Teknik Pengumpulan Data

5.1.2. Distribusi Responden Menurut Karakteristik

Hasil pengumpulan data dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang digunakan sebagai responden melakukan wawancara dalam bentuk kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan dapat disajikan dalam bentuk kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Tingkat Usia Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 Responden

RENTANG USIA

Frekuensi

1 20 Tahun – 30 Tahun

2 31 Tahun – 40 Tahun

3 41 Tahun – 50 Tahun

4 51 Tahun – 60 Tahun

5 61 Tahun – 70 Tahun

6 71 Tahun – 80 Tahun

Dari tabel 5.1 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah berusia antara 31 tahun s/d 40 tahun (30.3%) yang kemudian berusia antara 41 tahun s/d 50 tahun (23.3%), Dari tabel 5.1 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah berusia antara 31 tahun s/d 40 tahun (30.3%) yang kemudian berusia antara 41 tahun s/d 50 tahun (23.3%),

70 tahun (9.1%), usia 71 tahun s/d 80 tahun (6.1%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

No

Responden

JENIS KELAMIN

Frekuensi

1 Wanita

2 Pria

JUMLAH

Dari tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah Wanita ( 68.7%) dan selebihnya adalah Pria (31.3%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

1 Tidak tamat SD

2 SD/Sederajat

3 SMP/Sederajat

4 SMA/Sederajat

5 Akademi

6 Perguruan Tinggi

Jumlah

Dari tabel 5.3 terlihat bahwa sebagian besar besar responden adalah berpendidikan SMA (37%) yang kemudian berpendidikan SMP (24.2%), SD (10.1%), Perguruan Tinggi (21.2%), dan responden yang berpendidikan Akademi (3.0%) serta yang tidak tamat SD (4.0%).

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

No

Responden

JENIS PEKERJAAN

Frekuensi

1 Tidak Bekerja

2 Wiraswasta

3 Bidang jasa

4 Bidang kesehatan

5 B.pend & pemerintahan

6 Pedagang

12 12.1

Jumlah

99 100

Dari tabel 5.4 terlihat bahwa sebagian besar responden Tidak bekerja (52.5%), Wiraswasta (21.2%), Pedagang (12.1%), Bidang Jasa (3%), Bidang Pendidikan & Pemerintahan ( 9.1%).

5.1.3. Pengetahuan Responden

Dari tabel 5.5 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab dengan Benar (67.7%), Menjawab Salah (32.3%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab Benar (28.3%), yang menjawab Salah (71.1%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar (56.6%), Yang menjawab Salah 43.3%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar (97.0%), yang menjawab Salah (3.0%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar (68.7%), Yang menjawab Salah (31.3%). Dan untuk pertanyaan Keenam Benar (61.6%), Yang menjawab Salah (38.4%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No Responden

Pertanyaan

BENAR

SALAH

Pengetahuan

Frekuensi

Frekuensi

1 Pertanyaan 1

67 67.7 32 32.3

2 Pertanyaan 2

28 28.3 71 71.1

3 Pertanyaan 3

56 56.6 43 43.3

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

No

Responden

Pengetahuan

Frekuensi

1 Baik

2 Sedang

3 Kurang

Jumlah

Dari tabel 5.6 terlihat bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan respoden adalah Sedang (54,5%), Tingkat Pengetahuan Baik (36.4%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (9.1%).

5.1.4. Sikap Responden

Dari tabel 5.7 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab dengan Benar (84.8%), Menjawab Salah (15.2%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab Benar (84.8%), yang menjawab Salah (15.2%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar (74.7%), Yang menjawab Salah 25.3%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar (96.0%), yang menjawab Salah (4.0%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar (97.0%), Yang menjawab Salah (3.0%).

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Sikap Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 Responden

No Pertanyaan Sikap

BENAR

SALAH

Frekuensi

Frekuensi

1 Pertanyaan 1

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

Responden

No Sikap

Frekuensi

1 Baik

2 Sedang

Jumlah

Dari tabel 5.8 terlihat bahwa sebagian besar sikap respoden adalah Baik (56.6%), Sikap dalam skala Sedang (43.4%), dan sikap yang termasuk dalam skala kurang tidak ditemukan pada responden.

5.1.5. Tindakan Responden

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Tindakan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

Dari tabel 5.9 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab dengan Benar (50.5%), Menjawab Salah (49.5%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab Benar (44.4%), yang menjawab Salah (55.6%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar (78.8%), Yang menjawab Salah (21.2%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar (73.7%), yang menjawab Salah (26.3%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar (85.9%), Yang menjawab Salah (14.1%).

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

2 Sedang

3 Kurang

Jumlah

Dari tabel 5.10 terlihat bahwa sebagian besar tindakan respoden adalah Sedang (75.8%), Tindakan Baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (6.1%) .

5.1.6. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

N Tindakan Baik Tindakan Sedang

Tindakan

Kurang

Pengetah uan

Frekuensi % Frekuensi

Dari tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan tindakan baik (13.9%) dan Sedang (77.8%) serta responden yang Tindakannya Kurang (8.3%). Responden dengan tingkat pengetahuan Sedang dengan Tindakan baik (20.4%), dengan tindakan sedang (75.9%), dan dengan tindakan yang kurang (3.7%). Responden dengan tingkat Pengetahuan Kurang dengan Tindakan baik (22.2%), tindakan sedang (66.7%), tindakan kurang (11.1%).

5.1.7. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden

Dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan sikap baik (75.0%), dan dengan sikap sedang (25.0%). Responden dengan tingkat pengetahuan sedang menunjukkan sikap baik (48.1%) dan yang menunjukkan sikap sedang (51.9%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 33.3%) dan yang menunjukkan sikap kurang (66.7%).

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

No

Jumlah Pengetahuan Frekuensi

Sikap Baik

Sikap Sedang

5.1.8. Hubungan Sikap dan Tindakan Responden

Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Tindakan dan Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009

Jumlah Tindakan

No Sikap Baik

Sikap Sedang

Frekuensi

Frekuensi %

1 Baik

2 Sedang

3 Kurang

Jumlah

Dari tabel 5.13 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat tindakan baik menunjukkan sikap baik (17.9%), dan dengan sikap sedang (18.6%). Responden dengan tindakan sedang menunjukkan sikap baik (75.0%) dan yang menunjukkan sikap sedang (4.7%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 7.1%) dan yang menunjukkan sikap kurang (4.7%).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Identitas Responden

Dalam penelitian ini pada tabel 5.2 terlihat bahwa kelompok responden yang terbesar adalah kaum wanita yang rata-rata berstatus sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja). Responden pada penelitian ini pendidikan terakhirnya yang paling banyak adalah SMA yaitu sebesar 37.4%, kemudian yang berpendidikan SMP sebanyak 24 orang (24.2%), yang berpendidikan SD sebanyak 10 orang (10.1%), selanjutnya yang berpendidikan Akademi terdapat 3 orang (3.0%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 21 orang (21.2%), serta yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang (4.0%) dapat dilihat pada tabel 5.3.

Sedangkan pekerjaan responden pada tabel 5.4 secara keseluruhan yang paling besar adalah tidak bekerja sebanyak 52 orang (52.5%). Hal ini sesuai dengan jumlah responden wanita yang lebih banyak merupakan ibu-ibu rumah tangga yang berstatus tidak bekerja. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 21 orang (21.2%). Para responden ada yang bekerja dengan membuka usaha sendiri dan ada juga yang tidak ingin menjelaskan secara spesifik tentang pekerjaan mereka sehingga selalu mengkategorikan pekerjaan mereka ke golongan wiraswasta.

Responden yang bekerja di bidang jasa ada 3 orang (3.0%) yang bekerja dibidang pendidikan dan pemerintahan ada 9 orang (9.1%) dan responden yang bekerja dibidang kesehatan ada 2 orang (2.0%).

5.2.2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan responden terhadap upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) khususnya pelaksanaan 3M (Menutup, Mengubur, dan Menguras Tempat

Penampungan air) adalah untuk mengetahui sejauh mana responden mengetahui tentang adanya penyakit DBD tersebut disekitarnya dan sampai sejauh mana ia mengetahui cara-cara untuk memberantasnya sehingga penyakit tersebut dapat dihindari.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan sebagaimana terlihat pada tabel 5.6 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M sebagian besar adalah sedang (54.5%), tingkat pengetahuan Baik (36.4%) dan tingkat pengetahuan kurang (9.1%). Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan Laksmono di Kelurahan Grondol Wetan, Semarang menyatakan bahwa sebagian besar responden yakni sekitar 72.3% dari total responden memiliki pengetahuan yang cukup baik. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai 3M masih belum dikatakan cukup baik khususnya bagi masyarakat yang berada di luar daerah perkotaan (Kelurahan) karena akses informasi mengenai 3M belum diterima oleh masyarakat tersebut.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh veronika tahun 2001 di Kelurahan Padang Bulan Medan yang menyatakan bahwa sebanyak 57.3% tingkat pengetahuan masyarakat termasuk dalam kategori baik. Keadaan ini muncul karena adanya perbedaan pembahasan. Penelitian yang dilakukan oleh veronika membahas mengenai PSN-DBD (Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue) secara umum, sementara penelitian yang saya lakukan membahas mengenai 3M secara khusus sebagai salah satu dari bagian PSN-DBD.

Pada tabel 5.5 terlihat bahwa sebanyak 67.7% responden menjawab benar tentang pengertian 3M dan kegunaannya (pertanyaan 1), pada pertanyaan 2 tentang sasaran utama 3M 71.1% responden menjawab salah, mereka menyatakan bahwa nyamuk dewasa adalah sasaran utama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikarenakan dalam kesalahan penyerapan informasi yang disampaikan oleh media. Untuk pertanyaan ketiga mengenai tindakan penyemprotan obat anti nyamuk pada tempat penampungan air sebanyak 56.6% yang menyatakan hal tersebut tidak benar untuk dilakukan. Untuk pertanyaan mengenai penguburan dan pembuangan barang bekas (pertanyaan 4) hampir 97% responden menjawab dengan benar. Untuk pertanyaan kelima tentang tindakan pengasapan (fogging) sebanyak 68.7% responden menyatakan bahwa Pada tabel 5.5 terlihat bahwa sebanyak 67.7% responden menjawab benar tentang pengertian 3M dan kegunaannya (pertanyaan 1), pada pertanyaan 2 tentang sasaran utama 3M 71.1% responden menjawab salah, mereka menyatakan bahwa nyamuk dewasa adalah sasaran utama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikarenakan dalam kesalahan penyerapan informasi yang disampaikan oleh media. Untuk pertanyaan ketiga mengenai tindakan penyemprotan obat anti nyamuk pada tempat penampungan air sebanyak 56.6% yang menyatakan hal tersebut tidak benar untuk dilakukan. Untuk pertanyaan mengenai penguburan dan pembuangan barang bekas (pertanyaan 4) hampir 97% responden menjawab dengan benar. Untuk pertanyaan kelima tentang tindakan pengasapan (fogging) sebanyak 68.7% responden menyatakan bahwa

Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula informasi yang didapatkan. Dilihat dari distribusi jenjang pendidikan terakhir, responden terbanyak adalah lulusan SMA (37.4%).

5.2.3. Sikap Responden

Pada tabel 5.8 menunjukkan secara keseluruhan sikap responden terhadap upaya pelaksanaan 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air ) sebagian besar baik (56.6%), sikap sedang (43.4%), dan sikap kurang tidak ada ditemukan pada seluruh responden. Kategori sikap yang baik pada penelitian ini bila responden menjawab dengan benar minimal 4 pertanyaan dari 5 pertanyaan yang diajukan kepada mereka, yaitu; mengenai tanggung jawab pelaksanaan PSN-DBD, kapan mereka melaksanakan tindakan 3M tersebut, Siapa yang sebaiknya harus melaksanakan tindakan 3M tersebut dapat dilihat pada tabel

5.6 . Hasil ini didukung juga oleh Veronika dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Padang Bulan pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa sikap masyarakat paling banyak tergolong pada kategori baik yakni sebanyak 64%. Menurut Sri wahyuni tahun 1999 dengan penelitiannya di Kelurahan Padang Bulan menyatakan bahwa sebanyak 71% responden memiliki sikap yang baik. Perbedaan persentasi ketiganya kemungkinan dikarenakan oleh adanya perbedaan jumlah responden dan disebabkan juga pada penelitian yang dilakukan oleh veronika pada tahun 2001 masih terdapat responden yang termasuk dalam kategori sikap yang kurang.

Menurut laksmono 2008 dengan penelitian yang dilakukannya di Kelurahan Srondol Wetan menyatakan bahwa sebanyak 71.8% dari total respoden menunjukkan sikap yang masih terbilang cukup mendukung, keadaan ini berbeda disebabkan kemungkinan karena terdapatnya perbedaan distribusi responden berdasarkan karakteristik, keadaan sosial yang ada pada daerah penelitiannya.

Terkadang lingkungan sekitar mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pengetahuan misalnya yang terjadi pada responden yang tidak bekerja, pada umumnya mereka akan berada dirumah saja dan lebih banyak waktu untuk saling bertukar informasi dengan warga lain sehingga kesempatan untuk mendapat informasi baru.

Hal ini sesuai dengan teori WHO yang menyatakan bahwa salah satu alasan pokok seseorang menunjukkan sikap dalam hal memperoleh kesehatan adalah sosio budaya (culture) yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya sikap dan perilaku seseorang.

5.2.4. Tindakan Responden

Tindakan responden terhadap upaya pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup dan Menguras tempat penampungan air) adalah sudah atau belum dilaksanakannya perilaku kesehatan berupa tindakan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD yakni dengan cara 3M dalam kehidupan sehari – hari.

Dari tabel 5.10 terlihat bahwa sebagian besar tindakan respoden adalah Sedang (75.8%), Tindakan Baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (6.1%) . responden termasuk dalam kategori baik jika menjawab dengan benar minimal 4 item pertanyaan dari 5 item pertanyaan yang diberikan. Untuk pertanyaan tindakan mengenai ada atau tidaknya pelaksanaan dan bimbingan 3M pada keluarga dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebanyak 50.5% responden menjawab ada (Pertanyaan 1). Pada pertanyaan kedua tentang pelaksanaan 3M dengan warga setempat tanpa adanya keharusan dari pejabat setempat sebanyak 55.6% menjawab tidak ada. Keadaan ini menunjukkan bahwa belum tingginya tingkat kesadaran dari masyarakat dan kurang aktifnya pejabat dan pemerintah setempat untuk melaksanakan program tersebut. Pada pertanyaan ketiga tentang tindakan yang dilakukan pada barang-barang bekas sebanyak 78.8% responden melakukan tindakan yang benar yakni menguburkan barang- barang tersebut. Hampir 73.7% responden menyatakan tidak membuang sampah sembarangan (Pertanyaan 4) dan sebanyak 85.9% responden menyatakan bahwa mereka menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali (Pertanyaan 5) hal ini dapat dilihat pada tabel 5.9 .

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronika tahun 2001 dan Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan serta Laksmono 2008 di Kelurahan Srondol

Wetan Semarang, yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan yang cukup.

5.2.5. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden

Hubungan pengetahuan dengan sikap responden terhadap pelaksanaan 3M sebagai upaya pencegahan terjadinya penyakit DBD dapat dilihat pada tabel 5.12 bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan sikap baik (75.0%), dan dengan sikap sedang (25.0%). Responden dengan tingkat pengetahuan sedang menunjukkan sikap baik (48.1%) dan yang menunjukkan sikap sedang (51.9%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 33.3%) dan yang menunjukkan sikap kurang (66.7%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni 1999 di Kelurahan Padang Bulan dan Veronika Panggabean 2001 di kelurahan Padang Bulan yang menyatakan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik diikuti juga dengan sikap yang baik pula.

Hasil ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin baik sikapnya terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup , dan Menguras tempat penampungan air). Sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) semakin berkurang pula.

5.2.6. Hubungan Sikap dan Tindakan Responden

Hubungan sikap dan tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air) dapat dilihat pada tabel 5.13 bahwa responden dengan tingkat Tindakan baik menunjukkan Sikap baik (17.9%), dan dengan Sikap sedang (18.6%). Responden dengan tindakan sedang menunjukkan sikap baik (75.0%) dan yang menunjukkan sikap sedang (76.7%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 7.1%) dan yang menunjukkan sikap sedang (4.7%).

Dari hasil ini secara keseluruhan dapat menggambarkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap baik akan diikuti oleh tindakan yang cukup. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan bahwa Dari hasil ini secara keseluruhan dapat menggambarkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap baik akan diikuti oleh tindakan yang cukup. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan bahwa

Keadaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap merupakan salah satu predisposisi seseorang untuk bertindak. Sikap bukan dibawa sejak lahir namun sikap dapat dibentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh responden. Dalam interaksi sosial tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi diantara individu yang dapat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku dalam berinteraksi dalam lingkungannya(Azwar, 2005).

5.2.7. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden

Dari tabel 5.11 dapat dilihat hubungan antara pengetahuan dan tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air) terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan tindakan baik (13.9%) dan Sedang (77.8%) serta responden yang Tindakannya Kurang (8.3%). Responden dengan tingkat pengetahuan Sedang dengan Tindakan baik (20.4%), dengan tindakan sedang (75.9%), dan dengan tindakan yang kurang (3.7%). Responden dengan tingkat Pengetahuan Kurang dengan Tindakan baik (22.2%), tindakan sedang (66.7%), tindakan kurang (11.1%).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan sedang akan diikuti dengan tindakan yang cukup sebaliknya responden dengan tingkat pengetahuan kurang maka akan diikuti dengan tindakan yang kurang pula. Disini terlihat kecenderungan bahwa pengetahuan yang baik memberikan kontribusi untuk lebih berpartisipasi terhadap pelaksanaan 3M dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.

Hasil serupa juga didapatkan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan baik akan melakukan tindakan yang cukup. Teori Health Belief Models (HBM) menyebutkan bahwa perbedaan demografis (umur, jenis kelamin, etnis), psikososial (kelas sosial, pengalaman sebelumnya) dan variabel struktural (pengetahuan tentang penyakit, kontak pertama dengan penyakit, akses ke pelayanan kesehatan) memberikan pengaruh dalam persepsi individu (persepsi kepercayaan kesehatan) dan secara langsung mempengaruhi tindakan atau perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Ada Hasil serupa juga didapatkan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan baik akan melakukan tindakan yang cukup. Teori Health Belief Models (HBM) menyebutkan bahwa perbedaan demografis (umur, jenis kelamin, etnis), psikososial (kelas sosial, pengalaman sebelumnya) dan variabel struktural (pengetahuan tentang penyakit, kontak pertama dengan penyakit, akses ke pelayanan kesehatan) memberikan pengaruh dalam persepsi individu (persepsi kepercayaan kesehatan) dan secara langsung mempengaruhi tindakan atau perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Ada

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah sedang (54.5%). Hal ini terjadi karena adanya pengaruh lingkungan disamping faktor perilaku

2) Sikap responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan sebagian besar bersikap baik (56.6%) dan yang bersikap sedang (43.4%).

3) Tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah sedang 75.8%, tindakan baik sebesar 18.2% dan tindakan kurang hanya sebagian kecil yakni 6.1%.

4) Semakin tinggi pengetahuan responden semakin baik pula sikapnya terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air) sebaliknya, semakin rendah pengetahuan responden maka semakin cenderung bersikap kurang/buruk.

5) Semakin baik sikap responden maka semakin senderung untuk mempunyai tindakan yang baik dan semakin cukup sikap responden akan cenderung pula untuk mempunyai tindakan yang kurang.

6) Pada penelitian ini didapati juga beberapa responden yang memiliki sikap yang tidak sesuai dengan Tingkat pengetahuannya responden, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor pekerjaan,sosial, mengahambat responden untuk bertindak disamping itu motivasi didalam diri responden sendiri tidak ada.

6.2. Saran

1) Diharapkan petugas kesehatan setempat meningkatkan penyuluhan pada bulan-bulan rawan Demam Berdarah Dengue yaitu pada bulan april sampai Mei dan agustus sampai september yang dititikberatkan pada masalah 3M.

2) Seluruh masyarakat perlu diikutsertakan dalam pelaksanaan 3M dengan memanfaatkan organisasi sosial LKMD, PKK, Pengajian, dan sebagainya yang ada dikelurahan sehingga mereka akan merasa lebih bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri dan keluarga.

3) Perlu diadakan dana sehat untuk pelaksanaan 3M di masyarakat dengan bimbingan Lurah.

4) Penyuluhan yang ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga, pengelola tempat-tempat umum dan penjaga sekolah lebih ditingkatkan.

5) Pemberdayaan tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan cara memberikan fatwa/anjuran/khotbah kepada masyarakat misalnya pada shalat jumat atau kebaktian di gereja, mengenai pentingnya upaya pencegahan penyakit DBD. Anjuran ini hendaknya dilakukan secara terus menerus dengan waktu tidak terlalu lama, sehingga dapat dicerna dan diamalkan oleh para jemaahnya.

6) Diharapkan petugas kesehatan yang berkerjasama dengan pejabat pemerintah setempat untuk menggalakkan kembali gerakan “Jumat Bersih” di tiap-tiap lokasi baik yang rawan DBD maupun yang tidak DBD sebagai upaya untuk pencegahan penularan penyakit DBD.