Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Banten

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh :

Luki Budiawan

1110025000085

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015/1436 H


(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Luki Budiawan

NIM: 1110025000085

Dibawah Bimbingan

Parhan Hidayat, M.Hum

NIP: 197806212011011004

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015/1436 H


(3)

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, Indonesia Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : LUKI BUDIAWAN

N I M : 1110025000085

Program Studi : Ilmu Perpustakaan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 17 April 2015


(4)

i

Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perpustakaan BPAD Banten dan kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan BPAD Banten dalam melakukan kegiatan pemasaran. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Kasubbag. Program Evaluasi dan Pelaporan dan Kasubbid. Pembinaan Perpustakaan, serta Pustakawan Bagian Layanan Sirkulasi dan Referensi Perpustakaan BPAD Banten. Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2014 hingga Februari 2015. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Perpustakaan BPAD telah melakukan kegiatan pemasaran dengan melakukan segmentation, targeting, positioning serta bauran pemasaran (7P). Kendala yang dihadapai oleh Perpustakaan BPAD dalam melakukan kegiatan pemasaran adalah anggaran yang masih belum mencukupi untuk melakukan pemasaran yang lebih bervariasi, selain itu anggaran pun dapat menghambat pengadaan koleksi perpustakaan, sehingga koleksi perpustakaan sebagai alat pemasaran tidak dapat dimaksimalkan Kemudian sumber daya manusia yang ada masih belum sepenuhnya mengerti dalam strategi perencanaan pemasaran.

Kata kunci: Pemasaran Organisasi Nirlaba, Pemasaran Perpustakaan, Perpustakaan Umum.


(5)

ii Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah (Skripsi) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Pada proses penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi penulis namun itu semua merupakan proses pembelajaran. Tersusunnya penulisan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kedua orangtuaku, keluarga, dan kekasihku, terimakasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa dorongan semangat dari kalian skripsi ini tidak akan pernah ada.

2. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Parhan Hidayat M.Hum, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan serta bersedia meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini selesai.


(6)

iii

6. Bapak Drs. Tri Djumargio, M.Si, Ibu Ani Kurniasih S.H, seluruh staff BPAD Banten, dan pemustaka Perpustakaan BPAD Banten yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian di Perpustakaan BPAD Banten.

7. Seluruh teman-teman, terima kasih atas segala kebersamaan, kekompakkan dan kenangan yang telah menjadi bagian dalam perjuangan hidup kita, saat ini dan yang akan datang. Tetap jaga rasa kekeluargaan di Jurusan Ilmu Perpustakaan. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berusaha semampu dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk menyusun penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi semua pihak untuk memberikan kontribusi baik kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 14 Februari 2015


(7)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum ... 8

1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8

2. Peran dan Tujuan Perpustakaan Umum ... 9

a. Peran Perpustakaan Umum ... 9

b. Tujuan Perpustakaan Umum ... 11

B. Pemasaran ... 12

1. Pengertian Pemasaran ... 12

2. Strategi Pemasaran ... 14


(8)

v

6. Positioning ... 19

7. Bauran Pemasaran ... 20

a. Product (Produk) ... 20

b. Price (Harga) ... 21

c. Place (Tempat) ... 22

d. Promotion (Promosi) ... 23

e. People (Orang) ………24

f. Physical Evidence (Sarana Fisik) ... 26

g. Process (Proses) ... 27

8. Kendala Pemasaran Perpustakaan ... 27

C. Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 32

B. Sumber Data ... 32

C. Informan ... 33

D. Instrumen Penelitian yang Digunakan ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(9)

vi

3. Sumber Daya Manusia BPAD Provinsi Banten ... 39

4. Struktur Organisasi BPAD Provinsi Banten ... 40

5. Lokasi BPAD Provinsi Banten ... 41

6. Fasilitas Perpustakaan BPAD Provinsi Banten ... 41

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Strategi Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten ... 45

a. Segmentasi ... 45

b. Target Pasar ... 46

c. Positioning ... 47

d. Bauran Pemasaran ... 48

1) Product (Produk) ... 48

2) Price (Harga) ... 51

3) Place (Tempat) ... 52

4) Promotion (Promosi) ... 53

5) People (Orang) ... 56

6) Physical Evidence(Sarana Fisik) ... 59

7) Process (Proses) ... 61

2. Kendala Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten ... 62

C. Pembahasan 1. Strategi Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten a. Segmentasi ... 64

b. Target Pasar ... 65


(10)

vii

2) Price (Harga) ... 68

3) Place (Tempat) ... 69

4) Promotion (Promosi) ... 69

5) People (Orang) ... 71

6) Physical Evidence(Sarana Fisik) ... 72

7) Process (Proses) ... 73

2. Kendala Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten ... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA………62 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

viii

Tabel 1 Hasil Stock Opname 2014 ………...48 Tabel 2 Daftar Staf Perpustakaan BPAD Banten……….60 Tabel 3 Tingkat Pendidikan Staf Perpustakaan BPAD Banten………....62 Tabel 4 Statistik Jumlah Kunjungan Perpustakaan BPAD Tahun


(12)

ix


(13)

1

A.

Latar Belakang

Dengan perkembangan zaman maka kebutuhan manusia akan semakin meningkat, termasuk dalam kebutuhan informasi pada masyarakat. Sebagaimana tugas dan fungsi perpustakaan, yaitu menghimpun dan mengumpulkan (to collect), mengolah, memelihara, merawat, melestarikan (to preserve), dan mengemas, menyajikan, dan memperdayakan, serta memanfaatkan dan melayankan kepada pemakai (to make available)1. Maka perpustakaan berkewajiban memenuhi kebutuhan informasi masyarakat tersebut.

Perpustakaan diharapkan dapat menyediakan layanan pendidikan yang tidak dapat dilakukan oleh keluarga dan masyarakat. Sehingga melalui berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan, masyarakat diharapkan dapat memiliki kemampuan dan terbebaskan dari keterbelakangan informasi dan ilmu pengetahuan yang berkembang.

Perpustakaan Umum mempunyai peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagai wahana belajar pengembangan potensi masyarakat, serta merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa. Seperti yang telah tertulis pada undang-undang No. 43 tahun 2007 Pasal 48, bahwa:

(1) Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

1 Sutarno N. S, Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Sagung


(14)

(2) Pembudayaan kegemaran membaca pada keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui buku murah dan berkualitas.

(3) Pembudayaan kegemaran membaca pada satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran.

(4) Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu. Dari pernyataan diatas, maka terlihat begitu pentingnya perpustakaan dalam menopang kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya perpustakaan diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya sesuai dengan visi dan misi perpustakaan.

Perpustakaan pada umumnya merupakan lembaga layanan sosial yang mampu memberikan suatu yang berguna bagi masyarakat yaitu berupa informasi, pendidikan, rekreasi, penelitian, dan pengembangan budaya. Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat2.

Untuk menghubungkan antara masyarakat dan perpustakaan maka dibutuhkan suatu kegiatan yang dapat mensosialisasikan atau memasarkan perpustakaan. Pemasaran perpustakaan merupakan serangkaian yang terdiri

2


(15)

atas kegiatan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan diakhiri dengan komunikasi kembali berkaitan dengan penyediaan kebutuhan informasi tersebut. Masyarakat sebagai pengunjung atau pelanggan menjadi prioritas utama perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. The Chartered Institute of Marketing dalam buku David Wijaya menyatakan, pemasaran sebagai proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan konsumen3.

Menurut Kotler sebagaimana dikutip Fandy Tjiptono, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain.4 Sementara itu menurut Badollahi Mustafa, pemasaran adalah kegiatan manjerial yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menciptakan tukar-menukar antara pembeli dan organisasi dengan cara yang efektif demi tujuan organisasi tersebut.5

Masyarakat yang kehidupannya dinamis sangat membutuhkan informasi, mereka dapat memperolehnya di perpustakaan karena perpustakaan yang merupakan salah satu pusat infomasi, tu akan menjadi suatu tantangan dan tanggung jawab yang besar bagi perpustakaan umum untuk memenuhinya. Sedangkan bagi perpustakaan sendiri sistem pasar, berarti juga dikembangkannya suatu sistem persaingan, dimana perpustakaan yang memiliki kelebihan dalam koleksi, fasilitas, tenaga dan lain sebagainya akan lebih mampu menarik peminat dan menawarkan serta menjual jasa informasi yang tersedia.

3

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.13

4

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa ({SL}: Bayumedia,Cet.3, 2007), h. 2

5 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.


(16)

Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten dibentuk atas dasar Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. Semula instansi ini bernama Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Banten yang merupakan lembaga yang diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 33 Tahun 2003 sebagai penyedia bahan koleksi pustaka tertulis, tercetak dan terekam serta sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut sistem dan aturan yang baku serta didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian, penyebaran informasi. Sebagian masyarakat Banten belum banyak mengetahui dan memaksimalkan jasa serta maanfaat perpustakaan. Itu terlihat dari jumlah pengunjung tahun 2013 sekitar 51.549 pengunjung. Jumlah tersebut masih dibawah standar yang telah ditentukan oleh Perpustakaan Nasional dalam Standar Nasional Perpustakaan, untuk jumlah kunjungan fisik per kapita per tahun sekurang-kurangnya 0,10 (jumlah kunjungan pertahun/ jumlah penduduk).6 Jika melihat dari standar yang telah ditentukan oleh Perpustakaan Nasional dengan penduduk banten tahun 2013 dengan jumlah 11.452.491 penduduk7, maka jumlah kunjungan fisik per kapita per tahun hanya 0,0045, atau masih dibawah standar yang telah ditentukan oleh Perpustakaan Nasional yaitu 0,10 kunjungan fisik per kapita.

Terkadang sebuah perpustakaan umum tidak merisaukan betapa pentingnya sebuah konsep pemasaran perpustakaan, seolah mereka tidak memperdulikan kebutuhan informasi masyarakat yang begitu tinggi. Entah

6 Sri, Sumekar. dkk. Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum

dan Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 6

7

Biro Pe eri taha Provi si Ba te , Data Ju lah Pe duduk Kabupate /Kota se -Provi si Ba te . http://banten.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=131 ditelusur pada 27 Agustus 2014 pukul 10.24 WIB


(17)

mungkin perpustakaan adalah suatu lembaga non provite ataukah manajemen pengelolaan suatu perpustakaannya yang tidak optimal. Namun masyarakat seharusnya mengetahui apa yang ada di perpustakaan dan kemudian di rayu untuk datang ke perpustakaan.

Mengingat sangat pentingnya perpustakaan umum untuk penyediaan informasi bagi masyarakat. Bagaimana pesan-pesan informasi tersebut sampai dengan baik pada masyarakat, Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah Provinsi Banten”.

B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis ambil, maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti seputar strategi pemasaran yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut;

a. Bagaimana produk dan promosi pemasaran yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten?

b. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten dalam proses pemasaran?


(18)

C. Tujuan Penelitian:

1. Untuk mengetahui bagaimana produk dan promosi pemasaran yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.

2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten dalam proses pemasaran.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian yang dilakukan diharapkan bisa memberikan manfaat baik bagi lembaga tempat penelitian, bagi kelompok masyarakat yang lebih luas, maupun bagi peneliti. Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1 Memberi masukan bagi pengelola/manajemen Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten tentang memasarkan informasi yang ada di perpustakaan.

2 Dapat memberi masukan mengenai pengaruh strategi pemasaran di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.

3 Penelitian ini dipergunakan untuk menambah wawasan penulis dan sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Perpustakaan.

4 Menambah referensi bagi peneliti lain sehingga menambah wawasan berpikir tentang pengaruh konsep Pemasaran terhadap kepuasan Pemustaka.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut :


(19)

Bab I Pendahuluan.

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur.

Bab ini memuat teori – teori yang berasal dari kajian kepustakaan yang berkaitan dengan gambaran mengenai perpustakaan khusus, tujuan, tugas dan fungsi perpustakaan khusus, pengembangan koleksi, dan kebijakan pengembangan koleksi.

Bab III Sejarah BPAD Banten.

Pada bab ini akan membahas tentang sejarah Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten Banten.

Bab IV Hasil Penelitian.

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten Banten.

Bab V Penutup.

Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang dibuat oleh penulis setelah melakukan penelitian di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten Banten.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(20)

8

A. Perpustakaan Umum

1. Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat, yang didanai oleh masyarakat dan diperuntukkan bagi masyarakat umum untuk mendukung pendidikan masyarakat. Hampir di setiap daerah akan ditemukan perpustakaan umum karena kedudukannya sebagai penopang pendidikan masyarakat. Karena perpustakaan umum bersifat umum, maka perpustakaan umum terbuka bagi masyarakat umum tanpa membedakan latar belakang masyarakat.

Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Sutarno, yang dimaksud perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan8

Menurut Gill, perpustakaan umum adalah organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat, baik melalui pemerintah lokal, regional atau nasional atau melalui beberapa bentuk lain organisasi masyarakat. Perpustakaan menyediakan akses pengetahuan, informasi dan karya imajinasi dari berbagai sumber dan jasa dan tersedia untuk semua masyarakat tanpa memandang ras, kebangsaan, usia, jenis kelamin, agama, bahasa, kecacatan, status ekonomi dan lapangan kerja dan pencapaian

8

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan:Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: Sagung Seto, 2006). Hlm. 38


(21)

pendidikan. 9

Dari pengertian diatas terlihat sangat penting keberadaan perpustakaan umum di tengah kehidupan masyarakat guna memenuhi kebutuhan pendidikan dan informasi, dan pemanfaatannya terbuka bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan usia, agama, ras, dan sebagainya. 2. Peran dan Tujuan Perpustakaan Umum

Sebagai pelaksana perpustakaan umum, pemerintah diharapkan mampu menjalankan peran dalam mencapai tujuan-tujuan negara, seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu: “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”. Mencerdaskan kehidupan bangsa harus diupayakan agar negara dapat tumbuh menjadi bangsa yang cerdas dan sejahtera sehingga dapat menghadapi tantangan persaingan global di masa yang akan datang.

a. Peran Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sangat besar perannya dalam perubahan social, hal ini berkaitan dengan keberadaan perpustakaan yang menyediakan informasi dan sumber informasi yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan hidup masyarakat. Gill menyatakan bahwa peran penting perpustakaan umum adalah mendukung dan mengembangkan identitas komunitas-komunitas kebudayaan lokal dengan cara menyediakan tempat bagi aktivitas komunitas-komunitas lokal, bekerja

9

Philip Ghill. The Public Library Service: IFLA/UNESCO Guidelines for Development (Munchen: IFLA and Institution Publication, ), h. 1


(22)

sama dengan komunitas-komunitas lokal dalam mengadakan suatu kegiatan serta menyediakan bahan-bahan pustaka bagi komunitas lokal untuk menambah dan mengembangkan pengetahuannya.10

Sedangkan Menurut Sutarno, perpustakaan umum mempunyai peran sebagai berikut;

1) Perpustakaan merupakan media atau jembatan antara sumber informasi yang terkandung dalam koleksi tersebut dengan para pemakai perpustakaan.

2) Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kebiasaan membaca dan budaya baca dengan menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3) Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan non formal bagi masyarakat.

4) Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

5) Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka tetap dalam keadaan baik.11

10

Philip Ghill. The Public Library Service: IFLA/UNESCO Guidelines for Development, h. 7

11

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003) hal. 55


(23)

b. Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi, pendidikan, rekreasi edukasi masyarakat, dan pelestarian budaya bangsa ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO dalam buku Rahayu Ningsih menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu:

1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik;

2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;

3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan

4) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan


(24)

apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.12

Sedangkan Menurut Hermawan dan Zen, tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan penegtahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dan, menfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.13

B. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Menurut Bashu Swastha dalam buku Danang Sunyoto menyatakan, bahwa pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang

12

Rahayu Ningsih, Pengelolaan Perpustakaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.5

13

Hermawan, R. dan Zulfikar Z., Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi danKode Etik Pustakawanan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto, 2006. Hal. 31


(25)

lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.14

Dengan perkembangan zaman arus pemasaran bukan hanya sebatas menjual dan mempromosikan, tetapi lebih pada pemuasan pelanggan. The Chartered Institute of Marketing dalam buku David Wijaya menyatakan, pemasaran sebagai proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan konsumen15. Dari pengertian tersebut berarti ada sebuah proses yang harus dilalui untuk lebih mengenal siapa dan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, karena untuk memuaskan pelanggan organisasi harus tahu apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Pelanggan menjadi hal yang utama dalam pemasaran jasa dengan indikasi pelanggan menjadi terpuaskan. Demikian juga halnya apa yang didefinisikan oleh Joewono dalam buku yang ditulis David Wijaya, Pemasaran Jasa adalah konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen dibandingkan dengan apa yang dipikirkan tentang barang atau jasa yang mereka tawarkan.16

Menurut Kotler sebagaimana dikutip Fandy Tjiptono, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

14

Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan Kasus (Yogyakarta: CAPS, 2012), h.18

15

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.13

16


(26)

dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain.17 Sementara itu menurut Badollahi Mustafa, pemasaran adalah kegiatan manjerial yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menciptakan tukar-menukar antara pembeli dan organisasi dengan cara yang efektif demi tujuan organisasi tersebut.18

Dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan manajemen yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan dan menghasilkan pertukaran produk pada individu atau kelompok sehingga organisasi tersebut berjalan baik dengan visi dan misinya. Jembatan dari pertukaran tersebut adalah komunikasi yang dilakukan organisasi untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler dan Fox dalam buku David Wijaya mengidentifikasi tiga unsur penting dari perumusan strategi pemasaran, yang bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi berperan di pasar dengan cara yang paling efektif, ketiga unsur tersebut adalah strategi penentuan pasar sasaran, strategi penentuan posisi pasar persaing, dan strategi bauran pemasaran.19 Sedangkan menurut Wilson dan Gilligan, organisasi menggunakan STP (Segmentation [segmentasi], targeting [penentuan pasar sasaran], positioning [penentuan posisi]) sebagai peran strategis minimal, karena organisasi tersebut memiliki budaya organisasi yang reaktif sehingga membuat dirinya sendiri menjadi tidak berdaya dan

17

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa ({SL}: Bayumedia,Cet.3, 2007), h. 2

18

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.4

19


(27)

tetap berada dalam sektor pasar yang sama untuk beberapa waktu tertentu20.

Organisasi membutuhkan perencanaan strategi yang efektif untuk dapat bertahan dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif. Tantangan tidak hanya untuk berhadapan dengan beberapa strategi, tetapi untuk membidik tepat ke arah strategi terbaik untuk organisasi yang memberikan sumber-sumber daya dan tujuannya.21

Setiap organisasi harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis untuk keberhasilan pencapaian pemasaran yang telah ditentukan. Dalam mengembangkan sebuah rencana pemasaran perpustakaan membutuhkan proses yang sistematis, mulai dengan menganalisa situasi, mengidentifikasi pasar, menetapkan target pemasaran, menetapkan positioning yang dikehendaki, dan merancang sebuah perencanaan pemasaran terpadu yang strategis.

Dengan istilah lain sebuah perencanaan pemasaran dapat terdiri dari sebuah sistem, mekanisme atau prosedur dan tata cara guna meningkatkan kinerja penyelenggaraan kegiatan. Selain itu untuk melakukan perencanaan pemasaran, organisasi harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai kebutuhan konsumen, maka akan semangkin efektif tugas organisasi dalam melakukan komunikasi pemasaran.

20

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 55.

21

Cannon, Joseph, dkk., Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.67


(28)

a. Menganalisa situasi

Untuk menganalisa situasi di lingkungan perpustakaan guna mengetahui sejauh mana penyelenggaraan tugas-tugas dan fungsinya dalam melayani masyarakat di bidang informasi, dokumentasi, dan ilmu pengetahuan kita bisa menganalisa dengan sebuah analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats), Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki sekarang adalah awal untuk menentukan strategi yang tepat.

b. Segmentasi Pasar

Pasar yang luas atau cukup luas berupa orang-orang atau kelompok yang tentu saja akan memiliki kondisi yang sangat beraneka ragam atau heterogen. Untuk itu perlu dipisahkan menjadi kelompok-kelompok yang memiliki sifat atau kondisi yang sama atau sejenis (homogen). Segmentasi merupakan usaha untuk mengelompokan-kelompokan pasar dari pasar yang bersifat heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat homogen.22

Eric Berkowitz dalam buku Morissan mendefinisikan segmentasi pasar adalah membagi suatu pasar kedalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran.

22

Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan Kasus (Yogyakarta: CAPS,2012), h. 57.


(29)

Dalam arti lain segmentasi adalah sebuah metode bagaimana melihat pasar secara kreatif.23 Maksudnya organisasi perlu melihat segmentasi sebagai seni mengidentifikasi dan memanfaatkan beragam peluang yang muncul di pasar. Jangan hanya melihat pasar dengan sederhana. Dengan segmentasi yang tepat, organisasi dapat menempatkan sumber daya sesuai dengan segmen-segmen pasar yang telah diidentifikasi.

Dengan melakukan segmentasi pasar maka kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dalam melayani konsumen secara baik dari khalayak konsumen yang sangat luas dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dengan tujuan dapat membagi pelanggan ke kelompok yang lebih homogen guna mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginannya.

Bagi perpustakaan, melakukan segmentasi pasar akan memberikan kemudahan tersendiri bagi organisasi untuk melihat kebutuhan informasi masyarakat yang begitu luas. Sehingga perpustakaan dapat menetapkan sumber daya yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.

c. Menetapkan target pemasaran

Menentukan target pasar adalah tahapan selanjutnya setelah melakukan evaluasi segmen pasar, untuk menentukan segmen yang akan dijadikan target atau pasar sasaran.Target pasar berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau

23

Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya on Segmentation (Bandung: Mizan, 2007) h.17


(30)

kelompok-kelompok atau segmen-segmen tertentu dalam masyarakat. Target pasar mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan menjangkau konsumen sasaran tersebut. Targeting memungkinkan komunikator pemasaran menyampaikan pesan mereka secara lebih tepat dan mencegah terjadinya kesia-siaan dalam penyampaian pesan kepada orang-orang di luar target pasar.24

Fandy Tjiptono menjelaskan bahwa dalam target pasar, organisasi melakukan segmentasi pasar kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap paling potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang khusus untuk segmen-segmen yang dipilih.25

Organisasi sedapat mungkin menentukan target pasar yang mereka inginkan sesuai dengan segmen layanan, agar konsumen selalu bertambah dan produk yang diberikan dapat diterima oleh konsumen. Untuk itu organisasi yang menganut sistem pasar berarti harus secara bebas mengikuti pergerakan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Untuk menentukan target pasar dapat mengikuti salah satu diantara lima strategi peliputan pasar berikut:

1) Konsentrasi pada pasar tunggal, yaitu sebuah organisasi dapat memusatkan pada satu segmen pasar.

2) Spesialisasi selektif, yaitu organisasi memilih sejumlah segmen

24

Shimp, Terence A. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Erlangga, 2003) h. 120

25


(31)

pasar yang menarik serta sesuai dengan tujuan dan sumber daya. 3) Spesialisasi produk, yaitu organisasi hanya memusatkan pada satu

jenis produk untuk di produksi.

4) Spesialisasi pasar, yaitu organisasi hanya hanya memusatkan untuk melayani kebutuhan pelanggan tertentu.

5) Peliputan pasar secara penuh, yaitu organisasi berusaha melayani semua segmen pasar dengan produk yang dibutuhkan.26

d. Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu.27

Wilson dan Gilligan dalam buku David Wijaya menyatakan penentuan posisi pasar adalah proses untuk merancang citra dan nilai organisasi agar pelanggan pada segmen pasar tersebut dapat memahami posisi organisasi atau merek dalam kaitannya dengan kompatitor.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, Penentuan posisi pasar ialah cara untuk memposisikan produk ke pikiran pelanggan. Oleh karena itu pelaku strategi pemasaran harus menjelaskan definisi produk dan cara produk tersebut dapat berbeda dengan produk competitor lain. Untuk penetapan posisi banyak mengedepankan unsur komunikasi dan merupakan strategi

26

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 59

27


(32)

komunikasi. Produk barang dikomunikasikan kepada khalayak sehingga produk memiliki persepsi atau tanggapan.

e. Bauran Pemasaran

Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dalam buku Ratih Hurriyati adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran28. Cara untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif adalah melalui pemanfaatan unsur-unsur bauran pemasaran. Konsep bauran pemasaran pertama kali diutarakan oleh McCarty yang mengemukakan empat unsur utama bauran pemasaran yang dikenal dengan istilah “4P”, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Sedangkan untuk organisasi jasa keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi, para pakar pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu people (orang), physical evidence (sarana fisik), dan process (proses). Unsur-unsur tersebut merupakan sebuah unsur yang saling berkaitan satu sama lain sehingga organisasi dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

1) Product (produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat,

28

Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen (Bandung: Alfabeta, 2010) h.48.


(33)

kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide.29

Sedangkan menurut Marwan Asri, produk adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan kepuasan pada pemakainya, atau dapat pula dikatakan bahwa produk merupakan kumpulan atau kesatuan atribut-atribut yang secara bersama-sama memuaskan kebutuhan sesorang.

Untuk perpustakaan produk adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna baik itu informasi ataupun jasa. Produk dan jasa yang biasa disediakan oleh perpustakaan dapat berupa koleksi perpustakaan, peminjaman, penelusuran informasi, bimbingan kepada pengguna, pendidikan pengguna dan lain-lain.

2) Price (Harga)

Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh organisasi. Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra30.

Lamb dan McDaniel dalam buku David Wijaya mendefinisikan harga sebagai sesuatu yang diserahkan ke dalam

29

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2011) h.139.

30

Lupiyoadi, Rambat, Hamdani, A, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba Empat,2011) h.98


(34)

pertukaran untuk memperoleh barang dan jasa.31 Dengan kata lain, harga dapat berupa perbandingan antara biaya yang dikeluarkan baik berupa biaya transport, waktu dan tenaga dengan apa yang didapatkan oleh konsumen.

Bagi perpustakaan berarti penetapan biaya produksi dan harga pertukaran antara organisasi/perpustakaan dengan konsumen/ pemustaka atas produk atau jasa yang diberikan. Secara tradisional perpustakaan memberikan jasa secara cuma-cuma, tetapi dengan tersedianya jasa yang ditawarkan secara khusus seperti inter library loan, layanan internet, dan lain-lain dengan menggunakan fasilitas komputer atau media lain maka perlu dipertimbangkan biaya operasionalnya.

3) Place (tempat)

Dalam industri jasa place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung.32

Pengertian tempat mencakup mengenai proses perjalanan produk atau jasa yang tentunya adalah penyebarluasan informasi dari tangan organisasi. Tempat disini dapat diartikan berupa kemudahan akses, atau tempat pelayanan jasa. Perpustakaan harus

31

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, h. 106

32

Ratih Huriyatti, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Bandung : Alfabeta, 2010) h.55


(35)

mempertimbangkan kemudahan akses untuk segmen tertentu yang memerlukan rute pada pasar yang dituju. Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, maka tempat disini bukan hanya diartikan sebagai fisik semata tetapi bisa lebih kepada bentuk abstrak, yaitu dapat berupa website atau berupa perpustakaan digital.

4) Promotion (Promosi)

Promosi dan publikasi perpustakaan dimaksudkan agar semua program dan kegiatan yang dilakukan untuk masyarakat pengguna/pemustaka diketahui secara utuh dan jelas oleh masyarakat. selanjutnya mendapat respon dan tanggapan oleh mereka. Menurut Sherman, promosi adalah seni dan teknik untuk berhubungan dengan masyarakat, memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan serta pelayanan-pelayanan yang diberikan agar calon pemakai mengetahuinya.33

Tujuan dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang organisasi dan bauran pemasarannya. Iklan merupakan investasi yang menguntungkan. Mungkin tidak langsung berdampak pada laba, namun karena sifatnya yang harus diulang-ulang agar tidak terjadi “putus hubungan” dengan pasar potensial, maka iklan lebih bersifat investasi, yakni investasi yang

33

Kharmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1997), h.16


(36)

ditanamkan ke benak konsumen.34

Menurut Laksmi, promosi di Perpustakaan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal promosi dilakukan oleh pustakawan di bagian layanan. Karena dibagian layanan dianggap sebagai ujung tombak yang membentengi performa perpustakaan secara keseluruhan, maka baik atau tidaknya perpustakaan di mata masyarakat tergantung pada pustakawan di bagian layanan. Secara eksternal, biasanya promosi dilakukan lewat penyebaran pamphlet yang berisi profil perpustakaan, iklan di media massa baik tercetak maupun elektronik, lomba membaca, menulis, menggambar, membuat poster atau lomba mendongeng.35

5) People (Orang)

Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.36

Menurut Wherter dan Davis, SDM adalah orang yang siap, mau, dan mampu berkontribusi terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu SDM organisasi jasa perlu dikelola dan dikembangkan untuk meningkatkan kinerja organisasi sehingga dapat memberikan

34

Yulianti, Periklanan (Advertising) Sebagai Sarana Komunikasi Marketing Dalam Dunia Informasi dan Perpustakaan, Visi Pustaka, no. 2 (Agustus 2009): h 28

35

Laksmi, Tinjauan Kultural Terhadap Kepustakawanan: Inspirasi dari Sebuah Karya Umberto Eco. (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 148

36


(37)

kontribusi penting untuk pencapaian tujuan organisasi.37

People (orang) atau sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur utama dalam sebuah organisasi. SDM mencakup semua faktor yang mempengaruhi, mewarnai, dan melingkupi organisasi. Fasilitas, aset, dan prasarana lainnya tidak dapat berfungsi secara optimal apabila tidak tersedia unsur SDM sebagai penggerak sistem organisasi. Organisasi juga harus mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya permasalahan dalam pengelolaan SDM dari tahap seleksi hingga proses manajemen SDM yang lebih kompleks.

Sedangkan bagi perpustakaan, sumber daya manusia meliputi semua tenaga kerja atau perangkat perpustakaan yang terdiri atas:

1) Pimpinan, dengan tugas utama merumuskan kebijakan dan mengambi keputusan untuk dijalankan oleh semua pegawai, 2) Pejabat fungsional pustakawan, yang bertugas dan berfungsi

melaksanakan kegiatan perpustakaan secara professional dan proposional,

3) Pelaksana teknis operasional seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan,

4) Pelaksana teknis administrasi dan ketatatusahaan yang mendukung semua kegiatan perpustakaan.

37


(38)

6) Physical Evidence (Sarana Fisik)

Sarana fisik merupakan lingkungan di mana jasa disampaikan dan merupakan tempat di mana organisasi dapat berinteraksi dengan pelanggan, serta didalamnya unsur-unsur berwujud (tangible) yang akan memperlancar kinerja atau proses komunikasi jasa.38 Sarana fisik dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan.

Menurut Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, ada dua jenis bukti fisik sebagai berikut:

a) Sarana penting (essential evidence): merupakan keputusan-keputusan yang dibuat pemberi jasa mengenai desain dan tata letak (layout) dari gedung, ruang, dan lain-lain.

b) Sarana pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap saja.39

Pada perpustakaan sarana fisik adalah semua benda, barang, dan inventaris yang menjadi milik perpustakaan dan dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan perpustakaan. Pendayagunaan tersebut adalah menggunakannya secara maksimal sehingga produktifitas perpustakaan dapat mencapai hasil dan

38

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, h. 210

39

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa. (Jakarta: Salemba Empat, 2006) h. 71


(39)

berdampak positif bagi masyarakat pemakai.40 7) Process (Proses)

Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa tersebut. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam buku Ratih Huriyati berpendapat, proses adalah semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.

Menurut Badollahi Mustafa proses yang berlangsung dalam industri jasa merupakan salah satu unsur yang dijual, keseluruhan proses yang berlangsung menentukan mutu dan kelancaran proses penyelenggaraan jasa dan memberikan kesan khusus kepada konsumen.41 Jika dilihat dari sudut pandang konsumennya, maka kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya. Pada perpustakaan, manajemen proses jasa yang efektif akan menjadi faktor pembeda organisasi, karena proses jasa terkait dengan cara pengguna diperlakukan di perpustakaan.

3. Kendala Pemasaran Perpustakaan

Sekiranya tidak ada satu pun organisasi yang tidak menghadapi permasalahan dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsinya, sehingga di dalam menjalankan misinya pasti akan menemui suatu problema. Sama halnya bagi perpustakaan, tentu akan menghadapi sebuah hambatan, kendala atau permasalahan.

Menurut Sutarno ada beberapa kendala dan keterbatasan yang

40

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan:Suatu Pendekatan Praktis, h. 218

41


(40)

umumnya dihadapi oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, baik yang internal dan eksternal:

a. Internal :

1) Jumlah, jenis dan mutu koleksi bahan pustaka, 2) Jumlah, dan mutu sumber daya manusia, 3) Sarana dan prasarana,

4) Perabot dan perlengkapan, 5) Sumber pembiayaan, 6) Sosialisasi,

7) Perhatian dari instansi induk / atasan. b. Eksternal:

1) Minat dan budaya baca masyarakat yang umumnya masih relative rendah,

2) Perhatian, respon, dan tanggapan masyarakat, yang masih terbatas, 3) Informasi dan akses ke perpustakaan masih terbatas,

4) Kesadaran tentang perlunya perpustakaan belum tumbuh dan berkembang baik,

5) Kondisi soaial budaya dan social ekonomi belum sepenuhnya menunjang,

6) Ada “jarak” yang memisahkan antara perpustakaan dan masyarakat.42

Sedangkan dalam melakukan kegiatan pemasaran, perpustakaan pasti akan menghadapi hambatan-hambatan baik itu dari dalam

42


(41)

perpustakaan maupun dari luar perpustakaan, berikut kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam melakukan kegiatan pemasaran menurut Badollahi Mustafa,:

a. Kendala dari Dalam

1) Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik pemasaran,

2) Tidak memadainya gedung perpustakaan,

3) Kurangnya dana yang memadai untuk pembelian bahan pustaka dan membuka layanan baru,

4) Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan.

b. Kendala dari Luar:

1) Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan tehadap perpustakaan,

2) Lemahnya manajemen organisasi,

3) Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke perpustakaan.43

C. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut beberapa penelitian dalam bentuk skripsi dan tesis yang memiliki tema serupa:

1. Komunikasi Pemasaran Terpadu: Studi Kasus Perpustakaan Umum

43


(42)

Freedom, skripsi ini diajukan oleh Andreina Caniggia mahasiswa ilmu perpustakaan fakultas ilmu pengetahuan budaya Universitas Indonesia. Skripsi ini menjelaskan tentang pencapaian target pengguna Perpustakaan Umum Freedom yang dilihat dari komunikasi pemasaran terpadu. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran terpadu harus ditetapkan secara intensif dan berkelanjutan untuk membangun branding awareness dalam masyarakat dan mencapai visi misi Perpustakaan.

2. Strategi Pemasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi: Studi Kasus Perpustakaan Universitas, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tesis ini di ajukan oleh Darmanto mahasiswa pasca sarjana ilmu perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini membahas dan menganalisa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh PU-UKSW dalam kaitannya dengan strategi pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang telah dilakukan perpustakaan UKSW dalam kaitannya dengan strategi pemasaran. Penelitian ini mengacu kepada Marketing 3.0 dengan bauran pemasaran 4C (costumer needs and wants/solution, cost to the customers, convenience, communication). Dalam penelitian ini terungkap bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh PU-UKSW tidak terencana dan terprogram dengan baik, sekalipun langkah-langkah strategi pemasaran: segmentation, targeting, dan positioning serta bauran pemasaran (4P/4C) dilakukan.

Walaupun memiliki kesamaan dalam hal pemasaran, namun penelitian terdahulu masih terdapat perbedaan dalam pembahasan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis


(43)

mengkajji tentang produk dan promosi pemasaran perpustakaan yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten dan kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pemasaran.


(44)

32 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. umumnya pendekatan kualitatif, antara lain bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu, membangun atau menemukan teori baru, menguji atau memperkuat teori yang sudah ada, mengadakan penilaian terhadap produk atau proses merumuskan kebijakan44. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya45

.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkaji realita yang ada dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data tertentu agar mendapatkan kondisi lapangan yang lebih jelas mengenai Strategi Pemasaran dalam pemenuhan target pengguna di Perpustakaan BPAD Banten.

B. Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang berasal dari narasumber yang ditemui langsung di lapangan (lokasi penelitian) yakni staf sub bagian program, evaluasi dan pelaporan perpustakaan, dan staf bidang pembinaan perpustakaan BPAD Banten.

2. Data Sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang

44

Komarudin Sastradipoera, Mencari Makna Dibalik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 103.

45


(45)

dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

C. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian46. Yaitu sumber data penelitian yang diperoleh melalui narasumber yang bersangkutan, dalam hal ini adalah staf pepustakaan yang melaksanakan kegiatan pemasaran. Untuk pemilihan informan penulis menggunakan teknik purposive sampling. purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan.47 Dengan menggunakan purposive sampling diharapkan dapat meningkatkan kegunaan informasi yang didapatkan dari sampel yang sedikit.

Dalam penelitian ini akan diambil enam orang informan yang akan memaparkan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Informan. Dari enam orang yang dipilih tiga orang merupakan staf perpustakaan yang dianggap paling tahu tentang informasi yang penulis butuhkan. Sedangkan tiga orang lainnya adalah pemustaka yang saat itu berada di perpustakaan. Pemilihan informan dari pemustaka guna memperkuat informasi yang di peroleh dari staf perpustakaan.

Keetiga informan dari staf perpustakaan tersebut adalah:

46

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.132

47

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 218-219


(46)

1. Kepala Sub Bidang Pembinaan Perpustakaan,

2. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan BPAD Banten 3. Pustakawan Bagian Layanan Sirkulasi dan Referensi

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat-alat perlengkapan penelitian48. Alat-alat tersebut berguna dalam pengumpulan informasi, seperti alat perekam suara (HP), kamera, kertas, bolpoint, dan daftar pertanyaan.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian49

. Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas–aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal– hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu. 2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi langsung dari informan. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara mendalam. Wawancara mendalam yaitu suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar

48

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 133

49


(47)

mendapatkan data lengkap dan mendalam50. Dalam melakukan wawancara peneliti menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan dan mengajukan butir-butir pertanyaan yang diajukan mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perpustakaan BPAD Banten.

3. Kajian Pustaka

Kajian kepustakaan adalah sebuah analisa terhadap berbagai sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini seperti buku, artikel jurnal, dokumen tercetak maupun elektronik, dan sebagainya. Kajian pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai hal-hal yang tidak diperoleh melalui wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Hyauberman sebagaimana dikutip oleh Emzir, terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Jadi, reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir 51

dapat digambarkan dan diverifikasikan52

. Pengumpulan data mentah yang dilakukan penulis melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka.

50

Krisyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) h.96-98

51

52


(48)

Observasi dilakukan penulis guna melihat keadaan yang terjadi di tempat penelitian. Kemudian wawancara dilakukan dengan peralatan pendukung untuk merekam selama proses wawancara terjadi. Kajian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya melalui media massa dan data yang diberikan oleh BPAD Provinsi Banten.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk transkip apa adanya. Data yang telah diubah kedalam bentuk transkip dicermati ulang kemudian diorganisir secara sistematis, sehingga dapat memunculkan gambaran mengenai topik yang sedang diteliti.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akan diambil setelah data-data yang ada sudah dirasa cukup. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah53

. G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Perpustakaan BPAD Provinsi Banten, berlangsung dari bulan November 2014.

53


(49)

37

Pada bab IV ini penulis mendeskripsikan hasil penelitian terkait kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Perpustakaan BPAD Banten. Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati langsung dan diakhiri dengan wawancara kepada pelaksana kegiatan pemasaran di Perpustakaan BPAD Banten.

Adapun informan yang diwawancarai adalah Drs. Tri Djumargio, M.Si (TD) selaku Kasubbid. Pembinaan Perpustakaan, Ani Kurniasih, S.H (AK) selaku Kasubag. Program, Evaluasi dan Pelaporan BPAD Banten, dan Yulian Andri Nugraha, S.Sos (AN) selaku Pustakawan Bagian Layanan Sirkulasi dan Referensi. Mereka orang yang lebih mengetahui dalam hal kegiatan pemasaran di perpustakaan tersebut. Sedangkan untuk infoman dari pemustaka, penulis memilih informan yang saat itu berada di perpustakaan. Para informan tersebut adalah Ni’matullah (IP 1) adalah warga Pontang Kabupaten Serang yang menempuh pendidikan di Universitas Tirtayasa, Esti Hestianti (IP 2) adalah warga Kaligadung Kota Serang yang bekerja sebagai staff di Perpustakaan STIE Bina Bangsa, dan Anggi Fhuzi Fhangesti (IP 3) merupakan mahasiswi IAIN Banten yang berdomisili di Ciruas Kabupaten Serang.

A. Profil Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten

1. Sejarah Berdirinya Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten dibentuk pada tahun 2008 berawal dari perubahan SOTK SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, dari penggabungan SKPD yang menangani


(50)

perpustakaan yaitu Kantor Perpustakaan dan SKPD yang menangani data elektronik yaitu Kantor Pusat Data Elektronik dan Arsip Daerah. Kelembagaan yang awalnya merupakan kantor setelah dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah maka menjadi sebuah Badan (Lembaga Teknis Daerah), yaitu Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten.

Seiring dengan perubahan regulasi pada tahun 2012 susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Banten ditetapkan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai kedudukan sebagai berikut:

1. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang perpustakaan dan arsip daerah.

2. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2. Visi dan Misi

Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten tahun 2012 – 2017, BPAD memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi


(51)

Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi 2. Misi

a. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia

b. Peningkatan Kualitas Layanan, Pengelolaan dan Pembinaan Perpustakaan

c. Pengembangan Sistem dan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kearsipan.

3. Sumber Daya Manusia pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten

Dukungan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengelola suatu organisasi atau lembaga agar dapat berjalan secara optimal merupakan hal yang sangat diperlukan. Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia yang ada dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

Sebagai salah satu perangkat kerja Pemerintah Provinsi Banten, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah didukung oleh sejumlah personil atau pegawai yang mengemban tugas dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten pada tahun 2013 jumlah total pegawai yang berada di lingkungan Badan


(52)

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten adalah sebagai berikut: 1. Jumlah pegawai keseluruhan: 92

a. Jumlah Pegawai menurut status 1. Pejabat Struktural : 17 2. Staf Pelaksana : 27 3. Non PNS : 48

b. Jumlah Pegawai menurut jenjang pendidikan 1. SMU / SMK : 6 Orang

2. D-3 : 4 Orang

3. S-1 : 21 Orang

4. S-2 : 13 Orang

Dari 44 jumlah pegawai PNS tersebut, ternyata untuk tenaga fungsional perpustakaan baru berjumlah 5 orang dan untuk arsiparis berjumlah 1 orang sehinggga belum maksimal dalam mendukung peningkatan pelayanan publik.

4. Struktur Organisasi

Gambar 1.

Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan BPAD Banten


(53)

5. Lokasi

Perpustakaan BPAD Banten berlokasi di Jl. Raya Jakarta - Serang, Km. 4 Pakupatan Serang - Banten Telp. (0254)280774, Fax. (0254)280785, Email : bpadbanten@yahoo.com, Website :

www.bpad.bantenprov.go.id

6. Fasilitas

Berdiri di atas tanah seluas : 4,500 m2, gedung perpustakaan terdiri dari 3 (tiga) lantai dan fasilitas ruang sebagai berikut:

1. Lantai I terdiri dari :

a. Ruang lobby atau hall lantai 1 dilengkapi dengan : konter pendaftaran anggota, konter penitipan barang, locker dan rak penitipan barang, panggung/pentas, rak koran.

b. Ruang koleksi perpustakaan c. Ruang baca umum

d. Ruang perpustakaan anak dan story telling. e. Musholla

f. Toilet

2. Lantai II terdiri dari :

a. Ruang audio visual, multimedia b. Ruang internet

c. Ruang seminar, lokakarya, workshop d. Ruang Banten Corner


(54)

f. Ruang pengolahan buku g. Ruang restorasi buku h. Musholla

i. Toilet

3. Lantai III terdiri dari : a. Ruang kepala b. Ruang sekertariat

c. Ruang bidang konservasi arsip

d. Ruang bidang pengembangan sistem dan pembinaan kearsipan e. Ruang pertemuan

f. Ruang server 4. Fasilitas Penunjang

a. Layanan pembuatan kartu anggota, perpanjangan pinjaman dan penelusuran koleksi online, Tersedia pelayanan pembuatan kartu anggota dan perpanjangan pinjaman buku. Untuk mempermudah pencarian buku pengunjung telah disediakan komputer penelusuran buku referensi.

b. Layanan dongeng dan film dalam kunjungan sekolah ke perpustakaan. Perpustakaan BPAD Provinsi Banten menerima kunjungan dari sekolah-sekolah untuk pengenalan Perpustakaan. Jadwal kunjungan bisa dikonfirmasikan terlebih dahulu. Kunjungan ini bisa dilayani pada hari dan jam kerja.

5. Wifi / Hot Spot Area


(55)

ingin menggunakan fasilitas Internet secara gratis, bisa membawa sendiri laptop yang dilengkapi WiFi ke Area Hotspot Perpustakaan. 6. Layanan perpustakaan keliling dan layanan mobil pintar

Layanan Perpustakaan Keliling ditujukan untuk menjangkau lembaga pendidikan Sekolah Dasar, Madrasah, Pondok Pesantren, Panti Asuhan hingga PKK, Karang Taruna dan PAUD yang tersebar di seputar Provinsi Banten.

7. Layanan ruang baca ramah dan layak anak

Layanan yang menitik beratkan pada pendamping kegiatan membaca bagi anak-anak, yaitu wahan permainan. Dunia Anak adalah dunia bermain, oleh karena itu untuk menarik minat anak ke Perpustakaan maka disediakan wahana tersebut.

8. Sisitem Pelayanan Perpustakaan a. Jam layanan

Hari Senin s.d Kamis : 09.00 WIB s.d 15.30 WIB Hari Jum’at : 09.00 WIB s.d 16.00 WIB Hari Sabtu : 09.00 WIB s.d 12.00 WIB b. Fasilitas layanan

Perpustakaan Melayani layanan dasar perpustakaan berupa : 1. Layanan keanggotaan

2. Layanan peminjaman buku

3. Layanan pengembalian atau perpanjangan buku 4. Layanan baca di tempat


(56)

6. Layanan kunjungan berkelompok/rombongan 7. Layanan audio visual

8. Layanan perpustakaan keliling c. Layanan Tambahan

1. Layanan magang (PKL) / penelitian bagi pelajar atau mahasiswa

2. Layanan mendongeng untuk anak (story telling) 3. Layanan fasilitas internet

4. Layanan pemutaran film

5. Layanan pembinaan pengelolaan perpustakaan 6. Layanan pelaksanaan seminar, workshop, sarasehan 7. Layanan pelaksanaan pameran dan pelestarian seni budaya 9. Koleksi

Koleksi Perpustakaan BPAD Provinsi Banten tahun 2014 berupa buku, referensi, CD/DVD dan kaset dengan jumlah koleksi 29.310 eksemplar dari 13.605 judul. Berikut hasil stock opname Perpustakaan BPAD Banten 2014:

Tabel 1

Hasil Stock Opname 2014

No Klasifikasi

Jumlah Judul Eks

1 000 Karya Umum 400 783

2 100 Filsafat dan Psikologi 453 904

3 200 Agama 1702 3815

4 300 Ilmu-ilmu Sosial 1525 3236

5 400 Bahasa 269 532

6 500 Ilmu Pengetahuan Alam 491 1039 7 600 Ilmu Terapan dan Teknologi 2017 4547 8 700 Kesenian, Hiburan, dan Olahraga 345 763 9 800 Kesusastraan 1714 3680


(57)

10 900 Geografi dan Sejarah 567 1273

11 Anak-anak 609 1111

12 Referensi 000-900 1051 1584

13 MUPK 000-900 1446 3912

14 Koleksi yang dipakai Karang Taruna Banten 1026 1600 15

Buku yang dipinjam pemustaka (Januari-Juli

2014) 531 531

Total 13605

2931 0

Sumber: Subbagian Pengelolaan Bahan Pustaka BPAD Provinsi Banten

B. Hasil Penelitian

1. Strategi Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten

Setiap organisasi harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis untuk keberhasilan pencapaian pemasaran yang telah ditentukan. Dalam mengembangkan sebuah rencana pemasaran perpustakaan membutuhkan proses yang sistematis, mulai dengan menganalisa situasi, mengidentifikasi pasar, menetapkan target pemasaran, menetapkan positioning yang dikehendaki, dan merancang sebuah perencanaan pemasaran terpadu yang strategis. Dalam hal ini Perpustakaan BPAD Banten telah melakukan segmentasi, memilih target pasar, positioning, dan merancang bauran pemasaran.

a. Segmentasi

Perpustakaan BPAD Banten telah melakukan proses segmentasi, baik melalui analisa data primer atau melalui analisa data sekunder. Karena untuk melayani seluruh lapisan masyarakat, Perpustakaan BPAD Banten perlu mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat dalam pemenuhan informasi, sehingga perpustakaan dapat melayani semua segmen masyarakat. Hal ini nampak dalam jawaban


(58)

dari para informan sebagai berikut:

“Sebagaimana pengertian perpustakaan umum itu sendiri, kita tidak hanya memandang pada satu kelompok saja, tetapi pada keseluruhan. Untuk itu kami menyediakan beberapa fasilitas-fasilitas untuk segmen-segmen tertentu. Analisa yang kami lakukan melalui data yang ada di biodata pendaftaran anggota perpustakaan, selain itu kotak saran banyak membantu kami menjadi lebih baik”( TD)

“Proses segmentasi pasti ada, karena kami berusaha untuk menjangkau semua lapisan masyarakat Banten untuk kami layani. Untuk itu perpustakaan perlu mengetahui apa yang masyarakat butuhkan, supaya kami bisa mempersiapkan apa saja yang mereka butuhkan.” (AK)

b. Target Pasar

Dari keterangan TD diketahui bahwa Perpustakaan BPAD terbuka untuk umum, jadi mereka menargetkan seluruh lapisan masyarakat untuk menjadi target pasar mereka, karena Perpustakaan BPAD berpegang pada undang-undang untuk menjadi acuan pelayanan mereka. Berikut penjelasan dari TD:

“Kalau perpustakaan tidak membedakan strata, jadi semua silahkan saja untuk umum. Kita melihat pada undang-undang 43 tahun 2007 itu sendiri mengenai pasal atau bab pelayanan, terus prinsip kita pembelajaran sepanjanh hayat, dan itu yang tertulis di Undang-Undang Dasar 45. Jadi kita akan menargetkan semua lapisan masyarakat untuk menjadi target kita, termasuk penyandang disabilitas.”

Sama halnya dengan TD, AK berpendapat bahwa Perpustakaan BPAD tidak hanya menargetkan satu segmen saja, tetapi Perpustakaan menargetkan seluruh masyarakat untuk menjadi target pasarnya, karena Perpustakaan BPAD mempunyai program peningkatan jumlah kunjung perpustakaan dan jumlah kunjungan website.

“Perpustakaan tidak hanya memandang atau menargetkan satu segmen saja, tapi kita akan mencoba menargetkan semua segmen,


(59)

karena perpustakaan mempunyai program peningkatan kunjungan perpustakaan dan kunjungan ke website BPAD. Walaupun rata-rata kunjungan masih dari pelajar, tapi kami terus mencoba mempromosikan BPAD kepada seluruh masyarakat.”

c. Positioning

Dari hasil wawancara dengan kedua informan bahwa perpustakaan BPAD Banten akan menjadi pusat informasi dari para ilmuan Banten dengan menyimpan dan mengumpulkan karya-karya ilmuan Banten. TD menilai bahwa Perpustakaan BPAD Banten akan menjadi pusat infomasi daerah, karena Perpustakaan BPAD Banten akan menjadi rujukan dari perpustakaan lain di Provinsi Banten. Hal ini sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

“Kalau secara koleksi umum hampir sama yah, namanya juga perpustakaan umum, yang membedakan kita yaitu dari segi pelayanan kita selalu berbenah semoga terwujud, yang kedua mengenai koleksi lokal terutama mengenai ke-Bantenan, salah satunya melalui Banten corner. Kita upayakan koleksi itu supaya menjadi rujukan, karena perpustakaan provinsi akan menjadi rujukan perpustakaan kabupaten

dan kota.”

Selain menjadikan pusat informasi Banten, menurut pendapat AK bahwa Perpustakaan BPAD juga memposisikan sebagai “rumah untuk anak-anak”. karena alasan jumlah kunjungan anak selalu positif, maka nantinya perpustakaan BPAD akan memperluas ruangan utuk anak-anak. Hal tersebut dijelaskan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“Kita akan menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi Banten, karena kita mempunyai kegiatan pengelolaan bahan deposit, otomasi karya cetak dan naskah kuno tentang Banten. Selain itu di, kita telah menjadikan perpustakaan sebagai rumah bagi anak-anak untuk bermain, karena nantinya ruangan untuk anak-anak di lantai satu


(1)

menjadi rujukan, karena perpustakaan provinsi akan menjadi rujukan perpustakaan kabupaten dan kota.”

AK: “Kita akan menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi tentang Banten, karena kita mempunyai kegiatan pengelolaan bahan deposit, otomasi karya cetak dan naskah kuno tentang Banten. Selain itu di, kita telah menjadikan perpustakaan sebagai rumah bagi anak-anak untuk bermain, karena nantinya ruangan untuk anak-anak di lantai satu akan lebih diperluas.”

4. Produk dan layanan apa yang disediakan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat?

TD: “Untuk menarik daya tarik pengunjung kita sediakan internet gratis dengan kecepatan lumayan lah, untuk koleksi kita memiliki koleksi tercetak dan terekam. akan mengkomben kan arsip dengan perpustakaan, kita akan mengolah arsip-arsip mana yang akan menjadi informasi. Kita akan menjadikan arsip-arsip tersebut menjadi koleksi referensi atau koleksi umum. Untuk koleksi digital kita sudah merancang, mungkin 2015 sudah bisa diakses. Untuk layanan jasa kita mempunyai Bimbingan Teknis atau pembinaan pengelolaan perpustakaan, baik itu terhadap sekolah maupun terhadap pemerintahan desa.”

AK: “Kami mempunyai program prioritas yaitu meningkatkan kunjungan ke Website dan kunjungan langsung ke Perpustakaan BPAD, jadi kami akan menyediakan koleksi-koleksi digital dan OPAC yang dapat diakses secara online. Selain mewujudkan perpustakaan digital. kami juga menyediakan koleksi-koleksi tercetak dan terekam, baik itu koleksi buku umum, anak, referensi, kaset, CD dan Banten Corner sebagai pelestarian budaya lokal. Selain itu Perpustkaan sering mengadakan bedah buku atau seminar dan itu terbuka untuk umum guna menarik kedatangan masyarakat. Untuk layanan jasa kami, menyediakan jasa berupa layanan informasi, penelitian, rekreasi, kemudian layanan anak, dan layanan bimbingan pemakai untuk pengunjung.”

5. Bagaimana perpustakaan menentukan biaya bagi masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi yang mereka butuhkan?

TD: “Semua layanan yang tersedia disini semua gratis untuk semua masyarakat. Untuk denda sendiri, karena perpustakaan itu milik masyarakat kita tidak membuat denda, kita hanya melakukan sanksi, karena itu menyalahi peraturan mengenai pemungutan biaya, karena kita bukan instansi penghasil.”

AK: “Di perpustakaan semua dapat diakses dengan gratis, asalkan semua sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, semisal mobil perpustakaan keliling dapat di request oleh masyarakat dengan birokrasi-birokrasi yang kami permudah.”


(2)

6. Bagaimana perpustakaan menyediakan akses yang mudah dalam memberikan informasi yang masyarakat butuhkan?

AK: “Kita menawarkan tempat yang sangat luas, dengan fasilitas-fasilitas yang selalu kami upayakan untuk kenyamanan pengunjung. Selain tempat kita yang lumayan strategis. Kita juga mempunyai mobil dan motor perpustakaan keliling yang selalu mobile untuk mendekatkan perpustakaan pada masyarakat. nantinya setelah ada e-library akan jauh lebih mendekatkan perpustakaan dengan masyarakat.”

7. Media apa yang perpustakaan gunakan untuk menginformasikan atau memperkenalkan perpustakaan dan produk yang dilayanankan?

TD: “Untuk promosi yang sering kita lakukan sih biasanya lewat brosur, terus ada juga perpustakaan keliling, seminar, bedah buku yang secara tidak langsung menjadi media promosi bagi perpustakaan sendiri. Kemudian kita juga memiliki agenda rutin untuk mendatangkan pengunjung, yaitu melalui hari kunjung perpustakaan yang diadakan setiap tahun. Hari kunjung perpustakaan kami adopsi dari Perpusnas yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan ke perpustakaan, dan lebih mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat.”

AK : “Untuk mempromosikan perpustakaan, kita selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dengan ikut berpastisipasi dalam setiap pameran yang diadakan oleh pemerintah. Kita juga mempunyai hari kunjung perpustakaan, kita membuat berbagai kegiatan di hari kunjung perpustakaan tersebut, seperti lomba story telling, kemudian ada lomba membaca keras, cerdas cermat dan lain-lain. Selain itu kita juga mempunyai perpustakaan keliling untuk memperenalkan perpustakaan kepada masyarakat. selain itu kami telah menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Banten untuk ikut mempromosikan Perpustakaan BPAD kepada masyarakat”

8. Tidak semua staf yang ada di Perpustakaan BPAD Banten berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan, kemudian bagaimana cara BPAD Banten meningkatkan kualitas sumber daya manusianya?

TD: “Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita memberikan pelatihan perpustakaan melalui kegiatan diklat, kemudian seminar-seminar, dan bimbingan di bidang perpustakaan. Tujuan dari program tersebut yaitu untuk meningkatkan kinerja masing-masing staf dalam kemajuan organisasi, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat”

9. Bagaimana Perpustakaan BPAD menyiapkan gedung dan sarana untuk kemudahan dan kenyamanan pengguna?


(3)

TD: “Dengan gedung baru ini diharapkan dapat memberikan tanggapan yang baik dari masyarakat, karena gedung baru ini akan ramah untuk masyarakat yang mempunyai kebutuhan khusus atau disabilitas telah kita penuhi semua, kita memiliki jalan khusus untuk kursi roda, kemudian lift untuk melayani pengunjung yang memiliki keterbatasan khusus. Kemudian nanti untuk ruang bermain anak, ruang baca anak itu tersendiri di lantai dasar.”

10.Bagaimana proses pelayanan yang diberikan oleh Perpustakaan BPAD Banten kepada pemustakanya? Kemudian apa yang menjadi acuan dalam pemberian layanan tersebut?

AN: “Kita mengacu kepada standar Perpustakaan BPAD Banten, juga Undang -undang No. 43 Tahun 2007, sebagai acuan kerja kita, termasuk dalam pemberian layanan kepada masyarakat, kita akan selalu mempermudah, tanpa birokrasi yang berbelit. Sebagai contoh masyarakat atau pemustaka dapat melakukan permohonan kepada perpustakaan guna memperoleh layanan story telling, layanan pemutaran film, dan juga layanan perpustakaan keliling.”

11.Kendala apa saja yang dialami perpustakaan dalam melakukan kegiatan pemasaran? TD: “Kendala sih kalau dari pemerintah yaitu masalah anggaran, terus terkendala juga dengan opini publik yang belum berpihak, kesadaran masyarakatnya masih belum menaggap perpustakaan itu penting, baik itu masyarakat maupun pemerintahnya. Kita hanya berjalan sebelah pihak. Kemudian kendala lainnya adalah masalah koleksi yang kami miliki belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk hambatan dari internalnya sendiri, masih banyak pustakawan itu sendiri yang tidak paham tentang sistem perencanaan.”

AK: “Kalau kendala kami akui bahwa koleksi yang saat ini ada di perpustakaan masih belum mencukupi kebutuhan pengguna, itu terlihat dari jumlah koleksi itu sendiri yang tidak seimbang dengan jumlah masyarakat. Tidak hanya itu, faktor masyarakat yang masih belum sepenuhnya menyadari esensi dan eksistensi Perpustakaan Umum. Masalah rendahnya minat baca masyarakat bisa menjadi kendala yang sangat besar bagi kami dalam menjalankan perpustakaan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.”

B. Hasil Wawancara dengan Informan Pemustaka

1. Apa tanggapan Anda mengenai koleksi dan layanan yang ada di Perpustakaan BPAD Banten?

(!P 1) :“untuk koleksi lengkap, tapi masih ada yang kurang, termasuk koleksi referensinya, apa lagi referensi untuk skripsinya”


(4)

(!P 2): “koleksinya masih belum cukup, soalnya masih suka ga ada buku yang saya cari. Terus disini suka ada acara-acara kaya bedah buku sama lomba-lomba gitu, lumayan lah buat hiburan. Kalau jasa, bimbingan teknis perpustakaan cukup membantu, karena saya juga bekerja di perpustakaan STIE Bina Bangsa.” (!P 3): “Kalau layanan udah baik, tapi untuk koleksi-koleksinya masih kurang lengkap, termasuk koleksi sejarahnya. Adanya Banten Corner membantu saya dalam tugas kuliah, ya walaupun masih kurang lengkap, tapi positif sih apa yang telah mereka upayakan, karena Banten corner itu sendiri baru ada tahun ini.” 2. Bagaimana tanggapan Anda mengenai biaya yang ditetapkan Perpustakaan BPAD

Banten dalam memberikan layanannya?

(!P 1): “Ga ada tuh mas, saya rasa disni gratis semua, kan udah dibiayain sama pemerintah”

(!P 2) “Semuanya gratis, kalau kita telat ngembaliin buku juga cuma kena sanksi ga boleh minjem.”

(!P 3) “Alhamdulillah ya ga ada yang berbayar, terus juga kalau butuh apa-apa ga dipersulit”

3. Menurut Anda apakah Perpustakaan BPAD Bantenmemberikan kemudahan dalam akses ke perpustakaan?

(!P 1): “Gampang juga buat akses ke perpustakaan soalnya deket terminal.” (!P 2): “Tempatnya strategis mas. Kalau bisa online lebih enak tuh mas, jadi kalau lagi gak ada waktu ke perpustakaan bisa nyari di websitenya.”

(IP 3): “Aksesnya mudah, terutama tempatnya strategis lah di pinggir jalan, terus deket juga ke terminal.”

4. Darimana Anda mengetahui Perpustakaan BPAD Banten? Dan media apa saja yang memberitahukan Anda tentang Perpustakaan BPAD Banten?

(!P 1): “Tahu Perpustakaan BPAD ini dari temen-temen sih.”

(!P 2): “Temen yang ngenalin ke Perpustakaan BPAD. Terus juga kan disini suka ada acara-acara yang yang secara tidak langsung mengajak saya ke perpustakaan, kayak hari kunjung perpustakaan, kan distu banyak banget kan acaranya, sayang aja kalau dilewatin”.


(5)

(!P 3): “Pertama tahu Perpustakaan BPAD sih dari temen. Kalau buat informasi -informasi tentang BPAD saya lebih sering lihat di mading depan. Kalau di luar saya pernah lihat di pameran Hari Jadi Banten, waktu itu BPAD Banten buka stand disitu.”

5. Bagaimana Tanggapan Anda mengenai fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan BPAD Banten?

(!P 1): “Lumayan bagus lah mas fasilitasnya, nyaman juga tempatnya.”

(!P 2): “Fasilitasnya cukup memuaskan, apa lagi WiFinya, tapi kadang-kadang suka eror. Ruang diskusinya juga membantu, karena terpisah dengan ruang baca, jadi kita engga ganngu yang lain.”


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Pandeglang 2 Mei 1992, anak bungsu dari Bapak Yan Sutandi dengan Ibu Suiyam bertempat tinggal di Kalanganyar, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Menyelesaikan pendidikannya di SDN 3 Pandeglang. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMPN 1 Pandeglang. Dan menjadi alumni di SMAN 6 Pandeglang. Lalu pada 2010 penulis melanjutkan pendidikan S1 pada program studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi dengan judul “Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten”. Peneliti pernah menjalankan praktek kerja lapangan di Perpustakaan Prof. Dr. Hamka Limau, Jakarta Selatan, serta magang di Litbang Kompas Gramedia Jakarta.