Epidemiologi Menurut Peter J. Watkins, diabetes adalah penyebab paling umum kebutaan Klasifikasi Secara umum retinopati diabetik dibagi menjadi dua yaitu retinopati diabetik

Diabetes adalah penyebab utama keempat kematian di negara-negara industri. Diabetes merupakan suatu penyakit di bidang medis yang memerlukan perhatian yang cukup besar karena komplikasi parah jangka panjangnya, seperti termasuk gangguan kardiovaskular, retinopati, neuropati dan nefropati. Diabetik retinopati adalah penyebab paling tinggi menyebabkan kebutaan, dan merupakan satu masalah yang semakin berkembang di dunia ini Shrestha, 2007. 2.3.2. Definisi Retinopati Diabetik Retinopati Diabetik RD secara klasik telah dianggap sebagai penyakit mikrosirkulasi dari retina karena efek metabolik akibat hiperglikemia sendiri dan jalur metabolik dipicu oleh hiperglikemia jalur poliol, jalur hexosamine, jalur DAG-PKC, advanced glycation end-products dan stres oksidatif. Namun, neurodegeneration retina sudah ada sebelum kelainan mikrosirkulasi dapat dideteksi dengan pemeriksaan oftalmoskopi. Dengan kata lain, neurodegeneration retina adalah sebuah peristiwa awal patogenesis RD yang mendahului dan berpartisipasi dalam kelainan mikrosirkulasi yang terjadi pada RD Villarroel, 2010.

2.3.3. Epidemiologi Menurut Peter J. Watkins, diabetes adalah penyebab paling umum kebutaan

pada orang berusia 30 – 69 tahun. Dua puluh tahun setelah onset diabetes, hampir semua pasien dengan DM tipe I dan lebih dari 60 pasien DM tipe II akan memiliki beberapa derajat retinopati Watkins dalam Barceló, 2001. Bahkan pada saat diagnosis DM tipe II, sekitar seperempat pasien telah membentuk gejala retinopati Shrestha, 2007. Lebih dari 20 pasien dengan DM tipe II menderita retinopati diabetik dan sekitar 5 menjadi buta Barceló, 2001.

2.3.4. Klasifikasi Secara umum retinopati diabetik dibagi menjadi dua yaitu retinopati diabetik

non proliferatif atau dikenali juga dengan retinopati diabetik dasar dan retinopati diabetik proliferatif Lubis, 2007. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2: Retinopati diabetik non proliferatif Gambar 2.3: Retinopati diabetik proliferatif Gambar 2.1 dan 2.2: Berdasarkan klasifikasi oleh The International Classification of Diabetic Retinopathy, retinopati diabetik dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu Mild Nonproliferatif Retinopati Diabetik: Microaneurysm only, Moderate Nonproliferatif Retinopati Diabetik dan Severe Nonproliferatif Retinopati Diabetik Lubis, 2007. 2.3.5. Patofisiologi Bentuk patofisiologi retinopati diabetik yang paling umum dijumpai adalah cerminan klinis dari hiperpermeabilitas dan inkompetens pembuluh darah yang terkena. Hal ini disebabkan oleh penyumbatan dan kebocoran kapiler, mekanisme perubahannya tidak diketahui tetapi telah diteliti adanya perubahan endotel vaskuler penebalan membran basalis dan hilangnya perisit dan gangguan hemodinamik pada sel darah merah dan agregasi platelet. Di sini perubahan mikrovaskuler pada retina terbatas pada lapisan retina intra retina. Karakteristik pada jenis ini adalah dijumpainya mikroaneurisma multipel yang dibentuk oleh kapiler – kapiler yang membentuk kantong-kantong kecil yang menonjol seperti titik – titik, vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok, serta bercak perdarahan intra retina. Perdarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina dan berbentuk nyalaan api karena lokasinya di dalam lapisan serat saraf yang berorientasi horizontal. Perdarahan dengan bentuk titik-titik atau bercak terletak di Universitas Sumatera Utara lapisan retina yang lebih dalam tempat sel-sel akson berorientasi vertikal Lubis, 2007. Edema makula merupakan stadium yang paling berat dari retinopati diabetik non proliferatif. Pada keadaan ini terdapat penyumbatan kapiler mikrovaskuler dan kebocoran plasma yang lanjut disertai iskemik pada dinding retina cotton wall spot, dan infark pada lapisan serabut saraf. Hal ini menimbulkan area non perfusi yang luas dan kebocoran darah atau plasma melalui endotel yang rusak. Ciri khas dari edema makula adalah cotton wall spot, intra retina mikrovaskuler abnormal IRMA, dan rangkaian vena yang seperti manik-manik. Bila satu dari keempatnya dijumpai maka ada kecenderungan progresif Lubis, 2007. Retinopati diabetik non proliferatif dapat mempengaruhi fungsi penglihatan melalui dua mekanisme yaitu: perubahan sedikit demi sedikit dengan pembentukan kapiler dari intra retina yang menyebabkan iskemik makular dan peningkatan permeabilitas pembuluh retina yang menyebabkan edema makular Lubis, 2007. Gambar 2.4: Diambil dari Advances in Diabetic Retinopathy menunjukkan alur patogenesis berlakunya retinopati diabetik Feener, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.3.6. Pemeriksaan Penunjang Untuk dapat membantu mendeteksi secara awal adanya edema makula pada