Uji Signifikansi Silmutan Uji F Uji Signifikansi Parsial Uji T

nonfinansial. Maka dapat dilihat formulasi dari persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan : + e Y = Kinerja Karyawan α = Konstanta X 1 X = Kompensasi Finansial 2 b = Kompensasi Nonfinansial 1 , b 2 e = Faktor Pengganggu = Koefisien Regresi

3.10.4.1 Uji Signifikansi Silmutan Uji F

Priyatno 2009:48 menyatakan bahwa “Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak”. Ghozali 2006:84 menyatakan bahwa “Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat”. Situmorang, dkk 2008:114 menyatakan bahwa “untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F uji F. Jika F hitung F tabel , maka H o diterima atau H a ditolak, sedangkan jika F hitung F tabel , maka H o ditolak Universitas Sumatera Utara atau H a diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka H o ditolak dan H a diterima”.

3.10.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji T

Priyatno 2009:50-51 menyatakan bahwa “ Uji t untuk mempengaruhi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, pakah pengaruhnya signifikan atau tidak”. Ghozali 2006:84 menyatakan bahwa “Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Situmorang, dkk 2008:115 menyatakan bahwa “untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t uji t. Jika t hitung t tabel , maka H o diterima atau H a ditolak, sedangkan jika t hitung t tabel , maka H o ditolak dan H a diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka H o ditolak dan H a diterima”. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan Sejarah keberadaan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923, yakni ketika perusahaan swasta belanda bernama NV NIGEM OGEM membangun sentral listrik di tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi kantor PLN Cabang Medan di Jl. Listrik No. 12 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga oleh NV ANIWM Berastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937. Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, bergeraklah aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang diambil alih itu kemudian diserahkan kepada Pemerintah RI yakni kepada Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Dalam suasana hubungan antara Indonesia dan Belanda yang makin memburuk, maka pada tanggal 3 Oktober 1953 terbitlah Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945. Setelah Universitas Sumatera Utara