KAJIAN EMPIRIS KAJIAN PUSTAKA

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan tentang perencanaan pembelajaran. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut. Penelitian pertama yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Trevor Mutton, Hazel Hagger, dan Katharine Burn pada tahun 2011 dengan judul Learning to Plan, Planning to Learn: The Developing Expertise of Beginning Teachers. Hasil penelitiannya adalah untuk guru pemula perencanaan pembelajaran merupakan hal mendasar yang penting. Tanpa perencanaan pembelajaran guru kemungkinan tidak dapat mengatasi kesulitan yang mungkin terjadi di kelas. Penelitian kedua yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Enda Puspitasari tahun 2012 dengan judul Menyusun Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini. Hasil penelitian yang diperoleh adalah masih banyak pendidik PAUD yang kesulitan dalam mengembangkan perencanaan pembelajarannya. Dengan ditetapkannya peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini, memberikan kebabasan lembaga pendidikan anak usia dini untuk membuat program pembelajarannya sendiri disesuaikan dengan kondisi anak dan lembaga penyelenggara. Dengan adanya pedoman ini diharapkan akan memudahkan pendidik PAUD dalam penyusun perencanaan pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan secara efektif dan efisien. Penelitian ketiga yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ida Waluyati pada tahun 2012 dengan judul Evaluasi Program Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hasil penelitiannya adalah Hasil analisis data membuktikan, kesesuaian antara perencanaan pembelajaran IPS SMPMTs di Kota Bima dengan standar proses pendidikan berada pada kategori baiksesuai. Kategori ini diperoleh berdasarkan analisa perhitungan skor rerata empiris data dari teknik dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat oleh 78 orang guru IPS dari dua puluh enam SMPMTs se-Kota Bima berdasarkan indikator-indikator variabel perencanaan pembelajaran, yakni sebesar 63,91, dengan persentase sebesar 66,7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah menyusun RPP secara lengkap, tepat, dan penjelasan yang terperinci. Di samping itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 33,3 perencanaan pembelajaran IPS SMPMTs di Kota Bima termasuk dalam kategori sangat baiksangat sesuai, namun tidak ada guru yang termasuk dalam kategori cukup baikcukup sesuai dan kurang baikkurang sesuai. Penelitian keempat yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Afifuddin pada tahun 2012 dengan judul Perencanaan Pengajaran dalam Proses Pembelajaran. Hasil penelitiannya adalah perencanaan pengajaran merupakan skenario pembelajaran yang menjadi acuan dan pola pelaksanaan program pengajaran bagi pihak pendidik, dan pengalaman belajar yang sistematis dan efektif bagi pihak peserta didik. Karena itu, seorang pengajar guru yang dipandang telah memiliki kompetensi dan profesionalisme sejatinya menyiapkan kegiatan pengajaran yang terencana, integral dan terarah serta memperhatikan perkembangan dan kondisi peserta didik. Penelitian kelima yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Volkan Cicek pada tahun 2013 dengan judul Effective Use of Lesson Plans to Enhance Education. Hasil penelitiannya adalah praktik rencana pelajaran seperti harian, tahunan, dan pengganti rencana pelajaran guru ditinjau dari tujuan pembelajaran, alokasi waktu, metode yang digunakan, materi yang digunakan, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran ditulis dengan mempertimbangkan waktu efektif pembelajaran dan manajemen kelas dengan harapan agar mengurangi permasalahan yang ada di kelas seperti siswa yang membolos dan siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan memperhatikan kegiatan ekstrakurikuler . Penelitian keenam yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hilmi Mizani pada tahun 2014 dengan judul Perencanaan Pembelajaran Berkarakter pada Mata Pelajaran Agama Islam di SMAN 7 Kota Banjarmasin. Hasil penelitiannya adalah bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun guru pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Kota Banjarmasin terdiri dari program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Karakter yang akan di ajarkan sudah tertuang secara tegas pada silabus dan RPP untuk kelas XI dan XII. Sedangkan untuk silabus dan RPP untuk kelas X maka karekter yang ingin ditanamkan tidak secara tegas dicantumkan dalam silabus dan RPP. Adapun karekter yang ingin ditanamkan di SMAN 7 sesuai dengan yang terdapat dalam silabus dan RPP terdiri dari: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Penelitian ketujuh yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh M. Yusuf Seknun tahun 2014 dengan judul Telaah Kritis Terhadap Perencanaan Dalam Proses Pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh adalah keberhasilan pendidikan banyak ditentukan bagaimana optimalisasi upaya pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi sistem pembelajarannya. Perencanaan dalam proses pembelajaran merupakan skenario pembelajaran yang menjadi acuan pelaksanaan program pembelajaran bagi pihak pendidik, dan pengalaman belajar yang sistematis dan efektif bagi pihak peserta didik. Penyusunan perencanaan program pembelajaran sebagai suatu proses melibatkan berbagai aspek seperti kedisplinan, ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik. Penelitian kedelapan yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Volkan Cicek dan Hidayet Tok pada tahun 2014 dengan judul Effective Use of Lesson Plans to Enhance Education in U.S. and Turkish Kindergarten thru 12th Grade Public School System: A Comparative Study. Hasil penelitiannya adalah di Amerika Serikat dan Turki, perencanaan pembelajaran disiapkan sebagai tugas awal administrasi sekolah pada awal tahun ajaran. Perencanaan pembelajaran tahunan meliputi perencanaan harian, perencanaan bulanan, dan alokasi waktu, materi pembelajaran, metode, dan media yang digunakan. Perencanaan pembelajaran di Amerika Serikat lebih fleksibel, guru dapat merancang perencanaan pembelajaran sesuai dengan kondisi daerah. Penelitian kesembilan yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Supriatno, Herpratiwi, dan Undang Rosidin pada tahun 2015 dengan judul Evaluasi Kinerja Guru Profesional dalam Menyusun Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil penelitiannya adalah Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran; a. kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran cenderung cukup skor 2,92. Artinya bahwa guru profesional SMAN di Kabupaten Tanggamus berkinerja cenderung cukup dalam merumuskan tujuan pembelajaran. b. kemampuan guru dalam memilih dan mengorganisasikan materi ajar cenderung cukup skor 2,93. Artinya bahwa guru profesional SMA di Kabupaten Tanggamus cara memilih dan mengorganisasi materi ajar dapat diartikan cukup baik. c. kemampuan guru dalam memilih sumber belajar media pembelajaran cenderung cukup skor 2,89. Hal ini menunjukan bahwasanya para guru tersebut kurang memanfaat kan sumbermedia sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran. d. kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran cenderung cukup skor 2,91. Hal demikian dapat terjadi karena para guru lebih suka melakukan proses pembelajaran dengan metode konvensional yang lebih simple dalam bentuk ceramah e. kemampuan guru dalam merencanakan penilaian hasil belajar cenderung cukup skor 2.86. Penelitian kesepuluh yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Indah Haryati Amakae pada tahun 2016 dengan judul Analisis Proses Perencanaan Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik di SDN Monggang. Hasil penelitiannya adalah guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang disediakan oleh pihak sekolah. Kendala yang dialami guru dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik yaitu guru masih kesulitan dalam mengaitkan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran. Selain itu, penerapan pendekatan saintifik juga masih bersifat sederhana. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru tetap menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik serta membuat perencanaan pembelajaran sendiri untuk bagian-bagian yang tidak dapat dipadukan.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Dokumen yang terkait

ASESMEN PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI GUGUS GEMILANG KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG

0 15 24

PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 11 288

PEMANFAATAN SARANA PRASARANA DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS KELAS V DI SD NEGERI GUGUS LARASATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

4 32 215

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KTSP PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI GUGUS JOKO TINGKIR KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

0 11 241

KINERJA GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA

1 29 252

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG Tuturan Ekspresif Pada Pembelajaran Guru Dan Siswa Di Beberapa Sd Negeri Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 13

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG Tuturan Ekspresif Pada Pembelajaran Guru Dan Siswa Di Beberapa Sd Negeri Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 14

ASESMEN PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI GUGUS GEMILANG KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 2 294

KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS V DENGAN KTSP DI SD NEGERI SE-GUGUS MINOMARTANI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 96

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS SADEWA KECAMATAN TEMANGGUNG.

0 0 90