Penyelesaian Klaim dan Ganti Rugi Oleh Sunlife Financial

e Moral dan kebiasaan f Besarnya nilai pertanggungan g Jenis kelamin Di dalam pelimpahan resiko tersebut ada dua hal yang menjadi landasan prinsip yang harus dipegang oleh Sun Life Financial, yaitu: a Prinsip Itikat Baik Utmost Good Faith Artinya semua data dan keterangan yang disampaikan oleh tertanggung harus secara jujur dan benar. Asuransi tidak boleh menggunakan jiwa seseorang untuk tujuan berjudi orang sakit diasuransikan dengan harapan mendapat klaim. Yang diasuransikan adalah nilai ekonomi seseorang, bukan jiwanya, karena jiwa seseorang tidak ternilai. Jadi setiap perjanjian asuransi harus dilandasi itikat baik. b Prinsip Kepentingan Asuransi Insurable Interest Maksudnya adalah nama-nama yang dicantumkan sebagai penerima manfaat ahli waris masih ada hubungan kepentingan dengan tertanggung. Jika tertanggung meninggal, pihak ahli waris merasa kehilangan. Misalnya antara Bapak dengan Anak, Suami dengan Istri, Kreditur dengan Debitur, Majikan dengan Karyawan, dsb.

B. Penyelesaian Klaim dan Ganti Rugi Oleh Sunlife Financial

1. Penyelesaian Ganti Kerugian menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen Dalam pertanggungan dikenal apa yang disebut “prevention of loss” pencegahan kerugian. Dengan diadakannya pencegahan akan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu yakni: Universitas Sumatera Utara a. Mengurangi atau memperkecil kerugian reducing of loss b. Mengurangi biaya-biaya cost yang menyangkut dengan pertanggungan tersebut reduction cost of insurance Bilamana terjadi kebakaran akan menyebabkan kerugian. Oleh sebab itu lebih baik diadakan pencegahan agar bias mengurangi bahaya-bahaya dari api itu. Misalnya: membuat sebuah gedung pabrik yang tahan terhadap api serta tidak mudah terbakar, dan sebagainya. 97 Pencegahan dan proteksi bertujuan untuk memperkecil kerugian yang terjadi. Preventive dan Protective efforts kita bagi dalam: 1. Truly Preventive Pencegahan di sini bertujuan untuk mengeliminir sebab-sebab yang bias menimbulkan kerugian cause of loss misalnya: pada Help Insurance untuk usaha mengurangi resiko sakit, bias dilakukan dengan mendirikan poliklinik- poliklinik dan Rumah Sakit. 2. Protective Quasi Preventive Tujuannya ialah untuk melindungi barang-barang atau orang yang akan dirugikan the purpose of which is to protect thing or person subject to damage 3. Minimizing mengurangi kerugian Bila terjadi kerugian diusahakan untuk seminimum mungkin the purpose of which is to limit damage as small as compass as possible 97 H. Abbas Salim, Ibid,, halaman. 8. Universitas Sumatera Utara 4. Salvaging Tujuan salvage ialah supaya barang-barang yang telah rusak dilindungi agar jangan bertambah rusak the purpose of which is to preserve as much as possible of the value of damage property 98 Antara preventive dan protective efforts terdapat sedikit perbedaan. Pada preventive betul-betul pencegahan murni. Umpamanya membuat sebuah pabrik yang betul-betul tahan api, sedangkan pada protective, usaha untuk memperkecil resiko dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan dalam laboratorium dan research; misalnya dalam berproduksi supaya barang-barang yang dihasilkan tidak mendatangkan kerugian, diadakanlah percobaan dalam laboratorium. Bagi Negara kita usaha preventive dan protective belum terlaksana sebagaimana mestinya. Sebetulnya unsur preventive itu harus ada, karena penting untuk mengurangi resiko-resiko yang mungkin timbul dalam masyarakat. 99

2. Penyelesaian Klaim Ganti Kerugian Yang Diberikan Sunlife Financial

Medan Klaim ataupun dapat disebut dengan sengketa konsumen, menurut AZ. Nasution sengketa konsumen mempunyai batasan yaitu “Setiap perselisihan antara konsumen dan penyediaan produk konsumen barang dan jasa konsumen dalam hubungan hukum satu sama lain, mengenai produk konsumen tertentu”. 100 Klaim yang diajukan konsumen yang ditujukan kepada pihak pos tidak serta merta dapat diterima begitu saja oleh Sunlife Financial. Bilamana setelah 98 H. Abbas Salim, Ibid, halaman. 9. 99 H. Abbas Salim, Ibid, halaman. 10. 100 AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : Diadit Media, 2002 halaman. 221. Universitas Sumatera Utara melalui proses penelusuraninvestigasi yang dilakukan, ternyata pihak pos dinyatakan lalai dalam melaksanakan kewajibannya, barulah konsumen segera dapat menuntut ganti rugi, dalam arti Sunlife Financial Medan harus menanggung kerugian yang timbul karena wanprestasi tersebut.

a. Tinjauan Fungsi Klaim

Untuk memulai pembahasan mengenai klaim, Sunlife Financial akan melihat staf yang menangani klaim dan cara – cara yang biasa digunakan perusahaan asuransi dalam mengorganisir operasi penanganan klaim mereka. Sunlife Financial juga membahas pentingnya membentuk dan mematuhi suatu falsafah klaim.

b. Staf Bagian Klaim

Sebagian besar perusahaan asuransi memiliki eksekutif setingkat vice president yang mengawasi operasi penanganan klaim untuk setiap lini bisnis perusahaan. Setiap pimpinan eksekutif bagian klaim memiliki tanggung jawab utama atas administrasi semua klaim yang ditanggung oleh perusahaan untuk lini bisnis tersebut. Beberapa perusahaan memiliki seorang pimpinan departemen klaim yang mengawasi penanganan semua klaim dari semua lini bisnis, dan para eksekutif lini bisnis melapor kepada pejabat senior tersebut. Perusahaan asuransi biasanya memiliki berbagai tingkat claim manager atau supervisor dalam setiap lini produk. Bagian terbesar administrasi klaim ditangani oleh claim analyst yang juga dikenal sebagai claim examiner, claim specialist, atau claim approver. Claim analyst adalah orang yang dilatih untuk meneliti setiap klaim dan menentukan besarnya kewajiban perusahaan yang timbul akibat dari klaim tersebut. Sebagian Universitas Sumatera Utara besar klaim adalah klaim yang rutin diajukan dan pembayarannya relatif cepat. Dalam kasus lain, untuk membuat keputusan klaim, claim analyst harus mendapatkan informasi tambahan. Claim analyst membuat arsip untuk setiap klaim, yang berisi semua dokumen yang terkait dengan klaim yang diajukan. Claim analyst juga membuat arsip yang lengkap mengenai kemajuan dan disposisi setiap klaim. Claim analyst asuransi jiwa berinteraksi langsung dengan claimant, yaitu orang yang mengajukan klaim ke suatu perusahaan asuransi. Claimant dapat merupakan beneficiary, pemegang polis jika juga merupakan beneficiary, atau orang yang bertindak atas nama pemegang polis atau beneficiary. Karena interaksi antara claim analyst dengan claimant biasanya terjadi pada saat claimant mengalami kerugian – pribadi, keuangan, atau keduanya – maka claim analyst harus peka dalam berinteraksi dengan setiap claimant. Selain itu, claim analyst mendapat pelatihan yang luas mengenai ketentuan – ketentuan kontrak dan terminologi medis, serta mengembangkan pemahaman yang komprehensif mengenai persoalan – persoalan hukum yang mempengaruhi klaim. Claim analyst juga dilatih untuk membuat arsip yang lengkap dan akurat serta harus sopan di dalam setiap pembicaraan dan korespondensi dengan para claimant. Pengalaman dan pelatihan yang dijalani seorang claim analyst menentukan ukuran dan jenis klaim yang dapat ia setujui – wewenangnya untuk menyetujui klaimnya. Jumlah dolar uang pertanggungan yang menjadi wewenang untuk dapat disetujui serta kesulitan klaim yang diperiksa umumnya meningkat sejalan dengan meningkatnya pengalaman dan pelatihan staf, dan dipromosikan dari analyst trainee menjadi analis senior dan kemudian claim manager. Beberapa Universitas Sumatera Utara perusahaan asuransi juga memberikan izin kepada claim analyst yang belum begitu berpengalaman untuk membuat keputusan klaim awal, dan kemudian meminta claim analyst yang lebih senior untuk memeriksa dan memberikan persetujuan kepada keputusan – keputusan tersebut. Dalam kasus – kasus yang melibatkan kemungkinan adanya kecurangan atau komplikasi hukum yang tidak wajar, keputusan – keputusan klaim diperiksa oleh pejabat perusahaan atau pengacara perusahaan. Claim analyst bekerja sama dengan bagian fungsional lainnya dalam perusahaan asuransi. Claim analyst juga sering berhubungan dengan para underwriter dari perusahaan asuransi untuk meneliti informasi yang diserahkan bersama dengan surat permintaan asuransi atau informasi yang digunakan dalam membuat keputusan underwriting. Penanganan klaim juga termasuk berkonsultasi dengan departemen medis, hukum dan pemasaran dari perusahaan asuransi dan penyelidik luar yang dipekerjakan untuk mengumpulkan atau memastikan informasi yang terkait dengan klaim. Staf pengembangan produk perusahaan asuransi dapat menggunakan informasi klaim untuk mengembangkan produk – produk asuransi baru dan para aktuaris menggunakan informasi statistic yang dibuat oleh departemen klaim dalam menentukan tarif premi untuk produk – produk yang sudah ada dan yang baru. Auditor perusahaan asuransi menggunakan statistic klaim untuk memeriksa akurasi keputusan underwriting dengan memeriksa klaim yang diajukan untuk berbagai produk. Banyak perusahaan asuransi yang menyerahkan klaim ke claim analyst perorangan atau tim claim analyst sesuai dengan faktor-faktor tertentu seperti : Universitas Sumatera Utara 1. Jenis produk. 2. Wilayah geografis dari mana klaim tersebut diterima. 3. Jumlah klaim. Beberapa perusahaan asuransi yang mengalokasikan klaim berdasarkan wilayah geografis mendirikan kantor- kantor klaim wilayah yang memiliki wewenang untuk menangani klaim jenis tertentu sampai jumlah uang pertanggungan yang telah ditentukan. Klaim dalam jumlah yang lebih besar diserahkan kepada departemen klaim kantor pusat pada home office perusahaan asuransi. Sistem informasi elektronik sering kali digunakan untuk mengevaluasi dan membayar klaim – klaim rutin. Sistem elektronik menerima semua informasi klaim yang terkait dan melaksanakan proses penanganan klaim; membuat keputussan klaim, memberikan wewenang pembayaran manfaat, membuat cek manfaat yang dibayarkan dan bentuk surat, serta mengirimkan manfaat kepada para beneficiary dan pemegang polis. Perusahaan asuransi yang memasang sistem penanganan klaim elektronik menentukan batasan mengenai jumlah nominal dan jenis pertanggungan. Klaim yang tidak termasuk dalam batasan tersebut atau yang memerlukan informasi tambahan,ditangani secara manual oleh claim analyst oleh tim.

c. Falsafah Klaim

Untuk memandu claim analyst dalam membuat keputusan, eksekutif senior perusahaan asuransi meengembangkan claim philosophy falsafah klaim, yaitu pernyataan yang tegas serta jelas dari prinsip – prinsip yang dianut dan Universitas Sumatera Utara ditaati oleh perusahaan asuransi dalam melaksanakan administrasi klaim. Falsafah klaim perusahaan umumnya dirancang untuk memastikan bahwa klaim ditangani dengan segera, secara wajar dan dengan sopan. Dalam mengembangkan suatu falsafah klaim, beberapa perusahaan asuransi mengadopsi sebagaian atau seluruh “Pernyataan Prinsip – Prinsip” International Claim Association ICA, asosiasi perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja standar tinggi dalam administrasi klaim. Selain membuat suatu falsafah klaim, perusahaan asuransi harus mematuhi ketentun hukum dan perundangan berbagai wilayah yurisdiksi yang mengharuskan perusahaan asuransi untuk menyelidiki dan menyelesaikan klaim dengan segera. Di banyak negara bagian, ketentuan hukum dan perundangan tersebut dibuat berdasarkan atas Unfair Claims Settlement Practices Act Undang – undang Praktek Penyelesaian Klaim yang Tidak Wajar. NAIC yang menentukan bahwa sejumlah tindakan yang digolongkan sebagai praktek – praktek klaim yang tidak wajar telah dilakukan oleh perusahaan asuransi dalam transaksi bisnis apabila secara sadar mengabaikan undang – undang atau dilakukan berulang sehingga seolah – olah praktek demikian adalah praktek yang umum dalam bisnis. Di Kanada, suatu klaim harus dibayarkan dalam waktu 30 hari setelah penyelidikan klaim tersebut selesai dilaksanakan. Di Amerika Serikat, sebagian besar negara bagian mengharuskan perusahaan asuransi untuk menambahkan bunga atas santunan polis yang dapat dibayarkan apabila mereka tidak membayar klaim dalam waktu sejumlah hari yang telah ditentukan setelah menerima bukti Universitas Sumatera Utara kerugian yang memadai. Namun, proses pemeriksaan klaim tidak boleh dilakukan secara tergesa – gesa sehingga klaim yang tidak sah disetujui dan dibayarkan begitu saja. Claim analyst harus mulai menangani klaim dengan cara menyeimbangkan tujuan – tujuan yang saling bertentangan yaitu antara kecepatan dan ketepatan.

d. Proses Pengambilan Keputusan Klaim

Perusahaan asuransi jiwa menerima berbagai jenis klaim, tergantung pada jenis produk asuransi yang mereka jual. Penanganan klaim melibatkan prosedur – prosedur tertentu yang unik terhadap produk yang pokok. Namun demikian, banyak aspek dalam proses pengambilan keputusan klaim yang sama untuk semua jenis produk asuransi. Pada umumnya, pengambilan keputusan apakah suatu klaim sah dan dapat dibayarkan atau tidak mencakup pemeriksaan fakta – fakta berikut ini :  Apakah polis masih in forceberlaku pada saat terjadi kerugian.  Apakah tertanggung masih dipertanggungkan dalam polis pada saat terjadi kerugian.  Apakah telah terjadi kerugian pada tertanggung.  Apakah kerugian yang terjadi termasuk dalam risiko yang ditanggung oleh polis.  Apakah klaim yang diajukan contestable, dan jika ya, apakah surat permintaan asuransi mengandung pemberian keterangan yang tidak benar yang bersifat material. Universitas Sumatera Utara Setelah setiap fakta tersebut di atas diverifikasi, claim analyst melanjutkan dengan melakukan verifikasi atas fakta berikutnya. Pada setiap titik dalam evaluasi suatu klaim, claim analyst mungkin dapat menemukan fakta yang membuat suatu klaim menjadi tidak berlaku. Dalam kasus demikian, proses evaluasi klaim berakhir dan claim analyst menolak klaim tersebut. Jika claim analyst melakukan verifikasi atas semua fakta yang telah disebutkan, kemudian ia menyetujui klaim tersebut dan mengikuti prosedur pembayaran klaim yang telah ditentukan. Proses penanganan klaim asuransi jiwa biasanya dimulai pada saat claimant atau agen penjualan yang menjual polis tersebut memberitahukan kematian tertanggung kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi tersebut kemudian memberikan formulir claimant’s statement pernyataan claimant, disebut juga claim form, yaitu dokumen dimana seorang claimant memberikan informasi mengenai kematian tertanggung, termasuk tanggal, tempat, penyebab, dan keadaan, kepada claimant tersebut. Claimant’s statement tersebut biasanya mengharuskan claimant yang berrsangkutan untuk menyediakan informasi berikut ini :  Nama semua dokter yang ditemui untuk semua kondisi yang berkaitan dengan penyebab kematian.  Informasi mengenai rumah sakit tempat tertanggung yang meninggal menjalani rawat inap dalam lima tahun belakangan.  Tanda tangan claimant atau kuasanya pada suatu bagian dari claimant’s statement – dikenal sebagai authorization to release information wewenang untuk menyampaikan informasi yang mengizinkan perusahaan asuransi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh informasi khusus klaim dari pemberi layanan dan institusi medis, instansi pemerintah, perusahaan asuransi lain, consumer reporting agency, serta sumber – sumber lain. Undang – undang di banyak wilayah yurisdiksi mengharuskan bahwa claimant’s statement hanya meminta informasi yang dibutuhkan perusahaan asuransi untuk membuat keputusan klaim, dan formulir tersebut harus mudah untuk dilengkapi oleh claimant tanpa harus mengalami kesulitan yang tidak perlu.

e. Proses Verifikasi Polis

Setelah menerima claimant’s statement, claim analyst melakukan verifikasi bahwa polis yang sedang diajukan klaimnya masih berlaku pada saat tertanggung meninggal dunia. Jika pertanggungan tidak berlaku pada saat terjadi kerugian, maka claim analyst akan menolak klaim tersebut. Verifikasi status polis biasanya merupakan suatu masalah hanya jika kematian terjadi pada tanggal sesaat setelah pertanggungan mulai berlaku atau sesaat sebelum polis asuransi berakhir atau dibatalkan. Claim analyst harus menentukan dengan hati – hati tanggal sesungguhnya pertanggungan tersebut dimulai atau berakhir. Claim analyst melakukan verifikasi bahwa orang meninggal memiliki polis. Jika orang tersebut tidak diasuransikan, maka claim analyst akan menolak klaim. Langkah ini penting untuk melindungi perusahaan asuransi dari membayar klaim yang tidak sah yang diajukan atas dasar kesalahan atau alasan yang tidak benar. Polis yang menanggung lebih dari satu orang seperti polis asuransi keluarga atau polis asuransi kumpulan sering menyebabkan kesalahan pengajuan klaim. Sebagai contoh, seorang beneficiary yang secara jujur yakin namun salah Universitas Sumatera Utara bahwa orang yang meninggal ditanggung oleh suatu polis asuransi jiwa keluarga dapat melakukan kesalahan dalam mengajukan klaim untuk mendapat santunan polis. Untuk mengajukan klaim asuransi jiwa, claimant harus menyerahkan bukti kerugian – yaitu, bukti bahwa tertanggung telah mengalami kerugian – dan informasi mengenai kematian tertanggung. Satu bentuk bukti kerugian adalah death certificate akta kematian, yaitu dokumen yang membuktikan kematian seseorang dan yang ditandatangani – dan kadang – kadang disertai cap tera stempel – oleh pihak yang berwenang untuk menerbitkan akta tersebut. Perusahaan asuransi jiwa di Amerika Serikat umumnya menerima akta kematian resmi – asli ataupun salinan yang telah dilegalisir – sebagai bukti kerugian. Di Kanada, perusahaan asuransi jiwa umumnya menerima akta kematian resmi, attending physician’s statement APS, akta kematian yang diterbitkan oleh petugas kamar jenazah, akta kematian yang diterbitkan oleh rumah sakit, atau untuk polis dengan jumlah nominal yang lebih rendah, akta pemimpin pemakaman sebagai bukti. Dalam melakukan verifikasi bukti kerugian, claim analyst tetap harus berhati – hati terhadap kemungkinan kecurangan. Sebagai contoh, agar dapat memperoleh manfaat polis sementara tertanggung masih hidup, beneficiary polis mungkin akan menyerahkan claimant’s statement yang tidak benar bersama dengan akta kematian fiktif. Walaupun dalam banyak kasus, verifikasi bukti kerugian merupakan hal yang rutin, sejumlah kecil klaim mengharuskan claim analyst untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dua masalah timbul jika tertanggung meninggal di luar Amerika Serikat atau di luar Kanada, atau menghilang. Universitas Sumatera Utara 1. Tertanggung Meninggal Dunia di luar Amerika Serikat atau di luar Kanada. Apabila tertanggung meninggal di luar negeri, mungkin akan sulit untuk memperoleh atau memeriksa keabsahan dokumen yang diberikan sebagai bukti kematian, atau dokumen tersebut ditulis tidak dalam bahasa inggris. Claim analyst harus menggunakan jasa penerjemah independen untuk menerjemahkan dokumen bukti kerugian. Penyelidikan dan penanganan lebih lanjut biasanya akan diperlukan untuk membuat verifikasi atas keabsahan klaim yang diajukan. Oleh karena formalitas dan prosedur pendaftaran kematian di negara lain tidak selalu sama telitinya dengan di Amerika Serikat atau Kanada, situasi dimana tertanggung meninggal di luar negeri dapat meningkatkan kemungkinan kecurangan. 2. Tertanggung Menghilang Apabila seorang tertanggung menghilang, maka claimant tidak bisa memberikan bukti kematian tertanggung tersebut. Keadaan menghilangnya tertanggung – apakah dapat dijelaskan atau tidak – umumnya akan menentukan bagaimana claim analyst melakukan verifikasi klaim. 3. Menghilang yang tidak dapat dijelaskan Jika tertanggung menghilang sebagai akibat dari suatu resiko tertentu yang dapat dijelaskan bagaimana menghilangnya tertanggung tersebut, maka tertanggung dapat dianggap meninggal dunia. Contoh dari keadaan ini adalah ketika tertanggung berada di dalam pesawat yang jatuh di lautan dan jasadnya tidak ditemukan. Dalam hal ini, claim analyst mungkin akan menerima claimant’s statement dan laporan kecelakaan yang dilampirkan pada claimant’s statement Universitas Sumatera Utara tersebut sebagai bukti kematian tertanggung karena jasadnya tidak ditemukan dan kemudian akan dilanjutkan dengan evaluasi aspek klaim lainnya. Jika tertanggung menghilang dalam keadaan yang tidak bisa dipastikan, maka perusahaan asuransi biasanya menolak klaim asuransi jiwa yang diajukan begitu tertanggung tersebut menghilang. Sebelum tertanggung dapat dianggap telah meninggal, pembayaran klaim harus menunggu beberapa tahun, misalnya lima atau enam tahun, tergantung dari wilayah hukumnya. Pada akhir waktu tunggu yang dipersyaratkan, jika tidak ada bukti bahwa tertanggung muncul kembali, claimant dapat meminta pengadilan untuk mengeluarkan keputusan yang menyatakan kematian tertanggung. Keputusan pengadilan yang menyatakan bahwa tertanggung dianggap telah meninggal menjadi bukti kematian tertanggung. Jika semua premi telah dibayar agar polis tetap berlaku selama menghilangnya tertanggung tersebut, maka claim analyst akan menerima bukti kerugian tersebut dan memulai proses evaluasi klaim. Selanjutnya claim analyst menetapkan apakah kerugian yang terjadi ditanggung dalam polis. Langkah ini dapat dilakukan sebelum claim analyst melakukan verifikasi bahwa telah terjadi kerugian. Sebagai contoh, jika claim analyst menerima claimant’s statement yang menunjukkan kerugian yang jelas- jelas tidak ditanggung dalam polis, maka ia mungkin akan menolak klaim sebelum melakukan verifikasi apakah kerugian tersebut benar – benar terjadi. Melakukan verifikasi atas kerugian yang ditanggung dalam polis harus melakukan pemeriksaan atas polis dan semua pengecualian yang terkandung di dalam polis tersebut. Jika kematian tertanggung disebabkan oleh kegiatan atau keadaan yang dikecualikan, maka claim analyst akan menolak klaim tersebut. Universitas Sumatera Utara Banyak perusahaan asuransi yang tidak menanggung kematian yang disebabkan oleh perang, baik yang dinyatakan maupun tidak. Perusahaan asuranssi biasanya tidak menanggung kematian yang disebabkan oleh pekerjaan atau kegemaran risiko tinggi tertentu yang dilakukan oleh tertanggung yang secara khusus disebutkan di dalam polis. Sebagian besar kontrak asuransi jiwa juga tidak menanggung kematian yang disebabkan oleh bunuh diri, pengecualian ini umumnya menyatakan bahwa apabila tertanggung meninggal karena bunuh diri dalam jangka waktu tertentu – biasanya satu atau dua tahun sejak tanggal polis diterbitkan – perusahaan asuransi tidak diwajibkan untuk membayar manfaat polis. Jika kematian yang disebabkan oleh tindakan bunuh diri terjadi setelah berlalunya jangka waktu pengecualian, maka perusahaan asuransi tersebut berkewajiban untuk membayarkan manfaat polis tersebut. Pengecualian tindakan bunuh diri melindungi perusahaan asuransi dari orang – orang yang pada saat membeli asuransi memiliki niat untuk melakukan bunuh diri. Pada saat seorang claim analyst menerima klaim yang menunjukkan bahwa tertanggung meninggal selama jangka waktu pengecualian bunuh diri, maka ia akan menyelidiki untuk menentukan apakah penyebab kematiannya karena bunuh diri. Pengadilan telah menentukan bahwa perusahaan asuransi harus membuktikan bahwa itertanggung melakukan tindakan bunuh diri. Jika perusahaan asuransi berhasil membuktikan bahwa tertanggung meninggal karena bunuh diri, perusahaan asuransi tersebut mengembalikan jumlah premi yang telah dibayarkan dikurangi jumlah pinjaman polis yang ada. Universitas Sumatera Utara Untuk setiap klaim, claim analyst akan mempertimbangkan apakah klaim tersebut merupakan contestable claim, juga dikenal sebagai resisted claim, yaitu klaim yang timbul pada saat seorang tertanggung meninggal ketika masih dalam jangka waktu suatu polis asuransi jiwa dapat disanggah kebenaran dari informasi tentang tertanggung. Polis – polis asuransi jiwa di Amerika Serikat dan Kanada biasanya memberikan jangka waktu selama dua tahun setelah penerbitan polis yang dikenal sebagai contestable period yaitu jangka waktu dimana perusahaan asuransi memiliki hak untuk membatalkan atau menyatakan polis tidak sah apabila surat permintaan asuransi mengandung keterangan yang tidak benar yang bersifat material. Keterangan yang tidak benar yang bersifat material terjadi pada saat calon tertanggung menahan sebagian atau seluruh informasi penting yang berkaitan dengan keputusan underwriting pertama untuk menyetujui atau menolak asuransi. Material misrepresentation keterangan yang tidak benar yang bersifat material adalah keterangan yang tidak benar yang apabila diketahui kebenarannya oleh perusahaan asuransi pada saat pengajuan surat permintaan asuransi, dapat menyebabkan pengambilan keputusan underwriting yang berbeda. Di sebagian besar negara bagian di Amerika Serikat, setelah contestable period berakhir, perusahaan asuransi tidak dapat menyanggah keabsahan polis untuk adanya suatu keterangan yang tidak benar yang bersifat material. Di Kanada dan di beberapa negara bagian, suatu perusahaan asuransi dapat setiap saat menyanggah keabsahan polis asuransi jika perusahaan tersebut dapat menunjukkan bahwa keterangan yang tidak benar yang bersifat material diberikan untuk tujuan menipu perusahaan asuransi. Universitas Sumatera Utara Setelah menerima suatu contestable claim, claim analyst menyelidiki kemungkinan bahwa surat permintaan polis mengandung keterangan yang tidak benar yang bersifat material. Jika ditemukan ada keterangan yang tidak benar yang bersifat material, undang – undang memperbolehkan perusahaan asuransi untuk dalam keadaan tertentu membatalkan polis yang bersangkutan. Rescission pembatalan adalah proses hukum dimana suatu perusahaan asuransi berusaha untuk mendapatkan hak menyatakan bahwa kontrak batal demi hukum sejak awal berdasarkan keterangan yang tidak benar yang bersifat material. Dampak dari rescission adalah mengembalikan posisi perusahaan asuransi dan pemegang polis ke posisi semula sebelum kontrak, dengan demikian perusahaan asuransi mengembalikan premi yang telah dibayar dikurangi pinjaman polis yang belum dibayar. Di banyak wilayah hukum, penyebab kematian tertanggung tidak harus terkait dengan informasi yang dinyatakan secara tidak benar agar polis tersebut dapat dibatalkan. Membatalkan polis membutuhkan kerjasama yang erat antara bagian klaim, underwriting dan hukum untuk membuat verifikasi bahwa perusahaan asuransi mengikuti prosedur yang benar pada saat penertiban polis dan pada saat klaim diajukan dan membuat evaluasi yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan atas tindakan underwriting yang telah dilakukan yang sebenarnya mengandung informasi yang tidak dinyatakan secara tidak benar.

f. Proses Pembuatan Keputusan Klaim

Setelah memeriksa claimant’s statement, bukti kerugian, dan dokumen terkait lainnya, claim analyst bersiap untuk membuat keputusan yang harus dibuat Universitas Sumatera Utara oleh perusahaan asuransi untuk klaim tersebut. Pilihan claim analyst adalah menyetujui klaim atau menolak klaim tersebut. Jika claim analyst berpendapat bahwa tidak ada dasar untuk menolak klaim, keputusan yang harus diambil adalah menyetujui klaim tersebut. Setelah keputusan dibuat, tiga langkah tersisa dalam proses penanganan klaim adalah: a. Menghitung jumlah manfaat pertanggungan yang dapat dibayarkan. b. Menetapkan orang – orang yang berhak untuk menerima manfaat. c. Menetapkan cara mendistribusikan manfaat.

g. Pembayaran Manfaat

Jumlah manfaat yang dapat dibayarkan menurut suatu polis asuransi jiwa umumnya mudah untuk ditetapkan. Untuk sebagian besar klaim, jumlah manfaat yang dapat dibayarkan sama dengan jumlah manfaat kematian dasar, yang umumnya merupakan jumlah uang pertanggungan dalam polis. Sebagai contoh, jika polis berlaku dalam keadaan reduced paid-up salah satu nonforfeiture benefit, maka jumlah manfaat kematian dasar lebih kecil daripada jumlah uang pertanggungan dalam polis. Manfaat kematian dasar beberapa polis asuransi jiwa universal sama nilainya dengan jumlah uang pertanggungan dalam polis ditambah nilai tunai terakumulasi. Manfaat kematian yang tersedia dalam polis asuransi jiwa variable berfluktuasi sesuai dengan kinerja dana dalam akun yang terpisah. Claim analyst juga harus mempertimbangkan factor-faktor selain manfaat kematian dasar. Beberapa faktor tersebut menaikkan jumlah manfaat yang dapat dibayarkan, sementara faktor-faktor lain menurunkan jumlah manfaat yang dapat Universitas Sumatera Utara dibayarkan. Jumlah – jumlah berikut ini ditambahkan kepada manfaat kematian dasar :  Premi yang dibayar di muka  Dividen polis terakumulasi  Dividen polis yang dinyatakan namun tidak dibayarkan  Pertanggungan tambahan bebas premi  Manfaat kematian yang disebabkan oleh kecelakaan Jumlah berikut ini dikurangi dari jumlah manfaat kematian yang dapat dibayarkan :  Pinjaman polis yang belum dibayar  Bunga pinjaman polis yang masih harus dibayar  Premi yang telah jatuh tempo dan belum dibayar. Klaim – klaim untuk accidental death benefits manfaat kematian karena kecelakaan yang dibayarkan di samping manfaat kematian dasar jika tertanggung meninggal sebagai akibat kecelakaan, merupakan hal yang menarik bagi claim analyst untuk diadministrasikan. Bukti pendukung klaim untuk manfaat kematian karena kecelakaan mungkin tidak selalu jelas; sebagai contoh, apa yang kelihatannya seperti kematian karena suatu kecelakaan namun pada kenyataannya kematian tersebut bukanlah disebabkan oleh kecelakaan. Katakanlah seorang tertanggung mendaki gunung di sepanjang tebing yang tinggi dan terjatuh sehingga ia meninggal. Jika tertanggung tersebut terpeleset dan jatuh, maka kematiannya merupakan kecelakaan. Namun kematian tersebut juga dapat merupakan tindakan bunuh diri jika tertanggung lompat atau suatu pembunuhan jika tertanggung didorong atau sebaliknya dibuat terjatuh. Untuk mengumpulkan Universitas Sumatera Utara informasi yang akan digunakan dalam menetapkan apakah manfaat kematian karena kecelakaan dapat dibayarkan, claim analyst memeriksa semua fakta dalam kasus tersebut, laporan otopsi, riwayat medis dan laporan polisi. Sebagian besar perusahaan asuransi jiwa membatasi pertanggungan manfaat kematian karena kecelakaan pada kecelakaan-kecelakaan yang langsung menyebabkan kematian tertanggung. Namun, kadang-kadang sulit untuk menentukan apakah kematian disebabkan oleh kecelakaan atau apakah kematian disebabkan oleh faktor – faktor alami yang kemudian menyebabkan kecelakaan. Sebagai contoh, jika seseorang bermain ski di dekat ujung jalur kemudian secara fatal menabrak pohon, nampaknya tabrakan tersebut – nyata kecelakaan – yang menyebabkan kematian. Namun, otopsi dapat mengungkapkan bahwa, sesaat sebelum terjadi kecelakaan, tertanggung mengalami serangan jantung yang menyebabkan kematiannya dan meluncur dengan cepat ke pohon. Dalam situasi demikian, kematian tertanggung adalah kejadian yang wajar, dan bukan karena kecelakaan, dan manfaat kematian karena kecelakaan tidak akan dibayarkan. Claim analyst juga harus menyesuaikan jumlah manfaat yang dapat dibayarkan jika usia dan jenis kelamin tertanggung tidak dinyatakan dengan benar. Sebagian besar polis asuransi jiwa memasukkan dalam ketentuan polisnya tentang pernyataan yang tidak benar mengenai usia atau jenis kelamin yang mengatur bagaimana perusahaan asuransi menangani pernyataan yang tidak benar tersebut. Biasanya perusahaan-perusahaan asuransi tidak menemukan pernyataan yang tidak benar mengenai usia atau jenis kelamin sampai setelah kematian tertanggung, jumlah manfaat yang dapat dibayarkan disesuaikan dengan premi yang sesungguhnya telah dibayarkan yang dibeli sesuai dengan usia dan jenis Universitas Sumatera Utara kelamin yang sebenarnya menurut tarif premi perusahaan yang telah digunakan pada tanggal polis tersebut diterbitkan. Sebagai contoh, jika permintaan asuransi menunjukkan bahwa tertanggung berusia 40 tahun pada saat polis diterbitkan, namun claim analyst menemukan bahwa usia tertanggung yang sebenarnya adalah 45 tahun pada saat polis diterbitkan, maka manfaat kematiannya akan dikurangi sampai jumlah premi yang dibayar untuk membeli pertanggungan bagi tertanggung yang berusia 45 tahun. Setelah menghitung jumlah manfaat yang sesuai, claim analyst akan menetapkan penerima manfaat. Dalam banyak hal, perusahaan mampu untuk mendistribusikan manfaat polis sesuai dengan cara yang ditentukan oleh pemegang polis. Yaitu, manfaat polis dapat dibayarkan ke para beneficiary yang namanya tertera di dalam polis. Jika para beneficiary utama tersebut lebih dahulu meninggal daripada tertanggung, maka manfaat polis akan dibayarkan kepada para beneficiary pengganti. Jika tidak ada beneficiary yang masih hidup pada saat tertanggung meninggal, maka manfaat polis biasanya akan dimasukkan ke kekayaan pemegang polis. Beberapa klaim diajukan dimana manfaat polis tidak bisa didistribusikan secara sederhana. Sebagai contoh, beneficiary masih di bawah usia atau dengan cara lain tidak memenuhi persyaratan undang – undang untuk menerima manfaat polis. Situasi yang sulit lainnya adalah bila perusahaan asuransi menerima klaim ganda untuk polis tersebut dan perusahaan asuransi tidak bisa menetapkan identitas penerima manfaat yang berhak menurut catatannya karena penunjukkan beneficiary yang meragukan. Situasi claimant yang bertentangan ini membuat masalah yang khusus karena apabila perusahaan asuransi membayar manfaat Universitas Sumatera Utara pertanggungan ke satu claimant dan bila claimant yang lain kemudian membuktikan bahwa ia memiliki hak utama atas klaim tersebut, maka perusahaan asuransi terpaksa harus membayar manfaat untuk kedua kalinya. Apabila terjadi claimant yang bertentangan, claim analyst akan berkonsultasi dengan bagian hukum perusahaan asuransi, dan melakukan penyelidikan menyeluruh sesuai dengan prosedur perusahaan yang berlaku mengenai penanganan claimant yang bertentangan. Claim analyst memberitahukan setiap claimant mengenai penyelidikan tersebut serta fakta – faktanya. Claimant yang bertentangan kadang – kadang dapat mencapai kesepakatan di antara mereka dan perusahaan asuransi membayarkan manfaat sesuai dengan ketentuan perjanjian tersebut. Jika para claimant tidak dapat mencapai kesepakatan dan perusahaan asuransi tidak bisa menentukan identitas penerima yang berhak atas manfaat, maka claim analyst melakukan proses hukum yang di Amerika Serikat dikenal sebagai interpleader. Interpleader adalah prosedur dimana perusahaan asuransi menyerahkan santunan polisasuransi policy proceeds ke pengadilan, memberitahukan pengadilan bahwa perusahaan asuransi tersebut tidak dapat menentukan penerima manfaat yang berhak atas uang tersebut, dan meminta pengadilan untuk memutuskan para penerima manfaat yang berhak. Di Kanada, interpleader dapat digunakan : 1. Jika beneficiary meragukan. 2. Jika beneficiary yang tercantum masih di bawah usia. 3. Jika beneficiary tidak bisa ditemukan. Universitas Sumatera Utara Interpleader mengeliminasi risiko yang harus ditanggung perusahaan asuransi karena harus membayar manfaat lebih dari satu kali untuk polis yang sama. Namun demikian, biaya hukum yang terkait dengan interpleader sangat tinggi. Perusahaan asuransi biasanya menyerahkan manfaat polis asuransi jiwa secara sekaligus dengan mengirim cek kepada beneficiary sejumlah manfaat yang harus dibayar. Sebagai alternatif, claim analyst dapat mengatur agar dana manfaat tersebut dimasukkan ke dalam retained asset accout RAA, yaitu rekening giro yang diberi bunga pasar uang yang sepenuhnya dijamin dan dikelola oleh suatu perusahaan asuransi melalui perantaraan bank. Beneficiary dapat segera mencairkan manfaat tersebut dengan membuat cek sampai sejumlah saldo rekening tersebut. RAA memberikan akses yang mudah kepada beneficiary untuk mendapatkan manfaat polis, suku bunga yang bersaing, dan keamanan dana pokok. Di beberapa wilayah hukum, penyiapan RAA membutuhkan persetujuan beneficiary. Perusahaan asuransi juga memberikan beberapa pilihan penyelesaian yang memungkinkan pemegang polis atau beneficiary untuk memberikan cara alternatif penerimaan manfaat polis. Pilihan penyelesaian polis asuransi jiwa terdiri dari : 1. Pilihan bunga Perusahaan asuransi membayar bunga atas manfaat kepada penerimanya dan seluruh manfaat akhirnya dapat dibayarkan setelah suatu jangka waktu yang disepakati atau setelah penerima manfaat meninggal, yang mana yang lebih dahulu. Universitas Sumatera Utara 2. Pilihan jangka waktu tetap Perusahaan asuransi membayar manfaat polis dan bunganya dalam serangkaian cicilan dengan nilai yang sama untuk jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemegang polis. 3. Pilihan jumlah tetap Perusahaan asuransi membayar manfaat polis dalam serangkaian pembayaran sesuai dengan apa yang ditentukan oleh pemegang polis selama manfaat tersebut masih ada. 4. Pilihan penghasilan seumur hidup Perusahaan asuransi membayar manfaat polis dan bunganya dalam serangkaian cicilan berjangka seumur hidup penerimanya. 5. Pilihan – pilihan lain Manfaat polis dapat dibayarkan dengan cara yang lain yang disepakati oleh penerimanya dan perusahaan asuransi. Jika manfaat harus diserahkan melalui pilhan jangka waktu tetap atau pilihan jumlah tetap, claim analyst akan mengirimkan installment certificate yang menentukan jumlah setiap pembayaran danatau jangka waktu pembayaran yang akan dilakukan, kepada beneficiary. Jika manfaat polis akan tetap disimpan di perusahaan asuransi, maka claim analyst mengirimkan statement of indebtedness laporan utang yang menentukan suku bunga minimum yang harus dibayar oleh perusahaan asuransi atas manfaat polis dan frekuensi pembayaran bunga oleh perusahaan asuransi kepada beneficiary. Universitas Sumatera Utara

h. Proses Penolakan Klaim

Walaupun perusahaan asuransi menyetujui hampir seluruh klaim asuransi jiwa, mereka menolak klaim dalam situasi berikut ini :  Polis telah tidak berlaku pada saat tertanggung meninggal.  Almarhum tidak ditanggung oleh polis.  Claimant tidak menyampaikan bukti kerugian yang diderita.  Penyebab kematian tidak termasuk di dalam pertanggungan. Jika claim analyst memutuskan untuk menolak klaim, ia biasanya meminta staf departemen hukum untuk memeriksa dan menyetujui penolakan tersebut. Jika departemen hukum setuju dengan keputusan klaim tersebut, claim analyst akan memberitahukan claimant alasan pengambilan keputusan tersebut secara tertulis. Claimant juga akan diberitahukan bahwa perusahaan asuransi akan memeriksa ulang klaim tersebut jika ia dapat memberikan fakta – fakta tambahan yang dapat membatalkan informasi yang menjadi dasar penolakan tersebut. Claimant yang keberatan atas penolakan tersebut dapat menuntut perusahaan. Jika keberatan tersebut dibawa ke pengadilan, bagian klaim akan bekerja sama dengan pengacara perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kasusnya. Jika pengadilan berpendapat bahwa perusahaan asuransi telah tidak sepatutnya menolak klaim tersebut, maka perusahaan asuransi harus membayar manfaat polis kepada claimant tersebut. Perusahaan asuransi mungkin juga harus menanggung biaya pengadilan dan kadang – kadang membayar kerugian – kerugian yang dialami claimant. Perusahaan asuransi jiwa berusaha untuk mencegah penolakan klaim yang tidak semestinya dengan jalan : Universitas Sumatera Utara  Mewajibkan para staf bagian klaim untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai perubahan undang-undang yang mempengaruhi administrasi klaim.  Memberitahukan keputusan klaim kepada claimant dengan segera dan jelas.  Tunduk kepada undang-undang yang terkait dengan praktek-praktek penyelesaian klaim yang tidak wajar. Sebagian besar klaim asuransi jiwa hanya memerlukan penanganan rutin. Namun, keadaan demikian memungkinkan untuk terjadinya situasi klaim yang tidak lazim. Kewajiban perusahaan asuransi atas suatu klaim tidak dapat ditentukan hanya dengan claimant’s statement dan dokumen bukti kerugian, penerima manfaat yang berhak mungkin belum jelas, atau claim analyst mungkin memiliki alasan untuk meragukan beberapa aspek mengenai klaim. Dalam keadaan demikian, claim analyst membutuhkan informasi tambahan agar dapat membuat keputusan mengenai klaim. Proses untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan klaim disebut claim investigation penyelidikan klaim. Informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti riwayat medis, catatan kendaraan bermotor, catatan pengadilan criminal, laporan otopsi, dan laporan konsumen investigatif. Penyelidikan klaim tidak dengan sendirinya menetapkan manfaat suatu klaim namun lebih pada memberikan informasi yang dibutuhkan oleh claim analyst untuk membuat keputusan klaim. Sebagian besar penyelidikan klaim membutuhkan sedikit pencarian yang sederhana seperti memeriksa riwayat medis atau mewawancarai pemberi jasa medis. Claim analyst biasanya melaksanakan penyelidikan singkat tersebut. Universitas Sumatera Utara Jika harus melakukan penyelidikan yang lebih menyeluruh untuk suatu klaim, claim analyst dapat melakukannya dari kantor perusahaan. Namun dalam beberapa hal, penyelidikan lapangan dilakukan di kediaman tertanggung atau tempat tertanggung meninggal. Untuk melaksanakan penyelidikan yang menyeluruh, beberapa perusahaan asuransi memiliki Special Investigative Unit SIU yang terdiri dari para wakil dari departemen klaim, hukum dan internal audit perusahaan serta penyelidik internal dan eksternal yang telah dikontrak oleh perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi juga dapat meminta bantuan penyelidikan dari perusahaan reasuransi yang telah menanggung polis yang sedang diselidiki tersebut. Karena perusahaan reasuransi biasanya memiliki kepentingan keuangan di dalam hasil suatu penyelidikan klaim, maka mereka umumnya mau untuk berbagi keahlian dan untuk turut serta di dalam penyelidikan tersebut. Cakupan suatu penyelidikan klaim tergantung pada sejumlah factor seperti berikut ini :  Keadaan kematian. Kematian yang tidak wajar atau misterius pasti membutuhkan penyelidikan yang menyeluruh.  Jumlah dan jenis informasi yang telah ada. Semakin sedikit informasi yang dimiliki oleh claim analyst atas suatu kasus, semakin banyak penyelidikan yang harus dilakukan.  Usia tertanggung. Penyebab kematian yang tidak wajar sehubungan dengan usia tertanggung memerlukan penyelidikan yang menyeluruh. Sebagai contoh, seorang tertanggung berusia 30 tahun meninggal karena serangan jantung mendadak biasanya memerlukan penyelidikan yang lebih mendalam Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan tertanggung yang berusia 60 tahun yang meninggal karena serangan jantung.  Tempat terjadinya kematian. Kematian yang terjadi di luar negeri biasanya membutuhkan penyelidikan yang lebih mendalam daripada kematian yang terjadi di dalam negeri.  Jangka waktu berlakunya polis. Penyelidikan lebih mungkin untuk dilaksanakan jika tertanggung meninggal dunia selama berlakunya jangka waktu pengecualian bunuh diri atau jangka waktu contestable daripada kematian yang terjadi setelah habis masa berlaku jangka waktu tersebut.  Ketentuan polis. Penyelidikan lebih mungkin untuk dilakukan jika suatu polis mencakup pertanggungan tambahan atau pengecualian tertentu.  Jumlah uang pertanggungan polis. Polis dengan jumlah uang pertanggungan yang lebih besar memerlukan penyelidikan yang lebih mendalam daripada polis dengan jumlah uang pertanggungan yang lebih kecil. Penyelidikan klaim membutuhkan biaya yang besar. Di samping gaji para staf yang terlibat di dalam penyelidikan, biaya yang dibutuhkan mencakup biaya perjalanan dan penggunaan penyelidik independen. Umumnya, semakin kompleks penyelidikannya, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Perusahaan asuransi harus senantiasa menyeimbangkan biaya untuk penyelidikan klaim dengan manfaat yang diberikan oleh penyelidikan tersebut. Klaim harus diselidiki jika claim analyst memiliki kecurigaan adanya claim fraud, yaitu tindakan seseorang yang dengan sengaja menggunakan informasi yang tidak benar dalam suatu usaha yang tidak jujur atau tidak sah Universitas Sumatera Utara untuk mengambil keuntungan dari suatu polis asuransi. Setiap orang yang berada pada posisi yang dapat mempengaruhi suatu keputusan klaim dan memperoleh keuntungan dari klaim yang telah disetujui dapat melakukan claim fraud. Orang tersebut bisa tertanggung, beneficiary, pemberi jasa medis, agen asuransi, atau karyawan perusahaan asuransi. Klaim yang tidak benar menimbulkan kerugian milyaran dolar bagi industry asuransi setiap tahunnya, meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan asuransi untuk melakukan bisnis dan oleh karena itu meningkatkan biaya asuransi bagi semua orang. Perusahaan asuransi selalu menyelidiki klaim yang dicurigai memiliki kecurangan. Beberapa negara bagian mewajibkan perusahaan asuransi untuk membentuk Special Investigative Unit untuk menyelidiki kasus – kasus yang dicurigai terdapat kecurangan. Anggota staf SIU menerima pelatihan dalam mendeteksi dan menyelidiki kecurangan klaim asuransi dan pelatihan dalam menerapkan ketentuan – ketentuan undang – undang praktek klaim yang tidak wajar. Beberapa departemen asuransi negara bagian telah membentuk unit penyelidikan kecurangan mereka sendiri. Negara – negara bagian biasanya mewajibkan perusahaan asuransi untuk melaporkan kasus – kasus yang diduga terdapat kecurangan kepada departemen asuransi negara bagian agar dilakukan penyelidikan dan penuntutan lebih lanjut. Walaupun perusahaan asuransi berusaha keras untuk melindungi dirinya sendiri, masyarakat dan industri asuransi dari klaim yang curang atau yang tidak benar, mereka harus berhati – hati untuk mematuhi semua ketentuan hukum dan perundangan yang mengatur hak seseorang untuk memperoleh kerahasiaan pribadi. Untuk mendapatkan informasi pada saat menyelidiki klaim, perusahaan Universitas Sumatera Utara asuransi hanya diperbolehkan untuk menggunakan cara – cara yang sah, wajar dan etis. Dalam kebanyakan kasus, banyak wilayah hukum yang melarang pelaksanaan penyelidikan dengan dalih yang tidak benar. Claim analyst juga harus menjaga kerahasiaan informasi yang dikumpulkan selama penyelidikan klaim. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab terakhir ini penulis akan membuat kesimpulan dari pembahasan dalam bab-bab terdahulu yang berhubungan dengan Aspek perlindungan hukum terhadap pemegang polis bancassurance produk kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi.

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta (Studi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Kantor Pusat Jakarta)

23 197 102

Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Pada PT.Prudential Life Assurance Cabang Medan Mengenai Kecelakaan Patah Tulang

7 123 139

Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Bancassurance / Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi (Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan).

2 73 128

Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Bancassurance / Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi (Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan).

6 67 128

Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Dalam Kepailitan Perusahaan Asuransi

2 53 152

Sistem Likuidasi Terhadap Perusahaan Asuransi Dalam Kaitannya Terhadap Perlindungan Pemegang Polis

0 35 2

BAB II ASURANSI DAN USAHA PERASURANSIAN A. Pengertian dan Pengaturan Asuransi dan Usaha Perasuransian - Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta (Studi pada PT. Sun Life Financ

0 1 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta (Studi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Kantor Pusat Jakarta)

0 1 18

Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta (Studi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Kantor Pusat Jakarta)

1 1 10

Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Bancassurance / Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi (Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan).

0 0 8