Diabetes Tipe 1 Menentukan Tujuan Yang Akan Dicapai

gula, memerlukan hormon isulin. Namun, jika hormon insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit Diabetes melitus. c. Pada saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinya, seorang ibusecara naluri akan menambah jumlah kosumsi makananya, sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7 kg – 10 kg. Pada saat menambah jumlah kosumsi makanan tersebut menjadi, jika ternyata produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit Diabetes melitus.

a. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 di tandai dengan pengancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imonologi, dan mungkin pula lingkungan misalnya, infeksi virus diperkirakan turut menimbulkan dstruksi sel beta. Faktor genetik penderita diabetes tidak mewariskan diabetes tipe 1 itu sendiri. Kecendrunngan genetik ini ditemukan di temukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA human leucocyte antigen. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun terjadi 95 berkulit putih caucasian dengan diabetes tipe 1 memperlihatkan tipe HLA yang spesifik. Resiko terjadinya diabetes tipe 1 meningkatkan tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari tipe HLA ini. Resiko tersebut meningkat sampai 10 sampai 20 kali lipat pada individu yang memiliki tipe HLA DR3 maupun DR4 jika dibandingkan dengan populasi umum. Faktor Imonologi pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon antoium. Respon ini merupakan respon abnormal dimana anti bodi terarah pada Universitas Sumatera Utara jaringan tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing. Faktor lingkunan interaksi antara faktor-faktor genetik, imunologi dan lingkungan dalam diabetes tipe 1 merupakan pokok perhatian riset yang terus berlanjut. Meskipun kejadian yang menimbulkan destruksi sel beta tidak dimengerti sepenuhnya, namun pernyataan bahwa kerentanan genetik merupakan faktor dasar yang melandasi proses terjadinya diabetes tipe 1 yang merupakan secara umum yang dapat diterima Smeltzer Bare, 2002.

b. Diabetes tipe II

Mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang dihubungkan dengan proses tejadinya diabetes tipe II yaitu faktornya usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia 65 tahun ke atas, obesitas, dan riwayat keluarga Smeltzer Bare, 2002. Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Dalam pengelolaan penyakit tersebut selain dokter, perawat, ahli gizi serta tenaga kesehatan lain, peran pasien dan keluarga menjadi sangat penting. Edukasi kepada pasien dan keluarganya guna memahami lebih jauh tentang perjalanan penyakit DM, pencegahan, penyulit DM, dan penatalaksanaannya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan Perkeni, 2006 Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Diet Pada Diabetes Melitus A. Penatalaksanaan Diet Diabetes

Anjuran makan pada pasien penderita diabetes sebenarnya sama dengan anjuran makan sehat untuk semua yang termasuk orang yang tidak menderita diabetes yaitu makan dengan gizi yang seimbang. Anjuran untuk masyarakat umum berlaku juga untuk penderita diabetes Waspadji, dkk, 2007.

1. Makan Yang Beraneka Ragam

Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang termasuk yang menyandang diabetes perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang beraneka ragam menjamin kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Sumber zat tenaga antara lain : beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mie. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari untuk beraktivitas sedangkan sumber zat pembangun makanan bersumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, dan susu serta olahannya seperti keju. Zat pembangun juga berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan seseorang maka, makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Universitas Sumatera Utara Keaneka ragaman makanan penderita diabetes dalam hidangan sehari-hari dikonsumsi harus berasal dari sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur. Setiap kali baik makan siang maupun makan malam, sebaiknya hidangan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah Soegondo, dkk, 2009.

2. Makanan Yang Mencukupi Energi

Penderita diabetes dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolah raga, berekreasi, dan kegiatan sosial. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal Waspadji, dkk, 2007. Kebutuhan energi bagi penderita diabetes tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan kegiatan fisik. Susunan makanan yang baik untuk penyandang diabetes mengandung jumlah kalori yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Komposisi makanan tersebut adalah 10-20 protein, 20-25 lemak, dan 45-65 karbohidrat Soegondo, dkk, 2009.

3. Pembatasan Konsumsi Lemak, Minyak dan Santan

Lemak dan minyak yang terdapat didalam makanan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal dipedesaan konsumsi lemakminyak masih sangat rendah jadi masih perlu untuk ditingkatkan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah perlu untuk diwaspadai, karena cenderung berlebihan. Penyandang diabetes mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah tinggi, oleh karena itu lemak dan kolesterol dalam makanan perlu untuk dibatasi. Untuk itu makanan jangan telalu banyak digoreng, bila diinginkan oleh penderita DM maka hanya dapat diberikan mungkin tidak lebih hanya satu lauk saja yang digoreng pada setiap makan untuk penderita yang tidak gemuk, selebihnya dapat dimasak dengan sedikit minyak seperti dipanggang, dikukus, direbus, dan dibakar. kurangi memakan makanan yang tinggi kolesterol seperti otak, kuning telur, hati, daging berlemak, keju, lemak hewani, dan mentega Soegondo, dkk, 2009.

4. Penggunaan Garam Beryodium

Penyandang diabetes sering mempunyai penyakit lain yaitu tekanan darah tinggi hipertensi sehingga perlu berhati-hati pada asupan natrium. Kelebihan asupan natrium dalam garam dapur dapat memicu timbulnya darah tinggi. Anjuran asupan natrium pada penyandang diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg perhari yaitu kira-kira 6-7 gram 1 sendok teh yang digunakan dalam pemasakan. Dipasar banyak produk makanan dengan tinggi natrium, perlu hati-hati dengan makanan yang diproses dengan tinggi natrium termasuk yang tinggi garam dapur, vetsin, dan soda serta makanan yang diawet dengan natrium Soegondo, dkk. 2009.

5. Mengkonsumsi Makanan Zat Besi Fe

Universitas Sumatera Utara Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit Anemia. Anemia gizi dpat diderita semua orang termasuk penderita diabetes dan oleh semua golongan umur. Bahan makanan sumber zat besi antara lain sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, dan makanan hewani.

6. Kebiasaan Makan PagiSarapan

Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa makan pagi sangat bermanfaat dapat memelihara ketahanan fisik dan mempertahankan daya tahan waktu saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Pada penderita diabetes terutama yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau pil suntikan insulin tidak makan pagi mempunyai resiko menurunnya kadar glukosa darah yang membahayakan kesehatan Soegondo, Dkk, 2009.

7. Minumlah Air Bersih, Aman Dan Cukup Jumlahnya

Air minum harus bersih dan bebas dari kuman. Air minum yang dimasak sampai mendidih maupun air minum dalam kemasan yang aman untuk diminum. Air dalam kemasan juga harus terlebih dahulu diproses oleh pabriknya sesuai dengan ketentuan pemerintah dan syarat-syarat kesehatan Soegondo, dkk, 2009.

8. Menghindari Minuman Berakohol

Kebiasaan minum berakohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya zat gizi yang penting, kurang gizi, penyakit gangguan hati dan kerusakan saraf otak dan jaringan. Disamping itu, minuman berakohol dapat menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri sehingga dapat menjadi faktor pencetus kearah tindak kriminal. Bagi penyandang diabetes Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat meninggalkan minuman alkohol dapat meminta petunjuk pada dokter atau dietisien tentang bagai mana cara mengkonsumsinya Soegondo, Dkk. 2009.

9. Mengkonsumsi Makanan Yang Aman Bagi Kesehatan

Selain gizi yang harus lengkap dan seimbang makanan juga harus aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sehingga penampilan fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Makan makanan yang tidak aman dapat menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain dapat menyebabkan keracunan makanan yang dapat menyebabkan kematian Soegondo, dkk. 2009.

B. Jadwal Makan Penderita Diabetes

Menurut Soegondo 2009 pengaturan jadwal bagi penderita diabetes biasanya adalah 6 kali makan. 3 kali makan besar dan 3 kali selingan. Adapun jadwal waktunya adalah sebagai berikut; 1. Makan Pagi jam 07.00 2. Snack I jam 10.00 3. Makan siang 13.00 4. Snack II jam 16.00 5. Makan malam jam 19.00 6. Snack III jam 21.00 Universitas Sumatera Utara Usahakan makan tepat pada waktunya, karena apabila telat makan, akan terjadi hipoglikemia rendahnya kadar gula darah dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi segera minum air gula.

C. Porsi Makan Penderita Diabetes

Perhatikan jumlahporsi makanan yang anda konsumsi. Prinsip jumlah makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah porsi kecil dan sering, artinya makan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan dengan pola menu 6 kali makan adalah sebagai berikut ; 1. Makan Pagi 20 - maksudnya 20 dari total kebutuhan kalori sehari, Nasi, Ikan, Nabati, Sayuran dan Minyak 2. Snack I 10, buah–buahan, susu 3. Makan siang 25, nasi, ikan, nabati, sayuran, buah, dan minyak 4. Snack II 10 buah– buahan 5. Makan malam 25 nasi, ikan, nabati, sayuran, buah, dan minyak 6. Snack III 10 susu dan buah

D. Tujuan Diet Pada Diabetes

Tujuan umum pada terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan gizi untuk mendapat kontrol metabolik dan beberapa tambahan tujuan khusus yaitu : 1. Mempertahankan kadar glukosa darah dengan insulin Endogen atau Eksogen atau obat hipoglekemik oral dan tingkat aktivitas. 2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal. Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau untuk mepertahankan berat badan yang memadai pada orang yang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk peningkatan metabolik selama kehamilan dan laktasi atau penyembuhan dari penyakit katabolik. 4. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai atau dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas medis atau keluarga. 5. Menghidari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikimia, penyakit-penyakit jangka pendek, maslah yang berhubungan dengan latihan jasmani dan komplikasi kronik diabetes. 6. Meningkatkan kesehatan secara menyeluruh melalui gizi yang optimal Soegondo, 2009. Perinsip umum dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksaan diabetes penatalaksaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut ini, Memberikan semua unsur makan esensial, mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai, Memenuhi kebutuhan energi, mencegah fluktasi kadar glukosa setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis, dan dapat menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat. Universitas Sumatera Utara Bagi pasien yang memerlukan insulin untuk membantu kadar glukosa dalam darah, upaya mempertahankan konsistensi jumlah kalori dan kabohidrat yang dikosumsi pada jam-jam makan yang brbeda merupkan hal yang terpenting Smeltzer Bare, 2002.

E. Langkah- langakah terapi gizi 1. Pengkajian

Pengkajian gizi pasien termasuk data kelinis seperti hasil pemantauan sendiri kadar glukosa darah, kadar lemak darah kolesterol total, LDH, HDL, dan trigliserida dan homoglobin glikat. Pengkajian gizi juga digunakan untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh pasien dan kesediaan melakukannya. Aspek budaya, etnik, dan keuangan perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kepatuhan pasien yang tinggi. Pengakajian dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau dengan menggunakan kuesioner. Dietisen yang bekerja di ruangan keperawatan menggunakan kuesioner yang sederhana. Pengkajian hendaknya mampu mengindentifikasi maslah gizi dan mikonsepsi yang ada Soegondo, 2009.

a. Menentukan Tujuan Yang Akan Dicapai

Hasil dari pengkajian gizi perli untuk menentukan tujuan yang akan dicapai.pasien hendaknya diminta untuk mengindentifikasi apa yang perlu untuk mencapai penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara Tujuan yang akan dicapai hendaknya membantu pasien diabetes membuat perubahan yang positif dalam makan dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain perbaikan kadar glukosa darah dan kadar lemak darah serta perbaiki asupan gizi Soegondo, 2009.

b. Intervensi Gizi

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Diet Pasien Diabetes Mellitus Serta Komplikasinya Di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, Rsup Haji Adam Malik, Medan, Tahun 2010

0 63 80

Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Mellitus Di Rsup H. Adam Malik, Medan

1 79 67

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

9 88 112

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL

3 36 120

KARAKTERISTIK PENDUDUK MIGRAN DI KECAMATAN BABUSSALAM KABUPATEN ACEH TENGGARA.

0 7 21

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN KONTROL GULA DARAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puske

0 5 16

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 4 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 2 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN KONTROL GULA DARAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puske

0 8 13

9 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS

0 2 7