Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Metode Pengukuran Keberhasilan Sistem Informasi

10 penjelasan status, dan sebagainya, lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari hari, lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 2.2.

2.3 Evaluasi Kinerja Sistem Informasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan yang ingin diperoleh.

2.4 Metode Pengukuran Keberhasilan Sistem Informasi

Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja sistem informasi adalah model keberhasilan sistem informasi DeLone dan Maclean DeLone W, McLean E, 1992 biasa disingkat DMSM DeLone and McLean Information Systems Success Model. Konsep dasar DMSM memiliki enam dimensi keberhasilan sistem informasi : 1. System quality 2. Information quality 3. Use 4. User Satisfaction 11 5. Individual impact 6. Organizational impact Gambar 2.3 Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone McLean 1992 Tidak lama setelah publikasi DMSM, para peneliti sistem informasi mulai mengajukan beberapa perbaikan terhadap model tersebut. Seddon Kiew 1994 dalam evaluasinya merubah kategori pengunaan karena faktor penentu keberhasilan yang dicari para peneliti adalah kegunaan bukan Use. Konsep ini sesuai dengan ide kegunaan yang dirasakan perceived usefulness dalam Technology Acceptance Model oleh Davis 1989. Mereka berpendapat bahwa, untuk sebuah sistem yang bebas web penggunaan use adalah ukuran yang tepat, namun sistem tersebut wajib digunakan, kegunaan usefulness adalah ukuran yang lebih baik. DeLone McLean 2003 memberikan respon bahwa, bahkan dalam sistem wajib, masih ada variabel yang cukup atas penggunaan use oleh karena itu variabel penggunaan use layak untuk dipertahankan. Para peneliti juga menyarankan bahwa kualitas pelayanan service quality seharusnya ditambahkan ke DMSM. Sebuah alat dari literatur pemasaran, 12 SERVQUAL, yang cukup banyak digunakan dalam literatur tentang keberhasilan sistem informasi dalam dekade terakhir. SERVQUAL mengukur kualitas layanan departemen teknologi informasi, terhadap penggunan sistem informasi, dengan mengukur dan membandingkan harapan pengguna dan persepsi mereka dari departemen teknologi informasi. Pitt et al. 1995 mengevaluasi instrumen dari perspektif sistem informasi dan menyarankan penambahan kualitas pelayanan pada DMSM. Beberapa peneliti menolak perubahan ini Seddon, 1994, sementara yang lain mendukungnya Jiang et al., 2002. Setelah meninjau dan mengevaluasi perdebatan ini pada tahun 2003 DeLone McLean memutuskan untuk menambah kualitas pelayanan dalam DMSM. Modifikasi lain dalam DMSM adalah perubahan yang ditawarkan oleh Seddon 1997. Dia berpendapat bahwa DMSM dalam bentuk aslinya cukup membingungkan, hal ini disebabkan oleh baik proses dan model varians digabungkan dalam kerangka yang sama. Sementara Seddon mengklaim bahwa ini adalah kelemahan dari model DMSM, DeLone McLean 2003 menjawab bahwa mereka percaya bahwa ini adalah salah satu kekuatan. Seddon menjelaskan lebih jauh bahwa konsep penggunaan sangat ambigu dan menyarankan bahwa klarifikasi lebih lanjut diperlukan untuk membangun DMSM. Dia menunjukkan tiga arti potensi yang berbeda untuk membangun penggunaan. DMSM dimaksudkan untuk menjadi baik lengkap dan pelit, namun perubahan yang diperkenalkan oleh Seddon merumitkan model, sehingga mengurangi dampaknya. Selain modifikasi yang diusulkan oleh Seddon, ada usulan lain untuk merevisi atau memperluas model. Beberapa peneliti telah melakukan modifikasi untuk mengevaluasi keberhasilan aplikasi tertentu seperti sistem manajemen pengetahuan 13 Jennex Olfman, 2002; Kulkarni et al, 2006; Wu Wang, 2006 dan e-commerce misalnya, Molla Licker, 2001; DeLone McLean, 2004; Zhu Kraemer, 2005. Peneliti lain telah membuat rekomendasi yang lebih umum mengenai DMSM misalnya, Ballantine et al., 1996. Menyadari banyaknya usulan untuk model mereka, DeLone McLean dalam sebuah karya lanjutan mereview studi empiris yang telah dilakukan selama bertahun- tahun sejak 1992 dan melakukan revisi terhadap model asli DeLone McLean, 2003. Model yang telah diperbarui ditunjukkan pada Gambar 2.3 Gambar 2.4 Model DMSM yang diperbarui Pembaharuan DMSM mengakomodir rekomendasi Pitt et al. 1995 untuk memasukkan kualitas pelayanan. Perubahan lainnya membahas kritik bahwa sistem informasi dapat mempengaruhi tingkatan lain selain dari tingkatan individu dan organisasi. Karena keberhasilan sistem informasi mempengaruhi kelompok kerja, industri, dan bahkan masyarakat Myers et al, 1997; Seddon et al, 1999, DeLone 14 McLean menggantikan variabel, individual impact dan organizational impact, dengan net benefits, sehingga mengkalkulasikan keuntunganmanfaat pada beberapa tingkat analisis. Revisi ini memungkinkan DMSM untuk diterapkan pada berbagai tingkatan analisis yang dianggap paling relevan oleh para peneliti. Sebuah perangkat tambahan akhir yang dibuat untuk DMSM adalah klarifikasi lebih lanjut dari penggunaan. Para penulis menjelaskan sebagai berikut gunakan harus mendahului kepuasan pengguna dalam pengertian proses, namun pengalaman positif dalam menggunakan akan menyebabkan tingkat kepuasan pengguna yang lebih besar dalam arti kausal DeLone McLean, 2003. Mereka kemudian menyatakan bahwa peningkatan kepuasan pengguna akan menimbulkan keinginan yang lebih tinggi untuk menggunakan, yang kemudian akan mempengaruhi penggunaan. DMSM menjadi kerangka kerja yang bermanfaat untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Model ini telah banyak digunakan oleh peneliti sistem informasi untuk memahami dan mengukur dimensi keberhasilan sistem informasi. Selanjutnya, setiap variabel menggambarkan keberhasilan suatu sistem informasi yang konsisten dengan satu atau lebih dari enam dimensi utama keberhasilan meliputi : 1. System quality - karakteristik yang diinginkan dari suatu sistem informasi. Sebagai contoh: kemudahan penggunaan, fleksibilitas sistem, kehandalan sistem, dan kemudahan untuk dipelajari, serta fitur instuisi sistem, kecanggihan, dan waktu respon. 2. Information quality : karakteristik yang diinginkan dari output sistem, yaitu manajemen laporan dan tampilannya. Sebagai contoh: relevansinya, 15 pemahamannya, akurasi, keringkasan, kelengkapan, terkini, ketepatan waktu, dan kegunaan. 3. Service quality - kualitas dukungan yang diterima pengguna dari personilstaf sistem informasi unit teknologi informasi. Sebagai contoh: responsif, akurasi, kehandalan, kompetensi teknis, dan empati dari personil tersebut. SERVQUAL yang diadaptasi dari bidang pemasaran, adalah instrumen yang populer untuk mengukur kualitas layanan sistem informasi. 4. Itention to use | use : ukuran dan cara di mana pengguna memanfaatkan kemampuan dari suatu sistem informasi. Sebagai contoh: jumlah kunjungan, frekuensi kunjungan, aktivitas pengguna, kesesuaian penggunaan, tingkat penggunaan, dan tujuan penggunaan. 5. User Satisfaction – laporan tingkatan kepuasan dari pengguna atas layanan yang diberikan sistem informasi. 6. Net benefits - sejauh mana sistem informasi berkontribusi pada keberhasilan individu, kelompok, organisasi, industri, dan bangsa. Sebagai contoh: mempermudah pengambilan keputusan, peningkatan produktivitas, peningkatan penjualan, pengurangan biaya, meningkatkan keuntungan, efisiensi pasar, kesejahteraan konsumen, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan ekonomi. 16

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL