Metode Pengujian Antibakteri Landasan Teori 1. Jintan Hitam

membuahkan hasil yang dapat dipercaya dari pustaka yang terpercaya juga, dan hasil yang didapat harus akurat. 18 Metode pengujian antibakteri terdiri dari, 1. Disk diffusion Merupakan metode yang memakai zona hambat dalam menghitung kerentangan terhadap antibiotik. Ketika konsentrasi dari antimikrobakterial semakin melemah sampai titik di mana aktivitas antibiotik tidak lagi berefek pada pertumbuhan bakteri, di titik tersebut merupakan zona hambat. 19 Beberapa keuntungan memakai metode ini yaitu 19 , 1. Tidak memakan biaya banyak 2. Mudah untuk mengubah atau memodifikasi disk yang digunakan untuk uji antimikrobiologi 3. Bisa digunakan untuk screening test dalam jumlah banyak 4. Dapat mengidentikasi kumpulan isolasi pada pemeriksaan lanjutan dengan metode lain. Keempatan keuntungan ini membuat peneliti memakai metode disc diffusion sebagai metode penelitian ini. Klasifikasi respons hambat pertumbuhan bakteri 20 Tabel 2.6 Klasifikasi respons hambat pertumbuhan bakteri Sumber: Greenwood. 1995 Diameter zona hambat Respons hambat bakteri 20mm Kuat 16-20mm Sedang 10-15 Lemah 10mm Tidak ada 2. E-test Metode ini berfungsi untuk menghitung kadar hambat minimum KHM dari suatu antibakteri. Strip yang memiliki agen antibakteri dengan konsentrasi rendah hingga tinggi diletakan pada agar yang ditanami bakteri. Pertumbuhan bakteri yang terhambat dapat dilihat dengan area jernih disekitar strip. 18 3. Ditch-plate technique Metode ini disebut metode parit yaitu dengan cara membiat parit dengan cara memotong media agar dengan cara membujur. Parit tersebut diisi dengan agen antbakteri dan bakteri yang ingin diuji digoreskan kea rah parit yang telah diisi agen antibakteri. 18 4. Cup-plate technique Metode sumur ini yaitu dengan cara membuat lubang oada media agar yang telah ditanami bakteri lalu pada lubang tersebut dimasukan agen antibakteri. 18 5. Gradient-plate technique Konsentrasi yang digunakan pada metode ini berkisar dari nol hingga maksimal. Pertama, media agar dicairkan dan dicampurkan dengan zat antibakteri. Setalah dicampur, hasilnya dituang dicawan petri dalam posisi miring. Setelah itu, nutrisi dituang diatas campuran sebelumnya. Selanjutnya cawan diinkubasi selama 24 jam agar media mongering. Bakteri yang akan diuji dioleskan pada cawan dari konsentrasi rendah ke tinggi. Hasilnya diinterprestasikan dengan cara menghitung panjang total pertumbuhan mikroorganisme maksimal yang dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil goresan. 18 6. Metode dilusi agar Merupakan metode di mana melibatkan berbagai konsentrasi dari agen antimikrobiologi pada suatu medium agar, yang biasanya menggunakan twofold dillutions, yang diikuti dengan pemakaian bakteri yang telah diinokulasi pada permukaan agar. 19 7. Broth methods Merupakan metode di mana suspense bakteri yang konsentrasinya optimal di uji ddengan berbagai macam konsentrasi dari agen antimicrobial pada media liquid. Metode ini bisa dilakukan pada tabung yang memiliki minimum volume 2 ml atau dengan volume yang lebih kecil yaitu dengan plat mikrotitrasi. 19

2.1.4. Mekanisme Kerja Antibakteri

Terdapat 2 cara antibiotik dalam membunuh bakteri, yaitu dengan membunuh mikroorganisme tersebut yang disebut obat bakterisidal atau dengan menghambat laju pertumbuhan bakteri yang disebut obat bakteriostatik. 21 Mekanisme kerja antibakteri terdiri dari 4, yaitu 12 1. Menghambat Sintesis Dinding Sel Dinding sel terdiri dari peptidoglikan yang terdiri dari polisakarida dan ikatan kuatan dari polipeptida. Jika terjadi inhibisi dari pembentukan dinding sel, maka akan terjadi lisis. Obat – obat golongan beta lactam merupakan inhibitor yang selektif untuk menghambat sintesis dinding bakteri sehingga baik digunakan pada bakteri yang sedang tumbuh. 2. Menghambat Fungsi Membran Sel Sitoplasma pada sel - sel yang hidup berada di membrane sitoplasma yang memiliki fungsi membrane yang selektif permeable, membawa fungsi transport aktif, dan mengontrol komposisi internal dari sel. Ketika fungsi dari membrane sitoplasma terganggu maka akan terjadi kerusakan sel atau kematian sel. 3. Menghambat Sintesis Protein Erythromycin mengikat subunit 50S pada ribosom dan lokasi pengikatannya binding site adalah 23S pada rRNA. Pengikatan ini mengganggu inisiasi pembentukan rantai peptide atau mengganggu reaksi translokasi aminoacyl. 4. Menghambat Sintesis Asam Nukleat Rifampin dapat menginhibisi pertumbuhan bakteri dengan mengikat kuat pda DNA-dependent RNA polymerase dari bakteri sehingga tidak terjadi sintesis RNA. Quinolone dan fluoroquinolones menghmbat sisteis DNA dengan memblokade DNA gyrase. Macam – macam agen antibakteri 22 a. Agen yang menginhibisi sintesis dari dinding sel bakteri termasuk kelas Beta lactam dan agen lainnya seperti vancomycin, penicillin, cephalosporin, dan cydoserine. b. Agen yang beraksi secara langsung pada dinding membrane sel untuk meningkatkan permeabilitas dan menyebabkan kebocoran dari komponen inraseluler contohnya polymyxin. c. Agen yang mengganggu fungsi dari subunit ribosomal untuk menginhibisi sintesis protein seperti chloramphenicol, tetracycline, erythromycin, dan clindamycin. d. Agen yang mengikat 30S subunit ribosomal dan merubah sintesis protein seperti aminoglycosides. e. Agen yang memberikan efek pada metaolisme asam nukleat bakteri yang dapat menghambat polymerase RNA contohnya rifampin. f. Antimetabolit yang memnghentikan enzim yang memetabolisme folat termasuk trimethoprim dan sulfonamide.