dilihat pada track record yang ada dikartu piutang, misalnya untuk menjamin terbayarnya hutang tersebut dapat dilihat dari kesehatan perusahaankeuangan
pelanggan. Bila pelanggan baru, maka dapat ditanyakan pada mitra usahanya dan referensi pihak lain yang menjamin. Manajer kredit perlu memperhatikan
kemampuan pelanggan dalam mengelola bisnisnya. Di kantornya bisa dilihat pada debt service coverage, rasio likuiditas, time interest earned, serta return on assets.
Manajer kredit perlu memperhatikan modal yang dimiliki pelanggan. Hal ini bisa dilihat pada pos equity dalam laporan keuangan pelanggan. Conditions of
economics, yaitu manajer kredit perlu memperhatikan apakah perusahaan pelanggan tersebut rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi, baik makro
maupun lini bisnis pelanggan. Dengan timbulnya biaya bagi perusahaan tersebut, untuk itu perusahaan
perlu melakukan analisis ekonomi tentang piutang yang bertujuan untuk menilai apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau kecil dari biayanya. Apabila
diperkirakan bahwa manfaatnya lebih besar, maka secara ekonomi pemilikan piutang penjualan kredit tersebut dibenarkan. Analisa tersebut merupakan salah
satu bagian dari pengelolaan piutang.
6.3 Pengaruh faktor-faktor Besarnya Investasi Piutang dalam Meningkatkan Likuiditas
Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang cukup serius
agar perkiraan piutang ini dapat diatur dengan cara seefisien mungkin. Dasar dari 48
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
adanya manjemen piutang adalah karena perusahaan mengambil kebijakan melakukan penjualan secara kredit menimbulkan resiko antara lain kemacetan
dana perusahaan karena pelanggan terlambat membayar atau pelanggan sama sekali tidak membayar hutangnya.
Tujuan manajemen piutang yakni memaksimalkan laba perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan investasi pada piutang sepanjang tambahan
keuntungan yang timbul karena adanya piutang tersebut masih besar daripada biaya tambahan investasi itu.
Tabel Analisa Umur Piutang
Kecepatan penerimaan hasil piutang dalam satu periode akan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan karena perputaran yang lebih cepat dari yang
diharapkan dan seberapa jauh piutang perusahaan bisa dipakai untuk menjalankan operasional perusahaan dan memenuhi jangka pendeknya.
Analisa umur piutang dalam laporan keuangan perusahaan PT Barata Indonesia Unit Usaha Mandiri Medan untuk tahun 2007 sampai dengan tahun
2011 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 49
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 6.5.1 Analisa Umur Piutang 31 Desember 2007
Dalam Ribuan Rupiah
Nama Debitur Jumlah
Belum Yang Sudah Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
1 – 3 4 - 6
7 - 9 10 – 12
12 24
PT.Delita Huda 2.000,00
2.000,00 PT.Inalum
20.000,00 -
- -
- -
- 20.000,00
Koperasi Tengganau
1.189,00 -
- -
1.189,00 -
- -
PT.Inalum Kuala Tjg
29.070,00 -
- -
- -
- 29.070,00
PT. Bumi Palma 2.177,00
- -
- -
- -
2.177,00 Koperasi Mitra
492.882,00 -
- -
- -
492.882,00 Dinas
Kimpraswil 15.835,00
- -
- -
- -
15.835,00 Cordaid
7.725,00 -
- -
- -
7.725,00 -
IRD 3.067,00
- -
3.067,00 -
- -
- PIP.Nusantara II
192.201,00 -
- 192.201,00
- -
- -
PT.Ruhak 350.000,00
- -
350.000,00 -
- -
PT.Istana Riau 357.683,00
- -
357.683,00 -
- -
PT.Istana Riau 362.317,00
62.317,00 -
- -
- 300.000
- PT.Inalum
28.416,00 28.416,00
- -
- -
- -
PT.Multifabrindo 253.579,00
53.579,00 -
100.000 -
100.000 -
- PT.Nindya Smart
28.543,00 28.543,00
- -
- -
- -
PT.Basuki 24.366,00
24.366,00 -
- -
- -
- PT.Inalum
16.391,00 16.391,00
- -
- -
- -
Asian Agri 19.088,00
- -
- -
- -
19.088,00 PT.Bulmi Palma
22.435,00 -
- -
- -
- 22.435,00
PT.Salim 51.987,00
- -
- -
- -
51.987,00 PT.Istaka
6.456,00 -
- -
- -
- 6.456,00
Cordaid 366.720,00
66.720 100.000
- -
- 100.000,00
100.000 IRD
116.634,00 -
- -
- 116.634,00
- -
PT.Istana Riau 80.000,00
- 80.000,00
- -
- -
- PT.Inalum
23.773,00 23.773,00
- -
- -
- -
PT.Semen Andalas
819.705,00 19.705
100.000 75.000
- -
200.000 425.000
Total Keseluruhan
3.694.239,00 325.810,00
280.000,00 370.268,00
708.872,00 216.634,00
1.100.607,00 692.048,00
Persentase 100,00
8,82 7,58
10,02 19,19
5,86 29,79
18,73
Sumber : Laporan Keuangan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 6.5.2 Analisa Umur Piutang 31 Desember 2008
Dalam Ribuan Rupiah
Nama Debitur Jumlah
Belum Yang Sudah Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
1 - 3 4 - 6
7 - 9 10 – 12
12 24
Koperasi Tengganau
126.882,00 -
- -
- -
126.882,00 -
Koperasi Mitra 126.882,00
- -
- -
- -
126.882,00 Dinas
Kimpraswil 15.835,00
- -
- -
- -
15.835,00 PT.Ruhaak
Phaala 215.818,00
- -
- -
- -
215.818,00 PT.Istana Mitra
220.000,00 100.000,00
- -
50.000,00 -
- 70.000,00
PT.Inalum 550.000,00
200.000,00 -
- 100.000,00
75.000,00 -
175.000,00 Islamik
Dev.Bank 31.200,00
- -
- 31.200,00
- -
PT.pemb.Perum 129.931,00
29.931,00 -
- -
100.000,00 -
PT.Inalum 16.391,00
16.391,00 -
- -
- -
PT.Hutama Karya
182.784,00 -
- 182.784,00
- -
PT.Inpar 31.950,00
11.950,00 -
- 5.000,00
- -
15.000,00 PT.Ruhaak
Phaala 65.194,00
65.194,00 -
- -
- -
- PT.Evergreen
140.760,00 -
140.760,00 -
- -
- -
Asia Petroleum 586.620,00
- -
586.620,00 -
- -
- PT.Atra Kana
10.086,00 -
- -
- -
- 10.086,00
PT.Waskita Karya
100.000,00 -
- -
- -
- 100.000,00
PT.Prima Sawit 29.012,00
- -
- -
- -
29.012,00
Total Keseluruhan
2.579.345,00 423.466,00
140.760,00 586.620,00
155.000,00 288.984,00
226.882,00 757.633,00
Persentase 100,00
16,42 5,46
22,74 6,01
11,20 8,80
29,37
Sumber : Laporan Keuangan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 6.5.3 Analisa Umur Piutang 31 Desember 2009
Dalam Ribuan Rupiah
Nama Debitur
Jumlah Belum
Yang Sudah Jatuh Tempo Jatuh
Tempo 1 - 3
4 - 6 7 – 9
10 - 12 12
24
Koperasi Tengganau
1.189.238,00 -
1.189.238,00 -
- -
- -
Dinas Kimpraswil
13.835,00 -
- -
- -
- 13.835,00
PT.Istana Mitra
13.835,00 -
- -
- -
- 13.835,00
PT.Hutama Karya
366.700,00 -
- -
- -
366.700,00 -
PT.Inpar 31.950,00
11.950,00 -
- -
- -
20.000,00 PT.Ruhaak
Phaala 607.156,00
96.000,00 -
- -
- 511.156,00
- PT.Evergreen
607.156,00 33.000,00
- -
- -
574.156,00 -
PT.Pertamina EP
167.524,00 -
- -
167.524,00 -
- -
PT.Waskita Karya
100.000,00 -
- -
- 100.000,00
- -
PT.Prima Sawit
154.043,00 100.000,00
- -
- 54.043,00
- -
PT.Inti Karya 508.087,00
118.000,00 -
- 390.087,00
- -
- PIP.Nusantara
II 154.043,00
- -
- -
154.043,00 -
- PT.Fajar
Sakti 508.087,00
8.087,00 -
- -
- -
500.000,00 PT.Usaha
Sejahtera 47.584,00
5.584,00 -
- 42.000,00
- -
- PT.Fajar
Sakti 58.220,00
- -
- -
- -
58.220,00 PT.Inalum
929.241,00 19.000,00
- 100.000,00
- 8.000,00
300.000,00 502.241,00
PT.Pertamina EP
258.850,00 -
- -
- -
- 258.850,00
PT.Waskita Karya
291.000,00 -
- -
- -
- 291.000,00
Total Keseluruhan
6.006.549,00 391.621,00
1.189.238,00 100.000,00
599.611,00 316.086,00
1.752.012,00 1.657.981,00
Persentase 100,00
6,52 19,80
1,66 9,98
5,26 29,17
27,60
Sumber : Laporan Keuangan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 6.5.4 Analisa Umur Piutang 31 Desember 2010
Dalam Ribuan Rupiah
Nama Debitur
Jumlah Belum
Yang Sudah Jatuh Tempo Jatuh
Tempo 1 – 3
4 - 6 7 - 9
10 – 12 12
24
Koperasi Tengganau
1.189.238,00 -
- -
- -
- 1.189.238,00
Dinas Kimpraswil
13.835,00 -
- -
- -
- 13.835,00
PT.Inti Karya 1.126.430,00
126.430,00 -
- -
1.000.000,00 -
- PT.Fajar Sakti
29.000,00 29.000,00
- -
- -
- -
PT.Jaya Konstruksi
55.000,00 -
55.000,00 -
- -
- -
PT.Pertamina EP
484.000,00 484.000,00
- -
- -
- -
PT.Pertamina Dumai
68.000,00 -
- 68.000,00
- -
- -
PT.Waskita Karya
29.241,00 -
- -
29.241,00 -
- -
PT.Pertamina Dumai
55.890,00 5.890,00
- -
- -
- 50.000,00
PIP.Nusantara III
84.100,00 -
- -
- 84.100,00
- -
PT.Inalum 190.000,00
90.000,00 100.000,00
- -
- -
- PT.Waskita
Karya 140.000,00
- -
- -
- -
140.000,00 PIP.Nusantara II
71.000,00 -
- -
- -
- 71.000,00
PT.Waskita Karya
31.000,00 -
- -
- -
- 31.000,00
PT.Jaya Konstruksi
64.366,00 29.257,00
- 35.109,00
- -
- -
PT.Inalum 8.315,00
- -
- -
- 8.315,00
- PT.Pertamina
EP 29.800,00
- -
- -
29.800,00 -
- PIP.Nusantara
III 92.414,00
92.414,00 -
- -
- -
- PT.Inalum
26.180,00 -
- -
26.180,00 -
- -
PIP.Nusantara II 329.800,00
29.800,00 300.000,00
- -
- -
-
Total Keseluruhan
4.117.609,00 886.791,00
455.000,00 103.109,00
55.421,00 1.113.900,00
8.315,00 1.495.073,00
Persentase 100,00
21,54 11,05
2,50 1,35
27,05 0,20
36,31
Sumber : Laporan Keuangan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 6.5.5 Analisa Umur Piutang 31 Desember 2011
Dalam Ribuan Rupiah
Nama Debitur Jumlah
Belum Yang Sudah Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
1 – 3 4 - 6
7 - 9 10 – 12
12 24
Koperasi Tengganau
1.189.238,00 -
- -
- -
- 1.189.238,00
Dinas Kimpraswil 13.835,00
- -
- -
- -
13.835,00 PT.IKPT
607.156,00 -
- -
- -
- 607.156,00
PIP.Nusantara II 8.000,00
4.000,00 -
- -
- 4.000,00
- PT.Fajar Sakti
29.000,00 -
29.000,00 -
- -
- -
PT.Pelabuhan Indo
191.000,00 91.000,00
- -
100.000,00 -
- -
PT.Pertamina Dumai
118.000,00 18.000,00
- -
- 100.000,00
- -
PT.Multifabrindo 154.922,00
- -
- -
- -
154.922,00 PT.Nindya Smart
70.000,00 -
- 70.000,00
- -
- -
PT.Cemerlang 23.613,00
23.613,00 -
- -
- -
- PT.Brantas
290.800,00 -
- -
- -
- 290.800,00
PIP.Nusantara VI 150.000,00
25.000,00 25.000,00
100.000,00 -
- -
- PT.Adhi Karya
6.000,00 -
- -
6.000,00 -
- -
PT.Sofcin Indo 48.000,00
21.000,00 -
10.000,00 17.000,00
- -
- PT.Pelindo I
8.000,00 8.000,00
- -
- -
- -
PT.Pemb.Perum 26.000,00
- -
- -
26.000,00 -
- PT.Ahi-Waskita
Jo 9.000,00
- -
- -
- 9.000,00
- PT.Pemb.Perum
14.000,00 -
- -
- -
- 14.000,00
PT.Waskita Karya 8.000,00
- 8.000,00
- -
- -
- PT.Inalum
11.300,00 11.300,00
- -
- -
- -
PIP.Nusantara II 44.700,00
- -
- -
- -
44.700,00 PT.Multifabrindo
26.200,00 -
26.200,00 -
- -
- -
PT.Nindya Smart 487.095,00
- -
- -
- -
487.095,00
Total Keseluruhan
3.533.859,00 201.913,00
88.200,00 180.000,00
123.000,00 126.000,00
13.000,00 2.801.746,00
Persentase 100,00
5,71 2,50
5,09 3,48
3,57 0,37
79,28
Sumber : Laporan Keuangan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Dari data diatas, jumlah piutang dari tahun 2007 s.d 2011 mengalami fluktuasi, sedangkan jumlah piutang yang terbesar terdapat pada tahun 2009
sebesar Rp. 6.006.549,00 dari yang belum jatuh tempo sebesar Rp.391.621,00 dengan persentase 6,97, yang sudah jatuh tempo bulan 1 sampai 3 sebesar
Rp.1.189.238,00 dengan persentase 19,80, lebih dari 12 bulan sebesar 1.752.012,00 dengan persentase 27,60 dan bahkan ada yang lebih dari 24 bulan
sebesar Rp.1.657.981,00 dengan persentase 27,60. Pada tahun 2011 piutang mengalami penurunan, yaitu sebesar Rp.3.533.859,00 dari yang belum jatuh
tempo sebesar Rp. 201.913,00 dengan persentase 5,71, yang sudah jatuh tempo bulan 1 sampai 3 sebesar Rp. 88.200,00 dengan persentase 2,50, lebih dari 12
bulan sebesar Rp.13.000,00 dengan persentase 0,37, dan bahkan ada yang lebih dari 24 bulan sebesar Rp. 2.801.746,00 dengan persentase 79,28.
Bila dilihat dari umur piutang dari tahun tahun 2007 s.d 2011, terdapat piutang yang belum jatuh tempo lebih dari 12 bulan, lebih dari 24 bulan, dan
bahkan sampai saat ini belum dapat dilunasi pelanggan keperusahaan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan. Banyaknya jumlah piutang yang belum dibayar
pada bulan-bulan sebelumnya dan dibayar pada bulan-bulan berikutnya, hal ini dapat menyebabkan bertambahnya umur piutang dan bahkan piutang yang tidak
dapat tertagih, penerimaan piutang yang terlalu panjang atau piutang tidak dapat ditagih lagi akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena banyaknya
aktiva yang menganggur dalam hal ini uang perusahaan tertahan di pelanggan. Aspek lain yang harus dipertimbangkan untuk mengurangi rasio penerimaan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
piutang adalah meningkatnya penjualan, bertambahnya umur piutang dan
kerugian dari piutang tak tertagih.
Pencegahan Resiko Piutang Dalam penilaian resiko penjualan kredit, pihak menajemen harus dapat
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Pada dasarnya beberapa perusahaan melakukan pencegahan sebagai berikut :
a. Mencari informasi tentang pelanggan Agar mendapatkan informasi tentang pelanggan diperlukan penilaian
masyarakat terhadap kreabilitas pelanggan tersebut. Tingkat bonafitas dan karekater pelanggan tersebut dapat dijadikan referensi.
b. Mencari informasi tentang kemampuan Informasi kemampuan keuangan pelanggan dapat diperoleh melalui laporan
dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi serta laporan lain yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan hasil yang telah dicapai.
c. Mencari informasi tentang jalannya perusahaan Dalam hal ini informasi yang dibutuhkan adalah berhubungan dengan posisi
keuangan pelanggan di masa yang akan datang karena ada kemungkinan bahwa pada saat diberikan piutang, posisi keuangan pelanggan menunjukan
keadaan yang menguntungkan sedangkan untuk masa yang akan datang kemungkinan tidak menguntungkan. Jadi, diperlukan penyelidikan apakah
posisi keuangan perusahaan sekarang ini dapat dipertahankan sampai masa yang akan datang.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
d. Menetapkan kebijakan setahap demi setahap Perusahaan akan mampu memberikan penilaian yang lebih akurat dalam
mengambil keputusan untuk memberikan piutang, dihentikan, terus diberikan ke palanggan tersebut. Hal ini dapat menjadi acuan untuk langkah berikutnya
jika pelanggan akan membeli konstruksi, perdagangan dan jasa lainnya dari perusahaan PT Barata Indonesia Persero Medan.
e. Meminta barang jaminan Barang jaminan yang familiar di kenal adalah berupa Bank Garansi. Karena
bank garansi akan lebih aman dan efektif. Namun, perlu dipertimbangakn bahwa untuk memperoleh bank garansi tidak mudah. Sedangkan tidak semua
pelanggan bisa dengan mudah mendapatkan bank garansi.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang terhadap peningkatan likuiditas
Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilai berhasil dilihat
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 5, yang menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan
mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan, semakin besar jumlah penjualan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, dan mengalami
peningkatan jauh lebih besar yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp. 39,375,758,109.92, namun laba yang diperoleh semakin kecil yaitu rugi sebesar
Rp.2,543,473,134.79. Dalam rangka usaha untuk meningkatkan volume penjualan baik terhadap produk maupun jasa yang dihasilkan dan untuk mempertahankan
langganan-langganan yang sudah ada perusahaan yang melakukan transaksi 57
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
penjualannya secara kredit. Sehingga otomatis dari penjualan kredit perusahaan tidak dapat segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang dan
barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk. Peningkatan penjualan yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Tetapi disisi lain, peningkatan piutang juga membutuhkan tambahan pembiayaan, biaya untuk analisis kredit dan penagihan piutang serta kemungkinan
piutang macet tidak dapat ditagih. Perubahan dalam periode kredit misalnya dari net 6 bulan menjadi net
12 bulan dan bahkan lebih dari 24 bulan juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan, sehingga laba yang diperoleh perusahaan hingga tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011 tidak mencapai standart yang diharapkan oleh perusahaan dan bahkan pada tahun 2011 mencapai rugi sebesar Rp.2,543,473,134.79.
Perpanjangan periode kredit akan meningkatkan volume penjualan tetapi rata-rata pengumpulan piutang maupun kerugian piutang juga akan meningkat. Dengan
demikian peningkatan volume penjualan akan memberi pengaruh yang positif atas keuntungan perusahaan, sedangkan peningkatan rata-rata pengumpulan piutang
dan kerugian piutang akan membawa pengaruh yang negatif bagi keuntungan perusahaan.
Syarat yang diberikan perusahaan adalah dengan pemberian periode kredit, dengan cara sebagai berikut:
a Melakukan pembayaran uang muka dua puluh persen dari nilai kontrak b Selanjutnya melalui pembayarn pertermynnya keperusahaan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pembayaran berapa termyn yang akan dilakukan adalah sesuai dengan perjanjian cara pembayaran yang telah disepakatan antara perusahaan dengan
pelanggan. c Melakukan pembayaran Retensi sebesar 5 dari nilai kontrak, yang dapat
dibayarkan kepada pihak kedua setelah masa pemeliharaan tiga bulan.
Perusahaan menetapkan manajemen pembayaran untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran dengan cara piutang progress, yaitu
dapat dicicil beberapa termyn sesuai dengan perjanjian. Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang
dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang semakin besar, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan PT Barata karena menumpuknya harta yang
belum dapat dicairkan menjadi kas dengan segera. Sehingga ada kemungkinan resiko tidak terbayarnya hutang.
Langkah-langkah dalam pencegahan resiko tidak tertagihnya piutang perusahaan
1. Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung oleh perusahaan berdasarkan tahun-tahun sebelumnya.
2. Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya yang dapat diukur melalui likuiditas, selain itu perlu diukur soliditas komersil, soliditas keuangan dan
soliditas moril. 3. Membuat klasifikasi tiap pelanggan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4. Mengadakan seleksi calon pelanggan, berdasarkan sejarah kredit dapat ditentukan pelanggan mana yang dapat ditambah plafon kredit, diturunkan
atau tetap.
Dalam upaya yang ditempuh perusahaan PT Barata Indonesia Persero UUM Medan untuk menelusuri dan menyelesaikan piutang-piutang yang umurnya
sudah lebih dari dua tahun yang diperkirakan sangat sulit ditagih. Direktorat Keuangan beserta jajarannya mengadakan penelitian ulang atas dokumen-
dokumen dari piutang yang bersangkutan dan sekaligus mengadakan penyelesaian administratif terhadap kemungkinana-kemingkinan:
1 Adanya perselisihan antara perusahaan dengan debiturpemberi kerja yang tidak dapat diselesaikan.
2 Adanya kekeliruan administrasipembukuan. 3 Pihak debitur mengalami pailit.
4 Pihak debitur ada rasa keengganan membayar. 5 Pihak debitur tidak member tanggapan.
Jika setelah diadakan penelitian ulang ternyata piutang yang tidak tertagiah merupakan kesalahan administrasi, maka Kasubdit Akuntansi berkewajiban untuk
membuat daftar piutang tersebut beserta penjelasan berikut usulan koreksinya untuk dimintakan persetujuan kepada Direktur Keuangan.
Jika piutang tidak tertagih disebabkan oleh yang bukan bersifat administratif, maka Direktorat Keuangan dapat menempuh cara-cara sebagai
berikut: 60
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1 Bila debitur pailit agar diminta surat keterangan pailit dari Pengadilan Negeri untuk diproses lebih lanjut.
2 Bila ada perselisihan antara perusahaan dengan debitur dapat diminta bantuan Penasehat Hukum perusahaan untuk menyelesaikannya.
3 Bila debitur ada rasa keengganan membayartidak memberi tanggapan, maka dapat diminta bantuan ke Direktorat Pemasaran untuk menagih. Namun bila
masih belum berhasil dapat terselesaikan, maka harus diselesaikan melalui Badan Urusan Piutang Negara BUPN
4 Meminta SPI melakukan pemeriksaan khusus bila masalah bersangkutan dengan Pegawai Perusahaan masalah intern.
Untuk memperbaiki posisi keuangan, perusahaan dapat melakukan beberapa cara, antara lain:
a. Factoring
Guna mengatasi kesulitan likuiditas perusahaan, maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan factoring piutang, yaitu dengan cara menjual
piutang-piutang perusahaan kepada perusahaan factoring yang umumnya berupa Lembaga Keuangan Non Bank. Factoring piutang ini dilakukan bila
pembelilangganan membutuhkan jangka waktu pembayaran yang cukup panjang, sehingga untuk membutuhkan dana likuidtunai, piutang-piutang
tersebut dapat dijual kepada perusahaan factoring. Piutang-piutang yang dijual kepada perusahaan factoring adalah piutang-
piutang yang tidak dijaminkan ke bank atau yang terkena cessie karena terkait pinjaman bank. Perjanjian mengenai factoring piutang meliputi: prosedur
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
seleksi piutang, pemberitahuan, resiko, cadangan bagi perusahaan factoring, tanggal pembayaran dan biaya-biaya factoring.
b. Investasi
Investasi merupakan penanaman modal dalam jumlah yang relatif besar dan dapat diharapkan akan dapat memberi manfaat dalam jangka panjang, yang
menggambarkan rencana perusahaan mengenai penambahan aktiva. Untuk perncanaan investasi sumber dana dapat diperoleh dari:
a Modal sendiri, yang bersumber dari: 1. Modal sendiri yang berasal dari perusahaan modal dan cadangan
atau sisa laba 2. Modal sendiri berasal dari Penambahan Penyertaan Modal
Pemerintah PMP, yang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Keuangan sebagai Pemegang Saham.
3. Modal sendiri yang berasal dari penjualan saham atau go public yang mana dengan persyaratan perusahaan yang akan go pulik harus
sehat. b Pinjaman jangka panjang, yang berasal dari:
1 Pinjaman dari pemerintah yang umumnya disalurkan lewat Rekening Dana Investasi.
2 Pinjaman dari kredit luar negeri, dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Soft loan adalah soft loan yaitu fasilitas pinjaman dengan syarat-
syarat pelunasan ringan, tingkat suku bunga rendah dan berjangka waktu panjang. Fasilitas ini diberikan oleh bank
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pembangunan multilateral dan bilateral, seperti IBRD, OECF untuk pembiayaan proyek pembangunan di negara -negara
berkembang dan biasanya pinjaman lunak tersebut berjangka waktu panjang sampai dengan 50 tahun, selama masa tenggang
hanya membayar bunga dan biaya pelayanan. 2. Kredit ekspor adalah dana setelah lunak dari negara-negara
donor yang digunakan untuk memperoleh barang-barang modal dari negara tersebut, yang terdiri dari supplier’s credit, buyer’s
credit dan instalment sale financing. Supplier’s credit adalah dananya disediakan oleh bank kepada suplier dan selanjutnya
supplier tersebut meminjamkan kepada negara pengimpor penerima pinjaman dalam bentuk barangjasa. Buyer’s credit
adalah dananya disediakan oleh banklembaga keuangan lainnya dinegara pengekspor untuk dipinjamkan kepada Negara
pengimpor dalam bentuk uang tunai untuk dibayarkan kepada suppier kontraktor yang bersangkutan guna pembayaran
barangjasa yang diimpor. Instalment sale financing adalah pinjaman yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan leasing
Jepang untuk membiayai Kontrak Jual Beli KJB antara pemerintah dan Menteri Teknis dengan kontraktorsupplier dan
atau luar negeri. 3. Kredit komersil, terdiri dari cash loan, obligasi dan floating rate
note. Cash loan adalah pinjaman yang diterima dari sindikat 63
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
bank-bank Internasional dalam bentuk uang tunai untuk pembiayaan proyek-proyek dan pembiayaan lainnya. Obligasi
adalah pinjaman yang diperoleh dari penerbitan surat hutang luar negeri. Floating rate note adalah sama dengan pengertian
obligasi, yang membedakannya yaitu hanya pada tingkat suku bunganya saja.
3 Pinjaman bank merupakan sumberdana investasi yang bunganya
cukup tinggi, untuk itu penggunaannya harus diperhitungkan secara cermat dan hanya dimungkinkan untuk investasi-investasi yang
sangat menguntungkan. 4
Pinjaman olbligasi merupakan sumber pendanaan investasi yang digunakan bila pendapatan perusahaan tidak stabil.
5 Pendanaan investasi melalui pembayaran angsuran dari perusahaan
leasing merupakan pembelian dengan angsuran installment, seperti kendaraan bermotor dan mesin-mesin peralatan pabrik sumber
dananya berasal dari lembaga non bankperusahaan leasing. 64
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN