METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya.

A. VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas

: Dukungan Sosial

Variabel tergantung : Kesepian

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu (pasangan, teman Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu (pasangan, teman

Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) yaitu : dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dan dukungan integral sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial yang diberikan, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapatkannya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial yang diberikan, artinya semakin rendah dukungan sosial yang didapatkannya.

2. Kesepian

Kesepian merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan karena memiliki hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.

Kesepian dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan perasaan-perasaan ketika kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993), yaitu desperation, impatient-boredom, self- deprecation , dan depression. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam Kesepian dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan perasaan-perasaan ketika kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993), yaitu desperation, impatient-boredom, self- deprecation , dan depression. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, & Oetomo, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Karakteristik populasi dalam penelitian adalah :

a. Para lansia yang berusia 60 tahun keatas, hal ini disesuaikan dengan dimulainya seseorang memasuki usia lanjut. Selain itu Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial memberikan batasan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

b. Masih memiliki pasangan Kimmel (1974) menyatakan bahwa lansia yang sudah meninggal pasangannya cenderung kesepian, serta tingkat kesepian tertinggi ditemukan pada lansia b. Masih memiliki pasangan Kimmel (1974) menyatakan bahwa lansia yang sudah meninggal pasangannya cenderung kesepian, serta tingkat kesepian tertinggi ditemukan pada lansia

c. Tinggal bersama anggota keluarga. Mishra (2004) menyatakan bahwa lansia yang tidak tinggal dengan anggota keluarga dan tinggal di suatu Institusi lebih merasa kesepian dibandingkan dengan lansia yang tinggal dengan anggota keluarga. Jumlah lansia yang dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak

60 orang. Menurut Gay (1976), 30 subjek sudah merupakan ukuran minimum yang dapat diterima untuk tipe penelitian korelasional (dalam Sevilla et al, 1993). Azwar (2006) juga menambahkan bahwa jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup banyak.

2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga digunakan sebagai wakil yang sahih atau dapat mewakili bagi populasi tersebut (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2004). Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua buah skala, yaitu : Skala Dukungan Sosial dan Skala Kesepian.

1. Skala Kesepian

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah skala kesepian. Adapun aitem-aitem dalam skala disusun berdasarkan indikator-indikator perasaan kesepian yang diungkapkan oleh Wrightsman (1993).

Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4

Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan pada empat jenis perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993) dengan blue print pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2 Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Sebelum Uji Coba

No. Dimensi

Komponen Kesepian

Total Bobot

3 Self Deprecation 13, 14, 17, 40,

2. Skala Dukungan Sosial

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah skala dukungan sosial. Adapun aitem-aitem dalam skala dukungan sosial disusun sendiri Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah skala dukungan sosial. Adapun aitem-aitem dalam skala dukungan sosial disusun sendiri

Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.

Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) dengan blue print pada Tabel

3 berikut :

Tabel. 3 Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba

No. Bentuk

Komponen Dukungan Sosial

Total Bobot

4 Dukungan Emosi

10 20 % Intergral Sosial

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Sebelum diberikan pada subjek penelitian, alat ukur terlebih dahulu diseleksi dengan melihat validitas, uji daya beda aitem, serta reliabilitas.

1. Validitas alar ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content validity ). Suryabrata (2008) menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaan/pernyataan, berdasarkan pendapat profesional (professional judgement). Sementara menurut Danim (2007) menyatakan kalaupun rumusan instrumen dibuat sesuai dengan isi yang dikehendaki, namun validitas isi ini tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka hasil uji.

Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang

Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komput asi ini menghasilkan koefisien korelasi item total (r ix ) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Bagi skala- skala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment. Menurut Ebel (1979) menyarankan kriteria evaluasi indeks diskriminasi aitem yaitu nilai 0,3 sudah dianggap bagus walaupun masih mungkin untuk ditingkatkan (Azwar, 1999). Penghitungan daya diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 14.0 For Windows .

2. Reliabilitas alat ukur

Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah teknik internal Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah teknik internal

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

1. Skala Dukungan Sosial

Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 50 aitem yang terdapat pada skala Dukungan Sosial, ternyata sebanyak 21 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 5, 6, 11, 16, 19, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 42, 43, 46, 47, 50. Hasil ujicoba skala dukungan sosial menunjukkan nilai r iX aitem skala bergerak dari 0,303 – 0,578. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba No.

Bentuk

Komponen Dukungan Sosial

Total Bobot

4 Dukungan Emosi

5 17,24 % Intergral Sosial TOTAL

Seperti yang terlihat pada Tabel. 4, diketahui bahwa dari 50 aitem setelah uji coba diperoleh 29 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3

atau yang dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem dengan nilai koefisien alpha ( α) sebesar 0.874. Menurut Triton (2006), nilai koefisien alpha ( α) di 0.8 sudah dapat dikatakan reliabel. Sementara Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0.3. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan.

Peneliti menggunakan 29 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 5 berikut:

Tabel 5. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial pada Saat Penelitian No.

Bentuk

Komponen Dukungan Sosial

Total Bobot

4 Dukungan Emosi

5 17.24 % Intergral Sosial TOTAL

2. Skala Kesepian

Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 75 aitem yang terdapat pada skala kesepian, ternyata sebanyak 36 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 4, 5, 7,

62, 63, 64, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 74. Hasil ujicoba skala dukungan sosial menunjukkan nilai r iX aitem skala bergerak dari 0.303 – 0.641. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Setelah Uji Coba No.

Dimensi

Komponen Kesepian

Total Bobot

3 Self Deprecation 13, 17, 41, 65

Seperti yang terlihat pada Tabel. 6, diketahui bahwa dari 75 aitem setelah uji coba diperoleh 38 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥

0.3 dengan nilai koefisien alpha ( α) sebesar 0.906. Peneliti menggunakan 38 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala kesepian yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 7 berikut :

Tabel 7. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian pada Saat Penelitian No.

Dimensi

Komponen Kesepian

Total Bobot

3 Self Deprecation 3, 9, 13, 21, 25

G. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahapan ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur dan melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing sebagai professional judgement untuk skala kesepian dan skala dukungan sosial. Skala pertama adalah skala dukungan sosial, berdasarkan lima bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992). Skala kedua adalah skala kesepian yang memuat empat jenis perasaan ketika kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993). Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem peryataan yang jumlah aitemnya masing-masing 50 aitem untuk skala dukungan sosial dan 75 aitem untuk skala kesepian. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang sebenarnya, skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu.

Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala kepada 60 orang subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala kepada 60 orang subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah alat ukur diujicobakan, maka Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta izin pada Lurah Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Setelah diberikan izin, penelitian dimulai dengan menyebar skala pada individu lansia yang telah dipilih secara random atau acak dari daftar nama lansia yang diperoleh dari ketua Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai dan disesuaikan dengan karakteristik populasi. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 19 November 2009 sampai tanggal 29 November 2009 dengan melibatkan 60 orang subjek yang mengisi skala.

3. Tahap pengolahan data

Setelah diperoleh data dari skala Kesepian dan skala Dukungan Sosial, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya menggunakan bantuan program SPSS Version 15.0 for Windows.

H. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi Analisa Regresi. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dianalisa dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Persyaratan data disebut normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 (Triton, 2006).

2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel kesepian berkorelasi secara linear dengan data variabel dukungan sosial. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji F (ANOVA) dengan nilai signifikansi (Linearity) kurang dari 0.05 atau p < 0.05 (Priyatno, 2008).