c. Genetik Terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa variasi genetik berbeda
dalam hal respon terhadap kebugaran jasmani yang berhubunga n dengan kesehatan. Pengaruh keturunan terhadap lemak tubuh 25, kesegaran otot 20-
40, dan kesegaran kardiovaskuler 10 -25. Hal ini dibandingkan pada orang- orang yang tidak terlatih Bouchard,1993.
d. Aktivitas fisik Aktivitas fisik didefinisikan sebagai s etiap gerakan tubuh yang dihasilkan
oleh otot-otot skeletal dan menghasilkan peningkatan resting energy
expenditure yang bermakna Kurpad, Swaminathan Bhat, 2004. Aktivitas
fisik juga dapat didefinisikan sebagai suatu gerakan fisik yang menyeb abkan terjadinya kontraksi otot Goran, 2008. Aktivitas fisik pada anak dan remaja
dipengaruhi oleh
berbagai hal,
diantaranya adalah
faktor fisiologisperkembangan
misalnya pertumbuhan,
kesegaran jasmani,
keterbatasan fisik, lingkungan fasilitas, musim, keamanan dan faktor psikologis, sosial dan demografi pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua,
teman sebaya, status ekonomi, jenis kelamin, usia Kohl Hobbs, 1998.
2.1.3. Pengukuran tingkat kebugaran
Terdapat berbagai variasi tes kesegaran jasmani untuk mene tapkan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Ada beberapa tes yang sering dipergunakan, antara lain:
1. Tes kebugaran lapangan a Tes Balke, lari dalam 15menit
b Tes Cooper, lari dalam 12 menit Budiman, 2007 c Tes ACSPFT
Tes kesegaran jasmani ACSPFT Asian Commitee on the Standardization of Physical Fitness Test merupakan tes kesegaran jasmani di lapangan .
Tes ACSPFT merupakan rangkaian tes yang terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
Lari 50 meter untuk mengukur kecepatan. Lompat jauh tanpa awalan untuk mengukur gerak eskplosif tubuh d aya
ledak otot. Bergantung angkat badan putra atau berg antung siku tekuk putri
untuk mengukur kekuatan statis dan daya tahan lengan serta bahu. Lari hilir mudik 4 x 10 m untuk mengukur ketangkasan.
Baring duduk 30 detik untuk mengukur daya tahan otot -otot perut. Forward flexion of trunk untuk mengukur kelenturan.
Lari jauh 600 m untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi Suryanto, 2006.
d Tes kebugaran laboratorium
i. Treadmill, yang paling sering dipakai adalah protokol Bruce.
ii. Ergometer sepeda, merupakan tes submaksimal, yang sering
dilakukan adalah tes ergometer sepeda Astrand dan Fo x Budiman, 2007.
iii. Harvard Step Test, merupakan salah satu jenis pengukuran
tingkat kebugaran seseorang. Dalam Harvard step test ini ketinggian bangku yang digunakan pada l aki-laki adalah 45cm
dan perempuan adalah 43cm. Caranya, subjek disuruh naik turun bangku dengan irama 120xmenit dengan menggunakan
metronom selama 5 menit. Subjek meletakkan kaki kanan di atas bangku dan setelah diberi arahan memulakan perlakuan
dan menaikkan kaki kirinya ke atas bangku, setelah itu menurunkan kaki kanan dan diikuti dengan kaki kiri. Sekiranya
sebelum 5 menit subjek terasa lelah perlaku an tersebut dihentikan dan dicatat waktu. Pada masa pemulihan, dinilai
denyut nadi pada 1-1.5 menit, 2-2.5 menit dan 3-3.5 menit Rusip, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Physical Fitness Index : time in seconds x 100
2 x Sum of pulse counts at 1 -1.5, 2-2.5 and 3-3.5 mins
Tabel 2.2. Physical Fitness Index Rusip,2006. Criteria
Score Value
Excellent 5
90 Above average
4 80-89
Average 3
65-79 Below average
2 50-64
Poor 1
50
2.2. Olahraga