Distribusi Kadmium Bio Transformasi Metabolisme Kadmium dalam Tubuh

e. Melalui konsumsi daging yang diberi obat anthelminthes yang mengandung kadmium Cd. Absorpsi Kadmium dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap yaitu: a. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border ke dalam sel mukosa. b. Transpor kadmium ke dalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan terutama di deposit di hati dan ginjal. Seperti halnya Zn kadmium memiliki afinitas yang tinggi pada testis sehingga konsentrasi pada jaringan testis jauh lebih tinggi pada jaringan lain.

2.6.9.2. Distribusi Kadmium

Setelah kadmium memasuki darah kemudian didistribusikan dengan cepat ke seluruh tubuh. Pengikatan kadmium dalam jaringan bisa menyebabkan lebih tingginya konsentrasi kadmium dalam jaringan tersebut.Ikatan kovalen bersifat nonreversible dan akan memberikan efek toksik, sedangkan ikatan non kovalen bersifat reversible. Ikatan non kovalen terdiri dari : a. Protein plasma yang bisa mengikat senyawa asing kadmium sehingga sulit untuk didistribusikan ke ruang ekstravaskular. b. Hepar dan ginjal memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat kadmium. Pengikatan kadmium bisa meningkatkan konsentrasinya dalam organ. Kadmium memiliki afinitas yang kuat terhadap hepar dan ginjal. Pada umumnya sekitar 50-75 dari beban kadmium dalam tubuh terdapat pada kedua organ tersebut Widowati,Sastiono, Jususf,2008. Universitas Sumatera Utara

2.6.9.3. Bio Transformasi Metabolisme Kadmium dalam Tubuh

Metabolisme atau proses fisiologis tubuh, dikenal dengan juga dengan transformasi biologis Bio-transformasi. Metabolisme merupakan suatu proses atau peristiwa kinerja yang terjadi dalam tubuh setiap organisme hidup. Metabolisme atau bio- transformasi dari bahan-bahan beracun merupakan faktor penentu utama terhadap daya racun dari zat terkait. Melalui proses bio-transformasi ini, bahan-bahan beracun seperti kadmium yang masuk dalam tubuh akan mengalami peningkatan daya racun yang dimilikinya. Karena dalam peristiwa ini, setiap zat atau mineral yang masuk akan diolah dan diubah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana. Proses perubahan bentuk yang merupakan rangkaian peristiwa kimiawi, suatu bahan beracun dapat saja berikatan dengan bahan beracun lain yang akan meningkatkan daya racunnnya yang sudah ada dan atau sebaliknya, berikatan dengan bahan beracun lain yang antagonis sehingga menurunkan dan bahkan menetralkan daya racun yang semula ada Palar,2004. Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin. Sejumlah kecil Cd dalam darah mungkin ditransportasikan oleh metalotionin. Absorpsi Cd melalui gastrointestinal lebih rendah dibandingkan absorpsi melalui respirasi, yaitu sekitar 5-8 . Kadmium yang ditransportasikan dalam darah berikatan dengan protein yang memiliki berat molekul rendah yaitu metalotionin MT yang memiliki berat molekul 6.000, banyak mengandung sulfhidril dan dapat mengikat 11 Cd dan Zn. Dalam Universitas Sumatera Utara isolat MT yang berasal dari ginjal, ditemukan Zn sebesar 2.2 dan Cd 5,9 . Metalotionin memiliki daya ikat yang sama terhadap beberapa jenis logam berat sehingga kandungan logam berat bebas dalam jaringan berkurang. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim. Metalotionin merupakan protein yang sangat peka dan akurat sebagai indikator pencemaran. Logam Cu dapat digantikan oleh kadmium sehingga peran Cu dalam pembentukan ikatan-ikatan kovalen koordinasi antarmolekul protein terganggu. Logam berat kadmium memiliki afinitas yang tinggi terhadap unsur S yang menyebabkan kadmium menyerang ikatan belerang dalam enzim sehingga enzim yang bersangkutan tidak aktif. Menurut Manahan dalam Widowati, Sastiono, Jusuf 2008, Kadmium terikat pada sel-sel membran sehingga menghambat proses transformasi melalui dinding-dinding sel. Defisiensi Ca, Fe dan rendah protein di dalam makanan dapat meningkatkan absorpsi kadmium dalam tubuh. Sedangkan kecukupan Zn dalam makanan bisa menurunkan absorpsi kadmium.Hal tersebut di duga karena Zn merangsang produksi metalotionin Widowati, Sastiono, Jusuf, 2008.

2.6.9.4. Ekskresi Kadmium Sebagian besar kadmium masuk melalui saluran pencernaan dan dibuang