Intervensi Gizi Evaluasi terapi gizi Kebutuhaan Zat Gizi Diabetes

Tujuan yang akan dicapai hendaknya membantu pasien diabetes membuat perubahan yang positif dalam makan dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain perbaikan kadar glukosa darah dan kadar lemak darah serta perbaiki asupan gizi Soegondo, 2009.

b. Intervensi Gizi

Informasi yang didapatkan dari terapi gizi dan tujuan yang akan didapatkan menntukan dasar intervensi terapi gizi. Dietisien perlu dipertimbangkan beberapa banyak informasi perlu diberikan, kemampuan baca dan menulis dan jenis alat peraga yang diperlukan. Intervensi ditujukan untuk memberi informasi praktis pada pasien yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Intervensi gizi dasar terapi ini memerlukan gambaran tentang gizi, kebutuhan gizi, penatalaksanaan tentang gizi pada diabetes, informasi survival-skill yang dianggap perlu untuk pasien membaca tabel, penatalaksanaan saat sakit dan terapi gizi lanjutan tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan makan yang lebih seperti menu makanan, perhitungan kalori, dan penghitungan lemak Soegondo, 2009.

c. Evaluasi terapi gizi

Evaluasi adalah bagian yang sangat terpenting pada prose terapi gizi medis. Dietisien dan pasien bersama-sama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi ini, pemecahan masalah mungkin penting untuk membantu pasien menetapkan tujuan baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan keadaan glukosa darah Universitas Sumatera Utara dengan mengobati glikat A1C , lipit, tekanan darah dan fungsi ginjal penting untuk mengevaluasi hasil yang berhubung dengan gizi. Untuk individu, konsisten dalam hal pola makan penting oleh karena pola makan yamg konsisten menghasilkan AIC yang lebih rendah dari pada pola makan yang derampang. Tindak lanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan untuk setip 3-6 bula, sedangkan untuk orang dewasa setiap 6-12 bulan Soegondo, 2009.

d. Kebutuhaan Zat Gizi Diabetes

Menu sehari- hari dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien DM sesuai standar makan energi, protein, lemak, kabohidrat, dan serat kebutuhan gizi tersebut dibagi rata waktu makan pagi, siang, dan malam. Antara lain kebutuhan gizinya yaitu : 1. Protein Rencana makan dapt mencangkup pengunaan beberapa makanan sumber protein nabati misalnya kacang-kacangan, biji-bijian yang utuh untuk membantu mengurangi asupan kolesterol serat lemak jenuh. Disamping itu, rekomendasi untuk mengurangi jumlah asupan protein dapat diberi pada pasien dengan tanda- tanda penyakit ginjal Semeltzer Bare, 2002 . Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan protein orang dengan diabetes, pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10-20 energi dari proten total. Menurut konsensus pengelolan Universitas Sumatera Utara diabetes di Indonesia tahun 2006, kebutuhan proein untuk penyandang diabetes juga 10-20 energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 gkgBBperhari atau 10dji dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65 hendaknya bernilai biologik tinggi soegondo, 2009. Berkurangnya aktivitas insulin pada dibetes menghambat sintesis protein. Asupan protein sebesar 0, 8 gkg BB ideal dapat mempertahankan proteogenesis, dengan catatan 50 daripadanya harus berasal dari protein hewani. Pada gagal ginjal karena nefropati diabetik, protein harus dikurangi, kecuali bila dilakukan hemodialisi Waspadji, dkk, 2007 . 2. Total Lemak Bukti klinis, epidimiolgis dan percobaan binatang telah memastikan bahwa peningkatan kadar lemak merupakan faktor resiko aterosklorosis. Oleh karena itu diet tinngi karbohidrat dan rendah lemak sangat baik utuk pasien diabetes sangat baik. Dianjurkan baik oleh ADA American Diabetes Association bahw asupan lemak jangan lebih dari 30 dan kolesterol kurang dari 300 mg hari Waspadji Dkk, 2007. Asupan lemak dianjurkan 7 energi dari lemak jenuh dan tidak boleh lebih 10 energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selbihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di indonedia adalah 20-25 energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diakui anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu 7 energi total dari lemak jenuh dan kandungan kolesterol 200 mghari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan Universitas Sumatera Utara maslah utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal sampai 20 energi. Sadangkan asupan kabohidrat lebih rendah. Lain dengan penggunaan nust, alpukat dan minyak zaitun. Pasien dengan kadar trigliserida 1000 mgdl mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemakplasma dalam bentuk kilmikron soegondo, 2009. 3. kabohidrat Tujuan diet ini adalah meningkatkan kosumsi karbohidrat komplek khususnya yang berserat tinggi seperti roti gandum utuh, nasi beras tumbuk, serial dan pasta yang berasal dari gandum yang masih mengandung bakatul. Meskipun demikian anjuran untuk menghidari makanan jenis gula sederhana laktosa dan fruktosa seperti susu dan buah bukanlah tindakan yang tepat. Di samping itu, penggunaan sukrosa gula pasir dengan jumlah yang sedang tidak berlebihan kini lebih banyak ditrima sepanjang pasien masih dapat mempertahankan kadar glukosa atau lemak yang adekuat yang mampu mengendalikan berat badanya Smeltzer Bare, 2002. Rekomendasi ADA tahun 1994 mempokuskan pada jumlah total kabohidrat dari pada jenisnya. Rokomendasi untuk sukrosa lebih liberal, Buah dan susu suduh terbukti mempunyai respon glekemik yang lebih rendah dari pada tepung- tepungan. Walaupun tepung-tepunagan mempunyai respon glikemik yang berbeda-beda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total kabohidrat yang dikonsumsi kabohidrat dari pada sumber kabohidrat. Anjuran konsumsi kabohidrat di indonesia adalah45-65 energi soegondo, 2009. Universitas Sumatera Utara 4. Serat rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan orang yang tidak menderita diabetes yaitu dianjurkam mengkosumsi 20-35 g serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di indonesia anjuran adalah 25 g 1000 kalorihari dengan mengutamakan serat larut soegondo, 2009. Efek samping pengunaan serat terlalu banyak adalah rasa kembung dan meningkat keja usus. Tentang serat selama ini sellu dianggap bahwa makanan indonesia menganung banyak serat, tetapi hal ini harus dipertanyakan. Ternyata pada suatu survay di Jakarta, ditemukan konsumsi serat hanya 19 gram sehari. Dn juga ditemukan serat pada diet kita lebih banyak serat yang tidak berasal dari buah-buahan dan sayur- sayuran yang mengandung lebih banyak serat yang tidak larut dibandingkan dengan serat yang berasal dari buah-buahan. Ini disebabkan harga buah di indonesia mahal. Dalam kosensus PERKENI, dianjurkan agar asupan serat 25 ghari Waspadji dkk, 2007. 5. Natrium anjuran asupan orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari soegondo, 2009. 6. Alkohol Asupan kalori dari alkohol diperhitunkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak Soegondo, 2009. 7. Mikronutrien : vitamin dan mineral Universitas Sumatera Utara Apabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplemen vitamin dan mineral. Walaupun ada alasan tioritis untuk memberikan suplemen anti oksidan, sampai saa ini sedikit buktinya yang menunjang bahwa terapi tersebut menguntungkan. Pemberian kromium menguntungkan pengendalian glikemik bagi mereka yang kekurangan kromium sebagai akibat nutrisi parental. Kebanyakan orang dengan diabetes hendaknya tidak kekurangan kromium oleh karena itu suplementasi kromium tidak bermanfaat Soegondo, 2009.

2. Bahan Makanan Penukar

Daftar bahan makanan penukar BMP adalah penggolongan bahan makanan berdasarkan nilai gizi yang serta untuk perencanaan makan. Setiap golongan bahan makanan tersebut mempunyai kandungan kalori, protein, lemak dan karbohidrat yang hampir sama. Seperti diketahui perencanaan makan pasien didasarkan pada kebutuhan kalori sehai-hari dari pasien tersebut. Untuk mempermudah dalam penyuluhan gizi kepada pasien, kebutuhan makanan sehari- hari tidak diberi dalam ukuran gram, namun dalam ukuran penukar. Berdasarkan standart diet daftar bahan makanan penukar dapat dengan mudah disusun menu makanan sehari-hari yang bervriasi Waspadji dkk, 2007. Daftar bahan makanan penukar adalah suatu nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan di kelompokan berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak, kabohidrat. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Universitas Sumatera Utara Dikelompokan menjadi 8 kelompok bahan makanan yaitu : 1. Golongan 1 : bahan makanan sumber kabohidrat contoh, Kentang, nasi, roti puti, ubi, tepung terigu, tepung bers, mie basah dan kering. 2. Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani contoh. Ayam tanpa kulit, babat,daging kerbau, ikan segar, ikan asin, teri kering, udang segar. 3. Golongan 3 : suber makan protein nabati contoh. Kajang hijau, kacang kedelai, kacang merah segar, kacang tanah, kacang tolo, tahu, tempe. 4. Golongan 4 : sayuran contoh. Bayam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wartel, daun pakis, jantung pisang. 5. Golongan 5 : buah-buahan anggur, apel, belimbung, duku, durian, jambu, kedondong, mangga, pisang, pepaya, melon, nagka masak, sawo, semangka,sirsak. 6. Golongan 6 : susu keju, susu kambing, susu sapi,yogurt susu penuh, joghurt. 7. Golongan 7 : minyak mentega, santan, margarin jagung, minyak kedele, dan minyak zaitun Soegondo, 2009. 2.2. Konsep Pengetahuan 2.2.1.

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Diet Pasien Diabetes Mellitus Serta Komplikasinya Di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, Rsup Haji Adam Malik, Medan, Tahun 2010

0 63 80

Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Mellitus Di Rsup H. Adam Malik, Medan

1 79 67

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

9 88 112

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL

3 36 120

KARAKTERISTIK PENDUDUK MIGRAN DI KECAMATAN BABUSSALAM KABUPATEN ACEH TENGGARA.

0 7 21

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN KONTROL GULA DARAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puske

0 5 16

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 4 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 2 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN KONTROL GULA DARAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puske

0 8 13

9 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS

0 2 7