2.2 Pengertian Pesan
Setiap cerita atau kisah akan mengadung pesan untuk di sampaikan kepada khalayak pembaca.Pesan adalah bagian dari unsur instrinsik di antara unsur-unsur
lainnya dalam sebuah karya sastra, unsur-unsur tersebut yaitu: tema, alurplot, penokohan, gaya bahasa. Sudut pandang.pesan merupakan hikmah yang dapat
diambil dari sebuah cerita untuk dijadikan sebagai cermin maupun pandangan hidup. Melalui pesan-pesan moral yang terungkap dalam cerita, sikap, dan tingkah laku
tokoh-tokoh itulah, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah untuk di terapkan dalam kehidupan Nurgiyantoro, 1995:321.
Pesan adalah merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan
secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula
disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagsan pesan itu. Hal ini
selalu juga dikenal sebagai amanah dari sebuah karangan. Dalam Kamus Al- Maurid 1988:573 dijelaskan bahwa kata amanat dalam
bahasa Arab disebut dengan:
risālatun: khitābun, maktῡbun, muhimmatun wājibun au hadafun lil hayāti Pesan : penyampaian,tulisan yang penting yang wajib atau pandangan hidup.
–
Universitas Sumatera Utara
Nurgiyantoro dan Luxemburg 1995:121 membagi pesan menjadi dua yaitu: pesan religius, dan pesan kritik sosial.
1. Pesan Religius Keagamaan
Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan , sastra tumbuh dari sesuatu yang
bersifat religius. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mangun Wijaya : Pada awalnya segala sastra adalah religius. Istilah “religius” yang berkonotasi pada
makna agama. Religius dan agama memang berkaitan erat, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya mempunyai
makna yang berbeda. Agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi. Religius, di pihak lain,
melihat aspek yang ada di lubuk hati, riak getaran nurani pribadi manusia. Dengan demikian religius bersifat lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang
tampak, formal, resmi Mangunwijaya dalam Nurgiyantoro: 326-327. Religius bermakna kepercayaan kepada Tuhan akan adanya kekuatan di
atas manusia, misalnya kepercayaan animisme, dinamisme. Agama adalah kesalehan dapat di peroleh melalui pendidikan misalnya meneliti penyebab
terjadinya petir sehingga di ketahui pula siapa yang menjadikan peristiwa alam itu Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, 2003:943
2. Pesan Kritik Sosial
Setiap karya sastra yang berbentuk kisah juga didapati pesan kritik sosial yang mengungkapkan tentang kehidupan masyarakat. Kritik sosial adalah
berasal dari kata kritik dan sosial, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Universitas Sumatera Utara
KBBI. Kritik adalah kecaman dan anggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karaya, pendapat dan
sebagainya. Sedangkan kata sosial adalah lazimnya berkenaan dengan masyarakat. Amanat dalam bentuk pesan kritik sosial yakni pesan berupa kritik
sosial di mana pengarang memberi kritikan atas kehidupan sosial di lingkungan tertentu sesuai dengan realitas yang ada.
Kritik sosial yang ada didalam kisah tersebut dapat dimengerti sesuai interpretasi pembaca. hartoko,1992:63. Satra mengandung pesan kritik dapat
juga disebut sebagai kritik sastra kritik ini biasanya akan lahir di tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang baik atau kurang menyenangkan
dalam kehidupan sosial masyarakat. Paling tidak, hal itu dalam penglihatan dan dapat dirasakan oleh pengarang yang berperasaan peka. Pengarang umumnya
tampil sebagai pembela kebenaran dan keadilan, ataupun sifat-sifat luhur kemanusiaan.Hal- hal yang memang salah dan bertentangan dengan sifat-sifat
kemanusiaan tidak akan di tutupi. Nurgiyantoro, 1995: 331.
2.3 Pengertian Tokoh