Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Kontrol

Data hasil tes akhir kemampuan koneksi matematik siswa kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran konvensional diperoleh nilai terendah 39 dan nilai tertinggi 84. Data hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Tabel 4.2 distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas interval 6 kelas dengan panjang interval kelas adalah 8. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai rata-rata atau mean kemampuan koneksi matematik siswa pada kelas kontrol adalah 61,5 lampiran 21. Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi diketahui bahwa terdapat 15 siswa atau 37,5 mendapatkan skor di bawah interval rata-rata dan 18 siswa atau 45 mendapatkan skor di atas interval rata-rata. Sedangkan siswa yang mendapatkan skor yang berada pada interval rata-rata adalah 7 siswa atau 17,5. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelompok kontrol terletak pada interval 47 – 54 yaitu sebesar 25 10 siswa dari 40 siswa. Sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu terletak pada interval 79 – 86 yaitu sebesar 10 4 siswa dari 40 siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 45, yaitu 18 siswa. No Interval Frekuensi Absolut Relatif Kumulatif 1 39-46 5 12,5 5 2 47-54 10 25 15 3 55-62 7 17,5 22 4 63-70 5 12,5 27 5 71-78 9 22,5 36 6 79-86 4 10 40 Jumlah 40 100 Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 55, yaitu 22 siswa pada kelas interval rata-rata yang memperoleh nilai di bawah rata-rata sebanyak 7 siswa dengan persentase 17,5. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh median sebesar 60,21, modus sebesar 51,50, varians sebesar 166,36, simpangan baku sebesar 12,90, kemiringan sebesar 0,30 kurva landai ke kanan, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 0,337 distribusinya adalah distribusi leptokurtik atau bentuk kurva runcing lampiran 21. Secara visual penyebaran data kemampuan koneksi matematik kelompok kontrol pada pembelajaran matematika dengan startegi pembelajran konvensional dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi pada gambar 4.2 Gambar 4.2: Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Kontrol Perbandingan kemampuan koneksi matematik siswa antara kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee dengan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya 10 5 7 9 2 8 6 4 3 1 Frekuensi 38,5 46,5 54,5 62,5 70,5 86,5 78,5 Nilai menggunakan strategi pembelajaran konvensional dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol Statistika Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 40 40 Maksimum Xmaks 87 84 Minimum Xmin 42 39 Rata-rata 68,3 61,5 Median Me 69,86 60,21 Modus Mo 71,10 51,5 Varians 162,63 166,36 Simpangan Baku S 12,75 12,90 Kemiringan -0,37 0,30 Ketajaman 0,296 0,337 Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu dapat dijelaskan bahwa dari 40 siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 87, sedangkan nilai siswa terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 39. Selain itu rata-rata kelompok eskperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan selisih 6,8 68,3 – 61,5, begitupula dengan nlai median Me serta nilai modus Mo, yaitu pada kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,37. Karena berharga negatif, maka distribusi data miring negatif atau landai kiri. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata, 2 4 6 8 10 12 20 40 60 80 100 Fr e ku e n si Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan 0,30. Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata. Ketajaman kurtosis pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol lebih besar dari 0,263, maka model kurva adalah kurva runcing leptokurtis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan strategi heuristik vee dan kelas yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Kemampuan Koneksi Matematik Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan kurva pada gambar 4.3 terlihat perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terlihat pula bahwa kurva kelompok eksperimen agak bergeser ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa kelompok ekpserimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Nilai tertinggi pada kelompok kontrol masih lebih rendah dibandingakn nilai tertinggi pada kelompok eksperimen, karena nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 87, sedangkan kelompok kontrol adalah 84. Nilai terendah pada kelompok eksperimen masih lebih tinggi dibandingkan nilai terendah pada kelompok kontrol, karena nilai terendah pada kelas kontrol adalah 39 sedangkan kelas eksperimen adalah 42.

3. Perbandingan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan Indikator Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Seperti yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini kemampuan koneksi yang diteliti yaitu mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lainnya dan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari indikator kemampuan koneksi tersebut, kemampuan koneksi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan tiap-tiap indikator disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Indikator Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Skor Ideal Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol x x 1 Mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lainnya. 24 15,85 66,04 14,13 58,85 2 Mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari 7 5,00 71,43 4,65 66,43 Jumlah 31 20,85 67,26 18,78 60,57 Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa pada kelompok eksperimen, siswa yang mampu mengkoneksikan pythagoras dengan topik matematika lainnya sebanyak 66,04 dan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari sebanyak 71,43. Sedangkan pada kelompok kontrol, siswa yang mampu mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lainnya sebanyak 58,85 dan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari sebanyak 66,43. Dalam hal ini menunjukkan bahwa persentase yang paling besar kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok eksperimen adalah kemampuan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari- hari sebesar 71,43. Persentase terkecil yaitu pada kemampuan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lainnya sebesar 66,04. Sedangkan persentase kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok kontrol yang paling besar adalah kemampuan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari sebesar 66,43. Persentase terkecil yaitu pada kemampuan mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lainnya sebesar 58,85. Dalam tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa kemampuan koneksi matematika kelompok eksperimen pada indikator mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lainnya dan dengan kehidupan sehari- hari lebih tinggi daripada kelompok kontrol, dengan selisih secara berurutan yaitu 7,19 dan 5. Secara visual skor perbandingan nilai rata-rata setiap indikator kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam gambar 4.4. Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai 2  hitung = 6,57 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n=40 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81 lampiran 22. Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 6,57 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Koneksi dengan Topik Matematika Lain Koneksi dengan Kehidupan Sehari-hari Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil pengujian untuk kelompok kontrol diperoleh nilai 2  hitung = 6,85 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n = 40 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81 lampiran 23. Karena hitung 2  kurang dari 2  tabel 6,85 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hasil dari uji normalitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok N 2  hitung 2  tabel Kesimpulan Eksperimen 40 6,57 7,81 Berdistribusi Normal Kontrol 40 6,85 7,81 Karena pada kedua kelompok 2  hitung kurang dari 2  tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Setelah kedua kelas sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians kedua sampel tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama homogen atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila F hitung F tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,02 dan F tabel = 1,70 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 39 dan derajat kebebasan penyebut 39 lampiran 24. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas n Varians s 2 F hitung F tabel α=0,05 Kesimpulan Eksperimen 40 162,63 1,02 1,70 Terima H Kontrol 40 166,36 Karena F hitung kurang dari dari F tabel 1,02 1,70 maka H diterima, artinya kedua varians sampel homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan koneksi matematik siswa kelompok kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan uji-t. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh t hitung = 2,37 lihat lampiran 25. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, atau  = 0,05 diperoleh harga t tabel = 1,66. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Uji-t t hitung t tabel α=0,05 Kesimpulan 2,37 1,66 Tolak H Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 2,37  1,66 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, berikut sketsa kurvanya: Dari gambar 4.5 berarti t hitung tidak berada pada daerah penerimaan H . Sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Gambar 4.5: Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol  = 0,05 1,66 2,37