99
dan MOW 0 tidak ada. Dari jumlah tersebut pengguna yang paling banyak menggunakan kontrasepsi adalah kontrasepsi yang bukan metode kontrasepsi
jangka panjang yaitu menggunakan kontrasepsi pil, dan suntik sedangkan untuk pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang masih rendah yaitu implan, IUD,
MOW dan MOP. Dari hasil survei tersebut dapat dilihat bahwa masih rendahnya wanita pasangan usia subur yang menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang dimana wanita pasangan usia subur yang ada diwilayah kerja puskesmas sering mengalami kesulitan di dalam menentukan jenis alat kontrasepsi. Hal ini
tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga karena ketidaktahuan wanita pasangan usia subur tentang persyaratan dan keamanan
metode kontrasepsi tersebut. Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang yaitu umur, pengetahuan, jumlah
anak, ketersediaan alat kontrasepsi, pelayanan petugas kesehatan, media informasi, biaya pemasangan, dan dukungan suami. Oleh karena masih
rendahnya wanita pasangan usia subur yang menggunakan pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang membuat penulis tertarik untuk mengetahui dan
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jenis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Sering
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2015.
1.2. Perumusan Masalah
Masih rendahnya wanita pasangan usia subur yang menggunakan pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang membuat penulis tertarik untuk
mengetahui dan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
100
jenis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Kecamatan Medan Tembung Tahun 2015.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jenis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap jenis alat kontrasepsi yang
digunakan akseptor. b.
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap jenis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor.
c. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anak terhadap jenis alat kontrasepsi yang
digunakan akseptor. d.
Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan alat kontrasepsi terhadap jenis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor.
e. Untuk mengetahui pengaruh petugas kesehatan terhadap jenis alat kontrasepsi
yang digunakan akseptor. f.
Untuk mengetahui pengaruh media informasi terhadap jenis alat kontrasepsi yang digunakan akseptor.
g. Untuk mengetahui pengaruh biaya pemasangan terhadap jenis alat
kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Universitas Sumatera Utara
101
h. Untuk mengetahui pengaruh Dukungan Suami terhadap jenis alat kontrasepsi
yang digunakan akseptor.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sering Kecamatan Medan Tembung
dalam peningkatan pemakaian alat kontrasepsi yaitu khususnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang untuk bulan berikutnya.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan pihak- pihak lain yang membutuhkan
dan dijadikan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
102
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation WHO expert committee 1997 Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga Suratun, 2008.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan PUP, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahteraArum, 2008. Sasaran utama dalam pelayanan KB adalah pasangan usia subur PUS.
Pelayanan KB diberikan diberbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga ke tingkat kota dengan kompetensi yang sangat
bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter praktek swasta, Bidan praktek swasta, dan Bidan desa. Jenis alat atau obat
kontrasepsi antara lain kondom, pil, suntik, IUD, Implant, Tubektomi dan vasektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat diperoleh langsung dari
apotik atau toko obat, pos layanan KB dan kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan desa dan dokter, sedangkan kontrasepsi jenis IUD,
Universitas Sumatera Utara