Verifikasi Penelitian Kualitatif PENGEMBANGAN PEMAHAMAN KONSEP NEGARA HUKUM INDONESIA MELALUI MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN :Kajian Deskripsi Analisis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota Bandung.

143 3. Pedoman Wawancara alat ini digunakan untuk mempertegas atau memperjelas serta melengkapi data kualitatif dengan melakukan wawancara kepada Manajemen Pengajaran, Dosen, dan Mahasiswa.

F. Verifikasi Penelitian Kualitatif

Dalam rangka memverifikasi keabsahan hasil dalam penelitian dalam studi ini Penulis melaksanakan proses pengujian kepercayaan validitas penelitian yang ditentukan oleh beberapa kriteria, yaitu; derajat keprcayaan “kredibilitas” Validitas internal”, Keteralihan Transferabilitas validitas eksternal, ketergantungan Depentabiitas realibilitas dan kepastian komfirmabilitas objektivitas Nasution 1988: 144-120. Kredibilitas atau tingkat kepercayaan dipergunakan untuk mengetahui kebenaran hasil penelitian dapat mengungkapkan realitas yang sesungguhnya. Tranferabilitas transbility merupakan kriteria keabsahan hasil penelitian yang menjamin bahwa hasil penelitian yang diperoleh dapat diterapkan dalam konteks lain. Realibilitas suatu penelitian adalah tehnik yang dipergunakan berulangkali terhadap obyak yang sama, sehingga menghasilkan data yang sama pula. Sementara itu Konfirmabilitas adalah suatu kriteria yang berkaitan dengan masalah kesepakatan antara obyek yang terkait dalam penelitian. Menurut Cresswell 1998, 201-203 terdapat delapan prosedur Verifikasi Kualitatif yakni: 1. Perpanjangan waktu kerja dan observasi yang gigih prolonged engagement and persistent observation di lapangan termasuk membangun kepercayaan dengan para partisipan, mempelajari budaya, dan mencek informasi yang salah 144 dari distorsi yang dibuat oleh peneliti atau informan. Di lapangan si peneliti membuat keputusan-keputusan apa yang pentingmenonjol untuk dikaji, relevan dengan maksud kajian dan perhatian untuk difokuskan. Menurut Fetterman, “kerja dengan orang-orang hari demi hari, untuk waktu yang panjang, memberikan penelitian etnografis validitas dan vitalitasnya. 2. Trianggulasi triangulation menggunakan seluas-luasnya sumber-sumber yang banyak dan berbeda, metode-metode, dari para peneliti, dan teori-teori untuk menyediakan bukti-bukti yang benar corroborative evidence. 3. Reviu sejawat peer review atau debriefing menyiapkan suatu cek eksternal dari proses penelitian; teman sejawat itu menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang metode, makna dan interpretasi penelitian dari peneliti. 4. Analisis Kasus negatif negative case analysis. Si Peneliti memperbaiki lagi hipotesis-hipotesis kerjanya selagi penelitian berlangsung berdasarkan atas buktievidensi yang negatif atau tidak pasti disconfirming evidence. 5. Klarifikasi bias peneliti clarifying researcher bias sejak awal dari penelitian adalah penting sehingga pembaca memahami posisi peneliti dan setiap bias atau asumsi-asumsi yang berdampak pada penelitian. Dalam klarifikasi ini, peneliti mengomentari pengalaman-pengalaman sebelumnya, bias-bias, prasangka-prasangka, dan orientasi-orientasi yang mungkin membentuk interpretasi-interpretasi dan pendekatan pada kajian. 6. Cek anggota member checks, peneliti mengumpulkan, mencari, memohon solicit pandangan-pandangan para informan tentang kredibilitas dari temuan- temuan dan interpretasi-interpretasi. Teknik ini menurut Lincoln dan Guba 145 adalah “tehnik yang paling kritis untuk menegakkan kredibilitas. Pendekatan ini sangat umum dalam kajian kualitatif, termasuk pengambilan data, analisis, interpretasi, dan kesimpulan-kesimpulan yang kembali kepada partisipan sehingga mereka dapat mempertimbangkan akurasi dan kredibilitas dari cerita narasi. 7. Deskripsi yang kaya dan tebal rich, thick description memungkinkan pembaca membuat keputusan-keputusan mengenai kemampuannya untuk ditransfer transferability karena penulis menggambarkan dengan rinci para partisipan atau keadaanlingkungan setting yang sedang dikaji. Dengan deskrispsi yang rinci semacam itu, peneliti membuat mungkin para pembaca mentransfer informasi ke keadaan setting yang lain dan menetapkan apakah temuan-temuan itu dapat ditransfer “karena mempunyai karakteristik- karakteristik yang sama” 8. Audit luar external audits memperkenankan konsultan luar, auditor, memeriksa proses dan produks hasil dari laporan account, mengakses akurasinya. Auditor iniaharus tidak mempunyai hubungan dengan kajian. Dalam mengakses, Auditor memeriksa apakah temuan-temuan, interpretasi- interpretasi, dan kesimpulan-kesimpulan didukung oleh data. Lincoln dan Guba membandingkan ini, secara metafora, dengan seorang Audit fiskal dan prosedur ini menyediakan rasa sense realiabilitas dari kajian. Dengan demikian apabila kita gabungkan langkah-langkah dalam melakukan verifikasi hasil penelitian dalam hal ini adalah; 146 1. Kredibilitas Credibility Untuk menjamin kredibilitas hasil penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu; 1 Ketekunan Pengamatan. Melalui pengamatan yang tekun peneliti dapat memusatkan perhatinnya pada masalah utama dan menentukan data yang rinci, selain itu peneliti berusaha melakukan pengamatan secara terus menerus untuk waktu relatif lama, dalam hal ini selama 2 dua semester berjalan pada satu tahun ajaran. 2 Triangulasi Seperti apa yang telah dijelaskan di atas salah satu cara dalam melakukan verifikasi data dalam penelitian kualitatif adalah dengan menggunakan metode triangulasi yaitu: dengan mempergunakan data pembanding dari dari para peneliti, dan teori-teori untuk menyediakan bukti-bukti yang benar corroborative evidence. Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu untuk membandingkan hasil observasi di lapangan atau di kelas dan wawancara kepada Mahasiswa, Dosen dan Manajemen Pendidikan Tinggi dengan hasil wawancara Perspektif Para Pakar Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Tinggi, dan Hukum Tata Negara, dan juga diperbandingkan antara hasil observasi di lapangan dan wawancara tersebut di atas dengan teori-teori pembanding dan penelitian yang telah lalu. 147 Selain itu Peneliti mencoba membandingkan pula apa yang dilihat, dirasa, dan di dengar oleh peneliti selama ini dengan hasil observasi di lapangan atau di kelas dan wawancara kepada Mahasiswa, Dosen dan Manajemen Pendidikan Tinggi dengan hasil wawancara Perspektif Para Pakar Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Tinggi, dan Hukum Tata Negara 3 Pengecekkan anggota Member check Dalam hal ini peneliti meminta pandangan responden tentang hasil penelitian, dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyetujui, menambah, memperkuat, memperbaiki, atau membuat kesimpulan menurut persepsinya sendiri terhadap data yang terkumpul. Selain cara yang dilakukan di atas, dalam hal ini peneliti melakukan pula kegiatan seperti: a. Mengecek kebenaran data dengan membandingkan dengan sumber lain, seperti dosen pembimbing, dosen pengajar yang berkompeten, dan sumber lainnya; b. Membicarakan dengan kolega guna memperoleh penajaman analisis dan penafsiran data; dan c. Menggunakan bahan kepustakaan sebagai informasi untuk memahami konteks pengajaran PKn di Perguruan Tinggi. 2. Tranferabilitas transferability Kegiatan yang dilakukan antara lain mendeskripsikan dengan rinci mengenai kemungkinan penerapan penelitian ini di tempat lainnya, selain di Kota Bandung, terutama mengenai bagaimana pengembangan Pemahaman Konsep Negara Hukum melalui Mata Kuliah PKn di Perguruan Tinggi. 148 Validitas data ini menyatakan bahwa generalisasi suatu temuan berlaku pada semua kondisi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh dari sampel yang representatif. Untuk memahami hal tersebut, peneliti mengacu pada pendapat Nasution 1988:119 sebagai berikut: “Bagi peneliti naturalistik Kualitatif, transferability bergantung pada si pemakai, yakni hingga manakah hasil penelitia itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu. Peneliti sendiri dapat menjamin validitas eksternal ini. Ia hanya melihat transferability sebagai suatu kemungkinan. Ia telah memberikan deskripsi yang terinci penelitian itu dapat diterapkan, diserahkan kepada para pembaca atau pemakai. Bila pemakai melihat ada dalam penelitian itu yang serasi bagi situasi yang dihadapi, maka disitu tampak adanya transfer, walaupun dapat diduga bahwa tidak ada dua situasi yang sama sehingga masih perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing” Dari penjelasan di atas fokus utama transferabilitas adalah untuk mengetahui bahwa hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi lain, dengan cara berupaya mendeskripsikan dengan rinci serta memberikan rekomendasi mengenai kemungkinan penerapan hasil penelitian. 3. Dependabilitas dependability dan Konfirmabilitas. Untuk mengukur dependabilitas penelitian, peneliti melakukan: 1 menentukan langkah-langkah penelitian secara sistematis; 2 melakukan upaya konsistensi instrumen. Upaya ini dilakukan dengan cara membuat catatan lapangan, hasil observasi, wawancara dan analisa dokumen. Hal ini dilakukan untuk menjaga obyektifitas dokumen. Langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1 Mengkategorikan susunan data berdasarkan hasil catatan lapangan yang dibuat sesuai dengan paradigma lapangan. 149 2 Membuat laporan sementara hasil penelitian, disertai dengan interfensi dan analisis secara bertahap sesuai dengan permasalahan untuk merumuskan hasil penelitian. Dalam upaya memperoleh konfirmabilitas peneliti mengadakan check and recheck yaitu upaya mengontrol, mengevaluasi, dan mengkonfirmasi kepastian hasil penelitian dengan responden maupun dengan subyek terkait. Konfirmabilitas dilakukan denagn cara; 1 mencatat selengkap mungkin hasil wawancara, observasi, maupun studi dokumenter sebagai data mentah untuk kepentingan analisa selanjutnya; 2 menyusun hasil analisa dengan cara menyeleksi data mentah di atas, kemudian dirangkum dan disusun kembali dalam bentuk deskripsi yang sistematis; 3 membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai sintesa data; 4 menyusun laporan yang menggambarkan seluruh proses penelitian, sejak pra survey, penyusunan desain penelitian, sampai pengolahan dan penafsiran data. Akhirnya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah dengan pengambil langkah-langkah sebagai berikut : a. Pra Penelitian b. Perencanaan c. Pengumpulan data d. Analisis dan Pengolahan data e. Verifikasi Hasil Penelitian f. Penyimpulan dan Rekomendasi Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini melalui skema: 150 Bagan 3.1. Langkah Penelitian. Pra Penelitian 1. melakukan kajian skala kecil 2. menentukan focus penelitian 3. studi yang relevan Perencanaan 1. Identifikasi aktivitas pembelajaran Pkn di PT 2. Identifikasi Permasalahan 3. Perumusan masalah 4. Penyiapan metode dan instrumen Pengumpulan Data • Studi dokumen • Observasi • wawancara Analisis Data Pengolahan data I. Mengelola Data Data Managing Mengorganisasikan data kedalam bentuk file atau foder II. Mencandra dan merekam. reading, memorizing Mencandra melalui data tertulis dengan menggunakan catatan berkode. III. Mengklasifikasi Classifying 1 Menyusun kategori Sandi, 2 Melaksanakan pengkodean berbuka open coding, IV. Meninterpretasikan interpreting 1 Melaksanakan Pengkodean selektif selective coding dan mengembangkan narasi. 2 Membuat matriks kondisional. V. Mempresentasikan dan memvisualisasikan Representing and visualizing 1 Mempresentasikan melalui model visual dan teori. 2 Mempersentasikan dalil atau teori. Penyimpulan dan Rekomendasi Verifikasi Penelitian 1. Kredibilitas Credibility 1 Ketekunan Pengamatan. 2 Triangulasi 3 Member Check 2. Transbilitas Transbility 3. Dependendabilitas dan Konfirmabilitas Kesimpulan dan Rekomendasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan sejumlah simpulan, implikasi, dan Rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab IV di atas.

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

BAB I PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH UMUM DI PERGURUAN TINGGI

0 4 5

KONSEP DASAR PENDIDIKAN UMUM DAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU) SERTA KEDUDUKAN MKDU DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN UMUM DI PERGURUAN TINGGI: Penelitian Kualitatif Tentang Pendapat Pakar Pendidikan.

0 0 87

MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL :Studi di Perguruan Tinggi Kota Malang.

0 9 79

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NILAI BELA NEGARA DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANPADA PERGURUAN TINGGI MELALUI MODEL PEMBELAJARANPROJECT CITIZEN: Studi Analitik Tentang Pengembangan Nilai Dalam Rangka MKU Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 103

(B. Pendidikan) Strategi Penanaman Ideologi Pancasila sebagai Solusi Terkikisnya Nasionalisme melalui Pengembangan Model Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan Perguruan Tinggi.

0 0 1

Konsep Dasar Kebijakan Hukum Penataan Kurikulum Mata Kuliah Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Guna Mentaati Hukum Bagi Mahasiswa | Suryono | 9720 20661 1 SM

0 0 9

BAHASA INDONESIA: MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DI PERGURUAN TINGGI

0 0 8

Mata Kuliah SKS : Pendidikan Kewarganegaraan Semester

0 0 19

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF UNTUK PEMAHAMAN KONSEP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ARTIKEL PENELITIAN

0 1 7

Peningkatan Pemahaman Mahasiswa Melalui Model Mengajar Investigasi Kelompok Pada Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Prodi PPKn FIS UNP - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 71