum yang sudah ada hendaknya dikembangkan dengan apa yang akan dihadapi calon lulusan di lapangan pekerjaan baik secara teoritis maupun praktis atau mengintegrasikan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan dunia kerja pada masa kini. Kemudian matakuliah maupun kegiatan yang berorientasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan hendaknya lebih banyak diberikan bagi para mahasiswa Program Magister. Sebagaimana dikatakan bahwa bahasa menunjukan identitas suatu golongan begitu pula menurut mereka, komunikasi lisan seperti lancar berbicara berbahasa Arab dan Inggris bagi lulusan Program Magister menjadi indentitas yang bisa mencirikan bahwa seseorang menguasai bahasa Arab dan Inggris.

Kemudian sarana dan prasarana yang mendukung untuk peningkatan komunikasi lisan juga hendaknya dilengkapi oleh pihak Program Magister sehingga mampu untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan para mahasiswa Program Magister sesuai dengan tuntutan di dunia kerja yang akan


(2)

mereka rasakan nantinya. Hal ini bisa dilakukan dengan memaksimalkan fungsi laboratorium bahasa dan PAI serta perangkatnya, melengkapi perpustakaan jurusan/fakultas/universitas sebagai rujukan referensi, berlangganan jurnal terakreditasi dan juga menerapkan kembali language area/bi’ah lughawiyah.

Selanjutnya bahasa Asing, kerjasama tim, dan leadership/kepemimpinan merupakan aspek kedua yang perlu diperhatikan oleh pihak Program Magister demi kemajuan lulusan Program Magister di dunia kerja, karena dimanapun tempat mereka kerja nantinya, mereka dituntut untuk bisa menguasai bahasa Asing (Arab dan Inggris), kerjasama dalam satu tim bahkan dalam satu waktu mereka harus bisa menjadi pemimpin yang dipercayakan untuk memegang amanah. Hal ini pun sejalan dengan usulan dari beberapa responden yang menitikberatkan kepada lulusan Program Magister untuk memperbanyak soft skill seperti keterampilan dalam berkomunikasi serta manajemen organisasi (leadership) yang baik, cara bersosialisasi (menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain) dan keterampilan di bidang IT.

Dalam hal ini Program Magister memberikan keluasan kepada para mahasiswa untuk ikut serta dalam organisasi kampus seperti terlibat menjadi pengurus di Forum Mahasiswa Program Magister (FORMA) FITK, sehingga melatih mahasiswa untuk bisa bekerjasama antar tim dan juga menjadi pemimpin bagi yang lainnya.

Lulusan Program Magister yang mengisi angket mengakui bahwa mereka mampu untuk bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya bahkan 32% menyatakan dengan yakin bahwa mereka sangat mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lain. Ini membuktikan bahwa salah tujuan Program Magister telah bisa dicapai dengan baik, yakni menghasilkan Magister Pendidikan yang memiliki pemahaman dan wawasan keislaman yang komprehensif, mempunyai keahlian dalam pendidikan dan pengembangan bahasa Asing sesuai dengan bidang yang ditekuni, kesadaran ilmiah yang tinggi, terbuka dan responsif terhadap perubahan sosial, dan berakhlak mulia.


(3)

40

Selain itu, menurut pengamatan tim peneliti, alumni Program Magister juga memperlihatkan mobilitas sosial dan intelektual yang cukup tinggi. Buktinya, di antara mereka ada yang tidak hanya menjadi guru/dosen, tetapi juga menjadi insruktur bahasa, konsultan, pengawas, staf, pimpinan lembaga, dan juga da’i/muballigh.

Alumni Program Magister sebanyak 10 orang telah berstatus PNS. Secara sosial ekonomi, dapat dikatakan bahwa mobilitas vertikal mereka cukup tinggi. Dan dari segi mobilitas intelektual, alumni Program Magister juga akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S3. Fakta ini dapat dimaknai bahwa akseptabilitas alumni Program Magister untuk dapat melakukan mobilitas intelektual (akademik) cukup tinggi, karena –barangkali—mereka telah memiliki kemampuan dasar berupa penguasaan bahasa Asing, sehingga ketika studi ke jenjang yang lebih tinggi relatif tidak banyak mengalami kesulitan, terutama di bidang pendidikan Islam ataupun bahasa Asing.


(4)

36 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dari Bab I sampai Bab IV, maka Peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum alumni Program Magister pada 3 tahun terakhir angkatan 2010 - 2012 memperlihatkan mobilitas sosial dan intelektual yang cukup tinggi.

2. Dari segi keterserapan dan kontribusi sosial-profesional alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 di dunia pendidikan formal dan/atau non-formal telah menunjukan bahwa para alumni memiliki kontribusi yang besar di masyarakat sosial dan di dunia pendidikan.

3. Dari segi mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister pada angkatan 2010 - 2012 dalam melanjutkan studi menunjukan bahwa alumni Program Magister memiliki mobilitas sosial intelektual yang cukup tinggi, terbukti para lulusan (24%) akan melanjutkan studi ke S3.

4. Dapat diketahui juga bahwa salah satu alasan pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan alumni Program Magister belum dapat dilakukan secara optimal yaitu di antaranya kurangnya pengetahuan prodi terhadap data riwayat hidup alumni setelah lulus dari Program Magister. 5. Perlunya perhatian khusus terhadap kurikulum yang terkait erat dengan

dunia kerja, peningkatan manajemen jurusan dari segala aspek, peningkatan SDM, kelengkapan sarana prasarana, perluasan jaringan kerjasama dan pengeyaan calon lulusan Program Magister dengan berbagai soft skill yang diperlukan untuk menunjang mereka di dunia kerja nantinya menjadi harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Prodi Program Magister di masa yang akan datang


(5)

37

B. Rekomendasi

Setelah memperoleh data hasil penelitian dan mempelajari hasil kesimpulan, maka tim peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Program Magister hendaknya lebih memperhatikan lagi pendataan alumni terutama tentang riwayat hidup mereka setelah lulus dari Program Magister, sehingga mereka bisa diberdayakan secara optimal dalam bidang akademik maupun sosial untuk kemajuan Program Magister masa mendatang.

2. Pembentukan wadah himpunan alumni Program Magister khusus FITK UIN Jakarta merupakan satu hal yang sangat diharapkan sehingga Program Magister bisa mendapatkan kontribusi usulan dan saran yang konstruktif tidak hanya dalam materi melainkan juga dalam pemikiran.

3. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan keberadaan alumni tentunya menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan Fakultas dalam menjamin mutu fakultas di mata masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan alumni tiap prodi khususnya Program Magister hendaknya ditampung dan bisa diberdayakan secara optimal oleh fakultas sehingga bisa memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan FITK.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Ace, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Program Magister, Buku 3A, Borang Akreditasi Program Magister, Jakarta: Program Magister, 2013.

Djuwariyah, “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan Islam”, dalam Jurnal el-Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.1 Tahun 2008

Hanafie, Imam, Pendidikan yang Membebaskan, dalam http://www.nu.or.id/ Wijaya, Indra dan Adam I, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, Bandung

: Sinar Baru, 1989.

Asmawi, M. Rosul, Strategi Meningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi, dalam Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005.

Ma’arif, Syamsul, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Tobroni, Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Islam: Lessons Learned dari

McGill University, diakses dari www.umm.ac.id

McMahon, Walter W. dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity, New York: University of Illionis, 1982.

Cheng, Yin Cheong, School Effectiveness and School-Based Management: A Mechanism for Development, Washington D.C: The Palmer Press, 1996. http://ban-pt.kemdiknas.go.id