Proses Adaptasi, Kompromi, Negosiasi dan Resistensi

6.3.2 Proses Adaptasi, Kompromi, Negosiasi dan Resistensi

Penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN) telah berhasil meningkatkan jaminan keamanan kepemilikan yang mengakibatkan investasi pada tanah meningkat, peningkatan harga tanah, penggunaan tanah lebih progresif, meningkatkan akses kredit, munculnya peluang‐peluang

58 Wawancara mendalam dengan para tokoh masyarakat dan penerima manfaat di lokasi penelitian.

182 | Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan 182 | Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan

Kegiatan PPAN/RA di lokasi penelitian pada umumnya diterima dengan antusias oleh masyarakat, mengingat sebuah kegiatan yang bersifat “gratis” dan adanya bantuan‐bantuan program lainnya. Faktor‐faktor yang mendukung kegiatan PPAN/RA ini antara lain kerja keras yang dilakukan oleh pihak BPN Lampung, mulai dari tahap sosialisasi hingga pemberian sertipikat. Upaya‐ upaya intensif sebagaimana yang dilakukan oleh Kepala Kanwil BPN Lampung pada saat itu sangat diingat oleh masyarakat. Selain itu, staff BPN yang tinggal di lokasi (live in) membuat masyarakat sangat percaya dengan kesungguhan pihak BPN dalam program PPAN/RA ini.

Masyarakat juga membantu petugas BPN dalam hal perintisan lokasi dan pengukuran, tanpa diberikan upah. Dengan demikian pihak BPN merasa sangat dibantu oleh keterlibatan masyarakat, mengingat masyarakatlah yang paling tahu lokasi di daerah itu dibandingkan staff BPN.

Peran kepala desa dan kepala dusun yang dianggap penting oleh masyarakat adalah dalam tahap sosialisasi dan pemberian berbagai surat keterangan untuk melengkapi dokumen administrasi pertanahan. Selain itu, di lokasi khususnya di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Tengah, peran Kelompok Masyarakat (Pokmas) menjadi jembatan yang penting untuk menghubungkan kepentingan masyarakat dengan pihak BPN. Sebagai suatu kelompok yang dibentuk oleh masyarakat, maka berbagai aspirasi masyarakat dapat tertampung di kelompok ini. Di lokasi di Blitar, peran kelompok masyarakat yang dominan dilakukan di Dusun Gambar Anyar, di mana peran Organisasi Tani, yaitu PPAB, sangat sentral dalam pelaksanaan program redistribusi dan sertifikasi tanah. Peran aktivis PPAB, seperti Ketua PPAB, dan aktivis PPAB

Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan | 183 Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan | 183

Namun, beberapa kasus‐kasus yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan PPAN/RA ini memperlihatkan masih adanya hal ‐hal yang perlu diperbaiki sebagai bahan pembelajaran program ini kedepan. Di Kabupaten Pesawaran Desa Pesawaran Indah, masalah pertama adalah keluhan dari beberapa orang yang merasa bahwa biaya sebesar Rp 150,000 itu dianggap cukup membebani mereka. Apalagi pada awalnya mereka menganggap program ini benar ‐benar gratis. Selain itu, masih terdapat 14 calon penerima sertipikat yang tidak dapat menerima sertipikatnya karena berbagai alasan. Alasan yang paling banyak adalah persil yang akan disertipikatkan mengandung potensi sengketa pada pihak keluarga. Selain itu, adapula pemilik tanah yang mempunyai surat bersegel mengenai tanahnya dan ketika surat segel tersebut diminat oleh BPN tidak diberikan, sehingga staff BPN tidak ingin mengambil resiko akan timbul sengketa dikemudian hari, oleh sebab itu sertipikat tidak diterbitkan.

Sementara di Lampung Tengah, Desa Sidorejo, yang menjadi masalah utama petani di Sidorejo adalah permodalan, permasalahan tersebut setidaknya berakar dari tiga hal yaitu: pertama, terbatasnya luasan tanah dan teknologi yang dikuasai petani sehingga tidak mampu menghasilkan pendapatan dan pembentukan modal (capital formation) yang memadai. Kedua, keterbatasan informasi dan akses yang dimiliki petani mengenai sumber ‐sumber dan jenis permodalan eksternal. Ketiga, andai pun petani memiliki akses kredit formal, mereka mengeluhkan panjangnya birokrasi atau prosedur perolehan, ketidaktepatan jumlah dan waktu terima, serta adanya diskriminasi terhadap mereka. Program sertipikasi tanah melalui PPAN belum memberi pengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan petani selaku pemilik tanah apabila Sertipikat Hak Milik (SHM) yang telah

184 | Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan 184 | Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan

Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan | 185

186 | Strategi Pembaruan Agraria untuk Mengurangi Kemiskinan