Nurgiyantoro, :181-182. Dalam hal ini penulis membatasi kajian hanya membahas tentang karakter tokoh
utama saja dalam cerita a
ẑ-ẑibu l-khāinu serigala pengkhianat.
2.4 Pengertian Nilai Sastra
Bergaul dengan sastra, anak-anak memperoleh berbagai manfaat,nilai buat dirinya sendiri. Dengan kata lain, sastra dapat memberi nilai instrinsik bagi anak-
anak. Pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan
emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta
memberi pengetahuan keterampilan paraktis bagi anak. Wahidin:2009http:makalahkumakalahmu.-Wordpress.com20090318 hakikat-sastra-anak.
Purwadarminta dalam Departemen Pendidikan 1998:245 mengartikan nilai sebagai kadar isi yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi
kemanusiaan. Bertolak dari pengertian itu, maka dalam suatu karya sastra akan terkandung banyak nilai , yaitu nilai sastra itu sendiri yang lebih cenderung pada nilai
estetis, juga terdapat nilai-nilai budaya,sosial, keagamaan dan nilai-nilai moral.
Penanaman nilai-nilai dapat dilakukan sejak anak masih belum dapat berbicara dan belum dapat membaca. Nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan
seorang ibu untuk membujuk agar si buah hati segera tertidur atau sekedar untuk menyenangkan, pada hakikatnya juga bernilai kesastraan dan sekaligus mengandung
nilai yang besar andilnya bagi perkembangan kejiwaan anak, misalnya nilai kasih sayang dan keindahan Nurgiyantoro, 2005 : 35-36.
Nurgiyantoro 2005:41 menyatakan nilai sastra untuk anak-anak terbagi ke
dalam dua bagian besar, niai personal dan nilai pendidikan. 1.
Nilai Personal a.
Perkembangan Emosional Anak usia dini yang belum dapat berbicara, atau baru berada dalam
tahap perkembangan bahasa satu kata atau kalimat dalam dua atau tiga kata,
Universitas Sumatera Utara
sudah ikut tertawa-tawa ketika diajak bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. Anak akan tampak menikmati lagu-lagu bersajak yang ritmis dan larut
dalam kegembiraan. b.
Perkembangan Intelektual Lewat cerita, anak tidak hanya memperoleh “kehebatan” kisah yang
menyenangkan dan memuaskan hatinya. Cerita menampilkan urutan kejadian yang menampilkan yang mengandung logika pengaluran. Logika pengaluran
memperlihatkan hubungan antar peristiwa yang di perani oleh tokoh baik protagonist maupun antagonis.
c. Perkembangan Imajinasi
Berhadapan dengan sastra, baik yang berwujud suara maupun tulisan, sebenarnya kita lebih berurusan dengan masalah imajinasi, Sesuatu yang
abstrak yang berada di dalam jiwa, sedang secara fisik sebenarnya tidak terlalu berarti.
d. Pertumbuhan Rasa Sosial
Bacaan cerita mendemonstrasikan bagaimana tokoh berinteraksi dengan sesama dan lingkungan. Bagaimana tokoh-tokoh itu saling berinterksi untuk
kerja sama, saling membantu, bermain bersama, melakukan aktivitas keseharian bersama, menghadapi kesulitan bersama, membantu mengatasi
kesulitan orang lain, dan lain-lain yang berkisah tentang kehidupan bersama dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
e. Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius Selain menunjang pertumbuhan dan perkembangan unsur emosional,
intelektual, imajinasi, dan rasa sosial, bacaan cerita sastra juga berperan dalam perkembangan aspek personalitas yang lain, yaitu rasa etis dan religius.
2. Nilai Pendidikan
a. Eksplorasi dan Penemuan
Ketika membaca cerita, pada hakikatnya anak dibawa untuk melakukan sebuah eksplorasi, sebuah penjelajahan, sebuah petualangan imajinatif, ke
sebuah dunia relatif yang belum dikenalnya yang menawarkan berbagai pengalaman kehidupan.
Berhadapan dengan cerita, anak dapat di biasakan mengkritinya, misalnya ikut menebak sesuaatu seperti dalam cerita detektif dan misterius,
menemukan bukti-bukti, alasanbertindak,menemukan jalan keluar kesulitan yang dihadapi tokoh, dan lain-lain termasuk mempredisikan bagaimana
penyelesaian kisahnya. b.
Perkembangan Bahasa Sastra adalah sebuah karya seni yang bermediakan bahasa, maka aspek
bahasa memegang peran penting di dalamnya. Sastra tidak lain adalah suatu bentuk permainan bahasa, dan bahkan dalam genre puisi unsur permainan
tersebut cukup menonjol. Bacaan sastra untuk anak yang baik antara lain adalah yang tingkat
kesulitan berbahasanya masih dalam jangkauan anak , tetapi bahasa yang terlalu sederhana untuk usia tertentu, baik kosakata maupun struktur kalimat,
Universitas Sumatera Utara
justru kurang meningkatkan kekayaan bahasa anak. Peningkatan penguasaan bahasa anak tersebut harus dipahami tidak hanya melibatkan kosakata dan
struktur kalimat. c.
Perkembangan Nilai Keindahan Ketika anak berusia1-2 tahun dinina bobokkan dengan nyanyian dengan
kata-kata yang bersajak dan berirama indah, anak sebelumnya belum dapat memahami makna di balik kata–kata itu, tetapi sudah dapat merasakan
keindahanya. Hal itu dapat dilihat dari reaksi anak, misalnya yang berupa ekspresi wajah yang ceria dan tertawa, atau gerakan anggota tubuh yang lain.
Keindahan dalam genre fiksi antara lain dicapai lewat bahasa yang tepat. Artinya, aspek bahasa itu mampu mendukung hidupnya cerita, mendukung
ekspresi sikap dan perilaku tokoh, mendukung gagasan tentang dunia yang disampaikan, dan dari aspek bahasa itu juga dipilih kata, struktur, dan
ungkapan yang tepat. d.
Penanaman Wawasan Multikultural Berhadapan dengan bacaan sastra, anak dapat bertemu dengan wawasan
budaya berbagai kelompok sosial dari berbagai belahan dunia. Lewat Sastra dapat di jumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan
budaya suatu masyarakat yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Sastra tradisional atau folklore, misalnya, mengandung berbagai aspek kebudayaan
tradisioanal masyarakat pendukungnya, maka dengan membaca cerita tradisional dari berbagai daerah akan
Universitas Sumatera Utara
diperoleh pengetahuan dan wawasan tentang kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
e. Penanaman Kebiasaan Membaca
Kata–kata bijak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela ilmu pengetahuan, buku adalah jendela untuk melihat dunia, menemui relevansinya
yang semakin kuat dalam abad informasi dewasa ini. Adanya arus global yang melanda dunia dan yang mengandaikan semakin cepatnya arus informasi dari
berbagai belahan dunia hanya dapat diikuti dengan baik jika orang mau membaca.
Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada pengkajian tentang nilai sastra bagi pendidikan anak. Aspek-aspek nilai pendidikan tersebut
berupa: eksplorasi dan penemuan, Perkembangan bahasa, perkembangan nilai keindahan,penanaman wawasan multikultural, penanaman kebiasaan
membaca.
Universitas Sumatera Utara
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN