Gradual (al-Tadarruj)
9. Gradual (al-Tadarruj)
Gradual artinya berangsur-angsur dan bertahap. Tabiat perubahan (al- taghyîr) dalam manajemen Islam adalah berangsur-angsur dan
bertahap. Tidak sekedar sebagai tabiat bagi perubahan, bahkan al- Tadarruj merupakan sunnah kehidupan, ia sejalan bersama fitrah
manusia. Allah Swt menciptakan manusia dengan tahapan-tahapan
Pengantar Manajemen Syariah Pengantar Manajemen Syariah
Pengantar Manajemen Syariah
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Islam
strategi, skenario dan keputusan yang diambil. Tentu hal ini berbanding terbalik dengan manajemen konvensional, yang sama sekali tidak ada
1. Tauhid
penyertaan Tuhan dalam perilaku manajemen. Segala keputusan berdasarkan akal dan hawa nafsu belaka. Hidupnya diletihkan hanya
Tauhid adalah mengesakan Allah Swt dalam ibadah, dan tidak untuk meraih profit materi semata, kehidupan hedonis melekat ibarat mensekutukannya dengan makhluk-Nya. Kalimat tauhid adalah: la
pakaiannya, ia mengejar satu tempat lalu berpindah ke tempat lainnya ilaha illallah, artinya tiada Ilah selain Allah Swt. Inti dari tauhid adalah
hanya untuk meraih uang yang mungkin jumlahnya tidak seberapa. Ia rukun Iman. Tauhid tergolong dalam ranah akidah yang merupakan
mencintai hartanya dengan penuh kecintaan, yang membuatnya tidak pondasi dasar bangunan Islam. Sebagai muslim, harus menjadikan
peka dengan kondisi lingkungan sekitar yang membutuhkan uluran akidah sebagai pondasi dasar bangunan kehidupan pada berbagai lini
tangannya.
dan aspeknya. Beriman kepada Allah, dengan batin dan zahir manusia, dalam lisan dan perbuatannya.
Inti akidah adalah pengamalan terhadap rukun Iman yang enam; beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat Allah, beriman
Lini kehidupan manusia sangatlah jamak. Dalam konteks kepada kitab Allah, beriman kepada Rasul Allah, beriman kepada hari bermanajemen syariah, maka mutlak hukumnya menjadikan tauhid
Akhirat, dan beriman kepada qadha dan qadar Allah Swt. Beriman sebagai pondasi dasar bangunan manajemen, baik manajemen diri,
kepada rukun iman berarti beriman kepada yang ghaib, karena keenam keluarga, masyarakat, maupun bernegara. Atau dalam manajemen
rukun tersebut adalah tentang perkara ghaib. Manajemen berbasis bidang pendidikan, ekonomi, politik, pertahahan, dan sebagainya. Misi
rukun iman!
seorang muslim adalah beribadah. Firman Allah Swt.: Organisasi yang meyakini bahwa malaikat Allah itu benar adanya,
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya diantaranya ada malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan amal dengan sesuatupun.” (Q.S An- Nisaa:36).
buruk seseorang, sehingga para penggerak organisasi senantiasa “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
memelihara kerjanya dari keburukan karena takut Allah ta'ala, dan mereka menyembah-Ku.” (Q.S Al-Dzariyat: 56).
mengoptimalkan profesionalitas kerja karena ikhlas kepada-Nya. Organisasi yang meyakini bahwa kitab al-Quran itu benar adanya,
Tugas muslim adalah mampu menjadikan perilaku manajemen sebagai sebagai penyempurna syariat kitab-kitab sebelumnya (injil, zabur, ibadah terbaiknya kepada Allah Swt guna meraih ridha-Nya. Tauhid
taurat). Al-Quran sebagai petunjuk hidup yang jamak, al-Quran yang benar akan memotivasi seorang muslim untuk mengoptimalkan
sebagai solusi atas segala permasalahan manajemen modern saat ini. penghambaannya di hadapan Allah Swt. Inilah keunikan manajemen
Organisasi yang meyakini bahwa para rasul Allah itu benar adanya, Islam, manajemen berbasis tauhid. Menyertakan Allah dalam setiap
Rasulullah Muhammad Saw adalah penutup para rasul, umatnya
Banyak penelitian ilmiah yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan nilai-nilai spritual terhadap kinerja dalam sebuah organisasi, baik organisasi laba maupun nirlaba. Spritual dipandang sebagai pendekatan manajemen modern. Budaya organisasi kekinian mulai memperkenalkan spritualitas dalam organisasinya. Spritualitas
menjadi budaya organisasi yang disepakati. Menyentuh pikiran (mind) dan jiwa (spirit) pegawai melalui pendekatan agama. Memotivasi karyawan dengan kecerdasan emosional. Adalah ESQ, lembaga training sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan 3 potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Sejak tahun 2000 hingga Juli 2015 telah memperkenalkan ESQ way (Emotional Spritual Question) kepada lebih dari 1,3 juta orang dari 4.213 perusahaan dan 9.375 angkatan. Merupakan prestasi spektakuler!
Kisah perang Badar al Kubra (2 H) menguatkan betapa kekuatan sandaran manusia kepada Allah Yang Maha Pencipta mengundang pertolongan Allah Swt. Peperangan Badar al-Kubra tempat dimana Abu Jahal (komandan umum musyrikin) meregang maut. Perang Badar al-Kubra dimana iblispun lari dari medan perang yang menyamar dalam wujud Suraqah bin Malik bin Ju'syum al-Mudliji. Perang Badar al-Kubra dimana kaum musyrikin lari tunggang langgang dari medan perang secara sporadis dan tidak teratur, bercerai berai di lembah-lembah dan celah-celah perbukitan. Menuju kota Mekkah dengan penuh ketakutan dan rasa malu karena harus menerima pahitnya kekalahan, 70 orang dari mereka ditawan. Padahal dalam hitungan manusia, input persiapan perang kaum muslimin tidak sebanding dengan lawannya. Kaum muslimin hanya memiliki 313 pasukan, 70 ekor unta yang ditunggangi secara bergantian, dan kaum musyrikin memiliki sekitar 1300 pasukan, 100 ekor kuda, 600 perisai
sebagai umat akhir zaman, beliau diberi tugas menyampaikan risalah Islam kepada umatnya, lalu kehidupan Rasulullah Saw menjadi sunnah bagi umatnya. Kita semua adalah umat Rasulullah Saw.
Organisasi yang meyakini bahwa hari Kiamat itu benar adanya. Ada kehidupan yang abadi setelah berakhirnya kehidupan dunia yang fana ini, yaitu kehidupan alam Akhirat.Pada alam Akhirat ada surga dan neraka sebagai tempat balasan amal manusia selama di dunia. Segala balasan di dunia bersifat fana dan sangat berbeda dengan balasan di surga dan neraka, perbedaan itu meliputi kuantitas, kualitas, dan waktu. Tantangan bagi organisasi adalah bahwa segala bentuk reward dan funishment yang diberikan mampu mendidik anggota organisasi agar lebih baik ibadahnya kepada Allah Swt bukan sebaliknya.
Organisasi yang meyakini qadha dan qadar itu benar adanya. Segala bentuk ikhtiar manajemen selalu disandarkan kepada Allah Swt, dan apa pun hasil dari ikhtiar tersebut disambut dengan proposional. Allah Maha Adil dengan segala keputusannya, manusialah yang sering lalai dari keputusannya. Oleh karena masa mendatang itu milik Allah bukan hak manusia, maka manusia selayaknya menyandarkan segala harapan manajemennya kepada Allah semata. Beriman terhadap qada dan qadar mampu mendatangkan ketenangan jiwa bagi manusia, jiwanya lapang dan bersahaja. Tidak sedikit manusia itu mencederai akal dan jiwanya disaat-saat labil menghadapi realita kehidupan.
Sulit memang, bagi jiwa materialistik menjadikan rukun iman sebagai dasar manajemennya. Sebaliknya, jiwa-jiwa beriman akan senantiasa menjadikannya sebagai dasar manajemen. Dasar-dasar ini mampu membangkitkan spirit, meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas yang demikian dapat memperbaiki kinerja.
Pengantar Manajemen Syariah Pengantar Manajemen Syariah
Pengantar Manajemen Syariah
dan unta yang jumlahnya banyak sekali. untukmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakaimu, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali sesuatu yang
telah Allah tuliskan atas dirimu, pena-pena telah diangkat dan suhuf Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah pada semua perbuatan-
1.1 Tauhid Rububiyyah
(lembaran-lembaran catatan) telah kering.”
Nya. Seperti mencipta, memberi rezki, memimpin, memberi nikmat, memiliki, membentuk, memberi dan menahan, memberi mudharat dan
Fenomena-fenomena penyimpangan perilaku manajemen dalam manfaat, menghidupkan dan mematikan, menentukan qadha dan qadar,
Tauhid Rububiyyah:
dan perbuatan-perbuatan-Nya yang lain, tidak ada sekutu baginya dalam perbuatan-perbuatan tersebut.
1) Pengingkaran terhadap rububiyyah (eksistensi dan ke-Tuhan-an) Allah Swt secara mutlak. Seperti keyakinan bahwa tidak ada peran Oleh karena itu, seorang hamba wajib beriman dan meyakini semua
Tuhan sama sekali pada praktik manajerial. Tidak meyakini yang demikian. Diantara dalil tauhid Rububiyyah sebagai berikut:
adanya alam Akhirat sebagai tempat akhir yang abadi, tempat Firman Allah Swt:
dimana seluruh kerja-kerja manajemen di dunia akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Dan tidak ada
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya, dan Dia satupun yang luput dari perhitungan Allah Swt. Menjadikan waktu meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi supaya bumi itu
dan harta sebagai dewa dan pujaannya. Meyakini bahwa waktulah tidak menggoyangkan kamu, dan memperkembang biakkan padanya
yang menggerakkan, mematikan, membinasakan kehidupan, jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
bukan Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt:
tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. “ Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang
kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada telah diciptakan oleh sembahan-sembaan (mu) selain Allah.
yang membinasakan kita selain masa.” (QS. Al-Jatsiyah: 24). Sebenarnya orang-orang zhalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Luqman: 10-11)
2) Mengingkari sebagian keistimewaan Allah dan tidak mengakui sebagian makna (sifat-sifat) ke-Tuhanan-Nya. Seperti menafikan Hadits Rasulullah Saw:
kekuasaan Allah Swt menghidupkan dan mematikan, memberikan mudharat dan manfaat. Tidak bersandar kepada Allah dalam kerja-
Rasulullah Saw berwasiat kepada Ibnu Abbas ra, ia bersabda: kerja manajemen, mengingkari tawakkal kepada-Nya, menafikan “...Dan ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat (manusia),
syariat doa memohon ridha dan pertolongan-Nya. Menafikan berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka
peran Allah Swt disaat merasakan kelapangan dan nikmat. tidak dapat melakukannya kecuali sesuatu yang telah dituliskan Allah
Pengantar Manajemen Syariah
3) Mensekutukan Allah dan perbuatan-Nya. Berkeyakinan bahwa “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptkanmu dan ada peran-peran pelaku selain Allah Swt yang bersama-sama
orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”(QS. Al-Baqarah: 21). dengan-Nya bertindak mengatur kesuksesan kinerja. Ia berdoa kepada Allah memohon kesuksesan kinerja manajemen, namun
Rasulullah Saw berkata kepada Mu'adz disaat mengutusnya ke negeri disaat yang bersamaan ia juga berdoa kepada jin, iblis, dewa
Yaman: “ Hai Mu'adz, sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu memohon keselamatan manajemen. Ia bermohon kepada Allah
kaum dari Ahli Kitab, maka hendaklah yang pertama sekali kamu agar terhindar dari resiko-resiko manajemen, namun pada waktu
dakwahkan kepada mereka agar mereka mentauhidkan Allah Ta'ala. yang sama ia juga memohon kepada tempat-tempat keramat,
Apabila mereka sudah mengetahui hal itu, maka beritahukan bahwa benda-benda keramat agar terhindar dari kerugian manajemen.
Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu.”(HR. Bukhari) Perilaku manajemen seperti ini harus dihindari. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa tauhid uluhiyah secara mutlak adalah prinsip yang paling agung, paling sempurna, paling
1.2 Tauhid Uluhiyyah
utama dan paling erat hubungannya dengan kemaslahatan kemanusiaan.
Tauhid Uluhiyyah, adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Seorang hamba mesti mengetahui dengan keyakinan penuh, bahwa pada
Ia merupakan latar belakang mengapa Allah menciptakan jin dan hakikatnya hanya Allah-lah satu-satunya yang disembah dan penuh
mansia, menciptakan seluruh makhluk, dan menetapkan aturan-aturan- cinta, dan sifat ini tidak terdapat pada seorang pun dari makhluk.
Nya. Oleh karena itu tauhid ini merupakan misi besar dan prinsip dasar dakwah para rasul. Oleh karena itu, prinsip ini sangat layak hadir dalam
Apabila ia benar-benar mengakuinya, ia pasti mengesakan Allah dalam perilaku manajemen muslim. Yang paling mendasar adalah meyakini seluruh bentuk ibadahnya, baik yang zhahir (nampak) maupun yang
bahwa bermanajemen itu manifestasi dari ibadah.
bathin (berupa keyakinan, cinta, benci, dll). Ia akan mendirikan syariat Islam yang zhahir seperti shalat, zakat, puasa, haji, berbakti kepada
Diantara fenomena-fenomena penyimpangan perilaku manajemen orang tua, menghubungkan tali silaturahim. Ia juga akan melaksanakan
dalam tauhid uluhiyyah:
dasar-dasar Islam yang bathin seperti beriman kepada rukun iman yang
1. Meninggalkan shalat wajib dalam rutinitas kegiatan enam. Semua itu hanya untuk mendapatkan ridha dan pahala dari
manajemen.
Tuhannya.
2. Enggan membayar kewajiban zakat pribadi dan perusahaan disaat menerima laba (profit) dan telah melebihi nishabnya.
Diantara dalil-dalil Tauhid Uluhiyyah:
3. Menjadi budak harta dan jabatan.
Firman Allah Swt:
4. Bertawakkal hanya kepada ikhtiyar dan usahanya, tidak menyandarkan hati dan jiwanya kepada Allah ta'ala semata.
Misalnya, kisah tentang penyerbukan kurma kemudian Rasulullah Saw menyerahkan urusannya kepada mereka.
1)
Makna Syura
Asal kata syurâdapat berarti al-istikhrâj (mengeluarkan), al-izhâr (menampakkan),al-i'ânah (menolong), shafâ (menjernihkan). Mashdar-nya adalah masyûrah ada juga yang mengatakan
masyâwarah. Sedangkan makna syura (musyawarah) menurut terminologi berarti
tuntutan mengeluarkan pandangan dari mereka yang memiliki ilmu dan pengalaman untuk menyampaikan suatu perkara agar mendekati kepada kebenaran.
Mahmud al-Khalidi memberi definisi musyawarah, bahwa ia adalah perkumpulan manusia untuk mencari kebenaran dengan cara mengeluarkan berbagai pandangan pada suatu masalah tertentu agar mencapai sebuah keputusan.
Muhammad Aman al-Jamiy berkata, bahwa hakikat syura adalah memberikan pendapat terbaik terhadap suatu persoalan tertentu kepada pihak yang membutuhkan ataupun yang tidak membutuhkan.
Sementara Hasan Jaudah menyebutkan syura adalah mencari kebenaran melalui upaya dan kesungguhan manusia yang taat terhadap aturan Allah dan mampu merealisasikan takwa dalam proses syura tersebut. Masih menurut Hasan Jaudah proses syura yakni menghimpun ide-ide yang berbeda lalu menguji ide-ide beragam tersebut untuk mencapai kepada ide yang terbaik serta dapat