2 Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3, pelatihan dan penelitian K3 di RS.
3 Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3. 4 Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan
korektif. 5 Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS.
6 Memberi nasehat tentang manajemen k3 di tempat kerja, kontrol bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
7 Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai kegiatannya.
8 Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, pembangunan gedung dan proses.
2.1.5 Struktur Organisasi K3 di Rumah Sakit
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 432 tahun 2007 bahwa Organisasi K3 berada 1 tingkat di bawah direktur, bukan kerja
rangkap dan merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS. Hal ini dikarenakan organisasi K3 RS berkaitan langsung dengan
regulasi, kebijakan, biaya, logistik dan SDM di rumah sakit. Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3 RS, yang dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan
seluruh unit kerja di RS. Keanggotaan: a. Unit pelaksana K3 RS beranggotakan unsur-unsur dari petugas dan jajaran
direksi RS. Akan sangat efektif bila ada yang berlatarbelakang pendidikan K3.
Universitas Sumatera Utara
b. Unit pelaksana K3 RS terdiri dari sekurang-kurangnya ketua, sekretaris dan anggota. Pelaksanaan tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris serta
anggota. c. Ketua unit pelaksana K3 RS sebaiknya adalah salah satu manajemen tertinggi
di RS atau sekurang-kurangnya manajemen dibawah langsung direktur RS. d. Sedang sekretaris unit pelaksana K3 RS adalah seorang tenaga profesional K3
RS, yaitu manajer K3 RS atau ahli K3 berlatarbelakang pendidikan K3.
2.1.6 Konsep Kinerja
Kelangsungan hidup suatu organisasi salah satunya tergantung kepada kinerja atau prestasi kerja pegawainya dalam melaksanakan pekerjaan karena
pegawai merupakan unsur organisasi terpenting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian tujuan organisasi menjadi kurang efektif apabila banyak pegawainya
yang tidak memiliki kinerja atau berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi organisasi. Oleh karena itu kinerja atau prestasi pegawai harus
benar-benar diperhatikan. Untuk mengetahui konsep dasar mengenai kinerja atau prestasi kerja
pegawai maka perlu diuraikan konsep pengertian dan manfaat penilaian kinerja atau prestasi kerja, metode dan ukuran yang digunakan, permasalahan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja atau prestasi kerja serta efektifitas penilaian kinerja atau prestasi kerja dalam rangka meningkatkan motivasi kerja
pegawai.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Pengertian dan Manfaat Penilaian Kinerja