Peran Guru Bahasa Inggris dalam Implementasi KTSP di SMP N 1 Pabelan
E. Peran Guru Bahasa Inggris dalam Implementasi KTSP di SMP N 1 Pabelan
1. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah- langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang- matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.
Perencanaan merupakan suatu dasar dari fungsi lain dalam manajemen untuk melakukan penyusunan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Melakukan perencanaan tadi merupakan suatu kegiatan mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang- matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan apa saja kegiatan yang akan dilakukan.
Prajudi Atmusudirdjo perencanaan merupakan perhitungan
Menurut
dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana. Perencanaan dalam arti seluas- luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of educational development is the funtion of educational p lanning”. Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan
adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.
pembelajaran
Dalam hal ini, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat dicapai. Perencanaan pembelajaran Bahasa Inggris dalam KTSP mengandung komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen- komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lainya.
Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Brigss (1974) hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu :
1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D. Moore (2001:126) bahwa 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D. Moore (2001:126) bahwa
a. Tujuan
b. Materi
c. Kegiatan belajar mengajar
d. Media dan sumber belajar
e. Metode
f. Evaluasi Pemaparan pelaksanaan sebagaimana hasil observasi peneliti kepada guru mata pelajaran bahasa inggris mengacu pada dokumen instrumen penilaian kinerga guru (IPKG) 1 yang berisi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Diantaranya memuat aspek :
a. Identitas RPP
b. Rumusan indikator pencapaian kompetensi (IPK)
c. Rumusan tujuan pembelajaran
d. Materi pokok/pembelajaran
e. Metode dan strategi pembelajaran
f. Langkah-langkah pembelajaran
g. Penilaian
h. Alat/bahan/media/sumber belajar.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Demi mendapatkan produk proses belajar mengajar merujuk pada dokumen fisik IPKG 2 yang
merajuk pada proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi :
a. Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran meliputi: silabus, KKM, RPP, buku teks siswa, buku a. Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran meliputi: silabus, KKM, RPP, buku teks siswa, buku
b. Persiapan pembelajaran Persiapan pembelajaran yang dimaksud adalah memeriksa dan menyiapkan ruangan, menyiapkan alat, bahan, media pembelajaran, memerikasa presensi siswa, mengisi jurnal pembelajaran, dan memeriksa dan mengatur kesiapan siswa.
c. Membuka pembelajaran
d. Kegiatan inti pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran berisi tentang penguasaan materi pembelajaran, pedekatan/ strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, peran aktif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, penggunaan bahasa, dan penilaian proses dan hasil belajar.
3. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran terbagi atas tiga (3) bagian penting yang tidak dapat dipisahkan. Atau dikenal dengan dokumen IPKG 3 yang menyangkut persoalan penilaian hasil belajar, IPKG 4 yang menyangkut pada analisis penilaian hasil belajar dan IPKG 5 mencangkup hal program tindak lanjut evaluasi pembelajaran.
a. Penilaian hasil belajar, mencangkup pada Penilaian pengetahuan kogniif, psikomotorik, afektif dan penilaian penugasan (PT/KMTT).
b. Analisis penilaian hasil belajar, meliputi ; analisis nilai pengetahuan (kognitif), dan analisis nilai praktik (Psikomotorik).
c. Program tindak lanjut, meliputi komponen perbaikan (remidial) dan komponen pengayaan (enrichment).
Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan.
konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa mengganti
Teknologi
yang
Misalnya dalam pembelajaran bahasa Inggris guru lebih dituntut untuk
peran
guru.
peserta didik, diantaranya membuat teks humor. Hal ini diharapkan untuk memotivasi siswa dalam melakukan penerjemahan karena teks humor yang lucu. Kedua, unsur ini kelucuan dapat digunakan untuk tes kemampuan siswa dalam mentransfer konten. Jika mereka atau orang lain bisa tertawa ketika membaca terjemahan, itu berarti bahwa terjemahan mereka sudah benar. Jika tidak, berarti ada kesalahan dalam mentransfer meaning sebagaimana dikutip dalam jurnal internasional
komunikatif
dengan
yang berjudul ”Difficulties in Translating Texts for Beginnern Translator Students, Julia Eka Rini English Department, Faculty of Letters, Petra Christian University Volume 9, Number 2, December 2007: 169-178.
Humor texts are used based on the following considerations. First, humor texts are expected to motivate students in doing translation because humor texts are funny. Second, this element of funniness can be used to test
students’ ability in transferring the content. If they or others can laugh when reading the
translation, it means that their translation is already correct. If not, it means that there is a mistake in transferring the meaning.It seems that transferring message or meaning and restructuring it into good Indonesian are not that easy. Students still make many mistakes in understanding the text and in restructuring it into good Indonesian.
Peran yang harus dilaksanakan guru dalam upaya membelajarkan siswa adalah:
a. Guru sebagai fasilitator Sebagai fasilitator, guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran, yaitu :
1) Guru harus memiliki ketrampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada giliranya tujuan 1) Guru harus memiliki ketrampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada giliranya tujuan
2) Guru
untuk mampu mengoperasikan berbagai jenis media, serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Berbagai perkembangan
dituntut
teknologi informasi memungkinkan setiap guru untuk dapat menggunakan
pilihan yang dianggap cocok.
berbagai
3) Sebagai fasilitator, guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
b. Guru sebagai pengelola Sebagai
pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, guru berperan sebagai manajer yang memiliki 4 fungsi umum, yaitu:
pengelola
1) Merencanakan tujuan belajar
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yangsangat penting bagi seorang manajer. Dalam kegiatan perencanaan ini, guru memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan
menulis silabus kegiatan pembelajaran, mengaloka-sikan waktu serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan.
tujuan,
2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar
untuk mewujudkan tujuan belajar.
Tujuan dari pengorganisasian adalah membuat agar siswa dapat bekerja dan belajar secara bersama-sama. Harus diingat bahwa pengorganisasian yang efektif hanya dapat diciptakan manakala siswa dapat belajar secara individual, karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah siswa secara individual meskipun pengajaran itu dilaksanakan secara klasikal. Misalnya dalam penyediaan bahan ajar seperti buku paket dalam pembelajaran. Rasio yang harus dipenuhi adalah 1:1 pada setiap peserta didik.
Di sekolah, buku teks yang baik berisi materi yang tidak hanya sesuai dengan kurikulum, tetapi juga harus ditulis dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Wacana buku teks dengan tingkat keterbacaan yang tinggi
mendukung pencapaian pendidikan yang berkualitas. Terlebih lagi, buku teks memberikan wacana dengan
akan akan
tingkat siswa keterbacaan
dengan
peserta program. Menimbang bahwa RSBI (program sekolah ini secara resmi ditutup pada 2012) sekolah menggunakan buku teks dalam bahasa Inggris, harus menggunakan bahasa Inggris yang dapat mudah diterima oleh siswa atau untuk mendukung keberhasilan program. Jika tingkat membaca bahan ajar sesuai dengan kondisi siswa, hal ini akan mendukung proses belajar dilakukan dengan benar sebagaimana dikutip dalam jurnal internasional The Readability of Science: Student ’s Book for Junior High School Year VIII Viewed From The Lexis and Grammatical Aspects (A Content Analysis of Science Lesson of Junior High Schools of Surakarta) Sri Handayani English Department Faculty of Teacher Training and Education Surakarta, Indonesia menyebutkan :
oleh
In school, good textbook contains material that is not only in accordance with the In school, good textbook contains material that is not only in accordance with the
3) Memimpin, yang meliputi memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa.
Fungsi memimpin adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong dan mengawasi murid, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan
adalah untuk membangkitkan motivasi dan mendorong murid-murid sehingga mereka menerima dan melatih tanggung jawab untuk belajar mandiri.
akhirnya
4) Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.
Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu, fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks, khususnya bila mengadakan kegiatan remidial.
c. Guru sebagai demonstrator Dalam setiap aspek kehidupan guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswanya. Biasanya apa yang di lakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Sebagai demonstrator dapat diartikan guru harus menjadi teladan bagi siswanya.
d. Guru sebagai evaluator Evaluasi
merupakan salah satu komponen yang memiliki peran sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran. Melalui evaluasi bukan saja guru dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya, akan tetapi juga dapat melihat sejauh mana siswa telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi guru diantaranya:
1) Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini 1) Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini
2) Evaluasi harus di laksanakan secara terus menerus, dengan menekankan kepada evaluasi hasil dan evaluasi proses. Artinya target evaluasi bukan hanya untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar yang telah dicapai siswa akan tetapi juga bagaimana siswa belajar.
3) Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian. Guru banyak yang beranggapan bahwa evaluasi identik dengan melaksanakan tes. Padahal tidak demikian, tes hanya sebagai salah satu instrumen untuk melaksanakan evaluasi. Masih banyak instrumen yang lain yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil yanng telah di capai siswa. Evaluasi harus dilaksanakan secara terbuka dengan melibatkan siswa. Hal ini di maksudkan agar siswa memahami tentang makna
Melalui pemahaman tersebut siswa akan terdorong untuk mengenal
evaluasi.
kelemahannya sendiri baik kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukannya maupun kelemahan dalam pencapaian hasil belajar.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan didalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun
2005 tentang standar Nasional Pendidikan bahwa salah satu standar yang harus dikembangkan dalam pembelajaran berbasis KTSP adalah standar proses. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Berdasarkan
diatas penulis menyimpulkan bahwa untuk memenuhi tanggung jawab guru dalam melaksanakan standar proses yang sudah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005), berikut adalah peran dan tugas-tugas yang harus dilakukan guru dari masing-masing bagian, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun dalam penilaian pembelajaran.
keterangan
e. Guru Sebagai Pengelola Sebagai
pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran dengan baik yang meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
pengelola
1) Silabus Guru sebagai agen pembelajaran bertugas untuk mengembangkan silabus. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru itu sendiri maupun oleh kelompok kerja guru/MGMP
koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan. Pengembangan silabusharus mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan KTSP. Dalam mengembangan
dibawah
guru harus menyusunya berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi diantaranya ilmiah, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan
silabus,
Silabus disusun berdasarkan
menyeluruh.
langkah-langkah sebagai berikut: (i) Identifikasi (ii) Pengembangan indikator
(iii) Pengembangan materi (iv) Pokok/pembelajaran
(v) Pengembangan kegiatan pembelajaran (vi) Penetapan jenis penilaian (vii) Penetapan alokasi waktu (viii) Penentuan sumber/bahan/alat
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Selain menyusun silabus, sebagai pengelola guru juga harus memformulasikan RPP yang disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai berikut :
(i) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. (ii) Mendorong partisipasi aktif peserta didik. (iii) Mengembangkan budaya membaca dan
menulis. (iv) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. (v) Keterkaitan dan keterpaduan. (vi) Menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun
komponen-komponen diantaranya kompetensi dasar, indikator pencapaian
dari
kompetensi, tujuan Pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembela- jaran, penilaian hasil belajar, dan sumber ajar.
3) Guru sebagai fasilitator Sebagai fasilitator, guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka guru harus melakukan proses pembelajaran dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. (i) Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru: Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
mengaitkan
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
(ii) Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, proses pembelajaran harus dilakukan secara interaktif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
inspiratif,
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini meliputi proses kolaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.
berpartisipasi
a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerap- 1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerap-
2. Menggunakan beragam pende-
katan
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainya.
didik
4. Melibatkan peserta didik secara
aktif
dalam
setiap kegiatan
pembelajaran.
5. Memfasilitasi peserta didik mela- kukan percobaan di laboraturium, studio, atau lapangan.
b. Elaborasi Dalam Kegiatan elaborasi, guru:
1. Membiasakan
peserta didik
membaca dan
menulis yang
beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain- lain untuk memun-culkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3. Memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyele- kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyele-
4. Memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran
kooperatif dan
kolaboratif.
5. Memfasilitasi
peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
6. Memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
secara lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
baik
7. Memfasilitasi
peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta
produk yang
dihasilkan.
8. Memfasilitasi
peserta didik
melakukan
kegiatan menum- buhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat , maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta
didik.
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi 2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
3. Memfasilitasi
peserta didik
melakukan
refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4. Memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh
pengalaman yang
bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar yang berfungsi.
(iii) Penutup Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
b. Melakukan
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan
tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan belajar peserta didik.
baik
e. Menyampaikan rencana pembela- jaran pada pertemuan berikutnya.
4) Guru sebagai evaluator
evaluator, guru harus melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki
Sebagai
pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau
proses
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik,
proses,
terprogram dengan menggunakan prinsip penilaian sebagai berikut :
dan
(i) Validitas (ii) Reliabilitas (iii) Menyeluruh (iv) Berkesinambungan (v) Terfokus kompetensi (vi) Komprehensif
(vii) Objektif (viii) Mendidik
(ix) Sistematis (x) Kebermaknaan
Beberapa hal yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi guru adalah :
(a) Evaluasi
dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. (b) Evaluasi harus di laksanakan secara terus menerus, dengan menekankan kepada evaluasi hasil dan evaluasi proses. (c) Evaluasi
harus
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian.
Beberapa instrumen yang bisa digunakan
standar penilaian dilakukan dengan cara: (a) Penilaian melalui portofolio (Portofolio) (b) Penilaian
dalam
melalui
unjuk kerja
(Performance). (c) Penilaian
melalui penugasan
(proyek/Project) (d) Penilaian
melalui
hasil kerja
(Produk/Product) (e) Penilaian melalui tes tertulis (paper & pen).
a. Fungsi, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Inggris.
1. Pengertian
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan
gagasan dan
perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana,
kemam-puan memahami dan menghasilkan teks
yakni yakni
keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan
empat
wacana dalam kehidupan bermasya-rakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris
diarahkan untuk
mengembangkan
keterampilan- keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Tingkat literasi mencakup performative,
functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional,
orang mampu
menggunakan
bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational,
orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemik orang mampu orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemik orang mampu
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik
dapat
mencapai tingkat
functional
berkomunikasi secara lisan dan tulisan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
yakni
2. Tujuan
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan
kompetensi berko-munikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.
kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
b. Memiliki
c. Mengembangkan
pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:
a. Kemampuan berwacana, yakni kemampuan
memahami atau menghasilkan teks lisan atau tulis memahami atau menghasilkan teks lisan atau tulis
berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi fungsional.
b. Kemampuan
memahami dan
menciptakan
berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa,
c. Kompetensi pendukung, yakni