Syarat dan Sebab Kesuksesan Manajemen Rasulullah Saw
C. Syarat dan Sebab Kesuksesan Manajemen Rasulullah Saw
Rasulullah Saw: Menganalisa perjalanan hidup Rasulullah Saw, ditemukan syarat- “Kedua kaki anak Adam tidak akan beranjak pada hari Kiamat dari sisi
syarat dan faktor-faktor sukses sebagai contoh terbaik bagi generasi Rab-Nya, sehingga ditanya tentang empat perkara; tentang usia pada
sesudahnya yang mengharapkan keselamatan di dunia dan akhirat. Al- apa ia habiskuan, masa mudanya pada apa ia habiskan, hartanya dari
Shallabi (2006) menyebutkan ada empat syarat sukses dalam mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan, dan tentang ilmunya pada
perjalanan hidup Rasul, yaitu (1) beriman kepada Allah dan beramal apa ia amalkan.” (HR. Al Tirmidzi)
shaleh, (2) implementasi ibadah secara utuh, (3) memerangi segala bentuk kesyirikan, (4) bertaqwa kepada Allah Swt. Adapun secara garis
Hadits di atas menjelaskan pada hari Kiamat nanti setiap manusia akan besar, sebab-sebab sukses menurutnya ada dua faktor; faktor maknawi ditanya tentang empat perkara di atas; usia, masa muda, harta, ilmu.
(kekuatan spritual) dan maaddi (kekuatan materil).
Intinya adalah pemanfaatan waktu yang tersedia dengan aktivitas yang bermanfaat.
1. Ciri Khas Sirah Rasulullah Saw
³Ali Muhammad al-Shallabi, “fiqh al-Nashr wa al-Tamkîn”, Maktabah
Pengantar Manajemen Syariah
Ada tiga ciri khas sirah (perjalanan) hidup Rasulullah Saw, yaitu: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
Petama, sirah Rasulullah Saw adalah sebaik-baik sirah bagi sejarah ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada kehidupan para nabi dan rasul yang diutus di bumi, yang paling kuat
Allah lah mereka bertawakkal (2). (yaitu) orang-orang yang referensinya dan sampai kepada kita secara mutawatir.
mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka (3). Itulah orang-orang yang beriman dengan
Kedua, sirah Rasulullah Saw sangat jelas pada setiap fase dan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat tahapannya. Sejarah hidup seorang manusia terbaik yang Allah
ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rizki yang mulia (4).” muliakan dengan risalah-Nya. Sirahnya sebagai teladan bagi para pengikutnya.
Ayat diatas menghimpun sifat-sifat orang beriman yakni perpaduan antara kerja hati dan kerja anggota tubuh. Diantara manfaat dari iman
Ketiga, sirah Rasulullah Saw komprehensif, menyentuh seluruh
adalah:
segmen dan bidang kehidupan manusia. Masa kecil hidup sebagai
1. Melahirkan jiwa-jiwa yang kokoh dan kuat
yatim piatu, tumbuh sebagai remaja dan pemuda yang terpercaya,
2. Melahirkan optimisme yang tinggi
pemuda yang melek terhadap dunia perniagaan. Lalu diberi amanah
3. Melahirkan kesabaran, keteguhan, tawakkal
mengemban risalah sebagai seorang rasul, sebagai dai. Disaat yang
4. Melahirkan kesungguh-sungguhan dalam beramal
sama berperan juga sebagai pemimpin negara di Madinah, sebagai
5. Melahirkan keberanian
imam dan guru, sebagai seorang ayah, sebagai seorang politikus
6. Melahirkan semangat berpegang kepada syariat dan handal, namun ia juga hidup bertetangga bersama masyarakat lainnya
menjaganya
sebagai sahabat yang baik.
7. Melahirkan akhlak-akhlak terpuji
8. Melahirkan aktor-aktor reformis.
2. Syarat-syarat Kesuksesan Manajemen
Kedua, Iimplementasi Ibadah Secara Utuh
Pertama, Beriman dan Beramal Shaleh
Ibnul Qayyim menyebutkan, “Ibadah itu menghimpun dua hal; cinta Iman adalah ketika hati membenarkannya, lisan mengucapkannya dan
yang memuncak dan diiringi ketaatan yang tertinggi. Penopang anggota tubuh mengimplementasikannya. Iman merupakan himpunan
ibadah seseorang- baik ibadah hati dan amal- adalah kecintaan (al- dari keyakinan, perkataan dan perbuatan. Hakikat iman tersebut
mahabbah), rasa takut (al-khauf) dan rasa harap (al-rajaa). Ketiga- dijelaskan dalam firman Allah Swt:
tiganya terdapat di dalam hati setiap mukmin. Kedudukannya ibarat burung, dimana kecintaan (al-mahabbah) adalah kepalanya, rasa tiganya terdapat di dalam hati setiap mukmin. Kedudukannya ibarat burung, dimana kecintaan (al-mahabbah) adalah kepalanya, rasa
Ketiga, Memerangi Kesyirikan
Disaat kepala dan kedua sayapnya sehat maka burung tersebut akan terbang dengan baik, namun disaat kepalanya hilang burung akan
Syekh al-Sa'diy menyebutkan bahwa kesyirikan itu ada dua jenis; mati, disaat kedua sayapnya punah maka ia menjadi sasaran bagi
kesyirikan dalam rububiyyah dan kesyirikan dalam uluhiyyah. setiap pemburu.” Inilah gambaran tentang pemahaman ibadah.
Kesyirikaran rububiyyah seperti meyakini bahwa pencipta langit dan bumi adalah makhluk dan bukan Allah Swt, pemberi rizki di dunia Islam memahami ibadah secara dalam dan luas, tidak terbatas hanya
adalah pimpinan perusahaan atau negaradan bukan Allah. Kesyirikan pada pelaksanaan ibadah shalat, puasa, zakat, dan haji saja. Namun
Uluhiyyah seperti seseorang yang menyembah Allah dan pada waktu ibadah termasuk juga menunaikan amanah dengan sungguh-sunguh,
yang sama ia juga menyembah kepada selain Allah.
bermanajemen dengan cara terbaik, berbakti kepada kedua orang tua, menjalin silaturahim, menepati janji dan kontrak, amar ma'ruf nahi
Syirik merupakan dosa besar, setiap muslim wajib mewaspadainya, munkar, jihad, berbuat baik kepada tetangga dan kaum dhu'afa, berbuat
pengaruh kesyirikan dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan baik kepada hewan, mencintai Allah dan rasul, ikhlas dan sabar,
bernegara sangatlah kuat. Diantara beberapa pengaruh kesyirikan bersyukur atas segala nikmat, ridho atas segala ketentuan Allah,
yaitu:
tawakkal, rasa takut, rasa harap, dan lain-lainnya adalah ibadah.
1. Mampu menghilangkan cahaya kefitrahan
2. Menghilangkan interaksi kepada Allah Swt
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah menegaskan pemahaman tentang
3. Menghilangkan kemuliaan jiwa
ibadah, beliau menyebutkan, “Ibadah adalah suatu nama yang
4. Menghantarkan kepada kehinaan
menghimpun segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhai dari
5. Memecah keutuhan jiwa manusia
perkataan, perbuatan zhahir (yang terlihat) dan perbuatan batin (yang
6. Menggugurkan nilai amal (pahala dan ridho Ilahi)
tidak terlihat).”
Keempat, Bertakwa Kepada Allah Swt
Diantara manfaat dari ibadah yang benar adalah:
1. Mengokohkan tauhid kepada Allah Takwa adalahketaatan kepada Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah
2. Melahirkan karakter dan sifat terpuji dalam jiwa seseorang karena berharap rahmat-Nya, dan meninggalkan maksiat karena
3. Mengembalikan seseorang kepada fitrahnya
cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan siksa-Nya . Realisasi 4
4. Membentuk kehidupan bermasyarakat yang baik takwa adalah melaksanakan amalan wajib dan sunnah, meninggalkan
5. Melahirkan kemenangan di dunia dan akhirat
perkara yang diharamkan dan yang berhukum syubhat.
⁴Sa'id bin Ali bin Wahb al- Qahthani, Nûr al-Taqwâ wa Zhulumât al-
BAB II Ma'ashî fî Dhau' al-Kitâb wa al-Sunnah, KARAKTER DAN PRINSIP
Pengantar Manajemen Syariah
Manfaat takwa yaitu:
2. Mempersiapkan pembangunan sumber daya manusia yang
1. Diberikan solusi (jalan keluar) atas segala permasalahan yang
kompeten
dihadapi
3. Perhatian terhadap pusat-pusat kajian dan informasi
2. Dianugerahkan berbagai rizki, hingga melalui sumber-sumber
4. Mempersiapkan media dan sarana prasarana terbaik
rizki yang ia tidak perkirakan sebelumnya.
5. Perencanaan yang matang
3. Dimudahkan dalam segala urusannya
6. Penerapan manajemen yang terbaik
4. Dimudahkan dalam menuntut ilmu yang bermanfaat
7. Membangun kekuatan ekonomi yang kokoh
5. Mampu membedakan yang baik dan yang buruk
8. Membangun sistem keamanan yang kuat.
6. Meraih cinta Allah Swt.
7. Malaikat dan makhluk di bumi turut menyayanginya
8. Meraih pertolongan Allah Swt
9. Meraih keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi
10. Terjaga dari tipu daya dan konspirasi musuh.
11. Menjadi sebab diterimanya amal, yang dengannya ia menikmati kebahagiaan di dunia dan akhirat.
12. Selamat dari azab Allah di dunia.
13. Sebagai penghapus dosa-dosa.
14. Allah janjikan surga bagi orang yang bertakwa sebagai sebaik- baik tempat di Akhirat kelak.
3. Faktor-faktor Kesuksesan Manajemen
FaktorMa'nawi (Spritual), yaitu:
1. Mempersiapkan tenaga sumber daya manusia yang Rabbani
2. Kepemimpinan Rabbani
3. Memerangi segala penyebab perpecahan
4. Membangun persatuan dan kesatuan. Faktor Mâddi (materil) yaitu:
1. Sikap fokus dan konsentrasi