Visi dan Misi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tujuan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

satu kesatuan yang utuh sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada jenjang Pendidikan S1, S2, dan S3. Penyempurnaan ini sangat penting dilakukan, agar kegiatan FKM USU, terutama dalam bidang pendidikan Penelitian dan pengabdian masyarakat, dapat dilakukan dengan sebaik – baiknya untuk menjamin tercapainya kopetensi lulusan, memberi kontribusi pada pengembangan seni, ilmu, dan teknologi kesehatan masyarakat, dan memberi kontribusi dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Adapun visi, misi, tujuan, dan kopetensi yang ditawarkan, dirinci dibawah ini.

c. Visi dan Misi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Visi 1. Visi Fakultas : Fakultas Untuk Pengembangan Tenaga Kesehatan Masyarakat 2. Visi Program Studi : a. Program Studi S1 Untuk Pengembangan Sarjana Kesehatan Masyarakat b. Program Studi S2 Untuk Pengembangan Magister Kesehatan c. Program Studi S3 Untuk Pengembangan Doktor Misi 1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan untuk menghasilkan Sarjan Kesehatan Masyarakat, Magister Kesehatan, dan Doktor sesuai kopetensi dalam bidang kesehatan masyarakat. 2. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian ilmiah yang dapat memberi kontribusi untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, tercapainya kopetensi lulusan, dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat. 3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat, yang dapat memberi kontirbusi untuk pengembangan seni, ilmu, teknologi kesehatan masyarakat, kompetensi lulusan, dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara

c. Tujuan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

1. Menghasilkan lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat, Magister Kesehatan, dan Doktor sesuai kompetensi dalam bidang kesehatan masyarakat. 2. Menghasilkan penelitian ilmiah yang mendukung pengembangan ilmu, seni, dan teknologi kesehatan masyarakat, tercapainya kompetensi lulusan, dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat. 3. Menghasilkan kegiatan pengabdian yang dapat menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, mendukung tercapainya kompetensi lulusan, pengembangan ilmu, seni, dan teknologi kesehatan masyarakat. Kopetensi 1. Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat : a. Mempunyai moral yang baik. b. Mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan masyarakat sesuai peminatanya c. Mampu melaksanakan kegiatan ilmiah dan kegiatan produktif dalam bidang kesehatan masyarakat sesuai peminatanya, dengan sikap dan perilaku yang sesuai tata kehidupan bersama dalam masyarakat. d. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dalam bidang kesehatan masyarakat sesuai peminatanya. 2. Kompetensi Magister Kesehatan : a. Mempunyai Moral yang baik. b. Mempunyai kemampuan pengembangan dan memutakhirkan ilmu, seni dan teknologi kesehatan masyarakat sesuai minat studinya, dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai keterampilan penerapannya. Universitas Sumatera Utara c. Mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat sesuai minat studinya melalui penelitian dab pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah. d. Mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesional yang ditujukan dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan, dan kepaduan pemecahan masalah kesehatan masyarakat sesuai minat studinya. 3. Kopetensi Doktor a. Mempunyai moral yang baik. b. Mempunyai Kemampuan Mengembangkan ilmu, teknologi, danatau seni baru dalam bidang kesehatan masyarakat melalui penelitian. c. Mempunyai Kemampuan mengelola, memimpin, dan mengembangkan program penelitian dalam bidang kesehatan masyarakat. d. Mempunyai kemampuan pendekatan interdisipliner dalam berkarya di bidang kesehatan masyarakat. Kompetensi lulusan sesuai uraian diatas dapat dirinci lagi berdasarkan peminataan atau minat studi yang telah diselenggarakan FKM USU, pada jenjang pendidikan S1, S2, dan S3 pendekatan disertasi. Alamat: Jl. dr. Mansur No. 21 Padang Bulan, Medan- 20155 -Sumatera Utara- Indonesia III.2 Metode Penelitian III.2.1 Metodologi Penelitian Kualitatif Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan peneliti untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Dengan kata lain, metodologi adalah sebuah pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, Universitas Sumatera Utara meneliti kata-kata,laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami Mulyana, 2001: 145-146. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling yang lainnya. Hal yang lebih ditekankan adalah kualitas data bukan banyak kuantitas data. Dalam riset kualitatif, peneliti adalah bagian integral dari data yang ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, peneliti adalah instrument riset yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu penelitian ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan Kriyantono, 2008: 56-57. Suatu metode tidak dapat dinilai benar atau salah karena ia diukur berdasarkan kemanfaatannya. Untuk menelaah hasil penelitian secara benar, kita tidak cukup sekedar melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga harus melihat bagaimana peneliti sampai pada temuannya berdasarkan kelebihan dan keterbatasan metode yang digunakannya Mulyana, 2001: 146. III.2.2 Studi Kasus Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas, suatu program atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai data subjek yang diteliti Mulyana, 2001: 201. Dengan demikian, peneliti studi kasus berupaya memberikan pandangan yang lengkap danmendalam mengenai subjek yang diteliti. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, Universitas Sumatera Utara suatu kelompok atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Karena itu menurut Kriyantono 2008: 66, studi kasus memiliki ciri-ciri: - Partikularistik. Artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. - Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. - Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang diteliti. Interprestasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. - Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep dan teori. Sebagai suatu metode kualitatif menurut Mulyana 2001: 201-202, studi kasus memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. 2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami orang dalam kehidupan. 3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan informan. 4. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas. 5. Studi kasus terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam analisis studi kasus, peneliti diberi kebebasan membangun struktur tulisan berdasarkan domain yang dikaji serta keinginan-keinginan peneliti tentang topik mana yang dikembangkan. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian di lokasi penelitian. Semua hasil pengamatan dituangkan dalam pembahasan. Hasil wawancara nantinya akan dianalisis dan dipilih jawabannya yang paling mendekati dan berkaitan dengan tujuan penelitian. Setiap analisis studi kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data berdasarkan pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus tersebut. Pendekatan studi kasus menyediakan peluang untuk merapkan prinsip umum terhadap situasi-situasi spesifik atau contoh-contoh, yang disebut kasus-kasus. Contoh-contoh dikemukakan berdasarkan isu-isu penting yang muncul dalam bentuk pertanyaan. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, analisis studi kasus menunjukkan kombinasi pandangan, pengetahuan dan kreativitas dalam mengidentifikasikan dan membahas isu-isu ini dari sudut pandang teori dan riset yang relevan serta dalam merancang strategi yang realistik dan layak untuk mengatasi situasi problematik yang teridentifikasi dalam kasus Mulyana, 2001: 202. Menurut Ragin dalam Mulyana 2001, metode studi kasus bersifat holistik yang menganggap kasus sebagai entitas menyeluruh. Hubungan antara bagian-bagian dalam keseluruhan itu dipahami sebagai konteks keseluruhan, bukan dalam konteks pola-pola umum kovariasi antara variabel-variabel yang menandai anggota-anggota suatu populasi unit- unit yang sebanding. Hubungan sebab-akibat dalam studi kasus dipahami sebagai perkiraan. Akibat dianalisis berdasarkan persimpangan berbagai kondisi, biasanya diasumsikan bahwa hubungan mana pun mungkin menimbulkan akibat. Kedua sifat ini memungkinkan peneliti menafsirkan kasus-kasus secara historis dan merumuskan pernyataan mengenai asal-mula perubahan kualitatif yang penting dalam situasi-situasi yang spesifik Mulyana, 2001: 203. III.2.3 Lokasi Penelitian Universitas Sumatera Utara Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. Mansur, Padang Bulan, Medan 20155. Lokasi penelitian tidak hanya berlangsung di dalam lingkungan kampus, tetapi juga disesuaikan dengan informan. III.2.4 Subjek Penelitian Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil penelitian. Hasil penelitian lebih bersifat kontekstual dan kasuistik sesuai dengan waktu dan tempat pada saat penelitian dilakukan. Karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah sampel. Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan atau subjek penelitian, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai dengan tujuan penelitian. Informan dianggap sebagai individu yang aktif mengkonstruksi realitas, tidak hanya sekadar objek yang hanya mengisi kuesioner Kriyantono, 2008: 163.Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian,orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja yang mudah diakses Bogdan,1992: 5. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa asal minangkabau di USU yang dibatasi pada tiga fakultas yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Kesehatan Masyarakat sesuai dengan pembatasan masalah dalam penelitian ini minimal subjek telah menetap selama lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun. Pengambilan subjek penelitian atau informan ini di lakukan dengan menggunakan tekik penarikan sampel bola salju snowball sampling. Teknik snowball sampling banayak ditemui dalam riset kualitatif. Sesuai namanya, teknik ini bagaikan bola salju yang menggelinding dari puncak gunung ke lembah, semakin lama semakin membesar ukurannya. Jadi, teknik ini merupakan teknik penentuan subjek penelitian yang awalnya berjumlah kecil kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta Universitas Sumatera Utara memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan berikutnya, sampai pada tahap itu informan bertambah jumlahnya dan informan pertama tadi menjadi titik awal pemilihan informan III.2.5 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpul data penelitian. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan yang bisa digunakan. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan dari metode tergantung pada madsalah yang dihadapi Kriyanto, 2008 : 93 Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan penelusuran bahan internet Bungin, 2008 : 107 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: a. Penetian Lapangan Field Researcj 1 Metode Wawancara Mendalam Depth Interview Wawancara mendalam secara umum adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan atau orang yang diwawancaraia, dengan atau tanpa menggunakan pedomaman wawancara, dimana pewancara dana informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian keabsahan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2008 : 108 2 Observasi Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati serta langsung, tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat denagan dekat kegiatan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara objek tersebut. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Yang observasi adalah interaksi perilaku dan percakapan yang terjadi anatara subjek yang diriset. Sedangkan observasi yang digunakan adalah observasi non-partisipan. Observasi non-partisipan merupakan metode observasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok yang diriset, baik kehadirannya atau tidak Kriyanto, 2008 : 108-110. b. Penelitian Kepustakaan Library Research Yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada mengenai permasalahan dengan membacamencari literatur yang bersangkutan denagan penelitian untuk mendukung penelitaian. Dalam hal ini, peneliti kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya mengenai komunikasi antarbudaya dan identitas budaya Minangkabau. III.2.6 Teknik Analisis Data Tahap analisis data memegang peranan penting dalam penelitian kualitatif. Yaitu sebagai faktor utama penilain kualitas penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif beruapa kata-kata. Kalimat- kalimat, atau narasi- narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi Kriyanto: 2008 : 194. Melalui data kualitatif , data kualitatif yang diperoleh dari lapangan yang bersifat khusus kepada yang yang bersifat umum kemudia disajikan dalam bentuk narasi. Analisis kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan periset di lapangan. Data tersebut terkumpul baik melalui proses observasi, wawancara mendalam, fokus group discussion maupun dokumen-dokumen. Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu. Pengaklafikasian atau pengkategorian Universitas Sumatera Utara ini harus mempertimbangkan keaslian kevalidan, dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian, tingkat autensitasnya dan melakukan triagulasi berbagai sumber data. Setelah diklasifikasikan, periset melakukan pemaknaan terhadap data. Dalam melakukan pemaknaan atau interpretasi tersebut, periset dituntut berteori untuk menjelaskan dan beragumentasiKriyanto, 2008 : 194-196 Langkah-langkah analisis data pada studi kasus Bungin, 2003:30, yaitu: 1. Mengorganisir informasi 2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode 3. Membuat suatu urain terperinci mengenai kasus dan konteksnya 4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. 5. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus lain. 6. Menyajikan secara naratif Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil dan Pengamatan Wawancara