commit to user 8
Tabel 2.1 Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture Content EMC dari Gabah Berdasarkan Fungsi Suhu dan Kelembapan.
Suhu
o
C Kelembapan relatif udara
30 40
50 60
10 9
11 12
13 20
9 10
11 13
30 8
9 11
12 40
7 8
10 11
Sumber: Hasibuan 2004
c. Serangga
Selama dalam masa penyimpanan, komoditi pangan dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh serangan serangga,
cendawan, burung dan tikus. Di antara hama-hama gudang tersebut, serangga merupakan penyebab kerusakan terbesar. Serangga pada
gudang mempunyai kemampuan cepat berkembang biak sehingga dalam setahun dapat menghasikan beberapa generasi, dan dapat
berpindah bersama-sama dengan komoditi. Selain itu serangga mempunyai kemampuan adaptasi yang besar terhadap keadaan kering
sehingga dapat berkembang dengan baik pada kondisi komoditi yang disimpan dengan kadar air yang relatif rendah Rivai, 2010.
Beberapa serangga yang sering merusak beras di antaranya adalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum, Oryzaephilus
surinamensis dan Corcyra cephalonica. Berikut penjelasan mengenai serangga-serangga tersebut:
Sitophilus oryzae
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras rice weevil. Hama ini tergolong dalam ordo Coleoptera kumbang famili
Curculionidae. Serangga ini mengalami metamorfosis sempurna holometabola melalui fase-fase telur, larva, pupa dan imago. Telur
Sitophilus diletakkan pada lubang yang dibuat oleh imago betina pada permukaan biji dekat titik tumbuh dari biji. Telur ditutup dengan
commit to user 9
cairan slime yang dihasilkan oleh serangga betina. Pupa Sithophilus berwarna kekuningan yang akan berubah menjadi coklat dengan
bertambahnya umur pupa. Pupa Sitophilus berada di dalam butiran komoditi. Larva Sitophilus berwarna putih dan berkerut-kerut,
tubuhnya tidak berkaki seperti lundi. Stadium larva terdiri atas 4 instar dan berkembang di dalam biji. Imago atau serangga dewasa berwarna
coklat sampai coklat gelap, berukuran 2,5-3 mm, tergantung besar kecilnya butiran komoditi yang diserangnya. Pada ujung moncong
terdapat mandibula yang kuat, yang berguna untuk melubangi kulit biji-bijian ketika makan dan ketika hendak meletakkan telur.
Morfologi Sitophilus oryzae dari telur sampai imago ditunjukkan pada Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Morfologi Sitophilus oryzae
Anonim, 2010j Siklus hidup kumbang Sitophilus selama 30-45 hari pada
kondisi optimum suhu 28ºC dan kelembaban nisbi 70. Seekor betina mampu meletakkan telur sebanyak 300-575 butir. Lamanya
stadia telur antara 5-8 hari. Lamanya stadia larva antara 20-27 hari, lamanya stadia pupa antara 5-10 hari. Kemampuan hidup imago
Sitophilus selama 4-5 bulan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini antara lain yaitu berkurangnya bobot komoditi dan naiknya suhu
komoditi Rivai, 2010.
commit to user 10
Tribolium castaneum
Serangga Tribolium castaneum termasuk ke dalam ordo Coleoptera famili Tenebrionidae. Serangga ini tergolong serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna holometabola yaitu perkembangannya melalui fase-fase telur, larva, pupa dan imago.
Morfologi larva, pupa dan imago serangga T. castaneum disajikan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Morfologi larva, pupa dan imago Tribolium castaneum
Anonim, 2010k. Secara kasat mata telur berwarna putih dan berukuran kecil,
diletakkan oleh serangga betina diantara partikel yang diselubungi oleh cairan perekat sehingga partikel makanan menempel Haines,
1991 dalam Tanhindarto, 2006. Larva berwarna kuning keputih- putihan dengan ukuran 6 mm, segmen abdomen terakhir berwarna
coklat tua sedikit melengkung dan terpisah dengan baik, umur stadium larva berkisar 7-8 hari. Larva T. castaneum mempunyai bentuk khas
yaitu adanya tonjolan runcing pada ruas terakhir dari abdomen yang disebut urogomphi Syarief Halid, 1993 dalam Tanhindarto, 2006.
Pupa serangga ini berwarna putih kekuning-kuningan dengan panjang 4 mm. Stadium pupa 6 hari, sedangkan perkembangan telur hingga
pupa 23 hari pada suhu 29°C. Imago berbentuk pipih panjang tubuhnya 2,3-4,4 mm, berwarna coklat kemerahan, 3 segmen terakhir
pada antena membentuk gada, mata terbagi oleh suatu penjuluran dengan 3-4 mata faset. Ukuran skala telur, larva, pupa dan imago dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
commit to user 11
Gambar 2.3 Ukuran skala telur, larva, pupa dan serangga dewasa Tribolium sp Sokoloff, 1974 dalam
Tanhindarto, 2006.
Pertumbuhan populasi Tribolium castaneum dipengaruhi oleh banyak faktor seperti antara lain kondisi media dan kanibalisme.
Kondisi optimum untuk perkembangan serangga Tribolium castaneum adalah suhu sekitar 35 °C dan kelembaban relatif 75.
Telur yang dihasilkan oleh serangga betina dipengaruhi oleh suhu tetapi tidak dipengaruhi kelembaban, serangga dewasa dapat
hidup sampai 6 bulan. Pada suhu 25°C serangga betina bertelur rata- rata 2-5 butir per hari, jumlah ini meningkat menjadi 11 butir per hari
pada suhu 35,5 °C. Serangga dewasa melakukan kopulasi dan menghasilkan telur sepanjang waktu hidupnya. Serangga dewasa
bersifat kanibalistik baik pada sesamanya termasuk memakan telurnya maupun serangga lainnya. Abdelsamad et al., 1987 dalam
Tanhindarto 2006 menyatakan periode total perkembangan serangga dari telur sampai menjadi imago yang optimum adalah pada suhu 35°C
yaitu hanya berlangsung 19,1 hari. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga ini adalah berkurangnya bobot, bau asam, perubahan warna
dan komoditi menjadi berjamur akibat aktivitas makan Rivai, 2010.
Oryzaephilus surinamensis
Di Indonesia kumbang ini dikenal dengan nama kumbang padi- padian yang bergerigi. Telur Oryzaephilus diletakkan satu per satu
dalam biji-bijian komoditi atau pada celah atau retakan. Larvanya berukuran sampai 2,5 mm, berwarna putih sampai kuning pucat
dengan bulu-bulu kasar. Pada bagian toraks dan permukaan bagian
commit to user 12
dorsal abdomen terdapat garis lebar yang berwarna kekuning-kuningan dan hijau. Pupa berukuran hampir mendekati 1,5 mm, berwarna putih
sampai pucat, dan bentuknya oval serta kelihatan kompak. Pupa ini terdapat di dalam kepompong yang terbuat dari butir-butiran komoditi.
Siklus hidup kumbang Oryzaephilus selama 25 hari pada kondisi yang optimum. Satu ekor kumbang betina mampu meletakkan telur
sebanyak 400 telur selama 10 minggu. Lamanya stadia telur antara 3- 17 hari. Lamanya stadia larva antara 12-15 hari, sedangkan stadia pupa
antara 10-12 hari. Kemampuan hidup serangga dewasa 6-10 bulan tetapi ada yang mampu hidup sampai 3 tahun. Akibat serangan hama
ini di antaranya adalah pemanasan pada komoditi dan penurunan berat Rivai, 2010. Morfologi larva dan imago Oryzaephilus surinamensis
dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Morfologi Oryzaephilus surinamensis
Anonim, 2010h
Corcyra cephalonica Ngengat Beras
Ngengat beras ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah tropis Anonim, 2010g. Ngengat berwarna kelabu coklat dan
agak pucat, panjang tubuh kurang lebih 11-12 mm. Apabila sayap direntangkan panjangnya antara 12-15 mm. Telur berbentuk bulat
dengan diameter 0,5 mm berwarna putih kelabu, sedangkan ulat yang besar warnanya bervariasi dari kelabu keputih-putihan sampai agak
coklat. Panjang ulat pada pertumbuhan 13-17 mm. Kepompong berwarna putih kecoklat-coklatan berada dalam kokon dan panjangnya
8-10 mm. Ngengat pada umumnya aktif pada sore atau malam hari,
commit to user 13
tetapi kadang-kadang juga aktif pada siang hari di tempat yang gelap. Ngengat betina dapat hidup selama 10 hari, tetapi kalau sudah bertelur
mereka akan lebih cepat mati. Telur menetas setelah 4-8 hari rata-rata 6 hari. Setelah menetas ulat segera mengikat atau menggandeng-
gandeng bahan dengan benang suteranya. Menjelang kepompong ulat naik ke permukaan bahan dan membuat kokon dengan menganyam
benang sutera di antara butir-butir bahan simpanan. Periode ulat berlangsung 28-35 hari sedangkan kepompongnya antara 5-8 hari. Jadi
daur hidup serangga ini berkisar antara 37-51 hari Anonim, 2009b. Berikut morfologi ngengat beras tersebut:
Gambar 2.5 Morfologi Corcyra cephalonica
Anonim, 2010a
d. Lama penyimpanan