commit to user
4
Akibatnya apabila hal ini tidak segera diatasi, maka bisa jadi industri pengolahan rotan akan menjadi semakin terpuruk. Salah satu sentra industri rotan
di Jawa Tengah yaitu industri kerajinan rotan di Trangsan Sukoharjo. Sejak tahun 2005, baik produksi, ekspor maupun penyerapan tenaga kerja di sub sektor
industri pengolahan rotan di Trangsan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dan penurunan tersebut berlanjut pada tahun 2006 dan.pada tahun
2007, beberapa produsen atau pengrajin rotan di Trangsan mengalami penurunan produksi, bahkan ada yang jatuh pailit dan tidak berproduksi lagi, tapi ada juga
yang masih bertahan. Hal tersebut disebabkan oleh sulitnya memperoleh bahan baku rotan, namun sebaliknya di negara pesaing bahan baku tersebut lebih mudah
didapatkan. Hal ini menarik untuk diteliti mengenai bagaimana strategi para pengrajin rotan di Desa Trangsan Sukoharjo yang masih bertahan dalam
menghadapi kelangkaan dan kenaikan harga bahan baku.
B. RUMUAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimana strategi kelangsungan usaha industri kerajinan rotan di sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan Sukoharjo ?”
commit to user
5
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi kelangsungan usaha industri kerajinan rotan di sentra indusri kerajinan rotan di
Desa Trangsan Sukoharjo.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan, serta
memperluas khasanah ilmu terutama kajian-kajian sosiologis yang berhubungan dengan nilai-nilai kewirausahaan dan sosiologi ekonomi.
2. Manfaat Metodologis
Penelitian seperti ini dapat digunakan sebagai bahan acuan, atau sebagai bahan pembanding untuk digunakan dalam penelitian sejenis.
3. Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai strategi yang digunakan oleh para pengrajin dalam mempertahankan kelangsungan industri kerajinan rotan.
E. TINJAUAN PUTAKA
1. Strategi Kelangsungan Usaha
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan strategi yang diterapkan oleh pengrajin dalam rangka mempertahankan kelangsungan
commit to user
6
usahanya yaitu indusri kerajinan rotan. Jadi sebelum masuk pada tujuan utama tersebut, konsep strategi harus dipahami terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia konsep strategi menunjuk pada suatu rencana. Konsep strategi didefinisikan sebagai berikut :
“Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.”Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1985: 859.
Alfred D Chandler memiliki pendapat mengenai pengertian konsep strategi sebagai berikut :
”Strategi adalah penentuan tujuan jangka panjang dan penerapan serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tertentu.”Alfred D. Chandler dalam Robert M. Grant, 1997:10 Menurut James Brian Quinn, strategi memiliki pengertian sebagai
berikut : ”Strategi merupakan suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan
tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan
dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi
yang baik disusun berdasarkan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perusahaan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh
mata-mata musuh.” James Brian Quinn alam RobertM Grant, 1997:10
commit to user
7
Kemudian Kenneth Andrews berpendapat bahwa : ”Strategi merupakan bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan
rencana untuk mencapai tujuan, yang dipaparkan sedemikian rupa sehingga dapat menerangkan dalam usaha apa organisasi tersebut bergerak atau seharusnya
bergerak.” Kenneth Andrews dalam Robert M Grant, 1997:10 Jadi pada intinya konsep strategi itu berkaitan langsung dengan konsep
perencanaan yang mengarah pada tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan faktor- faktor yang menunjang tercapainya suatu tujuan dalam sebuah strategi menurut
Robert M. Grant adalah sebagai berikut: a Tujuan yang sederhana, konsisten dan berjangka panjang
b Pemahaman yang baik mengenai lingkungan persaingan. c Penilaian yang obyektif megenai sumber daya yang dimiliki.
d Pelaksanaan yang efektif. Robert M. Grant,1997:7 Dari faktor-faktor tersebut, yang pertama adalah berupa tujuan yang
sederhana. Di sini memiliki pengertian bahwa di dalam strategi itu telah dirumuskan dengan sederhana dan jelas tujuan apa yang hendak dicapai. Sehingga
dengan demikian akan terjadi suatu hubungan yang sinergis antara pelaku atau pelaksana daripada strategi tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai. Dan
strategi tersebut harus dilaksanakan dengan konsisten, terutama mengenai prosedur yang ada didalamnya, sehingga tidak akan menyimpamg dari tujuan
yang telah ditetapkan. Dan yang terakhir adalah berjangka panjang, maksudnya adalah strategi yang diterapkan haruslah berorientasi pada masa depan.
commit to user
8
Faktor yang kedua, pemahaman yang baik mengenai lingkungan persaingan merupakan salah satu faktor utama yang sangat menentukan tercapai
atau tidaknya suatu tujuan yang dirumuskan dalam sebuah strategi. Semakin baik seseorang memahami para pesaingnya, maka akan semakin baik pula rumusan
strategi yang akan disusunnya. Sehingga kemudian tujuan yang ingin dicapainya akan dapat dengan mudah terwujud.
Faktor yang ketiga adalah penilaian yang obyektif mengenai sumber daya yang dimiliki. Artinya bahwa sebelum merumuskan suatu strategi, seseorang
harus benar-benar memahami sumber daya yang dimiliki. Sehingga dengan pemahaman yang baik itu, ia akan dapat merencanakan pemanfaatan sumber daya
yang ada untuk mewujudkan tujuannya secara efektif dan efisien. Dan faktor yang terakhir adalah pelaksanaan yang efektif. Faktor ini
sangat berpengaruh terhadap kesuksesan dari sebuah strategi, karena tanpa pelaksanaan yang baik strategi sebaik apapun tidak akan menghasilkan atau tidak
akan mewujudkan suatu tujuan yang maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini menyangkut hal-hal yang bersifat teknis seperti kapabilitas pelakunya, faktor-
faktor penunjang dan timing yang tepat.
2. Industri
Pengertian industri menurut Departemen Perindustrian adalah sebagai berikut :
”Yang dimaksud dengan industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang jadi
commit to user
9
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.”Pasal 12,UU Perindustrian No.5 tahun
1989 Soerjono Soekanto memberikan definisi dari konsep industri sebagai
berikut: Industri
adalah kategori
organisasi-organisasi produktif
yang mempergunakan tipe teknologi yang sama. Soerjono Soekanto, 1985:236
Dalam hal ini Soekanto juga memberikan penjelasan bahwa industri ada dua macam yaitu industri basic dan industri non basic, yang memiliki pengertian
sebagai berikut : ”Industri basic adalah industri yang mmproduksi barang-barang dan
jasa-jasa konsumsi diluar masyarakat setempat yang bersangkutan dan menghasilkan
uang bagi
masyarakat setempat
tersebut industri
dasar.”Soekanto, 1985: 236-273 ”Sedangkan industri non basic adalah industri yang menghasilkan
barang-barang dan jasa-jasa bagi konsumsi masyarakat setempat industri non dasar.” Soekanto, 1985: 236-237
Bertolak dari dua penggolongan industri menurut Soekanto di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa industri kerajinan rotan yang menjadi obyek
dalam penelitian ini termasuk jenis industri basic atau industri dasar. Hal tersebut tentunya didukung dengan adanya faktor, bahwa hasil produksi dari industri
kerajinan rotan ini sebagian besar dipasarkan ke luar daerah bahkan luar negeri.
commit to user
10
Setelah membahas tentang pengertian industri, maka penulis selanjutnya akan mengetengahkan tentang pengertian kerajinan. Larasati Suliantoro Sulaiman
mengemukakan bahwa pengertian dari kerajinan dapat ditinjau dari beberapa arti: - Arti kata umum:
Kerajinan adalah suatu ketrampilan yang dihubungkan dengan suatu pembuatan barang yang harus dikerjakan secara rajin dan teliti, biasanya
dikerjakan dengan menggunakan tangan. - Arti dalam budaya :
Kerajinan berhubungan erat dengan sistem upacara kepercayaan, pendidikan, kesenian, teknologi, peralatan bahkan juga mata penaharian.
Mubyarto, 1985:360 Dari dua pengertian diatas maka dapat ditemukan beberapa unsur yang
terkandung dalam pengertian kerajinan yaitu : 1. Adanya penciptaan suatu barang.
2. Penekanan pada ketrampilan tenaga manusia. 3. Barang yang diciptakan itu berguna untuk memenuhi kebutuhan.
4. Barang yang dicipta itu dapat bernilai seni. sehingga dapat disimpulkan bahwa kerajinan merupakan suatu
ketrampilan tenaga manusia untuk menciptakan suatu barang yang mempunyai kualifikasi fungsional dan estetika.
commit to user
11
Industri rotan disini yang diusahakan dalam bentuk industri kerajinan yang dikerjakan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana sebagai
teknologinya dan juga dibantu dengan ketrampilan tangan para pekerjanya. Dalam industri kerajinan pada umumnya terdapat pemilik industri
kerajinan, yaitu orang yang mengusahakan dan mengkoordinir semua kegiatan produksi kerajinan dan memiliki alat-alat produksi. Pemilik industri kerajinan ini
dapat pula disebut sebagai pengusaha atau wirausaha. Menurut W.J.S. Poerwodarminto pengusaha diartikan sebagai orang
yang mengusahakan perusahaan atau orang yang melakukan pekerjaan besar dan alat-alat atau cara-cara yang teratur, bermaksud untuk mencari keuntungan
menghasilkan sesuatu, membuat barang-barang, berdagang Pengusaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi
dan pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang
lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan mnghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan.
Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang pengusaha atau wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-konisi yang
mendorong tersebut adalah: 1.
Orang tersebut lahir atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi yang kuat dibidang usaha confidence modalities
commit to user
12
2. Orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak ada
pilihan lain bagi dirinya selain menjadi wirausaha tension modalities 3.
Seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi pengusaha Emotion modalities
Seorang pengusaha atau enterpreneur menggunakan strategi yang disusun dan dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Sehingga
usaha yang mereka miliki dapat terus bertahan. Strategi yang dilakukan dan diterapkan di sini berupa strategi produksi dan pemasaran.
a. Strategi Produksi
Strategi produksi merupakan strategi yang yang menitikberatkan pada proses produksi guna meningkakan pemanfaatan atas nilai produk yang mereka
buat, sekaligus sebagai bentuk usaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan usaha mereka. Kegiatan produksi sebenarnya berkenaan dengan pemilihan proses
produksi alternatif, seperti pemilihan usaha dan alokasi sumber daya secara optimal, yang mana merupakan masalah pokok dalam produksi.
Secara konseptual Beatti dan Taylor menjelaskan definisi tentang konsep produksi sebagai berikut :
”Produksi merupakan suatu proses kombinasi dan koordinasi materi- materi dan kekuatan-kekuatan input, sumber daya, jasa-jasa produksi dalam
pembuatan suatu barang dan jasa.”Beatti dan Taylor, 1993:3 Menurut Adiningsih, produksi memiliki pengertian sebagai berikut:
commit to user
13
”Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah.” Adiningsih, 1991:22
Sedangkan menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi, produksi didefinisikan sebagai berikut:
”Produksi merupakan suatu cara, metode, teknik, untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana. Sofjan Assauri,1980:25
b. Strategi Pemasaran
Selain melakukan strategi produksi, strategi pemasaran juga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menjaga kelangsungan suatu usaha,
khususnya bisnis industri kerajinan rotan ini, di tengah persaingan dunia internasional yang kian menantang.
Sebelum membahas berbagai pengertian dari konsep strategi pemasaran, kita harus melihat dan memahami terlebih dahulu konsep pemasaran, yang
kemudian akan menjadi dasar dalam pembahasan konsep strategi pemasaran itu sendiri.
“Pemasaran adalah suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.”
Sofjan Assauri, 1980:5 “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
commit to user
14
kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.” William J. Stanton dalam Basu Swastha Dharmemesa dan Tani Handoko, 1997
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa arti dari pemasaran adalah jauh lebih luas dari pada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan
yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga
produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan
yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. “Strategi pemasaran adalah suatu proses, cara atau perbuatan
memasarkan suatu barang. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1985:859 “Strategi pemasaran merupakan serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, sebagai tanggapan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.” Sofjan Assauri, 1980:54
Dalam industri kerajinan sangkar burung Manunggal terdapat hubungan dagang yang terjadi antara pengrajin, pedagang dan pelanggan sangkar burung
didasarkan adanya kepentingan dari masing-masing pihak untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Pengrajin menginginkan barang hasil produksinya dapat
laku terjual kepada konsumen sehingga mendapatkan keuntungan, sedangkan pedagang menginginkan penghasilan dengan menjual barang dagangan dari
commit to user
15
pengrajin. Pelanggan memperoleh sangkar burung yang sesuai dengan kemampuan dan keingginannya. Untuk itu penelitian ini akan yang membahas
bagaimana hubungan dagang antara pengrajin, pedagang dan pelanggan sangkar burung tentang perdagangan sangkar burung dan bagaimana kaitan aspek sosial
budaya dalam strategi pemasaran sangkar burung. DESI PUJI UTAMI, 2008
“HUBUNGAN DAGANG ANTARA PENGRAJIN, PEDAGANG DAN PELANGGAN SANGKAR BURUNG” di Kampung Debegan Kelurahan
Mojosongo Kota Surakarta. Industry refers to the production of an economic good either material
or a service within an economy . There are four key industrial economic sectors :
the primary sector , largely raw material extraction industries such as mining and
farming ; the secondary sector , involving refining , construction , and manufacturing ; the , which deals with services such as law and medicine and
distribution of manufactured goods; and the quaternary sector , a relatively new type of knowledge industry focusing on technological research, design and
development such as computer programming, and biochemistry. A fifth, quinary , sector has been proposed encompassing nonprofit activities. The economy is also
broadly separated into public sector and private sector , with industry generally categorized as private. Industries are also any business or manufacturing. Urban
Diversiy and Economic Growth, John M. Quigley Industri mengacu pada produksi sebuah barang ekonomi baik material
atau jasa dalam perekonomian. Ada empat kunci sektor ekonomi industri: sektor primer, sebagian besar bahan baku industri ekstraksi seperti pertambangan dan
pertanian, sektor sekunder, yang melibatkan pemurnian, konstruksi, dan
commit to user
16
manufaktur,, yang berkaitan dengan pelayanan seperti hukum dan kedokteran dan distribusi pokok produksi, dan sektor kuartener, jenis yang relatif baru
industri sektor pengetahuan berfokus pada penelitian teknologi, desain dan pembangunan seperti pemrograman komputer, dan biokimia, kelima bagian
dalam sektor ini telah diusulkan mencakup kegiatan nirlaba. Ekonomi juga luas dipisahkan menjadi sektor publik dan sektor swasta, dengan industri pada
umumnya dikategorikan sebagai pribadi. Industri juga setiap bisnis atau manufaktur.
In todays global economy, the most successful engineering managers rely on a combination of technical skills and business principles. Industrial and
systems engineering ISE aims at imparting fundamental knowledge to develop the ability to address complex industrial issues, emphasising on how to design,
run, control and optimise production systems. The field of industrial engineering embraces a broad spectrum of technical activities including the classical
techniques of work methods, production and facilities planning, quality control and safety. It also embraces the fields of human factors, operations research,
manufacturing systems, and organisation and management systems. The ISE discipline is intellectually challenging and blends with the latest quantitative tools
from a systems perspective of solving problems. Second International Fuzzy
Systems Symposium FUZZYSS1117 - 18 November 2011 Hacettepe University,Ankara,Turkey
Dalam perekonomian global saat ini, para manajer teknik paling sukses bergantung pada suatu kombinasi dari keterampilan teknis dan prinsip-prinsip
bisnis. Industri dan rekayasa sistem ISE bertujuan untuk menyampaikan
commit to user
17
pengetahuan dasar untuk mengembangkan kemampuan untuk menangani masalah-masalah industri yang kompleks, menekankan mengenai bagaimana
merancang, menjalankan, kontrol dan sistem mengoptimalkan produksi. Bidang teknik industri mencakup spektrum yang luas dari kegiatan teknis
termasuk teknik klasik metode kerja, produksi dan perencanaan fasilitas, kontrol kualitas dan keselamatan. Hal ini juga mencakup bidang faktor manusia, riset
operasi, sistem manufaktur, dan organisasi dan sistem manajemen. ESI disiplin intelektual menantang dan menyatu dengan alat kuantitatif terbaru dari perspektif
sistem pemecahan masalah.
F. Paradigma dan Teori yang Digunakan
Dalam menganalisa penelitian ini penulis menggunakan disiplin ilmu sosiologi. Dalam sosiologi ada tiga paradigma yang umum digunakan dalam
penelitian suatu kasus, yaitu paradigma fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Sedangkan paradigma sendiri dapat diartikan sebagai suatu pandangan
yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan paradigma definisi sosial, yang mana dalam hal ini paradigma definisi sosial juga memandang hal tersebut sebagai pokok bahasan.
Max Weber mengartikan tindakan sosial adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan
diarahkan kepada orang lain.Ritzer, 1992:45. Di dalam bertindak pelaku
commit to user
18
mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Entah tindakan itu bersifat lahiriah atau batiniah yang berupa perenungan, perencanaan, pengambilan keputusan atau
kelakuan. Memandang makna dari sebuah tindakan-tindakan, Weber membedakan
tindakan atas dasar rasionalitas tindakan sosial ke dalam 4 tipe yaitu : a. Zwerk Rational
Yaitu tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini, aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya tetapi juga menentukan
nilai dari tujuan itu sendiri. Tujuan dari Zwerk Rational tidak absolut. Ia dapat juga menjadi cara yang paling rasional, maka mudah memahami tindakan itu.
b. Werk Rational Action Dalam tindakan tipe ini, aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang
dipilihnya itu merupakan pilihan yang tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan yang lain. Dalam tindakan ini, tujuan dan cara-cara
mencapainya cenderung menjadi sukar untuk dibedakan. Namun tindakan ini rasional, karena pilihan terhadap cara-cara kiranya sudah menentukan tujuan
yang diinginkan. Tindakan tipe kedua ini masih rasional sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami.
c. Affectual Action Affectual Action merupakan tindak yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh
perasaan emosi dan kepura-puraan si aktor. Tindakan ini sukar dipahami dan kurang rasional.
commit to user
19
d. Traditional Action Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan
sesuatu di masa lalu saja. Ritzer, 1992: 47-48 Bertolak dari adanya pemaknaan terhadap tindakan sosial secara
rasional seperti tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh pengrajin rotan disini merupakan tindakan zwerk rational, dimana
dalam memilih strategi yang digunakan untuk kelangsungan usahanya merupakan salah satu wujud konkret dari tindakan tersebut.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcot Parsons, yang juga merupakan pengikut Weber. Ada
beberapa asumsi fundamental Teori Aksi yang dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk karya Mac Iver, Znanieki dan Parsons sebagai berikut:
1 Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.
2 Sebagai subyek manusia bertindakberperilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
3 Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan
tersebut. 4 Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak
dapat diubah dengan sendirinya.
commit to user
20
5 Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukannya.
6 Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan pada saat pengambilan keputusan.
7 Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif seperti metode verstehen, imajinasi,
sympathetic reconstruction atau seakan-akan mengalami sendiri vicarious experience. Ritzer,2003:46
Pengrajin rotan adalah individu ataupun sekelompok individu yang mempunyai status sebagai pengrajin. Mereka beraktivitas sesuai dengan status
yang dimilikinya yaitu mencari bahan baku, membuat dan memasarkan hasil produksi kerajinannya dengan cara-caranya sendiri. Tujuan utama dari penetapan
cara atau strategi usaha adalah untuk menjaga kelangsungan usaha dengan hasil perolehan keuntungan.
Pekerjaan adalah suatu bentuk kebutuhan guna mengekspresikan eksistensi manusia terhadap manusia yang lain. Bentuk pekerjaan itupun
bermacam-macam sesuai dengan keahlian dan keinginan dari masing-masing individu. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan sebagai makhluk sosial.
Dengan kata lain, dengan bekerja maka manusia telah melakukan tindakan sosial. Yaitu untuk mengekspresikan eksistensi dirinya melalui hasil karya yang mana itu
adalah hasil dari pilihannya sendiri. Sehingga ketika manusia bekerja sesuai
commit to user
21
dengan apa yang dikehendakinya, maka manusia itu akan mampu memaknai arti dari sebuah pekerjaan yang dilakukannya.
Dilihat secara ekonomis dikenal tindakan rasional yang melihat tindakan aktor bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan dan keuntungan dari hasil
pekerjaan yang dipilihnya. Menurut Beker dalam Damsar,1997 perilaku rasional berarti memaksimalkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan
membawa imbalan atau hasil dimasa yang akan datang. Dalam hal ini rasional berarti:
a. Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaaan atau preferensi dalam pemilihan suatu bentuk tindakan.
b. Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku. c. Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan
tertentu. Damsar, 1997:39 Tindakan untuk menjaga kelangsungan usaha yang dilakukan oleh para
pengrajin rotan merupakan tindakan rasional. Dimana mereka melakukan atau menerapkan strategi dalam usaha mereka tersebut. Strategi di sini berupa strategi
produksi dan pemasaran. Parsons dalam Teori aksinya juga menyusun skema unit-unit dasar
tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Adanya individu selaku aktor.
2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu.
commit to user
22
3. Aktor mempunyai alternatif, cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannnya.
4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa
situasi dan kondisi sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh individu, misalnya jenis kelamin dan tradisi.
5. Aktor berada dibawah kendala dan nilai-nilai dasar, norma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan
menentukan tujuan. Contohnya kendala kebudayaan. Ritzer dalam Alimanan 2003:48-49
Di dalam industri kerajinan rotan di Desa Trangsan ini, aktor dalam hal ini pengrajin akan megggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat
yang diperkirakan cocok untuk mengejar, mencapai tujuan dalam situasi dimana norma- norma mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan arah. Norma-
norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau alat, tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untuk memilih. Kemampuan inilah yang disebut Parsons
sebagai voluntarism. Singkatnya voluntarism adalah kemampuan individu untuk melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif
yang tersedia dalam rangka mencapai tujuannya. Konsep voluntarisme Parsons inilah yang menempatkan Teori Aksi ke
dalam paradigma definisi sosial. Dalam konsep ini aktor merupakan pelaku aktif dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih dari alternatif
commit to user
23
tindakan. Walaupun aktor tidak mempunyai kebebasan total, namun ia mempunyai kemauan bebas dalam memilih berbagai alternatif tindakan. Berbagai
tujuan yang hendak dicapai, kondisi dan norma serta situasi penting lainnya kesemuanya membatasi kebebasan aktor.
Terkait dengan adanya penjelasan dari Teori Aksi tersebut diatas, maka pengrajin rotan di sini berlaku sebagai aktor yang aktif dan kreatif dalam
melakukan suatu tindakannya, di mana dia senantiasa melakukan sesuatu yang dianggapnya baik. Dalam mempertahankan kelangsungan usaha industri kerajinan
rotan yang dimilikinya, aktor akan menggunakan strategi atau cara untuk mencapai tujuannya.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa tindakan manusia itu muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam
posisinya sebagai obyek. Disini berarti bahwa pengrajin yang berlaku sebagai aktor akan melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut merupakan suatu
tuntutan dari situasi eksternal yang ada. Adapun contoh dari situasi eksternal tersebut misalnya kelangkaan bahan baku ataupun kondisi pasar yang sepi yang
dapat menjadi hambatan dari usaha industri kerajinan rotan ini untuk tetap bertahan. Sehingga kemudian para pengrajin rotan dituntut untuk dapat bertahan
dengan menggunakan berbagai cara atau strategi yang dianggapnya baik untuk dapat mencapai tujuannya. Jadi tindakan yang dilakukan oleh si aktor, dalam hal
ini adalah pengrajin rotan tidak lain adalah berupa strategi yang sengaja dipilih dengan harapan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
commit to user
24
Dalam dunia sosial, perjuangan kompetitif itu mungkin antara individu- individu atau antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat
atau antara penduduk yang berbeda ras dan etnisnya, masing-masing dengan pola budayanya tersendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hasil dari
kompetitif ini adalah bahwa mereka yang paling bisa menyesuaikan diri atau yang paling sehatlah yang dapat hidup terus survival of the fittest. Mereka yang
mampu menyesuaikan diri dengan hasil yang saling memuaskan pasti berhasil dalam perjuangan kompetitif dan untuk menghasilkan lebih banyak lagi dari pada
saingannya, dan untuk menjadi dominan. Sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan dirinya secara berhasil akan dirundung malapetaka atau tunduk.
Jadi proses evolusi meliputi suatu seleksi bertahap atas banyak generasi manusia atau kelompok yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Terkait
dalam hal ini para pengrajin rotan di Desa Trangsan yang mampu mempertahankan usahanya yaitu mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan dan memenangkan persaingan dengan para pengrajin lainnnya.
G. Kerangka Pemikiran