Gambar 2.4 Morfologi Streptococcus pyogenes Sumber: Brook, GF. 2010
2.1.2.2 Antigen – Antigen ada Streptococcus pyogenes
Antigen
– antigen yang terdapat pada Streptococcus pyogenes yaitu
12
: a. Protein M
Merupakan faktor virulensi terbesar pada Streptococcus pyogenes. Berbentuk seperti rambut
– rambut halus pada dinding sel. Saat protein M ada pada dinding sel, bakteri ini menjadi virulen dan dapat menahan
fagositosis dari polimorfonuklear. b. Substansi T
Substansi T tidak berhubungan dengan virulensi Streptococcus pyogenes. Substansi ini tidak tahan terhadap asam maupun panas.
c. Nukleoprotein Biasa disebut substansi P yang mengelilingi dinding sel dari
Streptococcus pyogenes.
2.1.2.3 Toksin dan Enzim Streptooccus pyogenes
Di bawah ini adalah toksin dan enzim yang terdapat pada Streptococcus
pyogenes
12
: a. Streptokinase
Enzim ini diproduksi oleh kebanyakan dari grup A Streptococcus β hemolitikus. Enzim ini merubah plasminogen pada manusia menjadi
plasmin.
b. Streptodornase Berfungsi untuk mendepolarisasi DNA. Aktivitas enzim bisa diukur
dengan berkurangnya viskositas suatu solution. Digunakan bersama streptokinase sebagai enzymatic debridement.
c. Hyalurodinase Enzim ini bergunakan untuk memisahkan asam hialuronat yang
merupakan komponen dasar jaringan ikat. Efek dari hyaluronidase sendiri merupakan factor penyebaran mikroorganisme.
d. Pyrogenic eksotoksin Merupakan toksin yang ada pada Streptococcus pyogenes.
Eksotoksinnya dibagi menjadi A, B, dan C. Pyrogenic eksotoksin ini bekerja bekerja sebagai superantigen karena menstimulasi sel T dengan
cara mengikat MHC kelas 2 pada region Vβ pada reseptor sel T. Aktivasi sel T ini melepaskan sitokin yang memediasi shock dan cedera
jaringan. e. Hemolisin
Pada Streptococcus pyogenes terdapat 2 hemolisinstreptolisin. Streptolisin O adalah protein yang berperan dalam hemolysis.
Antistreptolisin O berguna untuk memblok aktivitas streptolisin O. Streptolisin S memiliki peran untuk membuat zona pada agar darah.
2.1.2.4 Patogenesis Streptococcus pyogenes
Kolonisasi dari bakteri Streptococcus grup A di epitel faring dipermudah dengan adanya kerusakan epitel sebelumnya. Penempelan Streptococcus grup A
diperantarai oleh protein M pada permukaannya. Protein M pada Streptococcus grup A dapat menahan dari fagositosis saat antibody spesifik tidak ada. Sintesis dari
anti-M diperantarai oleh IgG. Protein M dapat memicu respons tubuh melalui produksi dari IL
– 6 yang menyebabkan terjadinya inflamasi.
12 16