Teori Belajar Konstruktivisme Teori Belajar dan Pembelajaran

17 dan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa. Pengelolaan pembelajaran diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasaannya dan guru memfasilitasi dan member pendampingan pada proses belajar mengajar. Model pembelajaran Searching Information Skill dalam hal ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali informasi baik melalui nara sumber maupun dari buku maupun media cetak . Dalam hal ini guru memfasilitasinya dan pada akhir pembelajaran siswa dapat mengkonstruk pengetahuan yang didapat melalui pencarian informasi.

2.1.3 Teori Belajar Kognitif

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah: 1. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. 2. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 3. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya. 4. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir; dan. 5. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 18

2.1.4 Teori Belajar Humanisme

Pendekatan humanisme merupakan pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. 19 Pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Di sini pendidikguru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa.

2.1.5 Pembelajaran yang Efektif

Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan. Secara umum efektifitas menunjukkan sampai sejauhmana tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Pengertian efektivitas menurut Hidayat dalam Hardiyani 2012: 67 dijelaskan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu telah tercapai. Di mana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Lebih lanjut menurut Prasetyo Budi Saksono dalam Hardiyani 2012 efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input. Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya 1988 dalam Trianto dijelaskan sebagai berikut. Efesien dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah sedala daya upaya guru untuk membantu siswa agar belajar dengan baik. Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran yaitu: 1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM, 2 rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa 3 ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa dan 4 mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir 2 tanpa mengabaikan butir 4 Soemasasmito dalam Trianto 2010: 27. 20

2.2 Pengertian Belajar

Belajar mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman Gagne, 1984: 1. Perubahan perilaku organism akibat pengalaman dapat dilihat dari empat aspek, sebagai berikut. 1. Belajar menuju perubahan perilaku. Untuk dapat mengetahui dan mengukur keberhasilan belajar atau perubahan organism dari belajar dapat dengan membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu sebelum belajar dengan sesudah belajar dalam keadaan yang serupa. Apabila ada perubahan, perkembangan dan peningkatan perilaku individu tersebut maka dapat dinyatakan bahwa sudah terjadi proses pembelajaran. 2. Belajar dari pengalaman. Hal yang terpenting dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan perkembangan pengalaman dari individu tersebut. Sedangkan perubahan fisik dan organ tubuh individu bukan bagian dari proses belajar akan tetapi merupakan perubahan yang bersifat alami. Proses belajar yang diperoleh dari pengalaman ada yang melalui cara langsung maupun cara tidak langsung. Pengalaman yang langsung biasanya terjadi karena proses yang disengaja seperi belajar di sekolah atau bimbingan belajar, biasanya hal-hal yang dipelajari bersifat positif. Sedangkan proses belajar dari pengalaman tidak langsung biasanya tidak disengaja atau dikondisikan, sehingga tidak dapat membedakan hal-hal yang positif maupun negatif.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DI SMK MA’ARIF 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KRETIVITAS, MINAT, DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI PENERAPAN MEDIA FLASH PADA SISWA SMP NEGERI I KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 12 113

ANALISIS KOMPARATIF KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU MODEL CONNECTED DAN INTEGRATED DALAM MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMP NEGERI I TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

2 64 198

KEBIASAAN MENULIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RUMBIA LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 13 17

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 76

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 71

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 2 BUKITKEMUNING LAMPUNG UTARA

0 12 82

PENERAPAN MODEL DRILLS BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 14 141

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) DALAM PELAJARAN IPS DI SD.

0 1 58

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) DALAM PELAJARAN IPS DI SD.

0 4 58