Kebijakan Adaptasi
5.4 Kebijakan Adaptasi
Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah yang dirancang untuk mengarusutamakan
Mengintegrasikan Adaptasi ke dalam REDD+ 31
perubahan iklim ke dalam prioritas pembangunan Beberapa contoh strategi adaptasi diberikan nasional lainnya. Pertama adalah Rencana Aksi
untuk tiga aspek fokus (1) sumber daya hutan, (2) Nasional untuk Perubahan Iklim pada tahun 2007,
masyarakat yang bergantung pada hutan dan (3) yang menetapkan sejumlah aksi yang bertujuan
industri hutan. Langkah-langkah terkait sumber untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan
daya hutan termasuk penyesuaian dan perluasan mendorong adaptasi.
taman nasional serta suaka margasatwa, revitalisasi sungai dan perluasan wilayah konservasi maritim.
Dokumen ke dua yang kemudian disusun, berjudul: Pengembangan kapasitas dan kelembagaan serta Perencanaan Pembangunan Nasional: Respon
penguatan jaringan kerja direkomendasikan bagi Indonesia terhadap perubahan iklim (National
masyarakat yang bergantung pada hutan sehingga Development Planning: Indonesia’s Responses to Climate
mereka dapat membentuk kelompok-kelompok, Change, yang juga dikenal sebagai buku kuning.
menyelesaikan sengketa, menjernihkan peran dan Buku ini berfungsi sebagai panduan multisektoral
tanggung jawab, memperoleh hak pengelolaan hutan bagi pemerintah untuk mengintegrasikan perubahan
dan melanjutkan pembuatan keputusan atas sumber iklim ke dalam Rencana Pembangunan Nasional
daya secara kolektif. Pengelolaan hutan adaptif negara secara keseluruhan melalui intervensi jangka
direkomendasikan pada semua bidang fokus, dengan panjang dan menengah. Dokumen ini meletakkan
penekanan khusus pada pemantauan hutan. landasan kerja untuk Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia (Indonesia Climate Change Trust
Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dibentuk Fund) dan strategi rencana terpadu dengan prinsip-
sebagai pusat nasional untuk merancang kebijakan, prinsip, pro rakyat miskin, pro lapangan pekerjaan,
strategi dan program perubahan iklim, dan untuk pro pertumbuhan dan pro lingkungan hidup.
mengkoordinasikan instansi-instansi sektoral ketika merencanakan intervensi adaptasi. DNPI, yang
Bappenas kemudian meluncurkan Peta Jalan Sektoral dikepalai oleh Presiden, beranggotakan semua Perubahan Iklim untuk mengadaptasikan Rencana
kementerian dan beroperasi melalui beberapa Aksi Nasional Perubahan Iklim pada Rencana
kelompok kerja yang memiliki karyawan tetap. Pembangunan Nasional Jangka Menengah 5 tahun
Namun demikian, DNPI bukan merupakan badan 2010-2014, dan untuk menyediakan masukan untuk
eksekutif dan tidak memiliki status hukum apapun. Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah yang berikutnya sampai 2030. Peta Jalan ini pada
Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia, dibentuk dasarnya merupakan panduan kebijakan untuk
bersama pada 2009 oleh Kementerian Perencanaan mengarusutamakan dan mengimplementasikan
Pembangunan Nasional dan Kementerian adaptasi nasional dan kegiatan-kegiatan mitigasi
Keuangan, berfungsi untuk menarik, mengelola dan (terkait peraturan, program dan proyek, skema
memobilisasi investasi keuangan dalam mitigasi dan pendanaan dan kapasitas pengembangan) ke dalam
adaptasi perubahan iklim. Lembaga ini berperan Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah
sebagai sebuah portal keuangan untuk menerima dan untuk 2010-2030.
menyalurkan sumber daya dari dana internasional, pemerintah lain, mitra pembangunan, dan
Peta Jalan mengidentiikasi tiga sektor dengan mekanisme pendanaan perubahan iklim yang lain pengaruh utama pada upaya-upaya mitigasi dan
seperti dana adaptasi (Adaptation Fund). Lembaga adaptasi di sektor kehutanan, yaitu: pertanian, energi
ini juga menggabungkan dana-dana tersebut dan pertambangan. Peta ini juga mengidentiikasi
dengan pendanaan dari sektor nasional dan swasta beberapa sektor lain yang secara tidak langsung
sekiranya sesuai.
dapat memengaruhi hutan dan masyarakat yang bergantung pada hutan, yaitu: laut dan perikanan,
Sebuah Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan transportasi, industri dan kesehatan. Peta Jalan juga
Iklim yang baru diluncurkan pada akhir tahun melakukan upaya awal untuk mengkaji kerentanan
2012 oleh Bappenas dan DNPI, menetapkan sektor kehutanan Indonesia di tingkat nasional,
intervensi adaptasi pada sektor pembangunan yang namun menyimpulkan bahwa dibutuhkan data
utama. Kebijakan ini pada dasarnya merupakan yang lebih lengkap untuk perencanaan adaptasi yang
pemutakhiran peta jalan sektoral dengan fokus yang efektif, seperti data iklim yang berskala lebih kecil
lebih besar pada adaptasi.
dan peta kerentanan titik api yang penting.
32 Emilia Pramova, Bruno Locatelli, Andreas Mench, Edy Marbyanto, Karlina Kartika dan Hangga Prihatmaja
Pada tingkat lokal di Malinau, Gerdema dapat masyarakat. Namun demikian, proses ini tidak memberikan kontribusi penting bagi kapasitas
berjalan sebagaimana dimaksudkan dan diharapkan adaptif di kabupaten. Gerakan ini dibentuk pada
bahwa, dengan implementasi Gerdema dan awal 2000 dan pada fase keduanya disempurnakan
pengerahan staf teknis (Satgas, lihat Bab 4.2.4), melalui peluncuran Pemberdayaan Masyarakat
prioritas masyarakat akan direleksikan dengan untuk Pembangunan Perdesaan, untuk mendukung
lebih baik.
proses perencanaan dari bawah ke atas di tingkat