Al-Quran dan Manajemen

G. Al-Quran dan Manajemen

'Annan dan Ahmad dalam Naif Sya'ban (2009) dalam penelitiannya menjelaskan, terdapat sekitar 500 ayat di dalam Al-Quran yang menyampaikan tentang fungsi-fungsi manajemen, 75 ayat menyampaikan mengenai poros dasar manajemen, 611 ayat menyampaikan tentang kunci-kunci sukses dalam kerja dan usaha, 1324 ayat yang menunjukkan tentang hubungan interaksi dan etika interaksi sesama manusia. Al-Quran menghimpun asas-asas dan nilai- nilai manajemen. Berbahagialah seorang muslim karena Tuhan yang menciptakannya telah menyampaikan ayat-ayat tentang bagaimana mengoptimalkan kerja dan memaksimalkan kinerja di dalam al-Quran. Bagaimana cara hidup bahagia di dunia ini dan akhirat kelak. Allah Swt yang menciptakan manusia tentu Maha Megerti tentang segala kebutuhan manusia.

Angka-angka di atas menunjukkanurgensi manajemen, bahwa Allah Swt sangat mencintai hamba-Nya yang apabila beraktivitas ia bersungguh-sungguh, memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mengimplementasikan perilaku ihsân dan itqânpada setiap amal-amal terpuji guna tercapainya kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat kelak. 13

Manajemen diposisikan sebagai kegiatan tua, yang sudah dilakukan sejak dahulu kala. Karena setiap insan pasti membutuhkan kepada sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidupnya, lalu ia bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya. Semua kegiatan tersebut tidak mungkin dapat dilakukan secara baik tanpa adanya peran manajemen. Al-Quran telah mengkisahkan kehidupan para nabi dan rasul terdahulu, yang penuh dengan ikhtiyar-ikhtiyar manajemen. Manusia memiliki

Pengantar Manajemen Syariah Pengantar Manajemen Syariah

Naif Sya'ban Abdullah Qurmuth, Al-Idârah fî Surah Yûsuf 'Alaihissalâm, 2009, hlm. 45. Ahmad bin Daud al-Mazjaji al-'Asy'ariy, Muqaddimah fî al-Idârah

Pengantar Manajemen Syariah

Mawardi, lahir di Bashrah (364-450 H), diantara karyanya: al-

5. Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, lahir di Damaskus tahun 691 H, Ahkâm al-Sulthâniyyahwa al-Wilâyât al-Dînîyyah, al-Wizârah,

diantara karyanya: I'lâm al-Mu'awwiqîn, al-Thuruq al- Nashîhat al-Mulûk,Âdâb al-Dunyâ wa al-Dîn. Beliau dikenal

Hukmiyyah fî al-Siyâsah al-Syar'iyyah. Beliau memberikan dengan konsep-konsep manajemen pemerintahannya.

perhatian pada aspek jiwa manusia, yang diibaratkan bagaikan jiwa yang satu namun memiliki 3 sifat utama, dimana masing-

3. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al- masing sifat akan menggambarkan jalannya masing-masing. Ghazali, lahir di Persia (450-1057 H), diantara karyanya: al-

Pertama, jiwa muthmainnah. Jiwa seperti ini wujud ketika jiwa Mustashfâ, Ihyâal-Ulûm al-Dîn, Mîzân al-'Adl, al-Iqtishâd fî

seseorang berpindah dari keraguan menuju keyakinan, dari al-I'tiqâd, al-Falâsifah wa al-Akhlâq. Beliau banyak memberi

kebodohan menuju ilmu, dari kelalaian menuju dzikir, dari nasehat-nasehat manajemen terkait keadilan, dan

khiyanat menuju taubat, dari riya menuju ikhlas, dari menyampaikan 10 dasar yang harus dipegang bagi seorang

keangkuhan menuju tawadhu.

hakim muslim, diantaranya jauh dari perilaku otoriter, jauh dari perilaku zhalim, dekat dengan ulama, bertanggungjawab,

Kedua, jiwa lawwamah. Jiwa ini wujud saat banyaknya ramah terhadap rakyat.

keraguan, suka mencela, suka berubah-ubah (tidak konsisten), suka lalai, memiliki kejiwaan yang labil. Ketiga, jiwa

4. Ahmad bin Abdul halim bin Abd al-Salam bin Taimiyyah, lahir ammarah. Jiwa seperti ini muncul dari seringnya mencela dan di Syam (661-728 H), diantara karyanya: al-Siyâsah al-

marah lalu cenderung suka berbuat kejelekan.Saat bekerja pada Syar'iyyah fî Ishlâh al-Râ'î wa al-Ra'iyyah, al-Hisbah wa

suatu organisasi kecenderungan jiwa seseorang berada pada Masuliyyah al-Hukûmah al-Islâmiyyah.Beliau

tiga sifat tersebut.

mengungkapkan bahwa solusi bagi rusaknya manajemen organisasi adalah dengan cara pemilihan sumber daya manusia

6. Abu Zaid Abd al-Rahman bin Muhammad bin Khaldun, lahir di yang tepat. Ibn Taimiyyah menekankan akan urgensi pemilihan

Tunis (732-808 H), diantara karyanya: Muqaddimah Ibn SDM yang sesuai, karena menurutnya rusaknya manajemen

Khaldûn. Beliau dikenal sebagai pelopor ilmuwan muslim pada disebabkan oleh SDM yang lemah. Ringkasnya, pada tahapan

bidang ilmu sosial. Beliau menekankan tiga hal, (1) pemilihan sumber daya manusia harus memperhatikan 4 hal,

Pengokohan ilmu untuk menyelesaikan fenomena-fenomena yaitu (1) pemilihan SDM yang terbaik, (2) menggunakan tenaga

sosial yang terjadi di masyarakat, (2) Menyeru kepada SDM yang sesuai dengan kebutuhannya, (3) terhimpunnya 2

penguatan manajemen dalam pengelolaan urusan-urusan sifat mulia bagi tenaga SDM; kuat dan amanah (4)memahami

sosial, dengan basis ilmu pengetahuan dan penelitian-penelitian cara kerja terbaik, seperti mengerti tujuan organisasi yang

sosial terbaru sebagai pengikatnya. (3) beliau berpendapat terbaik, serta sarana-sarana mencapai tujuan yang terbaik.

bahwa bekerja adalah sumber dari nilai.

Pengantar Manajemen Syariah

7. Abu al-Abbas al-Qalqasyandi, lahir di Kairo-Mesir (756-821 Untuk menunjukkan keagungan al-Quran Rasulullah Saw berkata: H), diantara karyanya: Shubh al-A'sya fîshinâ'at al- Insyâ.Beliau dikenal dengan ilmu kesekretariatan dan

“Al-Quran, di dalamnya terdapat kisah kaum sebelum kalian, kabar manajemen perpustakaan.

kaum setelah kalian & ketentuan hukum di antara kalian. Ia adalah kitab yang jelas & pasti, bukan senda gurau. Ia adalah kitab yngg jika

8. Al-Syathibi, wafat tahun 790 H, diantara karyanya: al-I'tishâm, ditinggalkan oleh orang-orang yang sombong, niscaya akan al-Muwâfaqât fi Ushûl al-Ahkâm.Beliau dikenal dengan teori

dibinasakan oleh Allah. Barangsiapa mencari petunjuk pada kitab maqashid syariah yang lima, yaitu; menjaga agama, menjaga

selainnya, niscaya Allah akan menyesatkannya, sebab ia adalah tali jiwa, menjaga akal, mejaga keturunan dan menjaga harta. Al-

Allah yang kuat. Ia adalah peringatan yang bijaksana. Ia adalah jalan Syatibi berkesimpulan bahwa keperluan manusia tidak terlepas

yang lurus. Dengannya hawa nafsu tidak akan menyimpang & lisan dari lima perkara tersebut. Implementasi kebutuhan-kebutuhan

tidak akan keliru. Para ulama tidak pernah merasa kenyang & bosan maqashid di atas dibagi pada pada level dharûriy, hâjiyy dan

karena banyak pengulangan serta keajaibannya tak pernah habis. Ia tahsîni.

adalah kitab yg tak akan habis jika didengar oleh bangsa jin, hingga mereka berkata:

Terdapat juga beberapa terminologi di dalam al-Quran yang ‘Sesungguhnya kami telah mendengar Al Qur'an yang menakjubkan'. menunjukkan kedekatannya dengan kerja-kerja manajemen, seperti

Ia adalah kitab yang jika siapa saja berkata dengannya pasti benar, istilah al-Ummah, al-Bai'ah, al-Syûrâ, al-Khalîfah, ulul amr, al-

siapa yang memutuskan perkara dengannya pasti adil, siapa yang Ummâl. Oleh karenanya, mustahil al-Quran dapat dipisahkan dari

beramal dengannya pasti diberi pahala & siapa yang menyeru manajemen, mustahil perjalanan hidup Rasulullah Saw alfa dari kerja- 15 kepadanya pasti ditunjukkan ke jalan yang lurus.”

kerja manajemen. Yang terjadi sebaliknya, bahwa al-Quran dan perjalanan hidup Rasul menjadi referensi utama manajemen Islam.

H. Tujuan Umum Manajemen Islam

Tugas seorang muslim adalah mengoptimalkan interaksinya bersama Tujuan umum manajemen Islam adalah maqâshid syarîah itu sendiri, al-Quran dan al-Hadits dalam kondisi senang maupun sulit, lapang

dimana pelaku manajemen berusaha untuk mencapainya.Segala atapun sempit. Para prajurit Shalahuddin al-Ayyubi konsisten

aktivitas organisasi laba maupun nirlaba harus mampu meraih 5 tujuan membaca al-Quran dan mengkaji hadits-hadits sahih pada waktu-

umum dari manajemen Islam berikut ini, yaitu:

waktu rehatnya saat musim perang melawan musuh, demi memerdekakan al-Aqsha dari tangan penjajahan, yang akhirnya Allah

1. Memelihara Agama; memelihara agama dalam dua aspek, Swt menetapkan kemenangan berpihak kepada mereka.

yakni menegakkan agama melalui perbuatan-perbuatan yang

Al-Baihaqi, Syu'b al-Imân, al-Rasyd li al- Nasyr wa al-Tauzi': Riyadh, Jilid3, 2003,

BAB I hlm. 353. ISLAM DAN MANAJEMEN

Pengantar Manajemen Syariah

dapat memelihara agama, dan mencegah segala bentuk perbuatan yang berpotensi untuk merusak agama.

2. Memelihara Akal; memelihara akal dalam dua aspek, yakni melaksanakan segala perbuatan yang dapat memelihara akal manusia kepada kondisi yang lebih baik menurut syariat, dan menahan segala bentuk perbuatan yang berpotensi untuk merusak akal manusia menurut syariat.

3. Memelihara Jiwa; memelihara jiwa manusia dalam dua aspek, yakni melakukan segala perbuatan yang mampu memelihara jiwa manusia dari kerusakan, dan mencega segala bentuk perbuatan yang berpotensi untuk merusak jiwa manusia sesuai dengan syariat.

4. Memelihara Kehormatan; memelihara kehormatan dalam dua aspek, yakni melakukan segala perbuatan yang dapat memelihara kehormatan manusia dan umat menurut syariat, seperti berpegang teguh dengan akhlak-akhlak terpuji di dalam Islam. Dan mencegah segala bentuk perbuatan yang berpotensi untuk merusak kehormatan manusia.

5. Memelihara Harta; memelihara harta dalam dua aspek, yakni melaksanakan segala bentuk perbuatan yang dapat memelihara harta manusia dari kerusakan, dan mencegah segala bentuk perbuatan yang berpotensi merusak harta sesuai syariat.

6. Memelihara Kebebasan; memelihara kebebasan dalam dua aspek, yakni melaksanakan segala bentuk perbuatan yang dapat menjaga kebebasan manusia dari kekotoran dan kekejian, serta mencegah segala bentuk perbuatan yang berpotensi merusak kebebasan berdasarkan syariat.

Tujuan umum manajemen di atas sangat integratif dan meliputi segala kemaslahatan manusia di dunia ini.