2.1.5.2 Teori Upah Insentif
Teori upah insentif menurut Hasibuan Edisi Revisi:129-
133 adalah : a. Piece Rate
1. Upah per potong proporsional Upah per potong proporsional dibayar berdasarkan
produktivitas pekerja dikalikan tarif upah per potong yang didapat dari penyelidikan waktu untuk
menentukan waktu standarnya. Misalnya: dalam keadaan normal, para pekerja bisa menghasilkan
500 unit selama 7 jam per hari kerja, inilah yang dijadikan standar penentuan tarif. Jika upah umum
perharinya adalah Rp. 5.000 maka tarif per potong 1 unit adalah 5.000:500 unit = Rp. 10unit. Misalkan
karyawan A menghasilkan 600 unit dalam satu hari kerja maka ia akan menerima upah sebesar 600 unit
x Rp 10 = Rp. 6.000. tetapi kalau karyawan B hanya bisa menghasilkan 450 unit per hari, maka ia akan
tetap menerima upah minimal sebesar Rp. 5.000. Ini dimasudkan untuk melindungi karyawan yang
kurang mampu berprestasi.
2. Upah per potong taylor Upah per potong taylor digunakan dengan cara
mengatur tarif yang berbeda untuk karyawan yang produktivitasnya tinggi dengan yang
produktivitasnya rendah. Mereka yang produktivitasnya tinggi ketika outputnya mencapai
rata-rata standar atau lebih, akan menerima upah per potong lebih besar daripada karyawan yang
bekerja dibawah rata-rata. Misalnya : standar produksi 500 unit selama 7 jam kerja. Untuk mereka
yang bisa mencapai standar atau melebihi akan menerima upah Rp. 10,00 per potomg, sedangkan
yang dibawah standar akan menerima hanya Rp. 5,00 per potong. Kalau karyawan A bisa
menghasilkan 600 unit, maka ia akan menerima 600x Rp. 10,00 = Rp. 6.000,00. Tetapi karyawan B
yang menghasilkan 450 unit akan menerima 450 x Rp. 5,00 = Rp. 2.250,00. Perbedaan upah ini
dimaksudkan untuk memacu karyawan agar bisa bekerja minimal sesuai dengan standar.
Universitas Sumatera Utara
3. Upah per potong kelompok Cara menentukan upah per potong kelompok adalah
dengan menentukan standar untuk kelompok. Mereka yang berada diatas standar kelompoknya
akan dibayar sebanyak unit yang dihasilkan dikalikan dengan tarif, sedangkan yang berada
dibawah standar akan dibayar sebesar jam kerja dikalikan dengan tariff per jamnya. Misalnya:
standar kelompok untuk 3 pekerjaadalah 50 unit per jam, atau 400 unit per hari kerja 8 jam kerja, tariff
per unit adalah Rp. 2,00. Tariff per jam untuk 3 jabatan adalah A = Rp. 31,25 ; B = Rp. 18,75 ; C =
Rp. 12,50. Apabila kelompok menghasilkan 500 unit dalam satu hari kerja 8 jam, maka penerimaan
keseluruhan untuk 3 orang tersebut adalah 500 x Rp 2,00 = Rp. 1.000.00. sedangkan upah berdasarkan
jam kerja untuk 3 pekerja tersebut adalah :
A : 8 x Rp. 31,25 = Rp. 250,00
B : 8 x Rp. 18,75 = Rp. 150.00
C : 8 x Rp. 12,50 = Rp. 100.00
Jumlah = Rp. 500,00
Membagi selisih antara Rp. 1.000,00 dengan Rp. 500,00 sebesar Rp. 500,00 bisa dengan cara
membagi sama rata untuk ke-3 pekerja yaitu Rp. 500,00 : 3 orang = Rp. 166,67 per orang. Jadi
setiap karyawan akan mendapatkan :
A : Rp. 250,00 + 166,67 = Rp. 416,67
B : Rp. 150,00 + 166,67 = Rp. 316,67
C : Rp. 100,00 + 166,67 = Rp. 216,67
Cara lainnya ialah dengan membagi premi ini berdasarkan imbangan nilai dari upah masing-
masing jabatan, yaitu : A akan menerima premi sebesar :
31,25 x Rp. 1000 – 500 =
31,25 + 18,75 + 12,50 31,25
x Rp. 500 = Rp. 250,00 62,50
B akan menerima premi sebesar :
Universitas Sumatera Utara
18,75 x Rp. 1000 – 500 =
31,25 + 18,75 + 12,50 18,75
x Rp. 500 = Rp. 150,00 62,50
C akan menerima premi sebesar : 12,50
x Rp. 1000 – 500 = 31,25 + 18,75 + 12,50
12,50 x Rp. 500 = Rp. 100,00
62,50 Jadi masing-masing akan menerima upah :
A : Rp. 250,00 + Rp. 250,00 = Rp. 500,00
B : Rp. 150,00 + Rp. 150,00 = Rp. 300,00
C : Rp. 100,00 + Rp. 100,00 = Rp. 200,00
b. Time Bonuses Time bonuses dibagi menjadi dua, yaitu premi
berdasarkan waktu yang dihemat dan premi berdasarkan waktu pengerjaan.
1. Premi berdasarkan waktu yang dihemat meliputi
halsey plan dan 100 time premium plan. a. Halsey plan
Pada halsey plan, presentase premi yang diberikan adalah 50 dari waktu yang hemat, dengan
anggapan bahwa tidak ada standar kerja yang akurat sekali. Misalnya: standar produksi 8 jam
kerja adalah 50 unit. Tarif per unit adalah Rp. 2,00 dan per jam kerja adalah Rp. 62,50 per hari
sebesar Rp. 500,00 . Jadi, karyawan A yang menghasilkan 600 unit dalam satu hari kerja akan
mendapatkan: Upah pokok = 8 jam x Rp. 62,50 = Rp.500,00
Premi = 50 x Rp. 500,00 = Rp. 250,00 +
Upah yang diterima = Rp.750,00 b. 100 time premium plan
Pada 100 time premium plan, persentase premi yang diberikan adalah 75. Jadi dengan mengacu
pada contoh diatas, jika menggunakan 100 time
Universitas Sumatera Utara
premium plan, maka yang didapat karyawan A adalah :
Upah pokok = 8 jam x Rp. 62,50 = Rp. 500,00 Premi
= 75 x Rp. 500,00 = Rp. 375,00 + Upah yang diterima = Rp. 875,00
2. Premi berdasarkan waktu pengerjaan meliputi rowan plan dan emerson plan
a. Rowan plan Pada rowan plan, premi yang didapat adalah dari
selisih antara hasil aktual dibagi dengan hasil aktual dikalikan jam kerja dan upah.
Dengan mengacu pada contoh diatas, akan didapat oleh karyawan A adalah:
Upah pokok = Rp.500,00 Premi 600-500 x 8 jam x Rp.62,50= Rp. 84.00+
600 Upah yang diterima = Rp. 584,00
b. Emerson plan Pada cara ini, perusahaan membuat tabel indeks
efisensi sesuai dengan kebijakan perusahaan. Misalnya tabel indeks efisiensi adalah:
Indeks Efisiensi Premi
50 50 – 75
7,5 75 – 100
15 100 – 125
22,5 125 – 150
30 Dan seterusnya.
Jadi pada contoh di atas, karyawan A mempunyai indeks efisiensi sebesar:
600 – 500 x 100 + 100 = 117
500 Maka yang didapatkan oleh karyawan A adalah:
Upah pokok = Rp.500,00 Premi : 22,5 x Rp. 500
= Rp. 250,00 + Upah yang diterima = Rp. 612,50
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.3 Upah Insentif kombinasi