Fortex Fisions Whirch Mixer
3.2 Bahan-bahan
Bunga tembelekan Na
2
SO
4
Etanol 96 anhidrous
p.a . Merck
Alkohol 70 Nutrient Agar NA
p.a Oxoid Nutrient Broth NB
p.a Oxoid Mueller Hinton Agar MHA
p.a Oxoid Larutan standar Mcfarland
Aquadest Dimetil Sulfoksida DMSO
Basillus subtilis Propionibacterium acne
Eschechia coli Pseudomonas aeruginosa
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Penyediaan Sampel
Sampel yang diteliti adalah bunga tembelekan Lantana camara L berwarna jingga. Bunga tembelekan dipisahkan dari tangkai bunga kemudian
ditimbang.
3.3.2 Isolasi Minyak Atsiri Bunga Tembelekan dengan Alat destilasi Stahl
Sebanyak 200 g bunga tembelekan dimasukkan labu destilasi 1000 mL ditambahkan air suling 150 mL, dipasang pada alat penyuling Stahl dan
dipanaskan selama ± 4-5 jam diatas penangas minyak hingga minyak atsiri menguap sempurna ditandai dengan keluarnya destilat yang jernih. Destilat yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh merupakan campuran minyak dengan air yang selanjutnya ditambahkan NaCl hingga jenuh, kemudian minyak atsiri yang masih tercampur dengan air
diekstraksi dengan eter.Ekstrak eter yang masih tercampur dengan minyak atsiri ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrous, kemudian disaring, filtrat hasil saringan diuapkan hingga diperoleh minyak atsiri sebagai residu yang selanjutnya disimpan
dilemari pendingin pada suhu 4 °C. Minyak yang diperoleh dianalisa kandungan
kimianya menggunakan alat GC-MS dan diuji aktivitas antibakteri terhadap Basillus subtilis, Propionibacterium acnes, Eschechia coli dan Pseudomonas
aeruginosa dengan metode difusi agar Supriyanto dan Cahyono, 2012.
3.3.3 Analisis Minyak Atsiri Bunga Tembelekan dengan GC-MS
Cuplikan dimasukkan kedalam gerbang suntik pada sebuah alat GC-MS. Selanjutnya kondisi disesuaikan dengan kondisi dibawah ini kemudian diamati
kromatogram yang dihasilkan oleh rekorder dan mass recorder serta mass spektra masing-masing senyawa.
Kondisi alat GC-MS yaitu : Kolom
: AGILENT HP 5MS Panjang
: 30 meter Gas Pembawa
: Helium Pengion
: EI GC-2010
Temperatur kolom oven : 70
°C Suhu Injeksi
: 310 °C
Model Injeksi : Split
Model aliran control : Pressure
Tekanan : 13.7 kPa
Total Aliran : 60 mLmin
Aliran kolom : 0.50 mLmin
Kecepatan Linear : 25.9 cmsec
Aliran Pembersih : 3.0 mLmin
Pembagian Pemecah : 113
Universitas Sumatera Utara
Waktu Kesetimbangan : 1.0 min
GCMS-QP2010 Suhu sumber Ion
: 250 °C
Suhu Interface : 305
°C Waktu Pemecah Pelarut
: 2.80 min Detektor Gain Mode
: Relative Detektor Gain
: 0,00 kV MS
Waktu Mulai : 3.00 min
Waktu Berhenti : 80 min
ACQ Mode : Scan
Event Time : 0.50 sec
Kecepatan Scan : 1250
Mulai mz : 28
Berhenti mz : 600
3.3.4 Pengujian Sifat Antibakteri Minyak Atsiri Bunga Tembelekan 3.3.4.1 Pembuatan Media Nutrient Agar NA
Sebanyak 7 gram nutrient agar dimasukkan dalam Erlenmeyer lalu dilarutkan dengan 250 mL dan dipanaskan hingga semua larut. Kemudian
disterilkan disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama 15 menit.
3.3.4.2 Pembuatan Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri
Kedalam tabung reaksi yang steril dimasukkan 3 mL media nutrient agar steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring
membentuk sudut 30-45 °. Biakan bakteri Basilus subtilis dari strain utama
diambil dengan jarum ose steril lalu diinokulasikan pada permukaan media nutrient agar miring dengan cara menggores, kemudian diinkubasi pada suhu 35
± 2 °C selama 18-24 jam. Hal yang sama juga dilakukan pada biakan bakteri
Propionibacterium acnes, Escherchia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4.3 Pembuatan Media Mueller Hinton agar MHA
Dimasukan 9.5 g serbuk Mueller Hinton Agar diamsukkan dalam Erlenmeyer lalu dilarutkan dalam 250 mL aquades dan dipanaskan hingga semua
larut dan mendidih. Kemudian disterilkan di autoklaf pada suhu 121 °C selama 15
menit.
3.3.4.4 Penyiapan Inokulum Bakteri
Sebanyak 3.25 g nutrient broth dilarutkan dengan 250 mL aquades dalam Erlenmeyer dan dipanaskan hingga semua larut, kemudian disterilkan di autoklaf
121 °C selama 15 menit dan didinginkan. Lalu koloni bakteri Basillus subtilis
diambil dari stok kultur menggunakan jarum ose steril kemudian disuspensikan ke dalam 10 mL media nutrient broth steril dalam tabung reaksi dan diinkubasikan
pada suhu 35±2 °C selama ± 3 jam, lalu dibandingkan kekeruhannya dengan
kekeruhan standar Mcfarland. Hal yang sama juga dilakukan untuk koloni bakteri Propionibacterium acnes, Escherchia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
3.3.4.5 Pembuatan Variasi Konsentrasi Minyak Atsiri Bunga Tembelekan Lantana camara L
Minyak atsiri bunga tembelekan dibuat dalam konsentrasi 10 dan 20 vv, dengan memipet 0.5 mL dan 1 mL minyak atsiri dengan menggunakan mat
pipet dan dimasukkan kedalam labu ukur 5 mL, kemudian ditambahkan Dimetil Sulfoksida DMSO pada masing-masing minyak atsiri hingga garis batas dan
dihomogenkan.
3.3.4.6 Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Bunga Tembelekan
Sebanyak 0,1 mL inokulum Basilus subtilis dimasukkan ke dalam cawan petri, setelah itu dituang media Mueller Hinton Agar sebanyak 15 mL dengan
suhu 45-50 °C dihomogenkan sampai media bakteri tercampur rata, kemudian
dibiarkan sampai media memadat. Dimasukkan kertas cakram yang telah
Universitas Sumatera Utara
direndam dengan minyak atsiri bunga tembelekan dengan berbagai konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri, kemudian diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 35±2 °C selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diameter
daerah hambat di sekitar larutan penguji dengan jangka sorong. Dilakukan dengan cara yang sama terhadap bakteri Propionibacterium acnes, Escherchia coli dan
Pseudomonas aeruginosa Hatijah 2013.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Isolasi Minyak Atsiri Bunga Tembelekan dengan Alat Stahl
dimasukkan kedalam labu Stahl 1Liter
ditambahkan air suling 150 mL dirangkai alat Stahl
dipanaskan hingga keluar uap air bersama minyak
dimasukkan kedalam gelas erlenmeyer
ditambahkan NaCl jenuh diekstraksi dengan eter dalam
corong pemisah
ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrous disaring
diuapkan pasa suhu 40º C 200 g Bunga Tembelekan Segar
Destilat
Lapisan atas Lapisan
Residu Filtrat
Minyak atsiri
Analisa GC-MS Uji Antibakteri
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Pengujian Sifat Antibakteri Minyak Atsiri Bunga Tembelekan 3.4.2.1 Pembuatan Media
Nutrien Agar NA Miring dan Stok Kulkur Bakteri
Dilarutkan dengan 250 mL aquadest dalam Erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama
15 menit
Dituangkan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 mL Dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat
pada posisi miring membentuk sudut 30 °-45°C
Diambil biakan bakteri Basillus subtilis dari strain utama dengan jarum ose lalu digoreskan pada
Media NA yang telah memadat
Diinkubasi pada suhu 35 °C selama 18-24 jam
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Propionibacterium acne, Escherchia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
7 g Media NA
Media NA Steril
Stok kultur Bakteri Basillus subtilis
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.2 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA
Dilarutkan dengan 250 mL aquadest dalam erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama
15 menit 9.5 g Media Mueller Hionton Agar
MHA
Media MHA Steril
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.3 Penyiapan Inokulum Bakteri
Dialrutkan dengan 250 mL aquadest dalam erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama
15 menit
Dimasukkan sebanyak 10 mL kedalam tabung reaksi
Diambil koloni bakteri Basillus subtilis dari stok kultur bakteri dengan jarum ose
Disuspensikan kedalam media Nutrient Broth NB Diinokulasi pada suhu 35
°C selama 3 jam Dibandingkan kekeruhannya dengan standar
Mcfarland BaCl
2
: H
2
SO
4
Dilakukan hal yang sama untuk Propionibacterium acne, Escherchia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
3.25 g Media Nutrien Broth NB
Media NB Steril
Inokulum bakteri Basillus subtilis
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.4 Uji Aktivitas Antibakteri
Dimasukkan kedalam cawan petri Ditambahkan 15 mL MHA dengan suhu 45
°C-50°C Dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur
rata
Dibiarkan sampai media memadat Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam
dengan minyak atsiri bunga tembelekan kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri
Diinkubasi pada suhu 35 °C selama 1-24 jam dalm
inkubator Diukur diameter zona bening disekitar cakram dengan
jangka sorong
Dilakukan hal yang sama untuk Propionibacterium acnes, Escherchia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
0.1 mL inokulum bakteri Basillus subtilis
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Penentuan Kadar Minyak Atsiri
Minyak Atsiri bunga tembelekan berwarna jingga diperoleh dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat Stahl. Proses ini dilakukan secara triplo.
Hasilnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Minyak Atsiri bunga tembelekan yang diperoleh dengan metode
hidrodestilasi
Berat Sampel HasilmL Rata-rata Berat Minyak Atsiri
g I
II II mL
gr 200 0,13 0,12 0,10
0,11 0,0932
4.1.2 Hasil Analisa dengan GC-MS
Minyak atsiri yang dihasilkan secara hidrodestilasi dianalisa dengan Gas Chromatography-Mass Spectroscopy GS-MS. Kromatogram Kromatografi Gas
dari bunga tembelekan hasil hidrodestilasi diperoleh 72 puncak senyawa gambar 4.1 dan masing-masing senyawa dari hasil interpretasi yang dapat diindentifikasi
berdasarkan standart library sebanyak 13 senyawa seperti pada tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Kromatogram hasil analisa Kromatografi Gas minyak atsiri bunga tembelekan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Senyawa Hasil Analisa GC-MS Minyak Atsiri Bunga Tembelekan
No. Waktu
Massa Rumus
Nama Senyawa Peak Retensi
Senyawa Molekul
yang diduga Kadar
menit 7
7.974 136
C
10
H
16
12 9.645
134 C
ß- Ocimene 0.54
10
H
14
14 9.872
154 C
p-Cymene 1.79
10
H
18
20 20.944
204 C
O 1,8 Sineol
1.59
15
H
24
23 22.317
204 C
α-Kopaen 1.12
15
H
24
25 22.521
204 C
Kariofilen 10.87
15
H
24
29 23.226
204 C
Kalaren 2.42
15
H
24
32 23.852
202 C
α-Humulen 7.59
15
H
22
33 23.933
204 C
α-Kurkumin 3.53
15
H
24
36 24.346
204 C
Germakren-D 3.09
15
H
24
38 24.935
204 C
α-Murolen 2.27
15
H
24
40 25.861
204 C
Delta Kadinen 1.59
15
H
26
42 26.527
236 C
O Nerolidol-B
1.00
15
H
24
O
2
Davanone 9.84
4.1.3. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri