commit to user
62
Total Jam Kerja Seminggu 39,5 jam
Sumber : Data Sekunder
3. Alat Produksi
Alat produksi merupakan bagian yang penting dari proses produksi, karena dengan peralatan produksi maka proses produksi akan dapat berjalan
dengan lancar. Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada umumnya dalam industri
kerajinan rotan di Desa Trangsan ini antara lain yaitu: Kompressor
: Alat untuk menyemprotkan melamin sebagai proses finishing sehingga produk menjadi halus dan mengkilap.
Bor: Alat untuk membuat lubang di kayu. Tembak paku: Alat untuk menancapkan paku kecil.
Gergaji: Alat utuk memotong kayu. Amplas: Untuk menghaluskan serat kayu dan rotan.
Gunting: Alat untuk memotong bahan. Umumya alat-alat produksi dibeli pada waktu awal mula membuka
usaha, setelah itu pengrajin tinggal menggunakan dan merawatnya semaksimal mungkin agar tidak mudah rusak dan tahan lama..
4. Bahan baku
commit to user
63
Suatu perusahaan akan selalu memerlukan bahan baku untuk diolah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Bahan mentah ini perlu
diangkut dari tempat sumbernya menuju perusahaan atau tempat produksi untuk dapat diolah lebih lanjut. Bagi seorang pengusaha akan sangat berkepentingan
untuk selalu dapat atau memperoleh bahan baku yang dibutuhkan dengan mudah, layak harganya dan dengan biaya pengangkutan yang serendah mungkin, serta
tidak mudah rusak bila diproses nantinya, sehingga akan dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan untuk produksi serta dapat menghasilkan barang dengan
kualitas yang baik. Demikian juga dengan apa yang dilakukan oleh pengrajin rotan yang
ada di Desa Trangsan, akan selalu melakukan segala cara untuk memperoleh bahan baku yang baik, murah harganya. Karena ketersediaan bahan baku
merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan produksi dan kelangsungan perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu,
bahwa bahan baku yang digunakan dalam industri kerajinan rotan di Desa Trangsan ini bermacam-macam, tergantung dari bentuk dan macam produk yang
dibuat. Namun demikian sebagian besar bahan baku yang sering digunakan oleh pengrajin rotan adalah rotan, kayu, dan enceng gondok. Adapun yang bahan
bakunya menggunakan busa, seperti yang digunakan pada Tirta Foam, usaha industri rotan milik Ibu Asri ini, beliau mendapatkan pasokan bahan baku busa
dari Semarang. Seperti penuturannya sebagai berikut:
commit to user
64
“…untuk pembelian busa, saya disetori dari supplier saya dari Semarang, namanya yaitu Pabrik Neo Seroja Inti Foam, banyak sedikitnya
pembelian bahan baku saya, tergantung pada besar kecilnya order yang saya terima pada waktu itu, sedangkan untuk enceng gondok beli dari Surabaya tapi
kadang-kadang beli di pengecer deket sini.”
Dalam pengadaan bahan baku terutama rotan, sebagian besar pengrajin
mengadakan kerja sama dengan pemasok bahan baku dari Surabaya, mereka tinggal memesan lewat telepon kemudian bahan baku akan diantarkan, sedangkan
transaksi dilakukan lewat rekening bank. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Abu berikut ini:
“…Kalau untuk pembelian bahan baku yang saya gunakan yaitu rotan, saya membelinya dari pemasok bahan baku Surabaya karena sudah langganan
sudah cukup lama, saya tinggal pesan lewat telepon, lalu memesan rotan apa yang saya ingin beli lalu barang akan langsung diantar ke rumah, sedangkan
untuk transaksi pembayaran dilakukan melalui rekening bank...”
Dari petikan wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam
memperoleh bahan baku mereka berlangganan dengan pemasoknya, seperti yang dilakukan oleh Bapak Abu dan Ibu Asri. Dan hal ini menjadikan salah satu
strategi mereka untuk tetap bisa berproduksi, karena jika membeli dari pemasok harganya lebih murah daripada membeli secara eceran, dan hal ini tentu saja akan
mengurangi biaya produksi. Ada juga pengrajin yang membeli langsung dari pengusaha bahan baku
di Surabaya, adapun yang membeli di pengrajin setempat yang juga khusus menjual rotan jadi dalam bentuk eceran. Seperti penuturan Bapak Waloeyo
berikut ini:
commit to user
65
“…kadang-kadang kalau rotan yang kita butuhkan hanya sedikit atau saat lagi sepi order, maka saya membelinya secara eceran saja di pengecer
bahan baku disini, tapi kalau sedang rame order, ya saya pesan langsung dari Surabaya.”
Tindakan tersebut dilakukan para pengrajin dengan pertimbangan tertentu dan bertujuan untuk menghemat biaya transpotasi yang otomatis
sekaligus menghemat biaya produksi. Harga bahan baku rotan disetiap daerah berbeda beda, hal ini disebakan
jauh dekatnya jarak tempuh lokasi rotan itu berasal. Untuk di Desa Trangsan, harga rotan saat ini berkisar antara Rp.6000kg sampai Rp.8.000kg tergantung
dari kualitasnya. Sedangkan harga enceng gondok Rp.5.000kg. Selain harganya lebih murah, enceng gondok juga lebih mudah didapat daripada rotan, maka dari
itu para pengrajin menjadikan enceng gondok sebagai bahan baku alternatif.
Tabel 10 Proses Produksi Industri Kerajinan Rotan Desa Trangsan
Jenis produk
Tahap Tenaga
Alat Bahan
baku Waktu
Tas atau
handi craft
· Rotan yang telah dipilih kemudian
dianyam.
· Membentuk mal yakni pola atau
Untuk tenaga
biasanya dilakukan
oleh laki-
laki dan
perempuan. Menggunak
an amplas, gunting,
paku tembak
penyemprot cat.
Rotan dan
bambu Untuk
menghasilkan sebuah tas sampai
dengan selesai
biasanya proses
produksinya memerlukan
waktu 2,5 jam.
commit to user
66
cetakan yang
diinginkan, proses
ini bertujuan
agar barang
yang dihasilkan nanti
bentuk dan
ukurannya sama. · Rotan yang telah
dianyam kemudian
dibentuk dan
diselesaikan anyamannya
diatas mal. · Produk setengah
jadi tersebut
diamplas sampai serat
permukaanya halus, setelah itu
diberi pewarna
sesuai yang
diinginkan, kemudian diberi
semprotan melamin.
Meja dan · Membuat Untuk
Gergaji, Kayu,
Untuk
commit to user
67
kursi kerangka bentuk
kursi sesuai
keinginan.
· Menganyam rotan
diatas kerangka
kursi yang
telah dibentuk
· Produk setengah jadi
tersebut diamplas sampai
serat permukaanya
halus, setelah itu diberi
pewarna sesuai
yang diinginkan,
kemudian diberi semprotan
melamin. membuat
kerajinan mebel,
semua tenaga
kerjanya adalah laki-
laki. gunting,
amplas dan penyemprot
cat. bambu
dan Rotan
menghasilkan sebuah kursi rata-
rata memerlukan waktu 3 jam
custion · Menjahit
busa pada
kain dibentuk sesuai
keinginan yang
Tenaga kerja
laki- laki
Mesin jahit, mesin obras,
jarum Busa,
kerang ka
kursi, Untuk
menghasilkan sebuah meja atau
kursi memerlukan
commit to user
68
akan digunakan sebagai
alas duduk.
· Menganyam enceng
gondok pada
kerangka kursi
sesuai kebutuhan.
· Meletakkan busa diatas kursi yang
telah dianyam
dengan enceng
gondok kemudian dijahit.
enceng gondo
k waktu
rata-rata 2,5 jam
Matrik 1 Strategi Produksi Kerajinan Rotan
No. Faktor
Produksi Permasalahan
Strategi
1. Modal
Umumnya tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam hal
permodalan Penggunaan modal
yang efisien dan tepat guna untuk menjaga
kelangsungan produksi
2. Tenaga Kerja
Besarnya kapasitas produksi dan batas waktu pemesanan
yang harus diselesaikan pengrajin
Pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal
dengan mempekerjakannya
sesuai dengan keahlian masing-masing
pembagian kerja agar
commit to user
69
waktu dan jumlah produksi dapat tercapai
sesuai rencana
3. Alat Produksi
Biaya untuk pembelian alat produksi biasanya dikeluarkan
pada waktu awal usaha. Merawat semaksimal
mungkin agar alat-alat yang digunakan awet
dan tidak mudah rusak.
4. Bahan Baku
Semakin mahal dan langkanya bahan baku rotan
Mengganti bahan baku rotan dengan bahan
baku alternatif yaitu enceng gondok
Rumusan Weber mengenai tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain,
termasuk tindakan manusia untuk menentukan, memilih dan melakukan pekerjaan adalah merupakan tindakan sosial yang ada kaitannya dengan teori pendekatan
definisi sosial. Pendekatan definisi sosial tersebut menunjuk pada teori aksi. Terkait
dengan adanya Teori Aksi diatas, maka pengrajin rotan di sini berlaku sebagai aktor yang aktif dan kreatif dalam melakukan suatu tindakannya, di mana dia
senantiasa melakukan sesuatu yang dianggapnya baik. Dalam mempertahankan kelangsungan usaha industri kerajinan rotan yang dimilikinya, aktor akan
menggunakan strategi atau cara untuk mencapai tujuannya. Disini berarti bahwa pengrajin yang berlaku sebagai aktor akan
melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan suatu tuntutan
commit to user
70
dari situasi eksternal yang ada. Adapun contoh dari situasi eksternal tersebut misalnya kelangkaan bahan baku ataupun kondisi pasar yang sepi yang dapat
menjadi hambatan dari usaha industri kerajinan rotan ini untuk tetap bertahan. Sehingga kemudian para pengrajin rotan dituntut untuk dapat bertahan dengan
menggunakan berbagai cara atau strategi yang dianggapnya baik untuk dapat mencapai tujuannya. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa dalam
menghadapi kelangkaan dan mahalnya harga bahan baku rotan, para pengrajin mencari cara agar produkinya dapat terus berjalan, dan salah satu strategi yang
mereka gunakan yaitu dengan cara mengganti bahan baku rotan dengan bahan baku sejenis yang bisa digunakan, seperti enceng gondok dan pelepah pisang. Jadi
tindakan yang dilakukan oleh si aktor, dalam hal ini adalah pengrajin rotan tidak lain adalah berupa strategi yang sengaja dipilih dengan harapan untuk dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya
B. Strategi Pemasaran